• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan Sub Direktorat Anti Money Laundering (AML) yang bertanggung jawab atas

Dalam dokumen Laporan Tata Kelola Perusahaan (Halaman 140-150)

Mawar I.R. Napitupulu Anggota (Pihak Independen)

B. Kondisi pada saat aktivasi RP

2. Pembentukan Sub Direktorat Anti Money Laundering (AML) yang bertanggung jawab atas

penerapan program APU-PPT

Dalam menjalankan fungsinya, Sub Direktorat AML berada di Kantor Pusat, melapor dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan. Sub Direktorat AML terdiri dari staf yang memiliki pengetahuan dan pengalaman perbankan yang memadai mengenai penilaian dan mitigasi risiko terkait penerapan program APU dan PPT.

Jumlah staf pada Sub Direktorat AML mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 10 (sepuluh) orang menjadi 20 (duapuluh) orang per posisi 31 Desember 2017. Di samping itu, mengingat skala

Bank yang besar, maka pada setiap cabang dan unit bisnis tertentu dibentuk Tim AML Lokal, yang saat ini secara keseluruhan berjumlah 3.200 karyawan.

3. Sistem Infomasi Manajemen dalam rangka penerapan APU dan PPT

Untuk keperluan pemantauan profil dan transaksi Nasabah, CIMB Niaga telah memiliki sistem aplikasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan mengenai karakteristik transaksi yang dilakukan oleh nasabah, termasuk identifikasi transaksi keuangan mencurigakan. Aplikasi ini mampu untuk melakukan pemantauan secara menyeluruh terhadap semua transaksi nasabah di Bank, termasuk produk kartu kredit, wealth management dan custody. Aplikasi ini dilengkapi dengan parameter dan threshold, yang secara berkesinambungan dievaluasi sesuai dengan perkembangan modus pencucian uang dan pendanaan terorisme. Aplikasi ini juga memiliki fungsi untuk pelaksanaan proses screening terhadap watchlist serta pelaporan LTKM, LTKT dan LTKL. Bank secara berkesinambungan juga terus melakukan penyempurnaan (enhancement) terhadap aplikasi yang digunakan untuk menambahkan berbagai fungsi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem.

4. Pelatihan APU dan PPT kepada karyawan

Pelatihan APU dan PPT wajib diikuti oleh semua karyawan secara berkala. Metode pelatihan dilakukan baik secara tatap muka, dengan materi yang disesuaikan dengan jenis peserta pelatihan, maupun melalui e-learning. Bagi staf Sub Direktorat AML, diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi APU dan PPT untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan analisa dan mitigasi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme. Jumlah karyawan peserta pelatihan APU dan PPT Bank selama tahun 2017 mencapai sebanyak 15.354 karyawan.

5. Pengendalian Intern untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas dari program APU dan PPT

Untuk memastikan bahwa penerapan program APU dan PPT sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan, diterapkan prosedur self assessment pada unit bisnis dan unit kerja lainnya untuk dilakukan validasi oleh Sub Direktorat AML, sebelum

dilaporkan kepada Direktur Kepatuhan. Selain itu, SKAI maupun auditor eksternal (OJK, BI, PPATK dan BNM) secara rutin melakukan audit terhadap implementasi program APU dan PPT Bank.

6. Pelaporan dan pemenuhan permintaan data kepada regulator/penegak hukum

a. Pelaporan ke PPATK dalam rangka implementasi APU dan PPT dilakukan oleh Sub Direktorat AML di kantor pusat. Selama tahun 2017, pelaporan yang telah dilakukan oleh Sub Direktorat AML adalah sebagai berikut:

Jumlah Laporan

113.124

LTKT LTKM LTKL SIPESAT

1.206.176

1.145

497.724

b. Sub Direktorat AML memberikan respon atas permintaan data dari PPATK dan KPK yang selama tahun 2017 berjumlah sebagai berikut:

Instansi Jumlah Permintaan Data

PPATK 153

KPK 120

7. Screening terhadap watchlist

Bank melakukan screening pada setiap pembukaan rekening dan hubungan usaha baru terhadap watchlist yang diterbitkan oleh otoritas berwenang maupun watchlist yang lazim digunakan dalam best practice secara internasional (antara lain The Office of Foreign Assets Control (OFAC) List, United Nation (UN) List, Daftar Terduga Teroris dan

Organisasi Teroris (DTTOT) dan Daftar Proliferasi Pendanaan Senjata Pemusnah Massal), daftar Politically Exposed Peoples (PEP) dan pemberitaan negatif (adverse news). Selain memiliki watchlist yang bersifat internal, sejak tahun 2017 Bank telah berlangganan database watchlist dari Thomson Reuters-Worldcheck. Bank juga melakukan screening ulang atas seluruh nasabah existing pada setiap kali terjadi pembaharuan/penambahan watchlist.

8. Uji kepatuhan dan pemberian opini terkait APU dan PPT

Selama tahun 2017 Sub Direktorat AML melakukan uji kepatuhan terhadap 43 (empat puluh tiga) produk baru dan 53 (lima puluh tiga) usulan kebijakan dan prosedur dari unit kerja terkait, untuk memastikan pemenuhannya terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku terkait APU dan PPT. Selain itu, Sub Direktorat AML memberikan sebanyak 635 (enam ratus tiga puluh lima) opini kepada unit kerja bisnis dan unit kerja lainnya terkait berbagai pertanyaan dan permasalahan yang berkaitan dengan penerapan APU dan PPT.

9. Penilaian Risiko APU dan PPT

Di tahun 2017, Bank telah mengembangkan metode pendekatan berbasis risiko (risk based approach) guna melakukan pengukuran risiko APU dan PPT di tingkat nasabah (customer risk rating) maupun secara bank-wide (Bank AML risk rating):

a. Customer AML Risk Rating (CRR), yaitu pengukuran risiko APU dan PPT yang melekat pada masing-masing nasabah dengan menggunakan indikator-indikator yang antara lain mencakup identitas/profil nasabah, faktor geografis/negara maupun kegiatan usaha nasabah.

b. Bank AML Risk Rating (BARR), yaitu pengukuran Risiko APU dan PPT secara bankwide. Dalam tahapan pertama adalah ditentukan indikator-indikator yang bersifat inherent (antara lain jumlah nasabah berisiko tinggi, volume produk dan jasa berisiko tinggi, volume transaksi tunai, volume transaksi antar negara, jumlah nasabah, volume dana pihak ketiga) maupun tingkat pengendalian risiko dan kontrol APU dan PPT pada cabang/unit bisnis yang bersangkutan berdasarkan hasil self assessment yang divalidasi secara berkala oleh Sub Direktorat AML. Hasil risk rating pada tingkat cabang/unit bisnis akan dikonsolidasikan untuk menghasilkan risk rating AML secara bank-wide dengan memperhatikan beberapa faktor penyesuaian (adjusment factor) seperti pelaksanaan tindak lanjut atas temuan audit serta adanya sanksi administratif atau denda dari regulator.

c. Berdasarkan penilaian yang kami lakukan, Profil Risiko Kepatuhan Bank secara keseluruhan pada akhir semester 2/2017 adalah “Rendah- Moderat”. Penilaian ini berdasarkan ketentuan minimum OJK mengenai tingkat kesehatan dan metodologi internal Risk Control Self Assesment (RCSA) maupun Bank AML Risk Rating (BARR) untuk penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).

Penunjukan akuntan publik dan penentuan biaya berdasarkan rekomendasi Komite Audit dan mendapat persetujuan RUPS sesuai dengan ketentuan OJK.

Informasi selengkapnya bisa dilihat pada bagian RUPS pada Laporan Tahunan ini.

NAMA AKUNTAN PUBLIK

Angelique Dewi Daryanto, S.E., CPA

NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan.

EFEKTIVITAS DAN FREKUENSI KOMUNIKASI AKUNTAN PUBLIK EKSTERNAL DAN DIREKSI

Selama pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik, komunikasi dan kerja sama antara Akuntan Publik dan Direksi dilaksanakan secara intensif dan regular.

PENGAWASAN ATAS AUDITOR EKSTERNAL

Pada tahun 2017, Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit atas laporan keuangan konsolidasian Bank adalah KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (a member firm of PricewaterhouseCoopers Global Network). Penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan dilakukan melalui proses yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penunjukan tersebut telah ditelaah dan diawasi oleh Komite Audit termasuk dalam hal penetapan biaya audit atas dasar kewajaran.

Komite Audit melakukan pengawasan selama pelaksanaan proses audit eksternal melalui pertemuan secara rutin dengan Kantor Akuntan Publik untuk membahas rencana pemeriksaan seluruh temuan dan perkembangan selama pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, membantu dan

memastikan bahwa tidak terdapat hambatan dalam pelaksanaan audit serta melakukan evaluasi atas kualitas proses audit, memastikan pelaksanaan audit telah sesuai ketentuan dan standar yang berlaku.

JUMLAH PERIODE AKUNTAN DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) TELAH MENGAUDIT LAPORAN KEUANGAN BANK

Sesuai SEBI No.3/32/DPNP tentang Hubungan antara Bank, Akuntan Publik, dan Bank Indonesia, penunjukan KAP yang sama hanya dapat dilakukan untuk periode audit 5 (lima) tahun buku berturut-turut, kecuali jika memenuhi kondisi tertentu dan atas persetujuan dari otoritas yang berwenang. Pada tahun 2017, KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (a member firm of PricewaterhouseCoopers Global Network) merupakan KAP yang melakukan audit Bank untuk periode ketiga. Penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan telah mendapatkan persetujuan dari OJK melalui Surat No.S-124/PB.332/2016 tanggal 9 Agustus 2016.

JASA LAIN YANG DILAKUKAN AKUNTAN & KAP TERHADAP CIMB NIAGA SELAIN MEMBERIKAN JASA AUDIT

Pada tahun 2017, tidak ada fee yang dibayarkan kepada Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis &

Rekan untuk jasa non-audit.

BIAYA AUDIT 2017

Total biaya audit pada tahun 2017 sebesar Rp8.299.494.000, yang mencakup biaya audit tahunan sebesar Rp7.220.094.000 dan audit atas anak perusahaan (CNAF) sebesar Rp1.079.400.000.

Berikut adalah Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit Bank selama 5 (lima) tahun terakhir:

Tahun Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik (KAP) Penanggung Jawab

2017 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan Angelique Dewi Daryanto, S.E., CPA 2016 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan Drs. Muhammad Jusuf Wibisana, M.Ec., CPA 2015 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan Drs. Muhammad Jusuf Wibisana, M.Ec., CPA 2014 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan Drs. Haryanto Sahari, CPA

2013 KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan Drs. Haryanto Sahari, CPA

CIMB Niaga memenuhi kewajiban transparansi dan publikasi kondisi keuangan dan non-keuangan sesuai ketentuan berlaku, melalui penyampaian dan publikasi informasi baik melalui media cetak maupun situs web Bank sebagaimana berikut ini:

1. Laporan Keuangan Bulanan kepada regulator, yang juga dipublikasikan melalui situs web BI dan CIMB Niaga.

2. Laporan Keuangan Triwulan kepada regulator, yang juga dipublikasikan melalui media cetak dan situs web CIMB Niaga.

3. Laporan Tahunan CIMB Niaga yang disusun dan disajikan sesuai ketentuan dan disampaikan kepada regulator, rating agency, lembaga pengembangan perbankan, lembaga/institusi riset dan majalah keuangan dan dipublikasikan melalui situs web CIMB Niaga.

4. Informasi Tata Kelola Perusahaan, yang diantaranya adalah Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan, Visi, Misi, Nilai Perusahaan, Komposisi dan Profil

Pembelian kembali (Buyback) Saham dan Obligasi CIMB Niaga

Pada tanggal 25 Juli 2017, CIMB Niaga telah mendapatkan persetujuan OJK melalui surat No.S-63/PB.33/2017 untuk membeli sahamnya kembali (share buyback) sejumlah maksimal 2% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh yang selanjutnya akan digunakan sebagai Management Employee Stock Ownership Program (MESOP) yang akan efektif di tahun 2018. Rencana pembelian kembali ini sebelumnya telah disetujui oleh pemegang saham melalui RUPSLB 25 April 2017 dan RUPSLB 24 Agustus 2017.

Sesuai dengan persetujuan tersebut, per 31 Desember 2017 Bank telah melakukan pembelian kembali sahamnya sebanyak 194.407.492 (seratus sembilan puluh empat juta empat ratus tujuh ribu empat ratus sembilan puluh dua) lembar saham dengan kisaran harga per-saham antara Rp1.191 (nilai penuh) sampai dengan Rp1.303 (nilai penuh) (atau rata-rata harga per saham sebesar Rp1.249,45 (nilai penuh) dengan total nilai perolehan sebesar Rp242.901.672.210 (dua ratus empat puluh dua milyar sembilan ratus satu juta enam ratus tujuh puluh dua ribu dua ratus sepuluh rupiah) (termasuk biaya komisi dan pajak).

Di sepanjang tahun 2017, Bank tidak pernah melakukan pembelian kembali obligasi yang diterbitkan oleh Bank.

Dewan Komisaris dan Direksi, serta ketentuan internal terkait tata kelola mulai dari Anggaran Dasar hingga Piagam Komite-komite yang juga dipublikasikan melalui situs web CIMB Niaga.

5. Informasi Produk dan Layanan Bank termasuk jaringan kantornya dipublikasikan melalui Laporan Tahunan dan situs web CIMB Niaga, agar nasabah, investor dan masyarakat luas dapat dengan mudah mengakses informasi atas produk dan layanan Bank.

6. Informasi Prosedur Penyampaian Pengaduan, Kebijakan Keamanan Informasi dan Tips bagi Nasabah dalam menggunakan layanan perbankan yang dipublikasikan melalui situs web CIMB Niaga untuk pelaksanaan ketentuan perlindungan konsumen.

7. Informasi lainnya yang bertujuan untuk mendukung keterbukaan informasi, edukasi keuangan dan layanan kepada masyarakat.

Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Politik

Kebijakan Dividen tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2017 yang telah disampaikan kepada OJK yaitu dimana CIMB Niaga memungkinkan untuk melakukan pembagian dividen dengan kondisi sebagai berikut: (i) Bank mencapai target laba sebelum pajak;

dan (ii) tingkat CAR Bank setelah pembagian dividen dan proyek investasi lainnya yang mengkonsumsi permodalan secara signifikan, secara total, tidak kurang dari 17,5% di tahun 2017. Namun demikian pembagian dividen tersebut tetap mempertimbangkan kondisi dan kemampuan Bank serta memperhatikan kebutuhan permodalan dan kelangsungan usaha guna menjaga perkembangan bisnis Bank kedepan.

Pada periode tahun 2017 dan 2016, sesuai dengan keputusan RUPST 2017 tanggal 25 April 2017 dan RUPST 2016 tanggal 15 April 2016, CIMB Niaga tidak melakukan pembagian dividen. Pada tahun 2017, Bank tidak menyisihkan cadangan wajib dari laba bersih tahun buku 2016, oleh karena jumlah cadangan wajib Perseroan telah memenuhi ketentuan jumlah minimum cadangan wajib sesuai Pasal 70 Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sehingga seluruh laba bersih CIMB Niaga tahun buku 2016 tersebut akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan usaha Bank.

Dalam hal kegiatan sosial, CIMB Niaga percaya bahwa kegiatan sosial memberi dampak positif kepada khalayak yang lebih luas untuk jangka panjang.

Untuk itu, CIMB Niaga menganjurkan karyawan untuk membantu dan mendukung kegiatan sosial yang diadakan oleh Bank sebagaimana diatur di dalam Kebijakan Kode Etik dan Perilaku Kepegawaian Bank dengan No. A.07.10 tanggal 16 Juni 2017.

Sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial, CIMB Niaga mengalokasikan sebagian biaya operasionalnya untuk membangun masyarakat dan lingkungannya.

Penjelasan rinci terkait dengan tanggung jawab sosial Bank disampaikan dalam bagian khusus tentang

“Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” dan Laporan Keberlanjutan tahun 2017 yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Laporan Tahunan ini.

Dalam hal politik, Bank memberikan kebebasan bagi seluruh karyawan dalam menyalurkan aspirasinya dalam kegiatan politik. Namun demikian. Kebijakan Kode Etik dan Perilaku Kepegawaian Bank mengatur batasan-batasan tertentu terkait keterlibatan Bank dan karyawan dalam kegiatan politik guna menghindari timbulnya benturan kepentingan, termasuk di dalamnya namun tidak terbatas terhadap pemberian dana untuk kepentingan politik. Kebijakan ini diterapkan guna menjaga independensi dan profesionalisme Bank dan karyawan.

Penyediaan dana kepada pihak terkait (individu atau kelompok, termasuk Direksi, Komisaris dan Pejabat Eksekutif Bank serta pihak terkait lainnya) yang dilakukan oleh Bank telah dilakukan secara wajar dengan dengan kebijakan harga dan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi.

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dilaksanakan dengan mengacu kepada PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan atas PBI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank Umum dan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan internal Bank, serta wajib mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

Selama tahun 2017, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan BMPK dalam penyediaan dana kepada pihak terkait CIMB Niaga.

Kebijakan Perlindungan Nasabah

Bagi CIMB Niaga, nasabah merupakan salah satu stakeholders yang berperan penting bagi peningkatan kinerja dan keberlanjutan usaha Bank. Oleh karena itu, sudah menjadi salah satu komitmen CIMB Niaga untuk memberikan layanan prima, termasuk perlindungan bagi para nasabahnya. Hal ini diwujudkan dengan adanya Customer Resolution Unit (CRU) yang bertanggung jawab menangani pengaduan nasabah atas produk dan jasa Bank. CRU secara konsisten meningkatkan kualitas penyelesaian pengaduan nasabah, dengan cara melakukan evaluasi berkala untuk tindakan perbaikan dan percepatan penyelesaian pengaduan nasabah.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah nasabah sebesar 27% menjadi 7,4 juta nasabah di 2017, jumlah transaksi keuangan meningkat 37% menjadi 290,3 juta. Persentase pengaduan nasabah terhadap jumlah transaksi keuangan meningkat dari 0,025% di 2016 menjadi 0,033% di 2017. Meski demikian, Bank secara konsisten meningkatkan kualitas penyelesaian pengaduan nasabah. Hal ini tercermin dengan meningkatnya penyelesaian pengaduan nasabah sesuai SLA dari 90% di 2016 menjadi 94% di 2017.

Selain itu, CIMB Niaga juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Berbagai upaya telah dilakukan seperti perbaikan proses kerja dengan mengadopsi metode lean six sigma, memberikan pilihan dan kemudahan bertransaksi bagi nasabah melalui layanan CIMB Niaga 14041, maupun campaign internal Layanan Dari Hati yang bertujuan membentuk budaya customer-centric dari seluruh karyawan CIMB Niaga.

CIMB Niaga juga aktif berpartisipasi dalam Working Group Mediasi Perbankan yang bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan serta bank-bank lainnya untuk menyelenggarakan program edukasi nasabah, baik dalam bentuk seminar perbankan maupun kegiatan lainnya.

Perlindungan Hak Kreditur

CIMB Niaga menerapkan sistem keterbukaan informasi secara jujur dan transparan serta memperlakukan persamaan (equal treatment) kepada seluruh kreditur tanpa adanya diskriminasi guna melindungi hak- hak kreditur. Dengan keterbukaan informasi, seluruh kreditur maupun mitra usaha berhak memperoleh informasi yang relevan sesuai kebutuhannya sehingga masing-masing pihak dapat membuat keputusan yang objektif atas dasar pertimbangan yang adil, wajar dan akurat.

Bank telah mengatur tentang kebijakan Anti Korupsi di Bank yang tertuang di dalam Kode Etik & Perilaku Kepegawaian.

Selain itu, dalam rangka mendukung penerapan Kebijakan Anti Korupsi, CIMB Niaga memiliki program

“Ayo Lapor” yang diatur dalam Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) pada Laporan Tahunan ini.

Dalam rangka menjamin hak-hak kreditur dilaksanakan dengan baik, hak-hak tersebut dituangkan dalam perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Sebagai bagian dari pelaksanaan dari hak-hak kreditur, Bank menjalankan kewajibannya sebagaimana yang diperjanjikan dengan tepat waktu dan berupaya untuk menghindari keterlambatan maupun kelalaian yang berpotensi menimbulkan kerugian kedua belah pihak.

Pemenuhan Penyampaian Laporan Keberlanjutan 2017

CIMB Niaga telah menyusun dan mempublikasikan Laporan Keberlanjutan tahun 2017 yang memuat kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial termasuk pelaksanaan program dan kegiatan CSR Bank. Laporan Keberlanjutan tersebut telah disusun sesuai dengan Standar Global Reporting Initiative (GRI), opsi Core.

CIMB Niaga mengelola risiko secara terintegrasi melalui penyelarasan risk appetite dengan strategi bisnis, sejalan dengan kerangka kerja Enterprise Wide Risk Management (EWRM). EWRM merupakan kerangka kerja yang komprehensif yang mencakup pengelolaan risiko atas berbagai aktivitas dan pengambilan keputusan bisnis Bank. Lebih dari itu, EWRM juga digunakan untuk mengindentifikasi kebutuhan modal Bank.

Salah satu komponen utama dari kerangka kerja EWRM adalah penerapan tata kelola manajemen Bank yang kuat yang berfungsi meningkatkan mekanisme four eyes principle dan transparansi dalam seluruh proses manajemen risiko. Bank melibatkan seluruh jajaran dalam organisasi mulai dari Direksi, manajemen senior dan seluruh karyawan dalam penerapan proses manajemen risiko melalui konsep tiga lini pertahanan (three lines of defense). Bank menjadikan manajemen risiko sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Bank dan proses pengambilan keputusan.

Pembahasan mengenai risiko menjadi hal utama dan fundamental dalam proses perencanaan bisnis, termasuk dalam penyusunan risk appetite, risk posture dan produk/aktivitas baru, untuk memastikan kesesuaian antara strategi, pertumbuhan, rencana operasional, permodalan dan risiko. Dalam hal ini, Bank mengoptimalkan fungsi manajemen risiko untuk mendukung dan mempengaruhi keputusan bisnis terkait penetapan harga, alokasi sumber daya dan keputusan bisnis lainnya. Dengan demikian, Bank diharapkan akan mampu untuk memelihara kepercayaan nasabah, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Proses manajemen risiko pada EWRM CIMB Niaga mencakup proses identifikasi risiko yang dianggap signifikan dalam kegiatan bisnis Bank; pengukuran risiko dan agregasi risiko dilakukan dengan metodologi yang memadai sementara pengelolaan dan pengendalian serta pelaporan risiko yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mengevaluasi dan mengelola risiko, juga untuk memastikan bahwa eksposur risiko telah sesuai dengan risk appetite Bank.

Implementasi EWRM merupakan inisiatif yang berkelanjutan dan didukung oleh infrastruktur manajemen risiko yang memadai. Hal ini mencakup penyusunan dan pengkinian kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang sesuai untuk menjaga tingkat risiko pada batas-batas yang ditentukan serta sumber daya manusia dan teknologi yang memadai.

Pelaksanaan EWRM juga didukung oleh adanya Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berperan sebagai pihak yang independen.

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO

CIMB Niaga menggunakan 2 (dua) pendekatan dalam proses identifikasi risiko yaitu penilaian profil risiko dan Comprehensive Risk Assessment (CRA). Metodologi yang digunakan dalam penilaian profil risiko mengacu kepada ketentuan dari regulator, sedangkan CRA merupakan pendekatan internal atas proses identifikasi risiko yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan. Dalam menentukan jenis-jenis risiko material, selain mempertimbangkan dampak finansial yang ditimbulkan, juga dilihat pengaruhnya terhadap dampak non finansial, antara lain reputasi dan kepatuhan terhadap ketentuan regulator.

JENIS-JENIS RISIKO

Risiko utama yang dikelola oleh Bank berdasarkan hasil CRA adalah 9 (sembilan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko suku bunga di banking book sejalan dengan jenis risiko yang harus dikelola oleh Bank dalam proses penilaian profil risiko. Khusus untuk UUS terdapat 2 (dua) jenis risiko tambahan, yaitu risiko imbal hasil dan risiko investasi, sesuai dengan POJK No. 65/POJK.03/2016 tanggal 23 Desember 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan sesuai dengan POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 19 November 2014 terkait Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan, Bank juga mengelola risiko transaksi intragroup.

Dalam dokumen Laporan Tata Kelola Perusahaan (Halaman 140-150)

Dokumen terkait