• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

2. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Produk pembiayaan merupakan salah satu produk unggulan di Lembaga Keuangan Syariah Khususnya bagi lembaga seperti Bank Syariah, Koperasi Syariah serta Pegadaian Syariah. Pembiayaan atau financing merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain guna mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.19

bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Menurut Undang- Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai tertentu untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil20

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyrakah.

18 Erangga ,A.S, & Anwar,M.K (2013) .Oprasional Gadai Dengan Sistem Syariah PT. Pegadaian ( Persero) Surabaya. JURNAL AKUNTASI UNESA ,2(1).

19 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Syariah suatu Kajian Teoritis Praktis , (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hal 281.

20Burhanuddin S, Aspek Lembaga Keungan Syariah, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010),hal.171

17

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi dan multijasa21.

Dengan dalil yang telah tercantum mengenai pembiayaan sesuai syarat-syarat yang sudah sangat jelas yang memberi keuntungan kepada dua pihak ,sebagaiamana firman Allah SWT dalam surah An- Nisa(4) ayat 29:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu 22

Pembiayaan merupakan penyediaan uang oleh lembaga keuangan syariah kepada nasabah , yang mana mewajibkan pihak yang meminjam untuk melunasi hutangnya apabila jatuh tempo dan menyertrakan imbalan atau bagi hasil. Hal ini dilakukakan terlebih dahulu antara pihak lembaga keuangan dengan nasabah.

b. Tujuan Pembiayaan

Pemberian pembiayaan mempunyai tujuan tertentu, tujuan pemberian pembiayaan tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan .Adapaun tujuan utama pemberian pembiayaan adalah antara lain:

1) Mencari keuntungan

21 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 Angka 25 tentang Perbankan Syariah

22 Depag, R.I Al-Quran dan Terjemahan, Jakarta Timur, PT. Insan Media Pustaka 2012

18

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian pembiayaan tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk keuntungan yang diterima dari usaha uang dikelola oleh bank dan nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bagi bank jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dibubarkan.

2) Membantu usaha nasabah

Tujuannya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3) Membantu pemerintah.

Bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak pembiayaan berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sector ekonomi23. c. Fungsi Pembiayaan

Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat penerima, diantaranya:

1) Meningkatkan daya guna uang

Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas/memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha- usaha rehabilitas ataupun memulai usaha baru. Pada asasnya melalui pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

Dengan demikian, dana yang disimpan di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang) tidaklah diam dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik manfaat bagi pengusaha maupun manfaat bagi masyarakat.

2) Meningkatkan daya guna barang

23 Nurul Azizah,

19

Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat. Selain itu, produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.

3) Meningkatkan peredaran uang

Pembiayaan yang disalurkan via rekening-rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel dan sebagainya. Melalui pembiayaan, peredaran uang kertas maupun giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan kegairahan berusaha maka pengguna uang akan bertambah, baik kualitatif apalagi secara kuantitatif.

4) Menimbulkan gairah berusaha

Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikannya akan selalu meningkatkan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna meningkatkan usahanya. Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah kemudian yang digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.

5) Stabilitas ekonomi

Dalam ekonomi langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, meningkatkan ekspor, rehabilitasi prasarana, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat. Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting.

6) Sebagai perantara untuk meningkatkan pendapatan nasional Para pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan

20

usaha berarti meningkatkan profit. Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemiliki modal dan buruh/karyawan mengalami meningkatnya pendapatan maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah24

d. Unsur- Unsur Pembiayaan 1) Pegadaian Syariah

Merupakan lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan kepada pihak lain yang membutuhkan dana.

a) Mitra usaha atau partner

Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari pegadaian syariah, atau pengguna dana yang disalurkan oleh pegadaian syariah..

b) Kepercayaan ( Trust)

Pegadaian syariah memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pembiayaan bahwa nasabah akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pegadaian syariah sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Pegadaian syariah memberikan pembiayaan kepada mitra, artinya pegadaian syariah memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan akan dapat memenuhi kewajiban.

c) Akad

Akad adalah kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara pegadaian syariah dengan para nasabah.

d) Risiko

24 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014),hal.308

21

Setiap dana yang disalurkan atau diinvestasikan oleh pegadaian syariah tentunya tidak terlepas dari risiko tidak terkembalinya dana. Risiko pembiayaan merupakan kemungkinan kerugian yang akan timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat kembali.

e) Jangka waktu

Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh pegadaian syariah. Jangka waktu dapat bervariasi seperti jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka pendek merupakan jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan hingga satu tahun. Jangka menengah adalah adalah pembayaran kembali antara satu tahun sampai dengan tiga tahun. Jangka panjang adalah jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan yang lebih dari tiga tahun.

f) Balas jasa

Sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh pegadaian syariah, maka nasabah akan membayar sejumlah uang sebagai imbal jasa sesuai dengan akad yang telah disepakati antara pihak pegadaian syariah dengan nasabah25.

e. Pembagian pembiayaan

Pembiayaan konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam konsumsi, adapun Pembiayaan konsumtif dibagi dalam dua bagian:

1) Pembiayaan Konsumtif

Konsumen melakukan pembiayaan dalam rangka memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Pembiayaan konsumen dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a) Pembiayaan konsumtif untuk umum

25 Nawawi,. Perbankan Syariah .(Jakarta : Kencana Prenada Media Gruop,2011).

22

Pembiayaan konsumtif untuk pemerintah

Pembiayaan konsumtif yang diterima oleh umum dapat memberikan fungsi-fungsi yang bermanfaat, terutama dalam mengatasi saat kegiatan produksi/distribusi sedang mengalami gangguan. Masa konjuctur tinggi suatu perusahaan sering menghadapi gangguan-gangguan dalam mempertinggi kegiatan produksi karena modal-modal yang tersedia harus diinsentifkan dalam proses produksi sehingga untuk keperluan konsumsi pimpinan perusahaan harus mengambil pembiayaan konsumtif. Mengenai pembiayaan konsumtif untuk pemerintah, di satu pihak akan membawa kesulitan-kesulitan bagi pemerintah sendiri karena dapat meningkatkan inflasi, dan lain pihak akan menjadi beban bagi masyarakat dalam bentuk pajak-pajak luar biasa.26.

2) Pembiayaan produktif

Pembiayaan produktif memiliki tujuan untuk memungkinkan penerima pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.Pembiayaan produktif adalah bentuk pembiayaan yang bertujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi, mulai dari saat pengumpulan bahan mentah, pengolahan, dan sampai kepada proses penjualan barang-barang yang sudah jadi.

Penggunaan pembiayaan produktif dalam proses produksi mengalami perputaran yang tidak sama. Alat-alat produksi yang berupa modal tetap seperti mesin-mesin, perputaran modal itu akan berakhir setelah proses produksi itu selesai, sedangkan terhadap bahan-bahan pembantu dan tenaga kerja, hanya dalam satu proses produksi saja, dan untuk memperoleh pembiayaan dapat dilakukan dengan beberapa alternatif:27.

26

Jurnal Liquidity Vol. 6 No 1 ( Januari 2017) ,hlm 33.

27 Muhammad Syafi Bank Syariah ; Dari Teori Ke Praktik ( Jakarta:

Gema Insani Press,2001),h.160-161

23

a) Alternatif yang pertama ialah dapat mengambil saving, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan

b) Jika alternatif yang pertama tidak mencukupi, maka pembiayaan tersebut dilakukan dengan menjual saham-saham kepada masyarakat (menarik saving dari masyarakat).

c) Pembiayaan dapat pula dilakukan dengan jalan mengadakan pinjaman-pinjaman baik kepada bank maupun masyarakat.

f. Pembiayan Menurut Jangka Waktu 1) Jangka pendek ( Short Time)

merupakan suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu maksimum satu tahun, termasuk juga pembiayaan.untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.

2) jangka menengah (Intermediate Term)

Merupakan bentuk pembiayaan yang berjangka waktu satu tahun hingga tiga tahun.

3) Jangka panjang ( Long Tern)

Yaitu pembiayaan yang merupakan bentuk keuangan dalam jangka panjang waktu lebih dari tiga tahun28.

g. Pembiayaan Menurut Tujuan Penggunaan 1) Pembiayaan modal kerja

Pembiayaan Modal Kerja (PMK) adalah pembiayaan modal kerja untuk perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku/mentah, bahan penolong/pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang dan lain-lain29. Pembiayaan modal kerja,antara lain terdiri dari:

a) Pembiayaan modal kerja untuk ekspor

28 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009, hlm. 103 -106

29 Ibid

Dokumen terkait