105
PENANGANAN KISTOMA OVARIUM : TERAPI
PENANGANAN KISTOMA OVARIUM: TERAPI KONSERVATIF VS TERAPI PEMBEDAHAN
106
Beberapa teori menyebutkan adanya gangguan mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus, gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang abnormal akan menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium sehingga terbentuk kista di dalam ovarium. Angiogenesis yang terjadi pada fase folikuler maupun fase luteal siklus ovarium adalah juga berpengaruh pada proses patologis yang terjadi pula pada kista fungsional maupun kista neoplastic dan keganasan.
Dilaporkan ada bukti yang ditemukan adalah ―vaskuler endothelial growth factor” sebagai mediator utama dari angiogenesis yang berperan pada perkembangan neoplastic dari ovarium.
Kista ovarium non neoplastic (fuctional cyst) terdiri dari kista folikuler, kista lutein dan kista theca lutein, semuanya bersifat jinak, biasanya tanpa keluhan dan tidak memerlukan penanganan operatif. Kista folikuler (gambar 1) paling sering ditemukan, ukurannya jarang lebih dari 8 cm, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis dan akan menghilang dalam empat hingga delapan minggu. Kista corpus luteum lebih jarang dibandingkan dengan kista folikuler, lebih sering mengalami komplikasi rupture sehingga memerlukan penanganan operatif. Kista theca lutein, paling jarang, biasanya bilateral, terjadi pada kehamilan termasuk kehamilan mola, dapat multi lobuler, dapat mencapai ukuran sangat besar (lebih dari 30 cm) dan mengecil/hilang secara spontan2,5,6.
Gambar 1. Kista Fungsional
Tumor kistik ovarium yang lain; pasien dengan endometriosis dapat berkembang menjadi ovarian endometrioma (kista coklat); besarnya biasanya berkisar 6-8 cm, dan tidak akan mengecil secara spontan. Kista ovarium polikistik terjadi oleh karena anovulasi kronik dan hiperandrogenisme, biasanya dapat ditangani secara medikamentosa.
107 Kista ovarium neoplastik; lebih dari 80% teratoma jinak (benign cystic teratoma/dermoid cyst) ditemukan pada usia reproduksi (gambar 2 dan 3). Perubahan ganas kista dermoid kurang dari 2% pada segala usia. Risiko terjadinya torsi sekitar 15%, dan bilateral 10%.
Gambar 2. Gross mature cyctic teratoma
Gambar 3. Mature cyctic teratoma
Risiko terjadinya tumor epithelial meningkat sesuai peningkatan usia.
Sebagian besar adalah jinak; 5-10% borderline, dan 20-25% adalah malignan.
Sering multi lokuler, kadang-kadang ada papil, berisi cairan serosa sehingga tampak seperti air. Jenis ini sering sulit dibedakan secara makroskopik antara jinak, borderline dan malignan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan frozen section.
PENANGANAN KISTOMA OVARIUM: TERAPI KONSERVATIF VS TERAPI PEMBEDAHAN
108
Kista ovarium musinus (gambar 4); dapat tumbuh sangat besar, biasanya berlobus, permukaan licin, multi lokuler, 10% bilateral, dan kejadian keganasan 5-10% 6.
Gambar 4. Kistadenoma Mucinosum
FAKTOR DEMOGRAFI
Faktor demografi memiliki pengaruh yang besar pada hasil evaluasi suatu massa pelvik. Keragaman gambaran patologi seiring dengan penambahan usia, dan angka kejadian neoplasma lebih sering pada wanita usia lanjut.
Pada kelompok remaja prepubertas, ovarium berkerja aktif dan kemungkinan massa pelvik yang terjadi berupa kista fungsional. Adanya keganasan pada kelompok umur ini adalah jarang (0.9%). Pada kelompok dewasa muda, kejadian dan tipe dari patologi tidak berbeda dengan kelompok remaja prepubertas. Pada kelompok dewasa muda dijumpai tambahan adanya endometriosis, penyakit radang panggul, dan kehamilan. Adanya massa ginekologi pada kelompok ini merupakan suatu tantangan besar dalam penegakkan diagnosis karena neoplasma jinak pada kelompok ini adalah jarang, keluhan serta gejalanya tidak spesifik.
Setiap bagian dari traktus genital dapat tumbuh menjadi massa tumor pada kelompok wanita usia reproduktif. Seperti pembesaran uterus akibat kehamilan, kista fungsional ovarium, leiomyoma, endometrioma, kista teratoma, abses tuba ovari akut atau kronik, dan kehamilan ektopik. Pada kelompok demografi wanita post menopause, adanya penghentian ovulasi dan fungsi reproduksi mempengaruhi perubahan massa dari pelvik.
Keganasan ovarium pada kelompok umur ini sering dijumpai, termasuk
109 adenokarsinoma dan sarkoma. Barnholtz,. Swan, tahun 2003, Amerika Serikat, melaporkan kejadian kanker ovarium adalah 4% dari seluruh kasus kanker pada wanita, dengan perkiraan kasus baru terdiagnosis adalah 25.000 kasus2.
DIAGNOSIS
Kista oavarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat terdeteksi selama beberapa tahun. Rasa nyeri biasanya tidak ada tetapi jika kista membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri perut, mual, muntah, pembesaran abdomen. Suatu penelitian oleh Kanizsai, dkk, menunjukan sebagian besar penderita kistoma mengalami gangguan siklus menstruasi2.
Pemeriksaan abdomen dan pelvis secara periodik akan dapat mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di cul-de-sac, atau di tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi bersifat kistik sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Konfirmasi dengan ultrasound abdomen atau transvagina, dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosisis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma2,5.
Apabila sudah ditentukan bahwa massa yang ditemukan ialah kista ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoneoplastik atau neoplastik, adanya komplikasi. Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, nyeri dan terkadang sulit digerakkan karena perleketan. Dicurigai suatu torsi apabila ditemukan gejala nyeri perut yang hebat, mual dan muntah. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan sewaktu- waktu biasanya menghilang sendiri. Kista ovarium bersifat neoplastik, diperlakukan pemeriksaan yang lebih cermat dan spesifik sehingga dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial. Adanya kecurigaan keganasan dan seberapa jauh tingkat (stadium) penyakitnya3,4.
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan meliputi USG (abdomen, transvagina), rontgen ( mencari perluasan penyakit dan gambaran tulang, gigi pada kista dermoid), CT Scan, MRI (lokasi perluasan penyakit),
PENANGANAN KISTOMA OVARIUM: TERAPI KONSERVATIF VS TERAPI PEMBEDAHAN
110
laparoskopi(lokasi atau asal penyakit). Penanda tumor diantaranya; CA-125, CA-19.9, alpha-feto protein, serum beta-hCG, laktat dehydrogenase disamping membantu menegakkan diagnostic juga penting untuk pemantauan selama dan setelah pemberian kemoterapi kanker ovarium4,5.
Gambar 5. Managemen massa pelvik pada premenarch dan dewasa muda
Mass
Abdominal exam
Pelvic exam
Appropriate Follow-up
Premenarch Ovarian
Multiloculated Ultrasound
Nonovarian
Unilocular
Thin-Walled cyst
Solid suspicious characteristics
>8-10 cm
Postmenarch Premenarch
Increased size
Persistent
Decreased size
Karyotype Tumor Marker
AFP
hCG
Clinical follow-up Surgery
Observe x 2-3 mcs
Oral
contraceptives optional
Observe x 2-3 mcs
111 PENANGANAN KISTOMA OVARIUM : TERAPI KONSERVATIF VS TERAPI PEMBEDAHAN
Kistoma ovarium sederhana dengan diameter lebih dari 3 cm ditangani secara konservatif dengan pemeriksaan ultrasound tiap bulan untuk mengkonfirmasi regresi. Sedangkan kistoma ovarium berdiameter lebih besar dari 5 cm diperlukan pemeriksaan USG setiap minggu. Prinsip penanganan kistoma bahwa kista ovarium neoplastik memerlukan operasi (laparatomi atau laparoskopi eksploratif) dan kista nonneoplastik tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis atau dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu, ovarium besarnya menjadi normal. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk menunggu 2-3 bulan, dan pemeriksaan ginekologik berulang (gambar 5 dan table 1) 2,3,4.
Jika selama waktu observasi terlihat peningkatan diameternya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan pengobatan operatif. Warner, et al.
secara sukses menangani 90% kistoma ovarium tanpa intervensi pembedahan. Penggunaan kontrasepsi oral pada penanganan kistoma fungsional tidak untuk mengecilkan kista tetapi pada wanita post pubertas kontrasepsi oral diberikan untuk mencegah kekambuhan kistoma ovarium3.
PENANGANAN KISTOMA OVARIUM: TERAPI KONSERVATIF VS TERAPI PEMBEDAHAN
112
Tabel 1. Rekomendasi Penanganan Massa Ovarium berdasarkan pemeriksaan imaging
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista atau reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah kista tumbuh pada satu atau pada dua ovarium.
Kista ovarium yang terangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu dilakukan pemeriksaan frozen section ( potong beku ) keakuratan mencapai 95%. Jika terdapat keganasan, dilakukan histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal4.
Ketika tumor borderline yang terdiagnosa, pilihan manjemennya beragam. Jika terdiagnosa dari frozen section, surgical staging yang lengkap tetap direkomendasikan oleh karena terdapatnya kemungkinan teridentifikasinya kanker yang invasif pada hasil patologi akhir. Untuk pasien yang menginginkan fertilitas dipertahankan, dipertimbangkan staging
113 konservatif dapat dilakukan dengan kistektomi saja atau unilateral salphingo- oovorektomi dengan mempertahankan ovarium kontralateral dan uterus.
Pasien sebaiknya menyadari bahwa laju rekurensi berkisar antara 10-30%
dengan pendekatan ini, dan frozen section memiliki angka ketidakakuratan yang tinggi untuk mendiagnosis tumor borderline.
Kista yang terdapat pada wanita hamil, angka kejadiannya sebesar 2- 10% dan sebagian besar adalah jinak, kejadian ganas hanya sebesar 2-6% dan biasanya tingkat penyakit masih stadium awal. Penanganannya biasanya menunggu, memeriksa USG tiap trimester sampai post partum atau seksio sesaria. Tidak jarang operasi emergensi dilakukan pada wanita hamil dengan kistoma ovarium oleh karena terjadi penyulit atau komplikasi seperti persalinan macet atau torsi kista. Torsi kista pada kehamilan kejadiannya berkisar 25-30% dari seluruh kasus torsi massa adneksa. Terapi yang dianjurkan adalah dilakukan tindakan operatif detorsi dan dilanjutkan dengan kistektomi3,4.
PENANGANAN OPERATIF KISTOMA OVARIUM NEOPLASTIK GANAS
Wanita dengan kecenderungan terjadi keganasan yang tinggi sangat baik bila ditangani dengan laparotomy dengan insisi vertikal midline. Teknik ini membuat lapangan operasi cukup luas untuk ooforektomi atau enukleasi kista tanpa ruptur tumor dan untuk surgical staging jika ditemukan keganasan. Pada pasien dengan risiko rendah keganasan dan kista yang lebih kecil, laparotomi melalui insisi transversal rendah mungkin cukup sesuai.
Tindakan untuk mengaspirasi kista ovarium tidak dianjurkan karena kemungkinan terjadinya penyebaran intraperitoneal pada stadium awal kanker ovarium. Selain itu kemungkinan adanya nondiagnostik, positif palsu, dan negative palsu suatu keganasan sering ditemukan. Demikian juga laparoskopi operatif, dianjurkan dilakukan untuk keperluan diagnostik saja atau sebagai terapi operatif pada resiko keganasan sangat rendah.
Pada saat operasi, bila ditemukan suatu keganasan, staging kanker seharusnya sudah dilakukan setelah eksisi. Penelitian yang ada mendukung bahwa reseksi lesi yang optimal dan staging yang seuai oleh ginekologis onkologis saat operasi primer untuk kanker ovarium adalah faktor utama untuk kelangsungan hidup jangka panjang pasien. American College of Obstetricians and Gynecologistsc (ACOG) 2011 dan The Society of
PENANGANAN KISTOMA OVARIUM: TERAPI KONSERVATIF VS TERAPI PEMBEDAHAN
114
Gynecologic Oncology (SGO) telah bekerja sama membuat panduan berdasarkan kriteria klinis, pasien yang sesuai untuk dirujuk ke ginekologis onkologis (table 2). Bila satu atau lebih kriteria dari table di bawah ini atau bila temuan lain yang mencurigakan teridentifikasi, direkomendasikan untuk dirujuk2,5.
Tabel 2: Pedoman Merujuk Pasien Baru Terdiagnosa dengan Massa Pelvis kepada Ginekologis Onkologis
115 DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner dan Suddarth. 2001. Medikal Bedah : Kistoma Ovarium. Edisi 8 Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Hoffman, B. L. 2012. Pelvic Mass., editor. William Gynecology.. 2nd.
Ed. Mc Graw Hill. p. 263-272.
3. Jessica R. Zolton, Priya B. Masheelal. Evaluation of Ovarian Cyst. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2013, 3, 12-16 OJOG. Availlable at http://dx.doi.org/10.4236/ojog.2013.37A1004 Published Online September 2013 (http://www.scirp.org/journal/ojog/)
4. Prawirohardjono, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
5. Berek J.S, Paula J. 1997, Benign Diseases of the Female Reproductive Tract. In Berek & Novak's Gynecology, 14th Ed. William and Wilkind.
Pannsylvania.
6. Reznek Rodney. 2007. Cancer of Ovary. Cambridge University Press.
New York . USA
PENCEGAHAN PRIMER & SEKUNDER KANKER SEVIKS: PERAN DOKTER UMUM & BIDAN?
116