• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian Hasil Pembelajaran Al-Qur‟an Anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan

3. Pencapaian Hasil Pembelajaran Al-Qur‟an Anak

menghafalkan Al-Qur‟an. Salah satunya harus melihat dan mengetahui visi misi orang tuanya (tujuan yang diinginkan orangtuanya) yang sama dengan MTA Nurani (dukungan orang tua).

d. Faktor keihlasan 6 orangtuanya.

Pesantren ini juga memberikan prasarat khusus untuk setiap santrinya agar mendadpatkan izin dan do‟a restu tidak hanya dari kedua orang tuanya. MTA Nurani mensyaratkan ada prosesi “sungkeman”. Yakni prosesi permintaan maaf dan sekaligus minta ridho kepada ayah-ibunya. Tidak hanya itu, santri tersebut juga harus mendapatkan izin dari kedua kakek dan nenknya baik dari ayah maupun ibunya. Jadi total santri harus mendapatkan izin dari 6 orang tuanya yang terdiri 2 ayah-ibunya dan 4 kakek-neneknya dari ayah dan ibunya.

Sementara itu untuk mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran seperti kebosanan belajar, kejenuhan santri yang ingin pulang kerumah, maka MTA Nurani berusaha untuk menjadikan guru, ustadz dan ustadzahnya sebagai orang tuanya, dan mejadikan pesantren sebagai rumah mereka. Sehingga diharapkan anak tidak merasa jenuh dan akan senang mempelajari Al-Qur‟an. Salah satunya untuk mensiasati kebosenan anak-anak kami mengisinya dengan kepadatan acara dan aktifitas pesantren yang menarik kepada anak-anaknya.

3. Pencapaian Hasil Pembelajaran Al-Qur’an Anak Usia Dini

Pencapaian hasil pembelajaran Al-Qur‟an anak usia dini di MTA Nurani Jagakarsa, Jakarta Selatan dengan menggunakan metode sedayu, ternyata dapat memberikan hasil belajar yang optimal dan terbukti efektif. Seperti yang dikatakan oleh pengampu dan kordinator metode Sedayu di MTA Nurani Jakgakarsa, menurut Ustazah Neneng Sholihat dalam wawancara yaitu:

“Metode sedayu dalam pembelajaran Al-Qur‟an pada anak usia dini cukup efektif. Cara mengetahui keefektifan metode sedayu bisa di ukur dari hasil pengetesan setiap akhir semester anak dites membaca Al-Qur‟a secara acak dan hasilnya anak dapat membaca dengan lancar sesuai makhorijul hurufnya”.52

Menurut KH. Enuh Hermawan, S.Pd pencapaian pembelajaran Al-Qur‟an di MTA Nurani, Jagakarsa, Jakarta Selatan terbukti cukup efektif, sebagaimana yang beliau katakan:

“Metode sedayu terbukti sangat efektif digunakan untuk anak usia dini karena terbukti anak usia TK dalam waktu 5 bulan bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan makhorijul hurufnya”.

Cara mengetahui keefektifan metode sedayu bisa di ukur dari kurikulumnya, karena di metode sedayu ada program harian 1 hari 3 huruf program mingguannya 18 huruf yang harus dicapai. Selain itu ada juga program bulanan 1 bulan satu jilid alhamdulillah semuanya bisa tercapai”.53

Menurut Ustazah Faradhila Azmiyana pencapaian pembelajaran Al-Qur‟an di MTA Nurani, Jagakarsa, Jakarta Selatan terbukti cukup efektif, sebagaimana yang beliau katakan:

52 Wawancara dengan Ustazah Neneng Sholihat selaku pengampu dan kordinator Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 12 Agustus 2018.

53 Wawancara dengan KH. Enuh Hermawan, selaku pengasuh Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 2 Juni 2018.

“Sangat efektif, salah satu buktinya adalah anak-anak yang belajar metode sedayu dalam satu tahun sudah bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar, fakta yang dialami anak tasmi saya sendiri.

Cara untuk mengetahui kefektifan metode sedayu yaitu dari hasil belajar dan rata-rata kelulusan”.54

Menurut DR. KH. M. Ilyas Marwal, MA pencapaian pembelajaran Al-Qur‟an di MTA Nurani, Jagakarsa, Jakarta Selatan terbukti cukup efektif, sebagaimana yang beliau katakan:

“Karena kami melihat dan membuktikan bahwa metode sedayu ini merupakan cara praktis untuk belajar membaca, menulis, dan menghafalkan Al-Qur‟an yang fasih, baik dan benar sesuai dengan makhorijul huruf yang tepat beserta ilmu tajwidnya, yang tersistematis caranya serta simple dan singkat dalam penerapannya.

Sehingga dalam kurun waktu selama 6 bulan atau 1 semester anak sudah dapat membaca, menulis, dan menghafalkan dengan fasih, baik dan benar sesuai makhorijul hurufnya. Jadi bisa dikatakan ini merupakan metode yang cukup komperhensif bila dibandingkan dengan metode lainnya”.55

Dengan menggunakan metode sedayu santri usia dini tidak hanya lancar dan fasih membaca Al-Qur’an, akan tetapi para santri juga memperoleh pengaruh yang positif terhadap akhlak dan ibadahnya, seperti diungkapkan KH. Enuh Hermawan, S.Pd selaku pengasuh Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan dalam wawancara yaitu:

“Ada pengaruh positif dari metode sedayu, Alhamdulillah semua santri sudah terbiasa bangun pagi jam 4 untuk sholat tahajud, dan jam 7 sholat dhuha. Tidak lupa sebelum tidur mereka membaca surat al-Mulk dan al-Waqiah. Semuanya dilakukan dengan disiplin, dan yang paling utama berubah secara alamiah yang akhirnya mampu memperbaiki akhlaknya. Alhamdulillah selama dua bulan pertama

54 Wawancara dengan Ustazah Faradhila Azmiyana selaku pengampu Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 15 Agustus 2018.

55 Wawancara dengan KH. M. Ilyas Marwal, selaku Direktur Utama MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 2 Juni 2018.

ada wali santri yang memberikan komentarnya, mereka merasa puas dengan perubahan sifat anaknya, cara bicaranya, dan cara salamannya, serta cara jalannya termasuk kemandiriannya. Bahkan tidak ketinggalan ibadah wajibnya sholat 5 waktunya serta sholat sunah kobliyah-ba‟diahnya dan sholat sunah lainnya; sholat tahajud, termasuk puasa senin-kamisnya Alhamdulillah di laksanakan dengan baik”.56

Menurut Ustazah Neneng Sholihat bahwa:

“Ada pengaruh positif dari metode sedayu tersebut. Dari akhlak ada perubahan positif salah satunya sopan santun ketika bertemu dengan orang, bersalaman ketika bertemu dengan orang lain. Dan dari sisi ibadahnya tentu ada perubahan ke arah yang lebih baik, dimana salah satu buktinya adalah ketika adzan berkumandang mereka bersegera untuk sholat berjama‟ah. Bahkan mereka sudah terbiasa puasa sunnah senin-kamis tidak ditinggalkan. Selin itu bahkan ketika mereka liburan di rumah mereka sering mengingatkan dan mengajak orang tuanya untuk sholat berjama‟ah. Ini pernyataan langsung dari wali murid kepada saya (ustazhah neneng).”57

Menurut Ustazah Faradhila Azmiyana bahwa:

“Ada pengaruh yang positif dari metode sedayu tersebut, disamping bimbingan dari guru-guru, lingkungan pesantren juga memberikan pengaruh positif terhadap anak-anak usia dini dari segi akhlaq dan ibadahnya, salah satu bukti yg real adalah laporan dari wali murid ketika anak pulang kerumah selalu inget waktu sholat bahkan tidak sedikit wali murid yang terharu ketika anaknya membangunkan dan mengajak tahajud berjamaah.”58

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan bahwa metode sedayu dalam pembelajaran Al-Qur‟an pada anak usia dini merupakan

56Wawancara dengan KH. Enuh Hermawan, selaku pengasuh Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 2 Juni 2018.

57 Wawancara dengan Ustazah Neneng Sholihat selaku pengampu dan kordinator Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 12 Agustus 2018.

58 Wawancara dengan Ustazah Faradhila Azmiyana selaku pengampu Metode Sedayu MTA Nurani, Jagakarsa Jakarta Selatan, pada tanggal 15 Agustus 2018.

salah satu metode yang efektif diterapkan di MTA Nurani Jagakarsa Jakarta Selatan.

77 A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa metode sedayu sangat efektif untuk pembelajaran Al-Qur‟an pada anak usia dini di MTA Nurani Jagakarsa. Cukup simple penerapannya dan efektif hasilnya, karena selama 6 bulan atau 1 semester anak usia dini sudah dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan makhorijul hurufnya. Dimana dari pembelajaran itu akan di uji/dites setiap akhir smester dengan cara santri diminta membaca Al-Qur‟an secara acak oleh guru pengampu, dan hasilnya mereka dapat membaca dengan fasih, baik dan benar sesuai makhorijul hurufnya.

Selain itu anak juga faham dan mengerti dengan apa yang dibacanya dan bisa mentapsilnya atau menguraikannya satu kalimat yang dibacanya. Tidak hanya itu anak bahkan kuat ingatannya karena metode sedayu cara belajarnya tidak dikasih tau secara langsung, melainkan anak bisa menemukan sendiri (inquiri) dengan arahan guru, karena setiap huruf punya makna yang diimajinasikan santri dan dianalogikan serta diasosiasikakan oleh guru degan beragam perumpamanan, sehingga ingatan akan huruf-huruf hijaiyahnya menempel kuat dimemorinya para santri.

Tidak kalah pentingnya karena untuk anak-anak usia dini di metode sedayu dipastikan belajarnya nyaman dan menyenangkan karena metode sedayu disajikan dengan cerita bernyanyi, dan ada juga metode irama serta gambar jadi anak tidak bosan dan belajar tersa menjadi menyenangkan.

Dan yang terakhir efektifnya metode sedayu ini mempunyai pengaruh positif terhadap akhlak dan ibadahnya santri, dapat kita lihat dari perubahan para santri, semua santri sudah terbiasa bangun pagi jam 4 untuk sholat tahajud, dan jam 7 sholat dhuha. Tidak lupa sebelum tidur mereka membaca surat al-Mulk dan al-Waqiah. Semuanya dilakukan dengan disiplin, dan yang paling utama berubah secara alamiah yang akhirnya mampu memperbaiki akhlaknya. Bahkan selama dua bulan pertama ada wali santri yang memberikan komentarnya, mereka merasa puas dengan perubahan sifat anaknya, cara bicaranya, dan cara salamannya, serta cara jalannya termasuk kemandiriannya. Bahkan tidak ketinggalan ibadah wajibnya sholat 5 waktunya serta sholat sunah kobliyah-ba‟diahnya dan sholat sunah lainnya; sholat tahajud, termasuk puasa senin-kamisnya Alhamdulillah di laksanakan dengan baik.

Penemuan ini menunjukan bahawa metode sedayu terbukti efektif tidak hanya untuk belajar membaca Al-Qur‟an pada anak usia dini, lebih penting lagi anak mampu mengamalkan ibadah dan amaliyah mereka dengan tertib dan konsisten, sementara penulis belum menemukan metode yang dapat mengajarkan cara belajar yang simple dan sistematis serta memiliki dampak positif terhadap perubahan akhlak dan amaliyah santri.

Dokumen terkait