• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendaftaran Pengetahuan Tradisional Tenun

BAB II TEKNIK PENGETAHUAN TRADISIONAL TENUN SEBAGAI

B. Pendaftaran Pengetahuan Tradisional Tenun

1. Memberikan Perlindungan secara lebih tegas terhadap Kepentingan- kepentingan Masyarakat

Sebagai upaya mendapatkan perlindungan hukum. Pengetahuan Tradisional Tenun penting dilakukan Pendaftaran. Tercipta dari suatu ide, gagasan, atau penemuan kelompok masyarakat suatu daerah, memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri yang dikembangkan tanpa mengubah keaslian dan memiliki nilai jual tinggi, tentu akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat. Terkait hal tersebut peneliti mengajukan pertanyaan kepada Kepala Seksi Pembangunan Industri Kecil Menengah tentang pengetahuan tradisional tenun sebagai aset masyarakat. Dalam jawabannya M. Bukhari menyatakan bahwa

“Pengetahuan Tradisional merupakan aset karena sebagai pembeda antara tenun Pringgasela dengan tenun yang ada diwilayah lain”

Pengetahuan tradisional apabila sudah di daftarkan harganya akan menjadi naik karena produksinya hanya boleh di wilayah yang didaftarkan serta produksi tersebut diawasi oleh Negara (Yasona Loly

64 Observasi, Galeri Tenun Pringgasela, 5 Juni 2021.

Menteri Hukum dan Ham, https//m.merdeka). Ditambah pernyataan M.

Maliki selaku ketua pengurus pengrajin tenun mengatakan, “Tenun ini merupakan, salah satu kerajinan dari leluhur kita yang harus kita lestarikan, karena ini salah satu produk unggulan Pringgasela dan salah satu pencaharian ibu rumah tangga yang ada disini.65

Tabel 2

Data Penenun Desa Pringgasela 2020

Nama Sentra

UU (Unit)

TK (Orang)

N Investai (RP.000)

KAP. PRODUKSI N

PRODUKI (RP. 000) JUMLAH SATUAN

Tenun gedogan

454 525 400.000 9.922 Lembar 402.100

Sumber: Data Seluruh Penenun Lombok Timur

Pengetahuan suatu ciptaan hasil Intelektual kelompok masyarakat, perlu dilakukan perlindungan, mengingat pengenalan terhadap tenun Pringgasela semakin menyebar luas dikalangan masyarakat. Mencegah penyalahgunaan, pencurian, bahkan pembajakan dan menekan eksploitasi kepentingan ekonomi. Seperti kasus yang pernah terjadi pada Pengetahuan Tradisonal Tenun desa Pringgasela dalam hal pewarnaan:

Pernah saya dikontrak ngajar, tapi saya tidak bisa menyebutkan namanya, pernah saya ngajar binaanya setelah saya ngajar itu ternyata dia nguras ilmu saya dia yang membuat sendiri gitu, makanya sekarang kalau dia telpon saya ndak pernah saya kasih dia pewarnaan yang handal-handal gitu ternyata dia membuat

65 Maliki, Wawancara, Pringgasela, 24 Mei 2021.

pewarnaan sendiri ditempatnya kemudian dijual benang-benangnya sama dia makanya kalau dia nelpon tentang pewarnaan ndak pernah saya kasih lagi untuk ilmu-ilmu yang lain, ternyata dia buat pewarnaan benang dirumahnya itu. Yang namanya pewarnaan alam itu disaat dia basah memang bagus, bagus warnanya tetapi setelah dibilas, setelah dia kering, sudah ke mau finishing itu jauh bedanya lagi gitu. Kita tau mana pewarnaan yang tahan lama, mana yang cepat, mana yang sedang gitu, makanya di pewarnaan alam itu cuma indigo satu-satunya pewarnaan alam paling tua pewarnaan yang paling utuh di seluruh pewarnaan alam mana dia bisa buat pewarnaan indigo, buat tapi agak muda ndak bagus makanya dia tanya-tanya. Dan itu kita pertahankan juga pewarnaan alami yang ada disini, itu karena salah satu pewarnaan alami ini warisan nenek moyang kita dan juga ramah lingkungan.66

Keunikan dari teknik-teknik pengetahuan tradisional menjadi daya tarik, seperti halnya pernyataan dari M. Bukhari bahwa, pewarnaan alami inilah yang diminati oleh pengunjung luar.67 Begitupun dengan pernyataan penenun, sebagaimana hasil wawancara dengan penenun yaitu, teknik-teknik tradisional inilah yang disukai pengunjung.68

Pengetahuan tradisional dimanfaatkan dengan aset pendukung seperti teknologi, SDM, dan fasilitas produksi sebagaimana hasil wawancara peneliti bahwa,

Dinas Perindustrian membantu pembentukan sentra atau perkumpulan/kelompok penenun yang memiliki legalitas dan pemberian bantuan shorum untuk media promosi kemudian mengenai pelatihan, dinas perindustrian berkoordinasi dengan provinsi untuk mendatangkan pelatihan dari luar. Kita ikutkan pameran kalau misalkan ada skala nasional, kita suruh bawa kain yang sudah dikembangkan menjadi baju, topi, sepatu, dan lainnya untuk memperkenalkan even-even nasional, kan pengrajin kita agak sulit nah dibiayai oleh pemerintah

66 Ibid.

67M. Bukhari, Wawancara, Kantor Dinas Perindustrian, 4 Juni 2021.

68 Ibid.

Fungsi pembaharuan sangat diperlukan dalam suatu proses produksi agar mampu bersaing tanpa menghilangkan keasliannya. Dengan adanya pembaharuan teknologi mampu memudahkan kesulitan- kesulitan dalam masyarakat, sebagaimana pernyataan M. Bukhari.

Penggunaan alat gedokan yang digunakan sebagai alat tenun terdahulu memiliki keterbatasan dari segi kecepatan dan menghasilkan lembar tenun kurang lebar. Sehingga pemerintah daerah memberikan bantuan yaitu pemberian ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) untuk meningkatkan ukuran lembar tenun yaitu bisa panjang terutama lebih lebar. Tetapi meski demikian alat gedokan juga tetap diberikan karena tidak bisa memaksakan, dan kelebihan gedokan dari segi kerapatan hasil tenun lebih rapat.69

Tabel 3

Nama Alat Jumlah Alat

ATBM 10

Sumber: Pemberian ATBM Oleh Dinas Perindustrian

2. Memberikan Perlindungan terhadap Kepentingan yang Bersifat Global Dampak pendaftaran pengetahuan tradisional tenun adalah memudahkan identifikasi data kekayaan intelektual, pengawasan dan yang terpenting untuk mendapatkan kepastian perlindungan hukum, mengingat tenun tradisional tidak hanya untuk kepentingan ekonomi saja tetapi sebagai salah satu identits budaya. Pendaftaran merupakan upaya untuk menjaga kelestarian budaya.

69 M. Bukhari, Wawancara, Kantor Dinas Perindustrian, 4 Juni 2021.

Peneliti memproleh data melalui wawancara dengan penenun bahwa tenun merupakan budaya masyarakat yang sudah ada sejak dulu dan memiliki nilai-nilai luhur.

Memiliki nilai-nilai sejarah dari setiap produk khususnya pewarnaan yang dilakukan orang tua zaman dahulu yang setiap pembuatan pewarnaan dan mempunyai makna-makna yang dalam sebagai kepercayaannya terhadap motif-motif bahkan dilarang menjiplak motif- motif tersebut karena kepercayaannya jika motif tersebut di jiplak maka akan ada akibat yang akan diterima yaitu akan dijauhkan dari rizki, terkena penyakit bahkan motif tersebut tidak diperbolehkan diambil dari tempatnya hal tersebut dilarang dan jika kain motif terdahulu dijual maka perut akan membesar sehingga kain motif terdahulu tidak boleh dijual maupun dijual. Motif-motif yang sekarang digunakan merupakan pengembanggan baru dari motif terdahulu. Adapun beberapa motif yang dapat dipercaya berkaitan dengan (unsur ghaib karena ada semacam dinamisme yaitu kepercayaan pada benda ghaib) dapat menyembuhkan penyakit dan kepercayaan tersebut masih dipercaya oleh sebagian masyarakat sekarang. Karena disaat pembuatan kain dari reragian ada bahasa yang diucapkan sama orang tua terdahulu, ada beras dan kelapa satu yang mempunyai makna jadi tidak boleh sembarangan digunakan.70 C. Pendukung Pendaftaran Pengetahuan Tradisional Tenun

Dengan adanya sistem perlindungan dan penegakan kekayaan Intelektual, pemilik kekayaan Intelektual dapat memaksimalkan nilai ekonomi dan pendayagunaan kekayaan Intelektual bukan hanya untuk mencari keuntungan atau kepentingan pribadi melainkan juga untuk kemaslahatan masyarakat

Desa Pringgasela terbilang relatif subur karena berada di daerah pegunungan Rinjani, masyarakat dengan mudah mendapatkan bahan

70 M. Maliki, Wawancara, Pringgasela, 24 Mei 2021.

baku pembuatan tenun, kapas tumbuh subur di desa ini, dengan kondisi alam yang mendukung, kemudian masyarakat memanfaatkannya dengan membuat kerajinan tenun. Tenun digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sebagaimana hasil wawancara dengan Ketua Pengurus Dulu ada kerjasama pertanian dengan orang jawa Pak Gun namanya, jadi pak Gun ini orang jawa, disini dia nyewa lahan beberapa hektar yang ada di pringgasela timur dia nanam kapas ada kapas warna merah, kuning, putih, coklat, jadi disana itu kita tidak usah membuat warna dari alam. Warna dari kapas, kalau buat warna coklat ambil yang warna coklat, kemudian setelah panen kapasnya dikirim tetapi sisa-sisa kapasnya kita ambil kemudian kita buat benang karena kapasnya disortir yang bagus dikirim yang kurang bagus ditingalin jadi itu yang kita pakai.71

D. Hambatan Pendaftaran Pengetahuan Tradisional Tenun 1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia berperan penting dalam faktor produksi khususnya dalam pengembangan suatu usaha, sedikitnya jumlah sumber daya manusia merupakan penentuan terhadap hasil produksi jika sumber daya manusia sedikit, tentu akan berdampak pada rendahnya hasil produksi, sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan ketua pengurus tenun Pringgasela.

Kami disini tidak bisa membuatkan tenun ini hak paten ataupun hak cipta karena yang kami kuatkan disini adalah brand nya saja kalo motif kami tidak membuatkannya hak paten, kenapa saya tidak membuatkannya hak paten? begini, kalau ada orderan banyak nih, terus kami tidak mampu mengerjakan misalnya kami sudah buatkan hak paten nih yang sekitar setiap orang pengrajin kami. Jadi kalau orderan banyak kan tidak mungkin kami sebarkan ke orang lain hanya kami saja yang mengerjakannya kalau hak patennya, misalnya motifnya kita hak patenkan gitu. Maka dari itu dulu saya buat hak

71 Ibid.

patennya hanya brand-nya saja, namanya “tuturan” itu aja yang kita hak patenkan jadi kalau motif kami tidak hak patenkan dan juga kita kasian melihat orang-orang masyarakat kita kalau membuat motif terus kita tuntut nanti motif kita yang dibuat/ditiru kan besar biayanya gitu, jadi kami tidak mau seperti itu biar aja tenun ini tetap berkembang gitu tetap dikerjakan orang lain selain kami tapi tetap yang ada di desa pringgasela.72

2. Kelengkapan Persyaratan

Persyaratan merupakan salah satu hambatan bagi masyarakat untuk melakukan pendaftaran. persyaratan yang sedikit agak rumit membuat masyarakat kebanyakan tidaak melengkapi persyaratan. Terkait hal ini, berikut adalah pernyataan dari M. Bukhari

Mengenai kelengkapan persyaratan mereka harus mengikuti apa yang dipersyaratkan oleh Kemenkum Ham, tetapi itu secara online, kekurangan temen-temen kita ini biasanya, misalnya persyaratan ketiga dia tidak penuhi, sudah disampaikan oleh aplikasinya kekurangannya ini, jika sampai 6 bulan tidak diisi atau ditanggapi dianggap mengurus ulang.73

3. Biaya

Hasil wawancara dengan Dinas Perindustrian

Pendaftaran hak paten bisa melalui berdikari dia sendiri yang urus dan bisa lewat pemerintah, kita pemerintah di Lombok timur belum pernah memfasilitasi mereka karena memang terbentur masalah biaya, tetapi sekarang ada program yang terbaru dari kemenkum ham kita bisa membantu mereka dengan memberikan rekomendasi untuk mendaftar desain mereka.74

4. Pendampingan

72 M. Maliki, wawancara, Pringgasela, 24 Mei 2021.

73 M. Bukhari, wawancara, Kantor Dinas Perindustrian, 4 Juni 2021.

74 Ibid.

Pendampingan dalam proses pendafataran sangat diperlukan agar kesulitan-keslitan masyarakat dapat diatasi, sebagaimana pernyataan pengrajin bahwa,

Bisa juga sih kita itu terkait pengetahuan tradisional, tetapi kita ini kan perlu ada bimbingan dari Dinas terkait, misalnya dari Perdagangan atau Perindustrian juga gitu, kami hanya sebagai pelaku disini jadi kita untuk mengetahui jalan hal seperti, itu kami kan juga belum tahu nih, jadi mungkin ada arahan dari Dinasnya atau dari siapa saja yang berkaitan dengan Industri, gitu kan pertumbuhan kita masukan atau lainnya. Tapi sejenis pelatihan, organisasi, atau misalnya sejenis lainnya kita sering ikut, namun perlindungan hukum kami belum, terkait itu. Yang kami lakukan disini masyarakat atau kelompok tenun kami hanya perlindungan atau menjaga kesehatan mereka. Setiap sekali sebulan dokter masuk periksa itu gratis, kesehatan mereka tetap kita jaga jadi setiap bulan bersangkutan kita undang dokter untuk periksa mereka karena penyakit yang disebabkan dari sini.75

Pentingnya pendampingan juga dikomentari oleh M. Bukhari bahwa,

Perlu ada pendampingan sebenarnya tetapi belum dilakukan sampai saat ini karena menyatukan para penenun itu ada kesulitan.76

75 M. Maliki, Wawancara, Pringgasela, 24 Mei 2021.

76 M. Bukhari, wawancara, Kantor Dinas Perindustrian, 4 Juni 2021.

BAB III

FUNGSI PERLINDUNGAN PENGETAHUAN TRADISIONAL

A. Pendaftaran Pengetahuan Tradisional Tenun sebagai Aset Masyarakat Pada bab ini peneliti akan membahas secara rinci pendaftaran pengetahuan tradisional tenun sebagai aset masyarakat dalam rangka mencapai tujuan untuk dapat dicatat dan mendapat perlindungan secara hukum terhadap pengetahuan tradisional yang dimilikinya. Urgensi pendaftaran terhadap pengetahuan tradisional penting dilakukan sebagai bentuk kelompok masyarakat melindungi dan menjaga warisan budaya nenek moyang.

Pengetahuan tradisional tenun adalah intelektual budaya dalam kelompak masyarakat adat yang memanfaatkan alam sekitar yang diolah dengan alat tradisional dan eksis hingga sekarang, teknik-teknik tradisional yang digunakan menjadi ciri khas membuat desa Pringgasela tidak pernah sepi dari kunjungan, ini membuktikan pengetahuan tradisional tenun sebagai aset masyarakat baik aset budaya maupun ekonomi.

Pendaftaran pengetahuan tradisional termuat dalam Undang- undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 tentang perlindungan EBT (Ekspresi Budaya Tradisional) berbunyi; ayat (1) Hak Cipta atau Ekspresi Budaya Tradisional dipegang oleh Negara. Ayat (2) Negara wajib

59

menginventarisasi, menjaga, dan memelihara Ekspresi Budaya Tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1).77

Kesadaran terhadap pengetahuan tradisional sebagai daya pikat utama pengunjung di desa Pringgasela terbukti dari pernyataan M. Maliki bahwa kunjungan dilakukan karena rasa keinginan tahuan terhadap pembuatan tenun. Akan tetapi masyarakat adat tidak menyadari bahwa pengetahuan tradisional sebagai pemikat utama pengunjung dapat disalahgunakan (didaftarkan) oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab, ini merupakan ancaman bagi masyarakat adat baik terhadap budaya maupun hasil intelektual, ini terbukti dari pernyataan M. Maliki bahwa masyarakat kurang memahami perlindungan pengetahuan tradisional, karena belum ada arahan dari pemerintah terkait.

Pencatatan pengetahuan tradisional sebagai bentuk Negara memberikan perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) masyarakat. Sehubungan dengan ini kepada Dinas daerah terkait di himbau mensosialisasikan untuk memberikan pemahaman masyarakat akan pentingnya inventarisasi/ pencatatan pengetahuan tradisional sebagai kekayaan intelektual komunal khususnya desa Pringggasela sebagai salah satu daerah pemilik pengetahuan tradisional tenun.

Inventarisasi KIK untuk pusat data nasional KIK akan bermanfaat dalam memperkuat kedaulatan dan bukti kepemilikan KIK Indonesia.

77 Undang-undang Hak cipta, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2017), hlm. 4.

Masyarakat dapat pula memanfaatkan pusat data ini sebagai bahan dalam mempromosikan kebudayaan asli Indonesia ke dunia internasional.78

Kerajinan tenun Pringgasela telah dikenal hingga luar negeri, secara otomatis sudah disorot oleh dunia yang tidak hanya sebagai aset masyarakat tetapi aset Negara. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang ratifikasi Konvensi keanekaraamn hayati, Pasal 8j UNCB, menyebutkan bahwa pihak penandatanganan konvensi wajib menghormati, melindungi, mempertahankan pengetahuan serta mendorong pembagian yang adil dan keuntungan yang dihasilkan dari pendayagunaan pengetahaun itu.79

Akan tetapi adanya praktik-praktik dari perusahaan maupun lembaga penelitian negara maju yang memanfaatkan sumber daya alam hayati, teknik tradisional, dan kesenian tradisional untuk kepentingan ekonominya, seringkali alasan penelitian digunakan sebagai upaya eksploitasi ekonomi terhadap negara berkembang terhadap aset atau potensi yang dimiliki, termasuk traditional knowledge dan sumber daya hayati dan genetik.80 klaim teknik-teknik tradisional seringkali berkedok penelitian tetapi kemudian dipatenkan dinegaranya, dengan dikenalnya tenun Pringgasela oleh masyarakat luas tanpa perlindungan hukum akan memberikan kesempatan besar terhadap pencurian.

Dalam memerankan perannya, Dinas Perindustrian melakukan pembinaan dan pengawasan. Oleh karena itu Dinas perindustrian memiliki kewajiban terhadap pendampingan pendaftaran pengetahuan tradisional.

Sehubungan dengan itu dalam pelaksanaan pendaftaran dapat dilakukan

78 DJKI Kemenkumham RI “Pendampingan Inventarisasi KIK sebagai Langkah DJKI

Melindungi Warisan Budaya Nasional”, dalam http://www.dgip.go.id/pendampingan- inventarisasi, diakses tanggal 04 Juni pukul 20.15.

79 Adrian Sutedi, Hak Atas Kkekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), cet ke- 2, hlm. 177.

80 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm.179.

dengan menerapkan strategi nasional yaitu pendaftaran bisa melalui (berdikari), mengurus sendiri dan bisa juga lewat pemerintah. Program terbaru dari Kemenkum Ham Dinas Perindustrian dapat memberikan rekomendasi untuk melakukan pendaftaran yang bertujuan untuk inventarisasi KIK untuk pusat data nasional KIK akan bermanfaat dalam memperkuat kedaulatan dan bukti kepemilikan sebagai KIK Indonesia.

1. Perlindungan Hukum Sebagai Pencegahan Pelanggaran

Penegakan hukum prefentif dimaksudkan sebagai pencegahan supaya tidak terjadi pelanggaran.

Untuk terwujudnya penegakan hukum preventif dapat dilakukan dengan pemberian pemahaman kepada masyarakat maupun pihak-pihak yang terkait. Berdasarkan hasil penelitian didapat analisis mengenai pemberian pemahaman oleh Dinas Perindustrian kepada masyarakat.

Yang pertama, Dinas Perindustrian melakukan bimbingan terhadap pentingnya pengetahuan tradisional. Hal ini terbukti dari pernyataan penenun bahwa pengetahuan tradisional merupakan kerajinan yang harus dilestarikaan dan menjadi produk unggulan Pringgasela.

Kedua pendampingan pendaftaran oleh Dinas Perindustrian belum secara optimal seperti mendampingi langsung masyarakat agar dapat memudahkan pelaksanaan pendaftaran. Meski demikian Dinas Perindustrian memberitahukan kepada masyarakat yang mengalami kesulitan dalam pendafatran dapat langsung ke kantor Dinas untuk

koordinasi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan SDM seperti yang telah dikatakan oleh M. Bukhari

2. Perlindungan Hukum sebagai Penangulanggan pelanggaran

Penegakan hukum refrensif yaitu pelanggaran hukum yang telah terjadi, refrensif merupakan penangulangan jika ada pelanggaran hukum.

Berdasarkan penelitian tentang pelanggaran yang pernah terjadi pada pengetahuan tradisional, bahwa produksi dan hasil keuntungan dari proses pengetahuan tradisional yang dilakukan tanpa izin oleh pihak luar dari desa pringgaela telah melakukan pelanggaran.

Sebagaimana yang terdapat dalam hak cipta yaitu, hak cipta terdiri dari hak atas ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait.

Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun hak Hak Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan81

Pada prinsipnya suatu hak cipta telah lahir secara otomatis ketika ciptaan selesai dibuat, pendaftaran hak cipta lebih dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan administratif dan pembuktian untuk dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian atas ciptaan.82

81 Ermansyah Djaja, Hukum Kekayaan Intlektual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), cet ke-2,

hlm.4.

82 Sophar Maru Hutagalung, Hak Cipta, (Jakarta: Sinar Grafika, 2021), hlm, 348

Pengetahuan tradisional tenun Pringgasela memang secara otomatis memiliki Hak cipta sejak karya tenun diciptakan oleh kelompok masyarakat, banyaknya kasus-kasus pelanggaran yang pernah terjadi pada pengetahuan tradisional Indonesia karena kesadaran perlindungan hukum masih rendah pada masyarakat, tetapi ketika telah dicuri masyarakat adat tidak berdaya, kekuatan untuk mempertahankan sangat begitu rendah, pendaftaran permohonan bertujuan untuk memperkuat keberadaan masyarakat adat sebagai pemilik pengetahuan tradisional dimana jika ada suatu pelanggaran maka masyarakat adat akan memiliki bukti sebagai pemilik pengetahuan tradisional.

B. Perlindungan Hukum Masyarakat Adat Terhadap Pengetahuan Tradisional Tenun Perspektif Maslahah Mursalah

Hak kekayaan intelektual Indonesia telah menjadi bagian dari hukum positif sebagai konskuensi ratifikasi terhadap konvenan internasional yaitu paris convention for the protection of industrial property (konvensi paris tentang perlindungan kekakyaan industry) dan berne convention for the protection ot literary and artistic works (konversi berne tentang perlindungan karya seni dan sasta).83

Upaya sungguh- sungguh dari Negara untuk melindungi hak ekonomi dan hak moral pencipta dan pemilik hak terkait sebagai unsur penting dalam pembangunan kreativitas nasional. Teringkarinya hak

83 Duwi Handoko, Hukum Positif mengenai hak kekakyaan intelektual, (Pekanbaru: hawa

dan ahwa, 2015), hlm 1.

ekonomi dan hak moral dapat mengikis motivasi para pencipta dan pemilik hak terkait untuk berkreasi.84

Dari hasil peneliti terkait perlindungan pengetahuan tradisional tenun perspektif maslahah mursalah

1. Pengetahuan Tradisional Tenun sebagai Pemeliharaan Akal

Akal merupakan sumber hikmah (pengetahuan), sinar hidayat, cahaya mata hati, dan media kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat85

a. Ilmu sebagai kekakyaan immaterial

Pada konsep hak milik, pengetahuan atau penemuan adalah sebuah kekayaan immaterial, hak milik intelektual adalah hak yang bukan kebendaan (materiil). sedangkan dalam Islam (muamalah) dikenal adanya berbagai macam hak dari seseorang. Meski demikian, produk-produk fiqh klasik tidak mengenal adanya hak atas kekayaan intelektual, bahkan benda yang abstrak (immaterial) sifatnya tidak disinggung secara jelas. Pembahasan yang ada, yang bisa dikaitkan dengan hak milik benda immateriil adalah tentang milik al-manfa’ah (milik atas manfaat benda). Meskipun dalam konsep awalnya, milik atas manfaat benda itu hanya diperuntukkan bagi sebuah benda yang bersifat metariil, misalnya hak memanfaatkan rumah, namun dalam hal pemilikan atas manfaat, bisa di analogikan dengan adanya hak milik atas manfaat dari benda

84 Ibid., hlm 11.

85 Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm, 94.

yang immateriil, karena pada hakikatnya, sebuah kekayaan intelektual, dalam hal ini hak cipta atau paten, yang diijual adalah pemanfaatannya.

Bisa dipahami, bahwa apabila dalam muamalah bisa diakomodasikan adanya hak kebendaaan dan hak non kebendaan, atau hak meteriil dan hak immateriil. Maka, hak milik inteleektual mirip dengan hak-hak non kebendaan yang lain seperti hak tagih, hak sewa, hak guna bagunan dan yang sejenisnya. Islam mengakui adanya konsep kepemilikan yang seperti itu, karena seseorang mendapatkan itu atas upayanya sendiri, dia mencari sesuatu dan akhirnya mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkan oleh orang lain. Sehingga sebuah penemuan bisa saja dijual oleh pemiliknya dengan imbalan nilai ekonomi tertentu, sebagimana para intelekktual dalam sejarah peradaban Islam, memungut gaji atas kekayaan ilmu yang diberikannya. Sebagai sebuah kepemilikan dia sah.

Dari tinjauan kepemiliikan intellectual property rights secara fiqh bisa diakomodasi, artinya bisa diterima dalam Islam. Meskipun dalam apalikasinya harus melihat kepada pelaksanaan hak-hak pada masyarakat. Bukankah hak untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu yang penting bagi masyarakat, juga harus diperhatikan oleh hukum islam? meski hak intelektual itu bisa diakomodasi dalam hukum Islam, namun hars mempertimbangkan variable yang lain,

Dokumen terkait