BAB II PAPARAN DAN DATA TEMUAN
B. DATA TEMUAN
7. Pendapatan Masyarakat
52
53
sebesar 50% pendapatan informan antara Rp.
2.000.000-Rp. 3.000.000 sebesar 10,53%, pendapatan informan yang lebih dari Rp.3.000.000. sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan informan terbesar adalah di antara Rp.
2.000.000-Rp3.000.000 sebanyak 19 informan.
Berdasarkan pendapatan diatas dapat disimpulkan secara umum pendapatan berasal dari pertanian selain tembakau dan hal ini menunjukan juga bahwa hasil panen masih dipergunakan untuk memenuhi keperluan pribadi dan dijual untuk membeli kebutuhan lainya guna untuk keberlangsungan hidup informan.
Kegiatan dari usaha tani tembakau di daerah penelitian ini untuk keperluan menambah pendapatan yang diterima sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga.
2) Pendapatan Dari Usaha Tani Tembakau
Pendapatan usaha tani tembakau adalah pendapatan yang diperoleh informan dari usaha tani tembakau per sekali panen dan dinyatakan dalam rupiah. Pendapatn ini merupakan pendapatan sekali panen usaha tani tembakau yang berasal dari penerimaan hasil penjualan hasil produksi dikurangi dengan biaya produksi selama panen dalam satuan rupiah. Pendapatan dari usaha tani tembakau dapat dilihat dari tabel 15 berikut ini:
54 Tabel 15.
Pendapatan Usaha Tani Tembakau
Sumber : Data Sekunder dari PT Djarum yang diolah 2022
Tabel 15 di atas menunjukan bahwa pendapatan total keseluruhan pendapatan petani termasuk lahan sewaan dari usaha tani tembakau adalah pendapatan informan di bawah Rp.
90.00.000 sebesar 28,96%. Pendapatan informan antara RP. 90.000.000 – Rp. 270.000.000 sebesar 60,52%, pendapatan informan di atas Rp.
2700.000.000 sebesar 10,52%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan informan terbesar adalah di antara Rp. 90.000.000-Rp. 2700.000.000 dengan jumlah informan sebanyak 23 orang.
3) Pendapatan non- pertanian
Pendapatan non-pertanian adalah pendapatan yang diperoleh informan selain berusaha sebagai petani yakni pendapatan yang diperoleh diluar
No. Pendapatan
(Rp)
Frekuensi Presentase (%)
1 < 90.000.000 11 28,96
2 90.000.000 – 270.00.000 23 60,52
3 > 270.00.000 4 10,52
Jumlah total 38 100
55
sebagai petani, seperti bekerja sebagai buruh, pedagang dan lainnya dalam kurun waktu satu bulan. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel 16 berikut ini:
Tabel 16.
Total Pendapatan Non-Pertanian
Sumber : Data Primer dari informan yang diolah 2022 Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa pendapatan di luar pertanian dalam kurun waktu satu musim yaitu: tanpa penghasilan sebanyak 13 responden atau sebesar 34,21%, informan dengan pendapatan kurang dari Rp. 5.000.000 sebesar 47,37%, dan pendapatan diatas Rp.5.000.000 sebesar 18,42%.
Berdasarkan tabel 16 menunjukan hasil total pendapatan rumah tangga informan terbanyak adalah sebesar 47,37% informan dengan pendapatan total kurang dari Rp. 5.000.000, sebesar 34,21% informan dengan total pendapatan di atas Rp. 5.000.000 dan 18,42
No Pendapatan
(Rp)
Frekuensi Presentase (%)
1 Tanpa Penghasilan 13 34,21
2 ≤ 5.000.000 18 47,37
3 ≥ 5.000.000 7 18,42
Jumlah 38 100
56
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa total pendapatan rumah tangga informan terbanyak kurang dari Rp.5.000.000 yaitu sebanyak 18 informan yang berasal dari pendapatan non pertanian ini dikarenakan informan memiliki usaha pribadi dan sebagian lagi bermata pencaharian sebagai petani baik pekerja pokok maupun pekerjaan tambahan. Dan setelah diketahui pendapatannya maka perhitungan kontribusi usaha tani tembakau terhadap pendapatan rumah tangga dapat dihitung dengan analisis statistik sederhana.
8. Total pendapatan Masyarakat
Total pendapatan masyarakat responden dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diterima oleh responden dalam kurun waktu enam bulan dan dinyatakan dalam rupiah. Total pendapatan masyarakat merupakan hasil dari seluruh pendapatan bersih dari pendapatan usaha tani tembakau, pendapatan pertanian, pendapatan non-pertanian dan pendapatan pertanian ini dapat dilihat dari tabel 17 berikut ini:
Tabel 17.
Total Pendapatan Masyarakat
No Pendapatan Frekuensi Presentase %
1 <100.000.000 11 28,95%
2 100.000.000-300.000.000 24 63,16%
3 >300.000.000 3 7,89%
Jumlah Total 38 1000
57
Sumber: Data primer dari informan yang diolah 2022
Berdasarkan tabel 17 menunjukkan total pendapatan rumah tangga informan adalah sebesar 28,95% dengan pendapatan dibawah Rp.
<100.000.000, untuk pendapatan antara Rp.
100.000.000-300.000.000 sebesar 63,16%, dan responden dengan pendapatan diatas Rp. 300.000.000 sebesar 7,89%.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa total pendapatan terbanyak yaitu di antara 100.000.000-300.000.000 sebanyak 24 responden yang berasal dari pendapatan pertanian dan pendapatan usaha tani tembakau dan juga pendapatan non-pertanian yang dijumlahkan. Setelah total pendapatan masyarakat diketahui maka perhitungan kontribusi dari usaha tani tembakau terhadap kesejahteraan masyarakat dapat diketahui sehingga bisa dihitung dengan analisis statistik sederhana.
58 BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian
1. Kontribusi dari pendapatan petani tembakau terhadap kesejahteraan Masyarakat
Kontribusi yang dimaksud pada penelitian ini adalah sumbangsih atau sumbangan dari usaha tani tembakau yang dilakukan pada daerah penelitian sebanyak 38 informan yang profesinya sebagai petani tembakau.
Usaha tani tembakau yang ada di Desa Lekor sendiri diusahakan oleh petani dengan tujuan memperoleh pendapatan, selain dari pendapatan yang didapat dari usaha tani tembakau petani di Desa lekor juga memperoleh pendapatan selain dari usaha tani tembakau. Pendapatan masyarakat Desa Lekor selain dari usaha tani tembakau masyarakat juga memperoleh pendapatan dari hasil bertani padi, sayuran seperti cabai tomat terong, beternak, berdagang, dan sebagainya baik yang dikerjakan oleh kepala keluarga maupun yang dikerjakan oleh anggota keluarga. Pendapatan total masyarakat/ keluarga petani dapat dihitung dari pendapatan usaha tani tembakau, pendapatan pertanian, dan pendapatan non-pertanian. Untuk dapat menghitung kontribusi dari usaha tani tembakau terhadap pendapatan dapat kita menggunakan rumus berikut:
Untuk lebih jelas lagi sebesar berapa besar kontribusi usaha tani tembakau dapat dilihat dalam tabel 18 berikut ini:
Tabel 18.
Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap Pendapatan Keluarga pada masa pandemi covd-19
59
Sumber Pendapatan Jumlah
Pendapatan (Rp)
Presentase (%)
Usaha Tani Tembakau 8.702.008.000 56,29%
Sumber: Data primer dari Informan yang diolah 2022 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kontribusi petani tembakau terhadap kesejahteraan rumah tangga atau masyarakat pada masa pandemi covid-19 adalah sebesar 56,29%. Hal ini menunjukkan lebih dari separuh pendapatan masyarakat berasal dari usaha tani tembakau. Usaha tani tembakau sendiri memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan masyarakat baik keluarga petani itu sendiri maupun masyarakat sekitar meskipun masyarakat tengah mengalami pandemi covid-19, dan pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti biaya makan sehari hari, menyekolahkan anak-anak dan sebagainya.
2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Terkait Usaha Tani Tembakau
Usaha tani tembakau merupakan salah satu usaha dalam bidang pertanian yang cukup menjanjikan. Desa Lekor yang merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Lombok Tengah yang hampir mayoritas masyarakatnya menjalankan usaha tani tembakau. Petani tembakau di Desa Lekor secara turun temurun menjalankan usaha tani tembakau dengan alasan usaha tani tersebut yang dirasa lebih banyak memberikan sumbangan terhadap pendapatan rumah tangga petani pada masa pandemi ini selain memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjaga kelangsungan hidup mereka dibandingkan dengan kegiatan di bidang selain pertanian tembakau. Namun tidak semua petani mampu mendapatkan keuntungan yang sesuai
60
dengan apa yang diharapkan serta mampu mengembangkan usaha tani tembakau mereka karena setiap usaha itu dapat berkembang atau tidaknya tidak terlepas dari faktor pendorong dan faktor penghambat yang akan berpengaruh terhadap kemajuan usaha tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah dapat diketahui faktor Pendorong dan faktor penghambat usaha tani tembakau terhadap pendapatan keluarga, sebagai Berikut:
a) Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang dirasakan bagi petani tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah dalam menjalankan usaha tani tembakau dalam masa pandemi, antara lain:
1) Modal usaha yang masih terbilang terbatas.
2) Kurangnya pengetahuan tentang budidaya tanaman tembakau khususnya bila tanaman tembakau terkena penyakit baru atau hama yang belum pernah muncul sebelumnya karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki petani.
3) Ketidakmampuan petani dalam mengantisipasi tanaman tembakau yang tumbuh kurang baik yang dikarenakan cuaca yang tidak menentu.
4) Kurangnya informasi budidaya tembakau dari pertanian maupun PL(Petugas Lapangan dari PT).
5) Tidak semua petani mampu mengakses secara langsung hasil produksinya ke pabrik
b) Faktor Pendorong
Faktor pendorong bagi petani tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah
61
untuk menjalankan usaha tani tembakau, antara lain:
1) Banyaknya tersedia tenaga kerja Di Desa Lekor 2) Pemanfaatan Mesin Sebagai alat bantu petani 3) Letak geografi yang sangat cocok untuk
ditanami tembakau
4) Luas lahan yang masih banyak tersedia
Berdasarkan hasil penelitian kontribusi pendapatan petani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga pada masa pandemi covid-19 di desa lekor kecamatan janapria kabupaten lombok Tengah diperoleh keterangan sebagian besar petani tembakau di Desa Lekor kecamatan janapria kabupaten lombok tengah memperoleh hasil dari usaha tani tembakau tersebut mampu mencukupi kebutuhan dari keluarga walaupun masih dalam keadaan pandemi serta dapat memberikan kontribusi terhadap lingkungan seperti dengan adanya tembakau ini masyarakat yang ada di desa lekor bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup apalagi pada masa pandemi ini.
B.Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Lekor memperoleh hasil bahwasanya pendapatan yang diperoleh dari bekerja sebagai buruh tani tidak terpengaruh dengan vandemi Covid-19, dikarenakan masyarakat atau buruh tani kebanyakan bekerja disawah atau yang pemiliknya berada di Dusun yang sama dan pendapatan yang mereka terima dari usaha tani tembakau tidak dipengaruhi oleh pandemi covid-19.
Mayoritas usaha tani tembakau yang dijalankan para informan di desa lekor sudah berjalan sangat lama dan usaha ini dijalankan dari turun- temurun. Salah satunya adalah bapak Sahnan yang telah merintis usaha tani tembakau secara turun-temurun. Hal ini berdasarkan
62
hasil wawancara yang diterima peneliti dari informan saat melakukan observasi sebagai berikut.
“Usaha ini sudah dijalankan sejak lama oleh orang tua saya, semenjak saya kecil orang tua saya sudah berkecimpung dalam usaha tani tembakau ini. Bisa dibilang ini merupakan usaha turun temurun dari bapak saya. saya sudah menjalankan usaha tani tembakau ini semenjak tahun 1998.29 Sama halnya dengan usaha tani tembakau yang dilakukan oleh bapak Sahnan, dari tahun 2006 Bapak Jumaiyah juga sudah meneruskan usaha tani tembakau dari keluarganya. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang diterima penelitian dari informan saat melakukan penelitian dengan teknik wawancara sebagai berikut.
“Saya sudah menjalankan usaha tani tembakau semenjak tahun 2006, dikarenakan saya sudah menikah dan diberikan tanah untuk dikelola sampai sekarang jadinya bisa dibilang meneruskan apa yang menjadi usaha orang tua.30
Hal yang sama juga terjadi pada Bapak Sahri juga memulai meneruskan usaha tani tembakau dari orang tuanya pada tahun 2016 yang dinama menurut beliau usaha yang paling menjanjikan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang diterima peneliti saat melakukan wawancara.
“Usaha ini sebenarnya usaha yang dijalankan bapak saya akan tetapi dikarenakan bapak saya yang semakin tua dan tenaganya sudah menurun
29 Bapak Sahnan, Sebagai Petani di Desa Lekor. Wawancara 18 Mei 2022
30 Bapak Jumaiyah, sebagai Petani di Desa Lekor. Wawancara 19 Mei 2022
63
sehingga saya yang melanjutkan usaha tani tembakau ini pada tahun 2016 yang dimana dalam pengamatan saya usaha ini memang paling cocok dan menjanjikan”.31
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan bahwasanya usaha tani tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah ini di jalankan atau melanjutkan usaha ini secara turun-temurun yang diberikan oleh orang tuanya.
Usaha tani tembakau ini tidak terlalu sulit dikarenakan menurut hasil dari wawancara yang didapat adalah karena dari kecil mereka sudah ikut membantu orang tua mereka sehingga mereka sedikit tidak sudah mulai paham dalam menjalan usahatani tembakau ini.
Para petani tembakau di Desa Lekor tertarik untuk menjalankan usaha ini dengan alasan usaha tani tersebut lebih menjanjikan dan lebih banyak memberikan sumbangan terhadap pendapatan masyarakat yang dimana ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup mereka dibandingkan dengan kegiatan di bidang selain pertanian tembakau seperti padi, sayuran, kedelai, semangka, dan lainya. Hal ini berdasarkan wawancara yang diterima peneliti dari informan saat melakukan penelitian sebagai berikut:
“Selain sebagai petani tembakau saya juga pernah menjalankan usaha tani padi, akan tetapi tidak berjalan dengan baik dikarenakan faktor cuaca faktor air juga yang menjadi permasalahan.
31 k Sahri, sebagai Petani tembakau di Desa Lekor. Wawancara pada tanggal 19 Mei 2022
64
Sehingga saya menjalankan usaha tani tembakau di karnakan di Desa Lekor ini yang paling cocok dengan cuacanya serta tanaman tembakau tidak terlalu membutuhkan air sebanyak tanaman padi”.32
Pada saat menjalankan suatu usaha pastinya faktor-faktor yang mempengaruhi usaha tersebut tak terkecuali usaha tani tembakau. Faktor- faktor tersebut penghambat maupun pendukung dalam hal kelangsungan usaha tersebut.dalam hal ini yang dibahas disini merupakan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan faktor yang menjadi penghambat dari usaha tani tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Adapun pembahasan dari faktor pendukungnya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Kelembaban Yang Dimiliki Desa Lekor Tanaman tembakau sebenarnya bisa tumbuh dengan cukup baik di tempat yang tingkat kelembabannya yang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah dan juga panas karena tembakau merupakan tanaman musiman, dan jikalau tanaman tembakau di tanam di tempat yang kelembabannya tinggi akan mempermudah timbulnya penyakit, hama, dan kualitas dari hasil tembakau. Hal ini berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut:
“Desa Lekor ini Udaranya tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin sehingga ini menjadikan faktor kecocokan kalau digunakan
32 Bapak H. Amrullah sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara, 20 mei 2022
65
untuk bercocok tanam tembakau.33
2. Tenaga Kerja Yang Mudah Diperoleh Di Desa Lekor Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap berjalan atau tidaknya suatu usaha karena di dalam setiap usaha yang dilakukan pasti membutuhkan tenaga kerja. Perolehan tenaga kerja di Desa Lekor berdasarkan hasil dari wawancara berikut:
“Saya tak perlu susah-susah untuk mencari kedesa lain kalau hanya sekedar untuk mendapatkan orang yang bisa membantu saya dalam mengelola tembakau karena tetangga saya juga banyak yang ingin membantu saya karena mereka juga menanam tembakau dan biasanya kita saling membantu dalam proses pengolahan tembakau meskipun ada beberapa yang kita bayar”.34
Sama halnya dengan yang dikatakan Bapak Sarjan juga tak pernah susah dalam mencari tenaga kerja dalam wawancaranya sebagai berikut:
“Berhubung anggota keluarga saya cukup banyak dan saya juga bisa menyewa mesin keceprek jadi tak perlu bingung-bingung mencari tenaga kerja di Desa lain”.35
3. Lahan Yang Masih Banyak Tersedia
Lahan pertanian yang dimiliki oleh petani tanpa menyewa serta tanah yang masih subur dinilai petani
33 Bapak Salbi sebagai petani di Desa lekor. Wawancara, tanggal 24 Mei 2022
34 Bapak H. Sabarudin sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara pada tanggal 21 mei 2022
35 Bapak Sarjan sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara pada tanggal 21 mei 2022
66
tembakau di Desa Lekor sangat cocok untuk menjalankan usahanya. Hal ini sejalan dengan apa yang peneliti temukan saat melakukan wawancara dengan informan yaitu:
“Saya diuntungkan dengan luas lahan yang saya miliki, karena lahan yang cukup luas dan dana saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa lahan untuk usaha saya ini”.36
Dengan lahan yang luas dan tanpa harus menyewa ini menjadikan faktor yang paling menguntungkan bagi petani. selain itu kondisi tanah yang masih subur menjadikan pertumbuhan tembakau sangat baik di Desa Lekor. Hal ini berdasarkan wawancara berikut ini:
“Saya tertarik menjalankan usaha tani tembakau di Desa Lekor ini dikarenakan tanahnya masih subur, sehingga hasilnya juga semakin memuaskan”.37
Berdasarkan hasil wawancara di atas, alasan ketertarikan petani tembakau di Desa Lekor yaitu karena tanah yang tidak terlalu kering dan juga terlalu basah selain itu juga lahan yang dimiliki cukup luas dan subur sehingga pertumbuhan tanaman semakin baik. Dan dalam menjalankan usaha tani tembakau ini tidak memerlukan biaya tambahan untuk lahan sehingga biaya yang dikeluarkan bisa diminimalisir dan uang yang semulanya untuk menyewa lahan bisa dialihkan untuk menambah biaya
36 Bapak Zakaria sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara, 24 Mei 2022
37 Bapak Syafarudin sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara, tanggal 24 Mei 2022
67
modal yang lain sehingga dijadikan salah satu alasan oleh para petani tembakau yang tertarik untuk menjalankan usaha tani tembakau.
Selain diuntungkan dengan dua hal diatas petani tembakau juga didukung oleh faktor pemanfaatan mesin sebagai alat bantu pengolahan sampai proses produksi dan faktor tenaga kerja yang mudah diperoleh di Desa Lekor
4. Pemanfaatan Mesin Sebagai Alat Bantu Pengelolaan Serta Produksi
Penggunaan mesin dalam pengolahan sampai produksi usaha tani tembakau ini menunjukkan keterjangkauan sebagian petani untuk membeli atau bahkan hanya sekedar menyewa beberapa unit mesin sebagai alat bantu pengelolaan lahan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan informan yaitu:
“Dalam proses dari pengolahan sampai produksi, dalam pengelolaan tanaman tembakau untuk menyuburkan tanaman petani menggunakan mesin pencangkul setelah jarak 3 minggu petani akan menggunakan mesin keceprek sedangkan dalam proses produksi petani di Desa Lekor menggunakan pres bal.
Dengan proses tersebut proses dalam menjalan usaha tani tembakau akan semakin cepat dibandingkan dengan tenaga manusia. Sehingga dengan adanya mesin ini saya merasa terbantu”.38
Dalam menjalan usaha tani tembakau para petani tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria
38 Bapak H. Marzuki sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara, 22 mei 2022
68
Kabupaten lombok tengah juga mengalami kendala dalam menjalankan usaha tani tembakau sehingga ada beberapa faktor penghambatnya adalah sebagai berikut:
5. Keterbatasan modal
Seperti yang kita ketahui modal merupakan faktor yang paling utama dalam menjalankan suatu usaha, keterbatasan modal dapat diatasi dengan cara petani mengajukan pinjaman maupun menggadai emas. Hal ini yang peneliti terima saat melakukan wawancara dengan informan.
“Saat saya memulai usaha tani tembakau biasanya melakukan pinjaman ke pihak Bank maupun orang yang mau meminjamkan saya selain dari modal yang saya punya dikarenakan modal yang saya punya tidak cukup untuk melakukan usaha tani tembakau ini”.39
Hal yang sama juga menimpa Bapak Maharudin memilih meminjam ke pihak bang Bank, menggadaikan perhiasan yang di rasa cukup mahal, ataupun meminjam di kerabat yang yang tidak menanam tembakau ini dilakukan untuk menambah modal dalam menjalankan usaha tani tembakau. Hal ini berdasarkan apa yang peneliti dapatkan saat melakukan wawancara dengan informan sebagai berikut:
“Saya tidak mempunyai modal yang banyak akan tetap saya punya lahan dari pada kosong karena tidak dikelola lebih baik saya melakukan
39 Bapak Supardan sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara, pada tanggal 24 Mei 2022
69
pinjaman ke kerabat ataupun menggadaikan perhiasan untuk menambah modal dalam usaha tani tembakau ini”.40
6. Rendahnya ilmu pengetahuan yang dihadapi petani tembakau
Rendahnya pengetahuan yang dimiliki petani ini dikarenakan masih jenjang pendidikan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan informan sebagai berikut:
“Pengetahuan saya tentang tanaman tembakau masih kurang karena saya hanya belajar dari orang tua saya dan saya Cuma mengikuti apa apa yang disarankan orang tua dan sesama petani. karena pendidikan saya saja tidak sampai lulus SD sehingga saya terkadang saya tidak mengetahui pengobatan hama dan penyakit yang saya temui saat masih bersama bapak saya”.41 Sama halnya yang dengan dialami Bapak Sudiman, Bapak Gunisah juga mengalami kendala, dia merasa keterbatasan pengetahuannya dalam usaha tani tembakau mempengaruhi hasil usaha taninya.
“Saya masih belum terlalu memahami tentang obat-obatan yang digunakan tanaman tembakau, oleh karena itu saya sering kewalahan saat hama dan penyakit yang baru menyerang tanaman tembakau, sehingga saya merasa sangat memerlukan penyuluhan tentang obat-
40 Ibuk Fitri Dolah sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara,pada tanggal 24 Mei 2022
41 Bapak Sudiman sebagai petani di Desa Lekor. Wawancara, 23 Mei 2022
70
obatan untuk tanaman tembakau”.42
Dengan rendahnya jenjang pendidikan yang dimiliki sebagian besar informan, menjadikan pengetahuan mereka dalam usaha tani tembakau masih rendah sehingga produksi hasil petani tidak maksimal bisa dikarenakan kurang maksimalnya dalam penanganan hama dan penyakit oleh karena itu menurut informan sangat penting dan membutuhkan penyuluhan, pelatihan ataupun lainnya tentang tanaman tembakau senggi menambah pengetahuan dan wawasan baru tentang usaha tani tembakau yang baik dan benar. Sehingga hama dan penyakit pada tembakau dapat diatasi dengan baik pemeliharaan serta pengelolaan dapat dilakukan dengan intensif yang dimana pertumbuhan tembakau dapat berjalan dengan baik sehingga sesuai dengan yang diinginkan atau tembakau yang memiliki kualitas tinggi.
Selain kendala diatas hasil wawancara peneliti juga mendapati beberapa penghambat lainya. Antara lain: ketidakmampuan petani dalam mengantisipasi tanaman tembakau tumbuh kurang baik yang dikarenakan cuaca yang tidak menentu ketidakadaan akses informasi budidaya tembakau dan tidak semua petani dapat mampu mengakses langsung hasil produksinya ke pabrik.
7. Ketidakmampuan dalam mengantisipasi tanaman tembakau tumbuh baik yang dikarenakan cuaca yang tidak menentu.
Beberapa tahun belakangan ini cuaca tidak
42 Bapak Gunisah sebagai petani di Desa Leor. Wawancara, 24 Mei 2022