KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI DESA LEKOR, KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
OLEH:
VERI IRAWAN NIM. 180501155
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
ii
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI DESA LEKOR, KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
OLEH : VERI IRAWAN NIM. 180501155
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
iii
iv
v
vi
vii MOTTO
* ِساَّنلِل مُهُعَفنَأ ِسانلا ُرْيَخ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (Hadits riwayat Ath-Thabrani).1
1 Sulaiman Bin Ahmad Al-Thabrany, Kitab Mu’jam Al-Ausath, (Khairo: Darul Haromain, t.th), hlm. 1766.
https://www.risalahislam.com di akses tanggal 28 Agustus 2022
viii
PERSEMBAHAN
“Sripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis yaitu Bapak Sahnan dan IbuRubianti, Keluarga besar Sahlan dan Demah, sahabat penulis, almamater UIN Mataram, semua guru dan dosen penulis”
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kontribusi Pendapatan Petani Tembakau Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah” dapat diselesaikan dengan baik untuk menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Mataram. Tak lupa kami layangkan soalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw beserta sahabat dan keluarganya, semoga dengan seringnya kita melafalkan sholawat kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan syafa’at dari Beliau kelak di hari penghisaban.
Skripsi ini bisa terselesaikan bukan karena hasil kerja keras kami sendiri, melainkan berkat motivasi terutama motiasi pasif Ibu, Ayah dan saudara yang selalu mendukung kami baik dengan motivasi maupun do’a sehingga kami bisa semakin bersemangat. Begitu juga dengan motivasi aktif dari sahabat-sahabat, teman-teman tercinta, kami ucapkan terimakasih atas segala do’a serta dukungannya sehingga kami dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala hormat juga kami sampaikan terimakasih kepada :
1. Prof.Dr.H. Ahmad Amir Aziz,M.Ag selaku pembimbing I dan Jumaidin selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Ibuk Dr. Zulpawati, M.A sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Syariah yang tetap mengingatkan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
x
3. Bapak Dr. Riduan Mas’ud, M.ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menimba ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Aamin.
Mataram, 29 Juni 2022 Penulis
Veri Irawan NIM. 180501155
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PEMBIMBING . . . v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 6
E. Telaah Pustaka ... 8
F. Kerangka Teori ... 14
G. Metodologi Penelitian ... 31
H. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 31
I. Tempat Penelitian ... 33
J. Sumber Data ... 33
K. Teknik Pengumpulan Data ... 34
L. Teknik Analisis Data ... 35
M. Keabsahan Data ... 37
BAB II PAPARAN DAN DATA TEMUAN ... 40
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40
1. Sejarah Dan Letak Geografis Desa Lekor ... 40
2. Data Penduduk Desa Lekor ... 41
xii
3. Data Penduduk Desa Lekor Menurut Pekerjaan ... 41
4. Sarana Dan Prasarana ... 44
5. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Lekor ... 46
B. DATA TEMUAN ... 47
1. Karakteristik Masyarakat ... 47
2. Jumlah Anggota Rumah Tangga Masyarakat . . . 48
3. Luas Penggunaan Lahan Masyarakat ... 49
4. Mata Pencaharian ... 50
5. Biaya Produksi Usaha Tani Tembakau ... 52
6. Cost Production (biaya produksi) ... 53
7. Pendapatan Masyarakat ... 61
8. Total Pendapatan Informan ... 66
BAB III HASIL PENELITIAN ... 69
A. Hasil penelitian ... 69
1. Kontribusi Dari Petani Tembakau Terhadap Kesejahteraan Keluarga Informan ... 69
2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Terkait Usaha Tani Tembakau ... 71
B. Pembahasan ... 73
BAB IV PENUTUP ... 92
A. KESIMPULAN ... 92
B. SARAN ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN ... 101
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelamin ... 41
Tabel 2. Pengelompokan Jumlah Penduduk Desa Lekor Berdasarkan Pekerjaan Sebagai Berikut ... 42
Tabel 3. Sarana Dan Prasarana Di Desa Lekor ... 44
Tabel 4. Karakteristik Masyarakat Menurut Umur ... 47
Tabel 5. Jumlah Anggota Rumah Tangga Informan ... 48
Tabel 6. Luas Penguasaan Lahan Informan ... 50
Tabel 7. Mata Pencaharian Tambahan ... 51
Tabel 8. Biaya Produksi Dari Usaha Tani Tembakau ... 52
Tabel 9. Biaya Tetap Petani Tembakau ... 55
Tabel 10. Biaya Variabel Usaha Tani Tembakau ... 56
Tabel 11. Biaya Marginal/Biaya Tambahan Usaha Tani Tembakau... 57
Tabel 12. Biaya Penyusutan Usaha Tani Tembakau ... 59
Tabel 13. Biaya Pupuk Dan Pestisida Usahatani Tembakau ... 60
Tabel 14. Pendapatan Dari Usaha Pertanian ... 62
Tabel 15. Pendapatan Usaha Tani Tembakau ... 64
Tabel 16. Total Pendapatan Non-Pertanian ... 65
Tabel 17. Total Pendapatan Masyarakat ... 67
Tabel 18. Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap Pendapatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covd-19... 70
xiv
KONTRIBUSI PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU TERHADAP
KESEJAHTERAAN KELUARGA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA LEKOR, KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh:
Veri Irawan NIM 180501155
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kontribusi apa saja yang diberikan Usaha Tani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga pada masa pandemi di Desa Lekor kecamatan janapria kabupaten Lombok Tengah; 2) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil usaha tani tembakau pada masa pandemi di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu 38 petani tembakau, dan penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif teknik Pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat kesimpulan seberapa besar kontribusi usaha tani tembakau terhadap kesejahteraan masyarakat sebesar 56,29%. Adapun Faktor pendukung usaha tani tembakau adalah mudahnya diperoleh tenaga kerja dan pemanfaatan mesin Keceprek sebagai alat bantu. Sementara itu faktor penghambat usaha tani tembakau adalah modal usaha yang dimiliki keterbatasan pengetahuan, ketidakmampuan petani petani tembakau dalam mengantisipasi tanaman tembakau yang tumbuh kurang baik karena cuaca yang tidak menentu, petani tidak mampu mengakses tembakaunya langsung ke pabrik.
Kata kunci: Kontribusi, pendapatan petani tembakau, Kesejahteraan Keluarga
xv
TOBACCO FARMERS' INCOME CONTRIBUTION TO PANDEMI FAMILY WELFARE IN LEKOR VILLAGE, JANAPRIA REGENCY,
CENTRAL LOMBOK REGENCY
Veri Irawan NIM 1805O1155
ABSTRACT
This study aims to determine: 1) What contribution is given by tobacco farming to family welfare during the pandemic in Lekor Village, Janapria sub-district, Central Lombok district; 2) What factors can affect the results of tobacco farming during the pandemic in Lekor Village, Janapria District, Central Lombok Regency
This research is a descriptive research. The population in this study were 38 tobacco farmers, and this study used quantitative and qualitative data. Data collection techniques used questionnaires and interviews, observations, and documentation. Based on the results of the study, it can be concluded how big the contribution of tobacco farming to the welfare of the community is 56.29%. The supporting factors for tobacco farming are the ease of obtaining labor and the use of the Keceprek machine as a tool.
Meanwhile, the inhibiting factors for tobacco farming are business capital that has limited knowledge, the inability of tobacco farmers to anticipate tobacco plants that grow poorly due to uncertain weather, farmers are not able to access their tobacco directly to the factory.
Keywords: Contribution, income of tobacco farmers, Family Welfare
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sektor pertanian di Indonesia memiliki peran yang cukup penting dalam pembangunan nasional guna dalam mencapai swasembada pangan, membuka peluang kerja di pedesaan, dapat menjadi sumber devisa selain migas, serta dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatannya.
Pertanian mempunyai dua pengertian, yang dimana pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas.
Pertanian dalam artian sempit bisa kita definisikan sebagai pertanian yang merujuk pada kegiatan pertanian rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya tanaman pangan seperti kedelai, padi, cabai, tomat, dan sebagainya. Sedangkan pertanian dalam arti luas merupakan sebuah bentuk sektor yang dimana sektor lingkungan suatu usaha yang memiliki kemiripan ruang lingkup, yang dimana dalam sektor pertanian terdapat beberapa subsektor yang dimana yaitu subsektor peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan budidaya tanaman. Yang dimana sektor pertanian yang cukup berperan di Indonesia adalah pertanian tembakau yang salah satunya di Kabupaten Lombok Tengah.2
Lombok Tengah merupakan salah satu Daerah tingkat II atau kabupaten yang berada di pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat. Ibu kota daerah ini adalah kecamatan Praya. Kabupaten Lombok Tengah memiliki luas wilayah 1.095,03 km² dengan populasi sebanyak 1.059.042 jiwa (pada tahun 2021). Kabupaten Lombok Tengah terletak pada
2Lalu Hendi Sandika Putra,” Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa Maron, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah”. (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Mataram, 2021), hlm. 1-2.
2
posisi 82° 7’- 8° 30’ Lintang Selatan dan 116° 10’ - 116° 30’
Bujur Timur. Yang dimana Kabupaten Lombok Tengah memiliki mata pencahariannya yaitu: pertanian 72%, Industri 7%, Perdagangan 7%, Angkutan 3%, Kontruksi 2% dan Lainnya 2% 3
Lombok Tengah menjadi salah satu kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat yang menghasilkan tembakau dengan kualitas baik. Harganya lebih tinggi dibandingkan dengan tembakau yang ada pada daerah lain. Hampir semua petani yang memiliki lahan persawahan akan berusaha memanfaatkan kesempatan pada musim Kemarau untuk menanam tembakau karena dirasakan sangat menguntungkan dengan harga jual yang tinggi.
Tembakau merupakan salah satu komoditas tanaman yang cukup penting selain sebagai penyumbang devisa.
Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dan pekerjaan.
Kegiatan usaha tani tembakau tersebar hampir di seluruh desa yang berada di kabupaten Lombok Tengah tak terkecuali Desa Lekor yang dengan lingkup masyarakat desa yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani tembakau. Dengan mata pencaharian sebagai petani tembakau diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani, akan tetapi tidak semua petani di desa lekor mempunyai lahan yang luas untuk ditanami tembakau dan tak jarang masyarakat di desa lekor menyewakan lahannya dikarenakan biaya yang dikeluarkan dalam menanam tembakau.
3 wikipediA,”Kabupaten Lombok Tengah”’ Dalam
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lombok_Tengah#, diakses tanggal 15 Januari 2022, pukul 17:58 WIB
3
Namun komoditas tembakau di Desa Lekor sekarang ini, Bukanlah seperti “Emas Hijau” yang seperti pada masa- masa dulu. Namun faktanya berbanding terbalik dengan kenyataannya, setiap tahunnya petani selalu dirugikan khususnya pada 3 tahun terakhir. Fenomena yang didapat oleh peneliti saat melakukan observasi awal diketahui bahwa pada masa pandemi Covid-19 harga tembakau mengalami penurunan dan tentu hal tersebut berdampak langsung pada kesejahteraan petani tembakau di Desa Lekor
Seiring dengan permasalahan-permasalahan yang ada saat ini seakan membuat hampir semua petani tembakau di Desa Lekor menjadi khawatir sekaligus resah, yang dimana setelah melakukan observasi awal diketahui beberapa permasalahan yang sering dialami oleh petani, menurut Sahri, setelah adanya pandemi Covid-19 banyak sekali permasalahan yang sering timbul seperti “harga pupuk yang tidak stabil, harga tembakau yang turun-naik (khususnya 3 tahun terakhir dikarenakan Covid-19 menurun drastis)” 4. Sedangkan permasalah lain yang dirasakan oleh petani di Desa Lekor seperti yang dijelaskan oleh bapak Sahnan dan beberapa petani lainya yaitu “modal yang diperlukan oleh masyarakat dalam menanam tembakau sangat tinggi, bahkan dalam 1 hektar itu memerlukan modal setidaknya 55 juta dan kalau tembakau merugi kerugiannya tidak sedikit.5 Hal ini dapat membuat petani akan merasa resah ketika menjelang musim kemarau atau musim tembakau karena merasa takut dengan masalah-masalah tersebut.
Berdasarkan pernyataan yang telah diuraikan pada Latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang petani tembakau di Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Dalam
4Sahri, Wawancara, Lekor, 4 Januari 2022
5Sahnan, Wawancara, Lekor 6 Januari 2022
4
penelitian ini diharapkan akan memperoleh kesimpulan bahwasanya apakah usaha tani tembakau akan memberikan kontribusi terhadap lingkungan dan pendapatan masyarakat Desa Lekor di masa pandemi Covid-19. Pemikiran ini yang kemudian melatar belakangi penelitian yang berjudul
“Kontribusi Pendapatan Usaha Tani Tembakau Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah”
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Kontribusi apa saja yang diberikan Usaha Tani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga pada masa pandemi di Desa Lekor kecamatan janapria kabupaten Lombok Tengah
?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil usaha tani tembakau pada masa pandemi di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah?
C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah yang diangkat, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kontribusi apa saja yang diberikan petani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga pada masa pandemi di Desa Lekor kecamatan janapria kabupaten Lombok Tengah ?
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil usaha tani tembakau pada masa pandemi di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah?
5 2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Manfaat diadakannya penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang Studi Ekonomi Syariah Khususnya dalam kajian pengembangan keilmuan bagi mahasiswa
2) Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti- peneliti yang akan datang apabila akan mengadakan penelitian yang serupa maupun yang akan melanjutkan penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan semoga dapat memberikan informasi kepada semua belah pihak yang membutuhkan atau memerlukan terutama bagi pelaku usaha dan pemerintah.
D.Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang lingkup
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti sangat tertarik melakukan penelitian Di Desa Lekor, dikarenakan hampir semua masyarakat yang dengan jumlah penduduknya sebanyak 12.200 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 4.027 kk, yang dimana usaha tani tembakau menjadi komoditas terbesar yakni 70% dari luas wilayah yang ada di desa lekor, sehingga peneliti berharap mendapatkan kesimpulan bahwasanya apakah usaha tani tembakau akan memberikan Kontribusi terhadap lingkungan dan pendapatan rumah tangga petani pada masa pandemi di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah
2. Setting Penelitian
Penelitian ini mengambil setting penelitian di Desa lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah.
6
Alasan peneliti mengambil Setting penelitian di Desa Lekor adalah Karenakan di Desa Lekor dengan jumlah penduduk sebesar 12.200 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 4.027 KK yang dengan luas wilayahnya sebesar 75% ditanami tanaman tembakau virginia pada musim kemarau yang dimana tembakau merupakan sumber mata pencaharian masyarakat baik sebagai pengusaha maupun yang bekerja sebagai buruh tembakau. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan alasan pemilihan setting penelitian di Desa Lekor adalah karena mampukah petani tembakau akan dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga di masa pandemi Covid-19 di Desa Lekor sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut.
E.Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi- studi atau karya terdahulu yang terkait, untuk menghindari duplikasi, plagiasi, repetisi,serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan, peneliti mendapat beberapa pendapat, yang pendapat ini walaupun kurang mengena secara langsung akan tetapi pada bagian-bagian tertentu mempunyai sangkut paut dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Diantara penelitian tersebut adalah:
1. Lalu Hendi Sandika Putra (FEBI UIN Mataram) 2021 Kontribusi usaha Tani Tembakau terhadap pendapatan di Desa Marong, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. 6
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lalu Hendi Sandika Putra didapatkan kesimpulan bahwasanya
6 Lalu hendi sandika putra,” Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap Pendapatan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Marong, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah”. (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Mataram, Mataram, 2021), hlm. 1- 77.
7
kontribusi usaha tani tembakau terhadap pendapatan rumah tangga yaitu sebanyak Rp. 111.600.000 atau sebesar 58,26%, ini menunjukkan bahwa usaha tani tembakau di desa marong, kecamatan praya timur lebih besar dari beberapa pendapatan yang lain diantaranya yaitu usaha pertanian non tembakau sebesar 26,84% dan usaha non pertanian sebanyak 14,9%. Hal ini menunjukkan lebih dari setengah pendapatan rumah tangga petani ini berasal dari usaha tani tembakau. Usaha tani tembakau ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan rumah tangga, sehingga sebagian besar dari pendapatan yang diperoleh dari usaha tani tembakau digunakan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Adapun penelitian ini berbentuk kualitatif dengan studi kasus yang ada di Desa Marong, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah.
Adapun kesamaan dalam penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama mengkaji tentang pendapatan usaha tani tembakau dan menghitung pendapatan dari usahatani tembakau dan kontribusi usaha tani tersebut.
Sedangkan perbedaannya dalam peneliti ini adanya bibit tembakau yang berbeda dalam penelitian lalu hendi sandika putra dia meneliti tembakau ranjangan sedangkan dalam penelitian ini peneliti teliti yaitu tembakau virginia yang yang tentu berbeda dan tempat lokasi peneliti menjadikan kedua penelitian ini tidak bisa disamakan dan bukan termasuk tindakan plagiasi.
2. Nur Awal (UMM) 2017, Kontribusi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Dan Peran Penyuluhan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kapuan Selayar.7
7 Nur Awal,” Kontribusi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah dan Peran Penyuluhan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Kecamatan
8
Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan Nurawal ini bagaimana pentingnya peran penyuluhan terhadap petani yang dimana penyuluhan dapat sebagai penambah pengetahuan dan keterampilan kepada petani, di samping itu penyuluhan juga sekaligus dapat memberi saran dan masukan kepada petani. yang dimana Nurawal dalam penelitiannya telan melakukan penyuluhan sebagaimana fungsinya. Sehingga besar kontribusi dan usahatani padi terhadap total pendapatan rumah tangga di Desa Bontobaru adalah Rp 84.300.000 dengan tingkat persentase sebesar 52,27 % dibandingkan dengan beberapa sumber pendapatan lain, hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi merupakan sumber pendapatan yang cukup besar jadi usaha tani sangat cocok untuk dikembangkan di Desa Penelitian.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang usahatani dan menghitung pendapatan yang diperoleh dari usahatani terhadap rumah tangga petani dan peran usahatani tersebut. Perbedaannya adalah dari objek yang dimana dalam penelitian ini meneliti usahatani padi, sedangkan dalam penelitian ini objeknya adalah tembakau, tempat penelitian yang berbeda, dan metode analisis yang dilakukan atau diterapkan berbeda.
3. Hawa Abila Fada (Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2020), Tingkat Kesejahteraan Petani Tembakau Di Desa Petarangan Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung.8
Pasimasunggu Timur Kecamatan Kepulaun Selayar”. (Skripsi, Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar 2017), hlm. 1-47.
8 Hawa Abila Fada,” Tingkat Kesejahteraan Petani Tembakau Di Desa Petarangan Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung”. (Skripsi, Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta, 2020), hlm. 1-98.
9
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hawa Abila Fada di Desa Petarangan Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung diketahui bahwasanya secara deskriptif (menggambarkan apa adanya), petani tembakau di Desa Petarangan Kecamatan Kledung memiliki rata-rata pendapatan sebesar ≤Rp. 5.000.000 dalam sebulan, rata-rata petani memiliki riwayat pendidikan terakhir mereka yakni tamat SMP sampai tidak tamat SMA dan rata-rata luas lahan 0,6-1 Ha. Para petani di Desa Petarangan mempunyai rata-rata anak sebanyak 2 orang dan sudah mulai bekerja sebagai petani tembakau selama lebih dari 15 tahun.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang usaha tani tembakau dan sama-sama membahas faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan.
Perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan, teknis analisis data, serta tempat penelitiannya juga berbeda.
4. Jurnal Dwi Wahyuni, dkk (Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap kesejahteraan Petani Tembakau Di Kabupaten Jombang ).9
Dari hasil penelitian yang yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni dan kawan kawan dapat disimpulkan diketahui bahwa usaha tani tembakau pada masa pandemi covid-19 mengalami penurunan penurunan. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu (1) faktor cuaca dimana intensitas hujan yang tinggi menyebabkan daun tembakau menjadi rusak, busuk sehingga mempengaruhi kualitas tembakau itu sendiri saat diproses menjadi tembakau rajangan maupun tembakau janturan; (2) adanya kebijakan selama masa pandemi covid-19 yaitu penerapan
9 Jurnal Dwi Wahyuni, dkk,” Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kesejahteraan Petani Tembakau Di Kabupaten Jombang”. Jurnal Menara Ekonomi Vol. VII, Nomor. 2, Oktober 2021
10
PKM yang berpengaruh langsung terhadap permintaan tembakau ke petani dari pabrik rokok, dikarenakan pabrik rokok dibatasi untuk tidak melakukan aktivitas produksi.
Kedua faktor inilah yang menyebabkan harga jual tembakau turun selama masa pandemi covid-19. Jika sebelumnya harga tembakau sebelum pandemi covid-19 berkisar antara Rp. 35.000,- sampai Rp. 25.000,- per kilogram, sedangkan harga saat pandemi covid-19 berkisar antara Rp. 23.000,- sampai Rp. 18.000,- per kilogram.
Berdasarkan hasil penelitian dari Dwi Wahyuni, Dkk maka bisa kita tarik persamaannya adalah sama-sama mencari kesimpulan apakah usaha tani tembakau akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga di massa pandemi covid-19, sedangkan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni dan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah terletak pada tempat dilakukan penelitian serta metode penelitian yang digunakan berbeda sehingga penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak bisa disamakan dan bukan termasuk dalam plagiasi.
5. Sudirman dan Juri Yusuf (Fak. Pertanian Universitas Bojonegoro) Analisis Usaha Tani Tembakau (Nicotiana Tobacum L) Studi kasus di Desa Palon, Kecamatan Jepon, Kabupaten blora.10
Hasil dari penelitian ini adalah besar dari rata-rata total biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani tembakau sebesar Rp 14.153.705/ha dan perolehan rata-ratanya sebesar Rp 25.028.571/ha dan pendapatnya sebesar Rp 10.878.867/ha, berdasarkan hasil penelitian RC, ratio untuk
10 Suhirman Juri Yusuf,” Analisis Pendapatan Usaha Tani Tembakau (Nicotiana Tabacum L) Studi Kasus Di Desa Palon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Provinsi Jawa”. Jurnal Fakultas Pertanian Vol 6, Nomor 2, 2019
11
pendapatan usaha tani tembakau adalah sebesar 1,76%
terbukti efisien yaitu menguntungkan dan layak karena lebih besar pendapatnya dari pada biaya yang dikeluarkan.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang tingkat pendapatan usahatani tembakau, kontribusi usaha tani tembakau. Sedangkan perbedaannya adalah tempat pelaksanaan penelitian serta ada beberapa faktor- faktor yang menentukan pengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha tani tembakau
F. Kerangka Teori
1. Kontribusi Petani Tembakau a. Pengertian Kontribusi
Kontribusi adalah berasal dari bahasa inggris yaitu, contribute, contribution maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan diri maupun sumbangan.
Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi dan tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu atau sebuah lembaga yang memberikan bantuan terhadap pihak lain demi kebaikan bersama sedangkan kontibusi sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu atau sebuah lembaga kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain.11
Kontribusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “kontribusi adalah 1) Uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya); 2) sumbangan”.12 Jadi setiap orang dapat dikatakan berkontribusi apabila terlihat atau melibatkan diri pada
11 Anne Ahira, “Pengertian Kontribusi” dalam
http://eprints.uny.ac.id/8957/3/BAB %202- 08502241019, diakses pada 23 September 2022
12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2003), h. 854
12
suatu kegiatan baik dalam posisinya sebagai tim kerja maupun karena jabatan yang diembannya selaku individu. Kontribusi tersebut tidak berhenti pada satu jenis kegiatan atau aktivitas akan tetapi berkelanjutan meski[un tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut berbeda dengan aktivitas yang dilakukan sebelumnya.
Yandianto mengartikan “kontribusi sebagai sokongan berupa uang”13 Pengertian tersebut mengartikan kontribusi ke dalam ruang lingkup yang jauh lebih sempit lagi yaitu kontribusi sebagai bentuk bantuan yang dikeluarkan oleh individu atau kelompok dalam bentuk uang saja atau sokongan dana.
Senada dengan pengertian kontribusi menurut Soerjono Soekanto mengartikan kontribusi “sebagai bentuk iuran uang atau dana, bantuan tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi, dan segala macam bentuk bantuan yang kiranya dapat membantu suksesnya kegiatan pada suatu forum, perkumpulan dan lain sebagainya”14
Kontribusi adalah segala sesuatu yang diterima oleh seseorang setelah melakukan berbagai usaha yang memberi dampak masukan sumber daya (benda) maupun uang. Manfaat menghitung nilai kontribusi tersebut berguna sebagai dasar untuk mengetahui seberapa besar peranan usaha yang selama ini dikerjakan oleh seseorang terhadap pendapatan dan akhirnya dapat diandalkan untuk sumber penghasilan. Perkembangan usaha tani di suatu wilayah akan memberikan kontribusi secara
13 ttp://yandianto//pengertian-definisi.com/konsep-dan-pengertian- kontribusi/”.com/html. (diunduh 23/09/2022
14 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.269
13
langsung maupun tidak langsung terhadap pendapatan di wilayah tersebut.
Pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh individu atau sebuah lembaga yang kemudian memposisikan dirinya terhadap terhadap peran dalam sebuah kerjasama, dan memberikan dampak nilai dari aspek social dan ekonomi. Indikator berdasarkan teori kontribusi diatas maka saya mengambil indikator dalam penelitian ini adalah Hasil/Pendapatan (Uang), Penadapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang didapatkan setelah petani menjalan usaha tani tembakau.
b. Pengertian Petani Tembakau
Menurut Rodjak dalam penelitian Ester D dan R.
Milyaniza (2012), petani sebagai usaha tani mereka memiliki peranan yang sangat penting dalam hal pemeliharaan tanaman yang petani tanam dan pengelolaan lahan yang mereka miliki maupun yang mereka sewa dari petani lain. Dalam hal ini petani juga berperan dalam hal pengambilan berbagai macan keputusan dan kebijakan yang bersangkutan dengan lahan serta tanaman sehingga dapat memberikan penghidupan dan kesejahteraan bagi keluarganya.
Petani yang di maksud adalah seorang atau sekelompok oarang yang bercocok tanam hasil bumi atau memanfaatkan dalam kegiatan memelihara tanaman dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut. Dilihat dari hubungannya dengan lahan yang diusahakan maka petani dapat dibedakan atas :
a) Petani pemilik penggarap adalah petani yang memiliki lahan usaha sendiri serta lahannya tersebut
14
diusahakan atau digarap sendiri petani itu sendiri, status lahanya disebut lahan milik sendiri.
b) Petani penyewa ialah petani yang menggarap tanah milik oarang lain atau petani lain dengan status sewa lahan garapan.
c) Petani penyakap (penggarap) merupakan petani yang menggarap tanah milik petani lain dengan sistem bagi hasil.
d) Petani penggadai adalah petani yang menggarap lahan usaha tani orang lain dengan sistem gadai yang bersifat sementara.
e) Buruh tani ialah petani pemilik lahan atau tidak memiliki lahan usaha tani sendiri, petani biasanya bekerja dilahan usaha tani milik orang lain, petani pemilik atau penyewa biasanya mendapatakan upah berupa uang atau barang hasil usaha tani tersebut.
Sedangkan menurut Sunarminto dalam penelitian (2019) petani meruapakan pemulia budi daya pangan melalui aktivitas pertanian yang dilakukannya. Petani dalam pengertian secara umum adalah sebuah kelompok profesi yang lebih spesifik dari profesi yang lain. petani merupakan profesi yang sangat natural karena muncul secara otomatis untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kehidupan mereka sehari – hari, hampir diseluh konsep budaya manapun tidak dapat dipisahkan dari sektor petanian. Sedangkan menurut Hanafie (2010) dalam bidang pertanian, bentuk usaha tani kebanyakan didominasi oleh pertanian rakyat. Dengan demikian, peranan dan sumber daya manusia sebagai produsen utama dapat ditinjau dalam 3 aspek, yaitu:
a) Petani sebagai pekerja usaha tani (cultivator) b) Petani sebagai pemimpin usaha tani (manager)
15
c) Petani sebagai diri pribadi (person)
Tanaman tembakau adalah tanaman semusim biasanya tanaman tembakau di tanam saat musim kemarau karena tanaman tembakau tidak terlalau memerlukan air yang banayak. Tanaman tembakau merupakan golongan tanaman hasil perkebunan, bukan kelompok tanaman pangan atau tanaman pokok.
Tembakau tanaman yang ditanam petani untuk mendapatkan hasil berupa daunnya yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rokok.
Tembakau (Nicotiana Tabacum ) adalah jenis tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Selatan.
Daun dari tembakau biasa diolah dan digunakan sebagain bahan baku utama dalam pembuatan rokok, penggolahan yang dilakukan petani masih menggunakan cara tradisional dengan didulung dalam bentuk rokok, cerutu maupun menggunakan pipa, selain itu banyak juga yang memanfaatkan daun tembakau secara langsung dengan cara dikunyah atau bisa juga dikulum, atau biasanya mereka hanya menghisap bubuk tembakau melalui hidung.
Desa Lekor sendiri memiliki 2 (dua) macam Jenis tembakau yang dibudidayakan oleh petani tidak semua jenis tanaman tembakau dapat memberikan keuntungan yang sama besarnya kepada petani karena setiap jenis tembakau memiliki kualitas dan kegunaan yang berbeda - beda, dalam industri rokok dibedakan berdasarkan jenis daun yang dihasilkan tembakau, dan jenis temabakau yang paling banyak di taman/dibudidayakan oleh petani di Desa lekor adalah usaha tani tembakau virginia yang
16
dimana dalam proses pengeringannya menggunakan oven dengan bahan bakar mulai dari cangkang sawit, sangkang kenari, dan kayu dan berbeda dengan tembakau ranjangan yang dimana petani di Desa Lekor yang banyak di produksi yakni tembakau virginia di karenakan di rasa lebih menguntungkan dan paling banyak memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga. Pengolahan hasil daun sampai dengan siap dijual dan di pasarkan semuanya dilakukan oleh petani sendiri. Tujuan usaha adalah untuk di perdagangkan karena itu tembakau ini sangat diminat untuk di budidayakan oleh masyarakat Desa Lekor.
2. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan bisa diartikan sebagai penerimaan yang dihasilkan atas suatu usaha atau kegiatan. Menurut Iskandar Putong, pendapatan merupakan semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara.
Pendapatan secara umum adalah uang yang diterima seseorang atau perusahaan dalam bentuk gaji (wages), upah (salaries), sewa (rent), bunga (interest), laba (profit, dan sebagainya. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang selama jangka waktu tertentu.15
Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa seringkali dijumpai dengan bertambahnya
15 Iskandar Putong, Ekonomi Mikro dan Makro Edisi 2, (Jakarta:
Ghalia Indonesia,2002), hlm. 98
17
pendapatan, maka barang yang dikonsumsikan bukan saja bertambah, tapi juga kualitasnya barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi dengan adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras akan menjadi kualitas yang lebih baik.
Pendapatan ada uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan presentasi- presentasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau perorangan dan pendapatan dari kekayaan.
Pendapatan atau upah didefinisikan dengan sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas jasanya sesuai perjanjian.
Dalam al-quran surah an-nisa” ayat 29 tersirat tentang pendapatan:
َّٰٓلَِا ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْيَب ْمُكَلا َوْمَا ا ْٰٓوُلُكْأَت َلَ ا ْوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي ْنَع ًة َراَجِت َن ْوُكَت ْنَا
ٍضا َرَت
اًمْي ِح َر ْمُكِب َناَك َ هاللّٰ َّنِا ۗ ْمُكَسُفْنَا ا ْٰٓوُلُتْقَت َلَ َو ۗ ْمُكْنِ م Artinya:” Hai Orang orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh masyarakat dari setiap usaha yang dilakukan,
18
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk gaji, upah, sewa, laba, dan sebagainya.16
b. Jenis-jenis Pendapatan
Menurut Rahardja Dan Manurung, dalam skripsi Jafar Nurnasihin jenis pendapatan dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Pendapatan Ekonomi
Pendapatan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh seseorang atau keluarga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanpa mengurangi atau menambah aset bersih. Pendapatan ekonomi meliputi upah, gaji, pendapatan bunga deposito, pendapatan transfer dan lain-lain.
2) Pendapatan Uang
Pendapatan uang merupakan sejumlah uang yang diperoleh seseorang atau keluarga pada suatu periode sebagai balas jasa terhadap faktor produksi yang dibersihkan. Misalnya sewa bangunan, sewa rumah dan lain sebagainya.
3) Pendapatan Personal
Pendapatan personal merupakan bagian dari pendapatan nasional sebagai pihak individu- individu dalam perekonomian, yang merupakan balas jasa terhadap keikutsertaan individu dalam suatu proses produksi.
Menurut cara perolehanya, pendapatan dibedakan menjadi 2 yaitu:
16 Jafar Nurnasihin,” Alokasi Pendapatan Dalam Perspektif Ahli Ekonomi Islam”. (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Bengkulu, 2019), hlm. 22-23.
19
- Pendapatan kotor, yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi dengan pengeluaran biaya-biaya.
- Pendapatan bersih, yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan pengeluaran biaya-biaya.
c. Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan diketahui bahwa sumber dari pendapatan dapat melalui beberapa aspk, dimana dapat dibagi menjadi 4 (empat) aspek yakni:
1) Gaji dan upah
Pendapatan dari gaji dan upah merupakan pendapatan sebagai balas jasa yang diterima seseorang atas kesediaannya menjadi tenaga kerja pada suatu organisasi .
2) Aset Produktif
Pendapatan dari aset produktif merupakan pendapatan yang diterima oleh seseorang atau aset yang memberikan pemasukan sebagai balas jasa atas penggunaannya.
3) Pendapatan dari Pemerintah
Pendapatan dari pemerintah merupakan penghasilan yang diperoleh seseorang bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan. Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan dan pahami bahwasanya yang dimaksud dengan pendapatan adalah penghasilan yang didapat oleh tiap-tiap individu dari bekerja atau berusaha yang dapat berupa uang, barang, penerimaan, dan lain-lain.17
17 Jafar Nurnasihin,” Alokasi Pendapatan Dalam Perspektif Ahli Ekonomi Islam”. (Skripsi,Jurusan Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Bengkulu, 2019)hlm. 22-26,
20 3. Konsep Biaya
Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan produksi dapat berupa jasa maupun barang (Wanda, 2015). Menurut Soekartawi (2006) bahwa biaya usaha tani dapat diklasifikan menjadidua yaitu :
a. Biaya Tetap (Fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak di pengaruhi oleh teknik produksi yang dihasilkan antara lain yaitu biaya tanah, penyusutan alat tahan lama, dan biaya-biaya pelengkap antara lain pemeliharaan alat, pergantian alat, bahan, operator dan lain-lain. Menurut Soekartawi bahwa biaya tetap ditinjau dari asalnya dapat berasal dari dalam keluarga tani dan dari luar keluarga tani. Biaya tetap ini relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit contohnya pajak, sewa tanah, alat pertanian dan saluran irigasi.
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan teknik produksi dan besarnya produk yang dihasilkan antara lain Sarana produksi, upah tenaga kerja , bunga modal dan sebagainya.
Menurut Suratiyah untuk menghitung besarnya biaya total (Total Cost) diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed Cost/ FC) dengan biaya variabel (Variable Cost) dengan rumus:
TC = FC + VC Keterangan:
21
TC = Total biaya (total cost) FC = Biaya tetap (fixed cost) VC = Biaya tidak tetap (variable cost)
4. Kesejahteraan Keluarga pada masa pandemi covid-19 a. Pengertian kesejahteraan
Prioritas utama dalam kesejahteraan keluarga adalah, kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantage groups), khususnya keluarga miskin. Di mana dalam kesejahteraan keluarga ini, dilakukan berbagai cara dan pelayanan agar keluarga-keluarga miskin dapat meningkatkan kualitas hidupnya menuju pada keluarga sejahtera lahir dan batin, yaitu dengan dapat terpenuhi semua kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Namun, istilah kesejahteraan Keluarga tidak merujuk pada suatu kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain. Pada umumnya, orang kaya dan segala kebutuhannya tercukupi itulah yang disebut orang yang sejahtera. Namun demikian, di lain pihak orang yang miskin dan segala kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru lebih bahagia karena tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya.
Artinya, kondisi sejahtera dari seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat disesuaikan dengan sudut pandang yang dipakai.
22
Kesejahteraan Keluarga pada intinya mencakup konsepsi antara lain, yaitu: “Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial”.
Dengan demikian, secara umum, istilah kesejahteraan keluarga sering diartikan sebagai kondisi “sejahtera”, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini, menempatkan kesejahteraan kelurga sebagai tujuan dari suatu kegiatan pembangunan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dengan demikian, prioritas utama pembangunan kesejahteraan keluarga adalah kelompok- kelompok yang kurang beruntung (disadvantage groups), khususnya yang terkait dengan masalah kemiskinan (Suharto, 2005:1-5).
Di dalam rangka membangun keluarga sejahtera yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram dan harapan masa depan yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin, maka suami dan isteri harus melaksanakan peranan atau fungsi sesuai dengan kedudukannya. Dengan demikian, keluarga akan merupakan suatu unit terkecil dalam masyarakat yang bukan hanya berfungsi sosial budaya, tetapi juga berfungsi ekonomi. Apabila tekanan fungsi keluarga secara tradisional adalah fungsi reproduktif yang dari generasi ke generasi mengulangi fungsi yang sama, kemudian telah berkembang ke fungsi sosial budaya.
Namun, belakangan ini keluarga diandalkan untuk suatu
23
tugas yang lebih luhur yaitu, sebagai wahana mencapai tujuan pembangunan. Hal ini menyebabkan keluarga perlu mempersiapkan diri dalam keterlibatannya sebagai agen pembangunan di sektor ekonomi produktif (Achir, 1994).
Menurut Soetjipto (1992), kesejahteraan keluarga adalah terciptanya suatu keadaan yang harmonis dan terpenuhinya kebutuhan jasmani serta sosial bagi 18 anggota keluarga, tanpa mengalami hambatan yang serius di dalam keluarga, dan dalam menghadapi masalah-masalah keluarga akan mudah untuk di atasi secara bersama oleh anggota keluarga, sehingga standar kehidupan keluarga dapat terwujud. Konsepsi tersebut mengandung arti bahwa, kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi yang harus diciptakan oleh keluarga dalam membentuk keluarga yang sejahtera. Adapun keluarga sejahtera merupakan model yang dihasilkan dari usaha kesejahteraan keluarga. Dalam hal ini, kelompok yang dikategorikan penduduk miskin oleh BKKBN adalah KPS dan KS I.Berikut ini adalah indikator keluarga yang dapat dikategorikan sebagai keluarga sejahtera sesuai dengan tingkat kesejahteraan menurut BKKBN (2017) yaitu :
1. Tahapan Keluarga Prasejahtera (KPS)
Keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga sejahtera I. 2)
2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I)
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga.
Indikatornya yaitu:
24
a) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari ataulebih.
b) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah danbepergian.
c) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yangbaik.
d) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke saranakesehatan.
e) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
f) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluargabersekolah.
3. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS II)
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya (Psychologica needs), tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Adapun indikator keluarga sejahtera II (KS II) atau indikator
“kebutuhan psikologis (Psychologica needs) keluarga yaitu :
a) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanmasing-masing.
b) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur. 12
c) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalamsetahun.
d) Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2 untuk setiap penghunirumah.
25
e) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsimasing-masing.
f) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperolehpenghasilan.
g) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisanlatin.
h) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi.
i)
4. Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS III)
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan keluarganya (develomental needs). Pada keluarga sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi, adapun indikatornya yaitu:
a) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuanagama.
b) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.
c) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untukberkomunikasi. 13
d) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempattinggal.
e) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar, majalah, radio, tv, internet.
5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS III+) Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya dam akuntabilitas diri (self
26
esteem) telah terpenuhi, adapun indikator keluarga sejahtera III plus yaitu:
a) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materil untuk kegiatansosial.
b) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/
institusimasyarakat.
b. Petani Tembakau Pandemi Covid-19
Menurut KBBI pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Sejak akhir tahun 2019 dunia dikejutkan dengan mewabahnya suatu virus yang disebabkan oleh virus yang dinamakan virus corona atau COVID-19 (Corona Viruses Diseases-19). Coronavirus (COVID-19) adalah bagian dari virus yang menimbulkan infeksi pada saluran pernapasan, mulai dari flu sampai penyakit yang serius seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-Cov) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global dengan penyebaran yang begitu pesat sejak ditemukan di negara Tirai Bambu, Tiongkok tepatnya di kota Wuhan Provinsi Hubei. Dengan tingkat penyebaran yang begitu pesat hingga lintas negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri sejak kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020 diumumkan hingga per 30 April 2020 telah tercatat kasus terinfeksi COVID-19 sebanyak 10.118 kasus positif, terus menerus sepanjang tahun 2020.
Akibat dari peningkatan kasus positif COVID-19 yang begitu signifikan, membuat pemerintah dengan cepat mengambil kebijakan untuk meminimalisir
27
penyebaran COVID-19, termasuk dengan kebijakan pembatasan mobilitas. Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi pergeseran individu agar menjaga jarak (Social Distancing).
Ekonomi merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia. Kebutuhan ekonomi erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Manusia memenuhi kebutuhannya seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain lain yang memerlukan suatu ekonomi yang kuat. Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar pada sektor ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi berjalan lambat, aktivitas jual beli masyarakat menurun, kawasan wisata pun ikut mengalami kemerosotan pendapatan.18
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yaitu salah satu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang menjadi tujuan, serta memiliki kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bertumpu pada pengumpulan data dengan data-data empiris di lapangan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memiliki sifat deskriptif dan lebih cenderung menggunakan analisis. Penelitian kualitatif juga menggunakan metode filsafat postpositivisme yang menjadi landasannya sering juga digunakan pada penelitian yang bersifat ilmiah( lawan dari eksperimen), dimana yang menjadi kuncinya adalah peneliti itu sendiri. Pengumpulan data sering dilakukan secara gabungan (triangulasi), analisis
18 Ernawati, Dampak Covid-19 Terhadap Petani Tembakau Di Desa Ketangga Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur (2019-2020). (Skripsi Jurusan Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Mataram, Mataram 2022) hlm. 18-23
28
data mempunya sifat kualitatif/induktif dan serta makna generalisasi lebih ditekankan pada hasil penelitian.19
H. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dari penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang merupakan proses untuk menghasilkan data deskriptif baik berupa kata-kata maupun tulisan dari orang- orang serta perilaku yang dapat diamati dilapangan.
Informasi dalam penelitian ini selanjutnya dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Dalam penelitian ini dilakukan survei mengenai kontribusi pendapatan petani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga pada masa pandemi di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan juga data kuantitatif. Data yang diperoleh menggunakan data kualitatif yakni hasil yang diperoleh dari wawancara terhadap responden yang kemudian akan dilakukan analisis untuk menjawab dari rumusan. Sementra data kuantitatif dalam penelitian ini merupakan berbagai data yang berhubungan dengan kontribusi pendapatan petani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga pada masa pandemi di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Perolehan data dengan menggunakan instrumen pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah pertama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dengan maksud penilaian dengan menggunakan data numeric (angka) akan lebih pasti yang kemudian akan dapat diketahui lebih dalam mengapa kecenderungan dapat terjadi.20
19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: CV Alfabeta 2014),hlm. 347
20 Ariyani Masruroh,” Kontribusi UsahaTani Tembakau Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Salamrejo Kecamatan selopampang kabupaten Temanggung Jawa Tengah,” (Skripsi,Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), hlm. 22.
29 I. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah Di Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Alasan melakukan penelitian tersebut dikarenakan Desa Lekor termasuk Komoditi andalan terbesarnya adalah tembakau Virginia itu dikarenakan 75% dari luas wilayah Desa Lekor ditanami Tembakau pada saat musim kemarau yang dapat memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Lekor.
J. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dimana data tersebut didapatkan atau mengambilnya, adapun yang menjadi subjek sumber informasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu:21
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari narasumber dan tidak tersedia dalam bentuk file maupun kompilasi. Data ini didapatkan melalui observasi dan juga wawancara untuk mengetahui bagaimana peran tembakau terhadap kesejahteraan masyarakatnya
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah atau yang bisa didapatkan dari buku, Jurnal, Asrikal, Skripsi terdahulu, atau dokumen-dokumen yang berkaitan dalam memperkuat serta melengkapi data yang diperoleh.
K. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh peneliti dan juga oleh informan (yang memberikan
21 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja RosdaKarya,2010), hlm. 15
30
informasi) untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan cara bertatap muka atau bertemu langsung (Face To Face).22
2. Observasi
Observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan hanya bisa bekerja berdasarkan dengan data tentang fakta dunia yang dimiliki diperoleh dengan observasi. Data dikumpulkan dengan bantuan berbagai macam alat, sehingga benda yang sangat kecil maupun jauh dapat dilihat dengan jelas. Karena melalui observasi, seseorang dapat mempelajari tentang berbagai perilaku dan makana dari perilaku tersebut.23
Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang memiliki ciri spesifik dengan teknik yang lain.
Observasi dilakukan dengan cara langsung mengamati lokasi kejadian atau tepat penelitian yakni masyarakat di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data atau variabel yang berupa catatan,buku, notulen rapat. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik dan kondisi di Desa Lekor Kecamatan Janapria seperti batas wilayah, jumlah penduduk, pekerjaan penduduk, dan pendidikan penduduk di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah .24
22 Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung Alfabeta, 2010), hlm. 137
23 Sugiyono, Metodologi penelitian Kuantitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), hlm. 223
24 Ariyani Masruroh,”Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Salamrejo Kecamatan Selopampang Kabupaten Jawa Tengah,”(Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), hlm. 26.
31 L. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah sebuah usaha yang bertujuan untuk menjawab terkait pertanyaan tentang rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam penelitian. Data yang sudah dicari dan data yang terkumpul yang selanjutnya akan dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian. Teknik analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif Persentase
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kontribusi petani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga dalam satuan persen. Kontribusi adalah sumbangan yang diberikan oleh suatu hal terhadap lah lain. Data yang diperoleh kemudian dianalisis tanpa uji statistik dengan menghitung jumlah uang yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tembakau dan pendapatan total rumah tangga petani dikali seratus persen.
Untuk mengetahui kontribusi petani tembakau terhadap kesejahteraan keluarga di masa pandemi covid- 19 digunakan rumus persentase sebagai berikut :
Kontribusi (%)=
Pendapatan usaha tani tembakau
Kontribusi X 100%
Pendapatan total Masyarakat.25
25 Lalu Hendi Sandika Putra,” Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap Pendapatan rumah Tangga di Desa Marong, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah”. ( Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Mataram, Mataram 2021),hlm 24-25
32 M. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam sebuah penelitian uji validitas dan reliabilitas lebih sering ditekankan. Validitas merupakan tingkat derajat yang tepat antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang terjadi dilapangan.
Penelitian dapat dikatakan valid apabila seandainya data yang dihasilkan di lapangan tindak terjadi perbedaan yang jauh. Dalam penelitian kualitatif, uji validitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara, Perpanjang pengamatan, triangulasi, menggunakan bahan referensi, membicarakan dengan teman sejawat.26
a. Perpanjang Pengamatan
Dengan melakukan perpanjang pengamatan berarti peneliti harus kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan narasumber tetap maupun yang baru. Hal ini dapat dilakukan seandainya kita masih merasa data yang kita dapatkan masih kurang lengkap.
Dengan perpanjang pengamatan hubungan peneliti dengan narasumber dapat semakin akrab, sehingga narasumber dapat lebih terbuka dan tidak ada informasi yang ditutupi sebab peneliti tidak dianggap mengganggu perilaku yang dipelajari.27
b. Berbicara dengan teman sejawat
Membicarakan hasil penelitian dengan teman sejawat dapat dilakukan untuk mendapatkan kritikan maupun masukan terhadap data yang dihasilkan.
26 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: CV Alfabeta 2014), hlm. 245
27 Ibid. hlm. 271
33 c. Triangulasi
Dalam penelitian ini peneliti mengecek keabsahan data juga menggunakan teknik triangulasi dan member cek. Menurut Sugiyono triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara dan berbagai waktu sebagai berikut
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh peneliti dengan wawancara, lalu dicek dengan teknik observasi dan dokumen.
Selanjutnya menurut Sugiyono member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari member cek ialah mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.28
28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta 2015), hlm. 22