• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kelayakan usaha tani tembakau - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis kelayakan usaha tani tembakau - etheses UIN Mataram"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh Hazlinda 160203093

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2020

(2)

ii Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh Hazlinda 160203093

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2020

(3)
(4)
(5)
(6)

vii

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur”

(QS. Yusuf: 87)

(7)

viii

“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta, yang telah mengisi dunia saya dengan begitu banyak kebahagiaan serta doa-doa yang dilantunkan tiada henti disetiap sujud demi kemudahan untuk setiap langkahku, sehingga bisa sampai pada titik sekarang ini. Ayahandaku tercinta (H. Ahmad Hasan B) yang tiada henti berusaha demi tercapainya segala impianku, Ibundaku tercinta (Misniati) yang tiada henti melimpahkan kasih sayang yang tiada tara untuk anak-anaknya. Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat serta selalu dalam lindungan Allah SWT., dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan dunia dan akhirat amiin ya Robbal Alamin”.

(8)

ix

yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Analisis Kelayakan Usaha Tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur” dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengayomi kita semua dengan cinta kasih serta perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar ini penuh dengan nikmat yang tak akan mampu kita menghitungnya.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram

2. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan FEBI UIN Mataram 3. H. Bahrur Rosyid, M.M selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah 4. Drs. H. Agus Mahmud. M. Ag. selaku pembimbing I.

5. Umu Rosyidah, M.E.I selaku pembimbing II.

6. Saprudin, M.SI selaku wali kelas C Jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2016 dan segenap dosen UIN Mataram.

7. Seluruh Guru-guruku dari mulai SD sampai di bangku perkuliahan.

8. Kakak dan Adikku tercinta (Indriawan Apriadi, S.T) dan (Riki Amrullah).

(9)

x

KKP 100 Masbagik Utara dan Sahabati Ladies Huha-huha (Nirawati, Chandra Dewi dan Siti Sulhatul Fitriah).

11.Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Mataram.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya, Aamiin.

Mataram, 31- 12- 2020 Penulis,

Hazlinda 160203093

(10)

xi

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian A.Kajian Teori ... 8

B.Penelitian Terdahulu ... 22

C.Kerangka Berfikir ... 29

D.Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III Metode Penelitian A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional Variabel ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

(11)

xii

A.Hasil Penelitian ... 46

1. Deskripsi Loksai Penelitian ... 46

2. Hasil Analisis Aspek Non Finansial ... 49

3. Hasil Analisis Aspek Finansial ... 73

B.Pembahasan ... 84

1. Analisis Kelayakan Usaha Dilihat dari Aspek non finansial ... 88

2. Analisis Kelayakan Usaha Dilihat dari Aspek finansial ... 93

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 97

B.Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xiii

Tabel 2.b : Hasil penelitian aspek pemasaran ... 51

Tabel 2.c : Hasil penelitian aspek teknis ... 57

Tabel 2.d : Hasil penelitian aspek manajemen organisasi... 63

Tabel 2.e : Hasil penelitian aspek ekonomi sosial ... 66

Tabel 2.f : Hasil penelitian aspek dampak lingkungan ... 70

Tabel 2.g : Hasil analisis aspek non finansial ... 73

Tabel 3.a.1: Perkiraan pendapatan usaha tani Tembakau / 1 periode ... 75

Tabel 3.a.2: Biaya investasi usaha tani Tembakau di desa Setanggor ... 76

Tabel3.d : Hasil analisis aspek finansial usaha tani Tembakau ... 83

(13)

xiv

NIM: 160203093 ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi awal peneliti yang mengetahui bahwa usaha tani Tembakau ini merupakan usaha yang dijalankan secara turun temurun yang sampai saat ini masih tetap dijalankan meskipun berangsur-angsur mengalami kerugian usaha tani ini tidak pernah mati dikalangan masyarakat. Pada dasarnya, usaha ini sangat memberikan dampak yang besar baik dampak secara positif maupun negatif yang ditimbulkan oleh usaha tani terhadap para petani maupun masyarakat di sekitar lokasi usaha. Sehingga perlu diadakannya studi kelayakan usaha guna meminimalisir kemungkinan- kemungkinan kerugian yang akan terjadi nantinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha tani Tembakau yang dijalankan petani di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial.

Pada Penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Sampel yang digunakan sebanyak 39 responden dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu observasi dan angket penelitian, dengan prosedur penelitian yaitu melalui tahap konseptual, pelaksanaan, analisis dan kesimpulan. Teknis analisis data dalam penelitian ini meliputi uraian deskriptif untuk menganalisis aspek non finansial serta metode penilaian kriteria investasi untuk menganalisis aspek finansial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelayakan usaha secara keseluruhan dilihat dari aspek non finansial yang terdiri dari aspek hukum, pemasaran, teknis, manajeman, ekonomi sosial dan dampak lingkungan dinyatakan layak untuk dijalankan. Sedangkan aspek finansial secara keseluruhan dinyatakan layak untuk dijalankan. Hal tersebut dilihat dari nilai PP ≤ 10 thn, dengan nilai PP 2 tahun 5 bulan. NPV ≥ Rp 0, dengan perolehan nilai NPV Rp.

7.798.992. PI ≥ 1, dengan perolehan nilai 0,45. Dan yang terakhir ARR ≥ return, dengan perolehan nilai ARR 19%. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha tani Tembakau yang dijalankan di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur Layak untuk dijalankan dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial.

Kata kunci: Kelayakan Usaha, Usaha Tani, Usaha Tani Tembakau

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis atau suatu kegiatan usaha, dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang usaha, jumlah maupun waktunya.1 Dalam berbisnis sering terjadi kegagalan yang mengakibatkan bisnis atau usaha tersebut mengalami kerugian. Cara menghindari kegagalan usaha tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian kelayakan sebelum suatu usaha tersebut dilaksanakan.2 Studi kelayakan ini merupakan fokus kajian untuk mengidentifikasikan masalah-masalah di masa yang akan datang, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu usaha.3

Nusa Tenggara Barat sebagai daerah potensial pengembangan usaha tani tembakau dengan sentra penghasil terbesar yaitu di Kabupaten Lombok Timur. Kabupaten Lombok Timur yang terletak di ujung timur Pulau Lombok, dengan areal panen tembakau terluas di NTB yang mencapai 68%

dari total luas area panen Tembakau.4 Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman tembakau menunjukkan bahwa sebagian besar (72,25%) lahan

1 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi Cetakan ke-8 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)., hlm. 6.

2Juminang, Studi Kelayakan Bisnis Terori & Pembuatan Proposal Kelayakan (Jakarta:

Bumi Aksara, 2014)., hlm. 7.

3 Ibid., hlm. 4.

4 BPS, Nusa Tenggara Barat Online, 2010.

(15)

tembakau di kabupaten Lombok Timur tergolong kelas kesesuaian cukup sesuai, dan hanya 14,99% yang tergolong sangat sesuai, sedangkan sisanya adalah 12,76% yang tergolong tidak sesuai. 5

Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaikan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki petani agar berjalan secara efektif dan efisien dan memanfaatkan sumber daya tersebut agar memperoleh keuntungan yang setinggi-setingginya.6 Usaha tani yang sejak dulu dilakukan oleh masyarakat, khususnya di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur, dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat sebagai salah satu mata pencaharian pokok masyarakat, serta menjuluki tanaman ini dengan sebutan ”Emas Hijau” yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sebelum usaha tani dijalankan, maka terlebih dahulu perlu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.7

Studi yang mempelajari hal di atas dikenal dengan studi kelayakan bisnis atau usaha. Secara umum, analisis kelayakan usaha adalah untuk mengetahui dan mengukur layak atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan.

Salah satu tujuan didirikannya bisnis adalah mencari keuntungan.

Keuntungan disini tidak hanya dalam bentuk finansial semata, melainkan

5 BPS, Dalam Bentuk Angka Lombok Timur Online, 2011.

6 Soekartawi, Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil (Jakarta:

UI-PRESS, 2011)., hlm. 16.

7 Kasmir dan Jakfar, Studi…, hlm. 2.

(16)

keuntungan non finansial.8 Studi kelayakan bisnis juga berguna untuk memperhitungkan kemungkinan apakah bisnis tersebut dapat bersaing dan bertahan diantara para kompetitornya sekaligus melihat kemungkinan pengembangan bisnis di masa depan dilihat dari berbagai aspek atau sudut pandang.9

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ardina Desti Rahayu, dengan judul “Analisi Kelayakan Usaha Gula Semut Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo” (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek non finansial seperti:

dari aspek hukum, pemasaran, teknis dan teknologi, lingkungan hidup 67 usaha gula semut anggota KSU Jatirogo dinyatakan layak untuk dijalankan.

Sedangkan ditinjau dari aspek finansial dilihat dari nilai rata-rata PP untuk usaha bukan warehouse 2 tahun 5 bulan 9 hari, dengan PP yang diharapkan adalah 5 tahun. Rata-rata NPV bukan warehouse Rp.6.758.349, untuk warehouse Rp.485.728. 132. Nilai rata-rata PI bukan warehouse 3,09 kali, untuk warehouse 20,97 kali. Nilai rata-rata IRR bukan warehouse 54%, untuk warehouse 103%. ARR bukan warehouse 150%, untuk warehouse 620%, hal itu menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dari yang diharapkan. Berdasarkan aspek penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha gula semut sangat layak untuk dijalankan.10

8Ahmad Subagyo, Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007)., hlm. 4.

9 Johan, Suwinto, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)., hlm. 3.

10 Ardina Desti Rahayu, “Analisis Kelayakan Usaha Gula Semut Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo”, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)., hlm. 95-119.

(17)

Senada dengan penelitian di atas, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur, usaha tani Tembakau di Desa Setanggor ini merupakan mata pencaharian pokok yang utama yang dijalankan sebagian besar masyarakat, serta sebagai sumber pendapatan terbesar masyarakat.

Sebagaimana hasil observasi yang telah peneliti lakukan, dari segi aspek hukum usaha tani tembakau secara umum sudah ditetapkan oleh Mentri Pertanian pada tahun1986 melalui pola PIR-ITR/ITV. Itulah cikal bakal sistem yang disebut kemitraan. Namun pada era 2000-an telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang pembatasan atau pelarangan merokok. Dari segi pemasaran usaha ini memiliki pangsa pasar yang luas di mana perusaahan-perusahaan besar yang membeli tembakau petani seperti: PT Djarum, PT Sadhana Arifnusa, CV Trisno Adi, IDS. Dari segi tekhnis atau operasi, di mana disini usaha tani ini sangat banyak menyerap tenaga kerja. Dari segi manajemen dapat dilihat bahwa dari segala bentuk kegiatan dalam usaha ini dilakukan secara turun temurun, sehingga dapat dikatakan dilakukan orang yang sudah terbiasa dibidang usaha tersebut. Serta dari segi ekonomi sosial sangat berpengaruh kuat terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan, serta dari segi sosialnya dengan tetap terjadinya kegiatan hubungan masyarakat semakin erat. Dari segi dampak lingkungan usaha ini sedikit memberikan kendala dari penggunaan kayu sebagai bahan dasar pembakaran yang digunakan untuk mengeringkan daun tembakau pada saat diolah. Sehingga akan berdampak

(18)

terhadap kehidupan akibat terjadinya kekeringan air akibat punahnya pohon- pohon besar. Dari segi tanah dapat mengurangi tingkat kadar kesuburan tanah jika digarap terus menerus tanpa henti. Dan yang terakhir adalah aspek finansial atau keuangan, dimana sebelum usaha ini selesai belum bisa diketahui akan menguntungkan atau sebaliknya. Akan tetapi pengaruh yang ditimbulkan sangatlah besar, artinya ketika petani untung atau rugi maka dampaknya akan sangat besar terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan di Desa Setanggor tersebut. 11

Oleh sebab itu, usaha tani Tembakau yang dijalankan sebagian besar masyarakat di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur, perlu dilakukannya analisis studi kelayakan bisnis guna meminimalisir kemungkinan yang akan terjadi, serta dapat memberikan gambaran apakah usaha tani tembakau tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. 12

Berdasarkan Uraian singkat latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat tema yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah penelitian yaitu:

11 Observasi, di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia, Tanggal: 29-November-2019, Pukul: 10:30.

12 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan…, hlm. 7.

(19)

1. Bagaimana kelayakan usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dilihat dari aspek non finansial?.

2. Bagaimana kelayakan usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dilihat dari aspek finansial?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dilihat dari aspek non finansial.

b. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dilihat dari aspek finansial.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan serta pengaruh yang berdaya guna bagi kepentingan para petani. Serta diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan penelitian.

b. Secara Praktis

(20)

Penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pedoman penyelesaian permasalahan yang dihadapi para petani dalam menjalankan usaha tani yang dijalankan, serta dapat memberikan energi positif bagi masyarakat khususnya bagi para petani di Desa Setanggor, Kecamatan Sukamulia Lombok Timur.

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

Sebelum menggali secara mendalam apa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis serta tujuan dan apa saja aspek-aspek yang terkandung didalamnya, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian investasi yang akan menjadi bahan utama pembahasan pada bab ini.

Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan usaha yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik atau non fisik.13 Studi kelayakan bisnis disini dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah di masa yang akan datang, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi. Jadi dengan adanya studi kelayakan usaha ini dapat memberikan pedoman atau arahan terhadap usaha yang akan dijalankan nantinya. Untuk lebih jelasnya mengenai kelayakan usaha, serta tujuan dan aspek-aspek yang terkandung didalamnya akan dipaparkan pada pemaparan pembahasan di bawah ini.

1. Kelayakan Usaha

a. Pengertian Kelayakan Usaha

13Ibid., hlm. 5.

(22)

Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan dapat memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Layak di sini juga dapat diartikan dengan memberikan keuntungan tidak hanya bagi pengusaha yang menjalankan suatu usaha, tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya, dan juga bagi pemerintah.14

Adapun pengertian bisnis adalah suatu usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan, keuntungan yang akan diperoleh tidak hanya berbentuk finansial saja akan tetapi dapat berupa non finansial juga. Jadi, dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis atau usaha akan dapat memberikan gambaran apakah usaha atau bisnis yang diteliti layak atau tidak untuk dijalankan.15

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan.

b. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Pada dasarnya, tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis ini sebelum suatu usaha dijalankan, dilakukan agar proyek atau usaha tersebut tidak sia-sia. Sia-sia di sini dapat diartikan dengan tidak

14 Ibid., hlm. 7.

15Juminang, Studi Kelayakan…, hlm. 3.

(23)

membuang uang, tenaga atau pikiran secara percuma.16 Paling tidak ada lima tujuan studi kelayakan, yaitu: menghindari resiko kerugian, memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan dan memudahkan pengendalian.17

c. Aspek-aspek Penilaian Bisnis

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai nantinya. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, tetapi aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda. 18 Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi: 19

1) Aspek hukum

Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen tersebut sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul masalah. Kelengkapan dan keabsahan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.

16 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan…, hlm. 12.

17 Ibid., hlm. 13-14.

18Ibid., hlm. 7-8.

19 Ibid., hlm. 8.

(24)

2) Aspek pemasaran

Aspek pemasaran meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan pengusaha untuk menguasai pasar serta bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan nantinya untuk menangkap peluang pasar yang ada.

Dalam hal ini, untuk menentukan besarnya pasar nyata dan potensi pasar yang ada, maka perlu dilakukan riset pasar, baik dengan terjun langsung ke lapangan maupun dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber kemudian barulah disusun strategi pemasarannya. 20 3) Aspek keuangan

Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan pengusaha dalam memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya apa saja yang dikeluarkan dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan.

Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek tersebut jadi dijalankan.

4) Aspek teknis / operasi

Dalam aspek ini yang diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang. Kemudian penentuan lay out gedung, mesin, dan peralatan dan lain sebagainya. Kemudian mengenai penggunaan teknologi apakah padat karya atau padat

20 Ibid., hlm. 16.

(25)

modal. Artinya, jika menggunakan padat karya, maka akan memberikan kesempatan kerja, begitupun sebaliknya.

5) Aspek manajemen dan organisasi

Aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengukur kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut dan mencari bentuk organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan. Demikian pula dengan struktur organisasi harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.

6) Aspek ekonomi sosial

Penelitian dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek ini dijalankan. Pengaruh ini terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

7) Aspek dampak lingkungan

Aspek yang terakhir ini merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya, baik terhadap darat, air, dan udara, yang akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitarnya. 21

d. Metode Penilaian Investasi Kelayakan Usaha 1) Metode Penilaian Aspek Non finansial

21 Ibid., hlm. 16-17.

(26)

Metode penilaian dalam aspek nonfinansial ini adalah sebagai berikut:

a) Aspek Hukum

Secara umum, dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum ini sebagai berikut: Bentuk badan usaha, bukti diri, tanda daftar perusahaan, NPWP, izin-izin perusahaan serta keabsahan dokumen lainnya. 22

b) Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran sangat menentukan hidup matinya suatu perusahaan. Intinya aspek ini adalah untuk mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki, struktur pasar dan peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang akan datang serta bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan.

Dalam praktiknya terdapat berbagai struktur pasar yang ada. Salah satu cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan yang ada di dalam industri yang menawarkan suatu barang.23

c) Aspek Teknis / Operasi (Produksi)

Analisis dari aspek ini adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin- mesin yang akan digunakan.

22 Ibid., hlm. 24-36..

23 Ibid., hlm. 41-46.

(27)

d) Aspek Manajemen dan Organisasi

Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen 4P Jika berjalan dengan baik maka tujuan perusahaan akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 24

e) Aspek Ekonomi dan Sosial

Dalam aspek ekonomi dan sosial, dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya. Sebaliknya, dampak negatif pun tidak akan terlepas dari aspek ekonomi, minsalnya eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan.25

f) Aspek Dampak Lingkungan

Sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul, baik dampak sekarang maupun mendatang. Studi inilah yang kita kenal dengan nama analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Dengan adanya kegiatan investasi atau usaha, secara otomatis akan menimbulkan berbagai dampak terutama dampak negatif yang sangat tidak diinginkan seperti, pada tanah dan kehutanan: menjadi tidak subur, gersang atau tandus. Terhadap air: mengubah warna, rasa serta berbau busuk dan menyengat

24 Ibid., hlm. 168-169.

25 Ibid., hlm. 200-205.

(28)

serta air mengering. Terhadap Udara: Udara disekitar menjadi berdebu. Serta dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas.

Terhadap Manusia: Menimbulkan berbagai penyakit. Serta rusaknya adat istiadat masyarakat setempat.26

2) Metode Penilaian Aspek Finansial

Metode penilaian yang digunakan dalam aspek finansial ini adalah sebagai berikut:

a) Payback Period (PP)

Metode PP ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.

Payback Period = 𝐾𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 x 1 tahun

Apabila PP nya ternyata lebih pendek daripada PP yang telah ditentukan maka investasi tersebut sebaiknya diterima, begitupun sebaliknya.27

b) Net Present Value (NPV)

NPV atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of procced) dan PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value.

CFt

NPV = ∑𝑛𝑡=1 ⎯⎯⎯ - 10 (1+ k)t

26 Ibid., hlm. 212-216.

27 Ibid., hlm. 101-102.

(29)

Dimana CFt : Aliran kas pertahun pada periode t 10 : Investasi awal pada tahun 0

k : suku bunga ( discount rate)

Jika NPV nya positif atau sama dengan nol, maka investasi tersebut sebaiknya diterima. Namun demikian, tidak berarti bahwa apabila NPV sama dengan nol berarti sama dengan break event point, yaitu keadaan di mana bisnis tersebut dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi.28

c) Probability Indek (PI)

PI atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.

 PV Kas Bersih

PI = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ x 100%

 PV Investasi

Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka sebaiknya proyek tersebut diterima, begitupun sebaliknya.

d) Average Rate of Return (ARR)

ARR merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga.

Rata-rata EAT (average earning after tax)

ARR = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

Rata-rata Investasi (average investasi)

28 Juminang, Studi Kelayakan…, hlm. 180-182.

(30)

Total EAT

Rata-rata EAT = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

Umur Ekonomis (n) Investasi

Rata-rata investasi = ⎯⎯⎯⎯

2

Untuk mencari nilai ARR adalah dengan cara mencari hasil rata-rata EAT nya kemudian hasil rata-rata investasi barulah kemudian membandingkan EAT dengan rata-rata investasi maka akan menghasilkan nilai ARR. 29

2. Usaha Tani

a. Pengertian Usaha Tani

Usaha tani adalah pengusaha tani yang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.

Pada dasarnya usaha tani memiliki unsur-unsur yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan usaha tani, yaitu lahan pertanian, tenaga kerja, modal dan manajemen.30 Usaha tani juga dapat dikatakan produktif apabila usaha tani tersebut memiliki produktivitas yang tinggi, produktivitas tersebut dapat tercapai dengan terjadinya penggabungan antara konsepsi usaha tani secara fisik dengan kapasitas

29 Ibid., hlm. 102-108.

30 Dodi Nurmansyah, Siti Rochaini, dan Armaeni Dwi Humaerah,. Jurnal Agribisnis, Vol.

8, No. 1, Juni 2014. Tanggal 11-Desember-2019, Pukul 11:02.

(31)

lahan yang dimanfaatkan dengan mengukur hasil yang dicapai dalam kegiatan usaha tani pada satuan waktu tertentu.31

Dari beberapa pemaparan definisi usaha tani di atas dapat disimpulkan bahwa, usaha tani merupakan suatu usaha yang dilakukan petani dalam memperoleh pendapatan dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usaha tani tersebut.

b. Unsur-unsur Pokok Usaha Tani

Unsur-unsur pokok yang selalu ada pada suatu usaha tani meliputi 4 macam unsur-unsur yang biasa disebut sebagai faktor-faktor produksi. Keempat unsur tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Lahan Pertanian

Lahan atau tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting, hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya.32

Pengelolaan tanah secara sempurna sangat diperlukan agar dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah itu sendiri. Persiapan lahan untuk penanaman Tembakau ini melalui beberapa tahapan

31 Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta: LP3ES, 2001)., hlm. 68.

32 Ibid., hlm. 71.

(32)

yaitu mulai dari pengolahan tanah tahap pertama (penggemburan tanah) guna memberikan tekstur tanah menjadi subur, pengairan yang cukup serta pemupukan dasar berupa pupuk organik dan non organik.

2) Modal

Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap.

Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh modal tersebut. Modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis pakai dalam satu kali proses produksi. Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali proses produksi. Hal tersebut misalnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat- obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.33 3) Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja antara lain:

33 Soekartawi, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002)., hlm. 98.

(33)

a) Ketersediaan tenaga kerja

Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.

b) Kualitas tenaga kerja

Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi (orang yang ahli dalam suatu bidang). Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini sangat diperlukan, dan biasanya jumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pada pekerjaan tertentu berada pada jumlah yang terbatas. Apabila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadinya kemacetan dalam proses produksi tersebut.

c) Jenis Kelamin

Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin.

Hal tersebut dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja laki-laki lebih cenderung mempunyai spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, sedangkan perempuan mengerjakan proses penanaman. Upah tenaga kerja laki-laki biasanya lebih tinggi dari upah tenaga kerja perempuan. Hal tersebut menjadi

(34)

salah satu tolak ukur adanya perbedaan kualitas tenaga kerja yang dipengaruhi oleh jenis kelamin.34

4) Manajemen (Pengelolaan)

Manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Pengelolaan usaha tani dapat diartikan sebagai suatu tindakan petani dalam menentukan, mengorganisir serta mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dimiliki dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan.

Ukuran dari keberhasilan pengelolaan (manajemen) adalah usaha tani yang dijalankan mendapat keuntungan yang seimbang.35

c. Bentuk Usaha Tani

Bentuk usaha tani dapat dibedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, yaitu sebagai berikut:

1) Perorangan (Individu)

Bentuk usaha tani perorangan ini adalah usaha tani yang faktor produksinya dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, oleh karena itu maka hasil yang akan didapatkan nantinya juga akan menjadi milik individu itu sendiri.

2) Kerja sama (Kooperatif)

Bentuk usaha tani kooperatif ini adalah bentuk usaha yang faktor produksinya dimiliki secara bersama-sama, yang kemudian

34 Mubyarto, Pengantar Ekonomi…, hlm. 77.

35Agustina Shinta, Ilmu Usaha Tani Cetakan Pertama ( Malang: UB Press, 2011)., hlm.

49.

(35)

hasilnya dibagi berdasarkan kontribusi dari pencurahan faktor produksi yang lain. Dari hasil usaha tani kooperatif tersebut pembagian hasil dan program usaha tani selanjutnya atas dasar musyawarah setiap anggotanya, seperti halnya keperluan pemeliharaan dan pengembangan sosial dari kelompok kegiatan tersebut antara lain: pemilikan bersama alat pertanian, pemasaran hasil dan lain-lain.36

B. Penelitian Terdahulu

Penelitaian terdahulu atau kajian pustaka adalah penelusuran terhadap studi karya-karya terdahulu yang berkaitan topiknya dengan penelitian yang dilakukan untuk menghindari duplikasi, plagiasi, menjamin keabsahan penelitian yang dilakukan.37

Berdasarkan hasil penelusuran sejauh yang peneliti lakukan, terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang tampak mirip dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil penelitian yang dimaksud adalah:

1. Tria Aprilia Zakita yang berjudul “ Analisis Kelayakan Usaha Pada Industri Tempe di Desa Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan”. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung 2018. 38

36Ibid., hlm. 9.

37 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alvabeta CV, 2014)., hlm. 452.

38 Tia Aprilia Zakita, “Analisis Kelayakan Usaha Pada Industri Tempe di Desa Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan”, (Skripsi, Universitas Lampung, 2018)., hlm. 58.

(36)

Hasil dari penelitian skripsi di atas bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha industri tempe di Desa Purwodadi Dalam, berdasarkan aspek finansial, peneliti menggunakan penilaian kriteria investasi dalam menganalisis kelayakan usaha tempe tersebut. Dalam penelitian ini usaha tempe di Desa Purwodadi Dalam dinyatakan layak untuk dijalankan dengan perolehan nilai ROI 48,58%, B/C Ratio 1,49 > 1, BEP dari segi kuantitas sebesar 33,475 bungkus, BEP dari segi harga 670, NPV Rp.

55.201.750, Net B/C 1,76 > 1, Gross B/C 1,17 > 1, IRR 23,98% lebih besar dari suku bunga pinjaman bank yang berlaku yaitu 10% dan Payback period dalam jangka waktu 4 bulan 1 hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha tempe di Desa Purwodadi Dalam Layak untuk dijalankan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang ini adalah sama-sama meneliti tentang kelayakan usaha dengan obyek penelitian yang berbeda. Metode yang digunakan peneliti terdahulu dengan sekarang juga sama yaitu menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan letak perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang ialah terletak pada teknik analisis datanya, walaupun terdapat satu dua kesamaan di dalamnya. Letak perbedaan dengan peneliti sekarang adalah peneliti sekarang meneliti kelayakan usaha tani dilihat dari dua aspek secara umum yaitu aspek finansial dan non finansial. Dimana dalam aspek finansial ini peneliti menggunakan analisis kriteria investasi yang terfokus pada 4 metode yaitu, PP, NPV, ARR, dan PI. Sedangkan dalam

(37)

aspek nonfinansial peneliti menjabarkannya dalam bentuk pendeskripsian, tabel ataupun bagan guna mempermudah pembaca dalam memahaminya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ardia Desti Rahayu dengan judul “ Analisis Kelayakan Usaha Gula Semut Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo”. Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015. 39

Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha gula semut anggota KSU Jatirogo, dimana hal tersebut ditinjau dari aspek hukum, pemasaran, teknis, lingkungan hidup, serta aspek finansial yang dianalisis dengan menggunakan metode PP, NPV, ARR, PI. Subyek penelitian ini adalah petani gula semut anggota KSU Jatirogo dan Obyek penelitiannya usaha gula semut. Populasi penelitia ini terdiri dari 148 orang dengan sampel 67 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, ditinjau dari aspek hukum, pemasaran, teknis, serta lingkungan hidup 67 usaha gula semut anggota KSU Jatigoro sangat layak untuk dijalankan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti kelayakan usaha dengan obyek penelitian yang berbeda. Kemudian terletak pada aspek yang digunakan dalam menentukan kelayakan usaha. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode yang di gunakan. Dan letak perbedaan yang terakhir dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penelitian terdahulu

39Ardia Desti Rahayu, “Analisis Kelayakan Usaha Gula Semut Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo”, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)., hlm. 74-95.

(38)

menggunakan 67 sampel dari 148 populasi, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 39 sampel dari 341 total populasi.

3. Hasil penelitian yang ketiga dilakukan oleh Ramdiani dengan judul

Dampak Bendungan Pandanduri Terhadap Land Rent Dan Produktivitas Pada Usaha Tani Tembakau Di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur”. Fakultas Pertanian, Universitas Mataram 2018.40

Hasil Penelitian di atas membahas tentang bendungan Pandanduri yang memberikan peningkatan produktivitas usaha tani tembakau yang kemudian memberikan dampak pada pendapatan usaha tani. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai land rate sebelum adanya Pandanduri sebesar Rp 11.817.321,43 sedangkan setelah adanya Pandanduri menjadi Rp 16.856.922,00 dengan taraf nyata sebesar 5%.

Rata-rata produktivitas sebelum adanya bendungan sebesar 154,36 kw/ha sedangkan sesudahnya 157,00 kw/ha dengan taraf nyata sebesar 5%.

Kemudian kendala yang dihadapi petani dalam menjalankan usaha tani tembakau meliputi cuaca, penyakit atau hama, dan keterbatasan modal.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti obyek penelitian yaitu usaha tani tembakau.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada pemfokusan pembahasan. Metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

40 Ramdiani, “Dampak Bendungan Pandanduri Terhadap Land Rate Dan Produktivitas Pada Usaha Tani Tembakau Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur”, (Skripsi, Universitas Mataram, 2018)., hlm. 6.

(39)

4. Hafizd Wahyu, dengan judul Skripsi “Analisis Kelayakan Usaha Kangkung Hidroponik di Specta Farm Kabupaten Bogor”. Dapertemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2018.41

Hasil temuan dala penelitian ini adalah berdasarkan aspek non finansial dan aspek finansial usaha kangkung hidroponik di Specta Farm layak untuk dijalankan. Dimana, dalam aspek finansial seperti aspek pemasaran, aspek teknis, aspke manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya serta aspek dampak lingkungan memiliki rata-rata nilai persentase sebesar (90%, 93,4%, 70%, (96,6% dan 88%). berdasarkan hal tersebut berdasarkan aspek non finansial usaha kangkung hidroponik layak untuk dijalankan. Sedangkan berdasarkan aspek finansial usaha kangkung hidroponik telah memenuhi syarat kelayakan yaitu NPV > 0, nilai Net B/C >1, nilai IRR > 5% dan PP < 10 tahun. Serta dengan perolehan nilai NPV sebesar Rp. 3 170 741 635.50. Dan yang terakhir berdasarkan hasil analisis switching value dimana penurunan jumlah produksi kangkung lebih sensitif terhadap kelayakan usaha dibandingkan penurunan harga jual kangnkung dan peningkatan harga pupuk nutrisi.

Usaha akan menjadi tidak layak jika penurunan jumlah produksi >

28.999%, penurunan harga jual kangkung > 29.144% dan peningkatan harga pupuk nutrisi > 237,666%.

41 Hafizd Wahyu, “Analisis Kelayakan Usaha Kangkung Hidroponik di Specta Farm Kabupaten Bogor” (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 2018)., hlm. 29-67.

(40)

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada aspek yang digunakan dalam mengkaji kelayakan usaha berdasarkan aspek non finansial dan finansial dimana dalam aspek non finansial sama-sama mengkaji dari segi aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum serta aspek dampak lingkungan sedangkan untuk yang finansial sama-sama mengkaji kelayakan dengan menggunakan kriteria investasi yaitu NPV dan PP. Sedangkan untuk perbedaan antara penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada metodologi penelitian dimana penelitian terdahulu menggunakan metode kualitatif kuantitatif dimana penggunaan metode kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek non finansial, kemudian untuk metode kuantitatif untuk menganalisis aspek finansial dan nilai persentase dari kelayakan pada bagian aspek non finansial. sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif kuantitatif. Kemudian untuk perbedaan selanjutnya terletak pada analisis switching value dimana penelitian terdahulu mengguanakan analisis tersebut sedangkan penelitian sekarang tidak menggunakan analisis tersebut.

5. M. Afiful Umam, dengan judul Skripsi “ Analisis Faktor Studi Kelayakan Bisnis Pada Pengembangan UMKM (Studi Kasus pada Industri Kecil Unit Pengolah dan Pemasar Ikan “Fatimah Az-Zahra” Borobudur Kec.

(41)

Magelang)”. Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016.42

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa industri “Fatimah Az- Zahra” dari segi aspek non finansial layak untuk dijalankan dari aspek teknis dan produksi, hukum dan lingkungan, pasar dan pemasaran, sedangkan dari aspek manajemen dan sumber daya manusia masih belum dikatakan layak, dan harus adanya perbaikan manajemen dari segi kepengurusan dan karyawan serta pemaksimalan dalam hal produksi dan pemasaran. Serta berdasarkan aspek finansial industri “Fatimah Az-Zahra”

layak untuk dijalankan dengan umur proyek selama 3 tahun pada tingkat discount rate sebesar 12%. Analisis kriteria kelayakan menghasilkan PP selama 2 tahun 8 bulan 15 hari, NPV sebesar Rp. 23,368,992,00. Nilai PP sebesar 1.33 dan nilai IRR sebesar 25,81%.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti tentang kelayakan usaha, dimana untuk menentukan layak atau tidaknya usaha yang dijalankan dilihat dari 2 aspek yaitu aspek non finansial dan aspek finansialnya. Kemudian untuk perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada metode penelitian yang digunakan, dimana peneliti terdahulu menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif.

42 M. Afiful Umam, “Analisis Faktor Studi Kelayakan Bisnis Pada Pengembangan UMKM (Studi Kasus pada Industri Kecil Unit Pengolah dan Pemasar Ikan “Fatimah Az-Zahra”

Borobudur Kab. Magelang”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016)., hlm.

19.

(42)

Sedangkan penelitian sekarang menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir pada dasarnya adalah sebuah pemahaman, layaknya sebuah pemahaman maka pemahaman tersebut dapat salah, kurang atau tidak sempurna. Kerangka berfikir disini merupakan pemahaman yang paling mendasar yang mendukung pemahaman selanjutnya. Hal ini sangat penting karena jika kerangka berfikir salah maka akan menghasilkan kesimpulan- kesimpulan yang salah pula.43

Usaha tani Tembakau yang dijalankan masyarakat di Desa Setanggor ini memang memberikan dampak yang sangat besar terhadap masyarakat lebih-lebih pada perekonomian masyarakat itu sendiri. Masyarakat menjalankan usaha tani ini berdasarkan pengalaman yang didapatkan dari nenek moyang terdahulu yang berlangsung secara turun temurun ke generasi selanjutnya. Seiring berjalannya waktu petani mulai aktif menjadi petani binaan PT yang memproduksi rokok (Perusahaan Pembeli Tembakau) serta petani dibina dalam mengelola Tembakau dan lain sebagainya. Pada saat petani dapat dikatakan untung dalam menjalankan usaha ini maka akan sangat terlihat jelas pembangunan dimana-mana, pemenuhan kebutuhan tercapai, aktifitas perekonomian masyarakat lancar, seperti pedagang dan masyarakat lainnya yang ada di sekitar lokasi usaha dapat ikut serta merasakan dampak

43 B.Herry Priyono, Anthony Giddnes, Suatu Pengantar Cetakan Kedua (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2003)., hlm. 2.

(43)

positif dari keberhasilan petani itu sendiri. Akan tetapi sebaliknya, jika usaha tani Tembakau yang dijalankan masyarakat di Desa Setanggor ini mengalami kerugian maka semua juga akan terkena dampak dari kerugian tersebut.

Misalnya petani yang menjalankan usaha tidak dapat melunasi hutang- hutangnya akhirnya banyak yang mejadi TKI / TKW ke Luar Negeri, buruhan macet, perekonomian macet dikarenakan sumber penghasilan masyarakat gagal dan lain sebagainya. Landasan utama atau cikal bakal peneliti dalam mengambil tema ini adalah kegigihan petani di Desa Setanggor kecamatan sukamulia ini yang meskipun berangsur-angsur mengalami kerugian dalam usaha ini akan tetapi usaha tani Tembakau ini tidak pernah mati dikalangan masyarakat. Untung atau rugi tidak menjadi tolak ukur petani berhenti melakukan usaha ini, buktinya dari saat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 sampai 2020 sekarang ini usaha tani Tembakau ini tidak pernah berhenti dilakukan oleh masyarakat di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Dengan adanya studi kelayakan bisnis atau usaha, petani di Desa Setanggor ini dapat meminimalisir kerugian atau kemungkinan-kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam usaha tani tersebut. Serta peran studi kelayakan sangat besar dalam keberhasilan usaha tani yang dijalankan.

Berdasarkan uraian di atas, kerangka berfikir pada penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk skema atau gambar di bawah ini.

(44)

D. Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan melalui pengumpulan data.44

44 Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 138-139.

Aspek Finansial Aspek Non Finansial

1. Payback Period 2. Net Present Value 3. Probability Indeks 4. Average Rate of

Return 1. Aspek Hukum

2. Aspek Pasar 3. Aspek Teknis 4. Aspek Manajemen 5. Aspek Sosial 6. AMDAL

LAYAK / TIDAK KELAYAKAN USAHA TANI

TEMBAKAU

(45)

Kemudian untuk menguji kelayakan usaha tani tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dapat digunakan rumus hipotesis sebagai berikut:

1. Ha : Diduga usaha tani tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia layak untuk dijalankan dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial.

2. Ho : Diduga usaha tani tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia tidak layak untuk dijalankan dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansial.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan proses menemukan solusi atau jawaban atas masalah setelah melakukan studi yang mendalam dan menganalisis faktor situasi. Jika penelitian dikaitkan dengan ekonomi syariah, maka terlebih dahulu perlu diketahui definisi dari ekonomi syariah itu sendiri.

Ekonomi syariah adalah ilmu yang mempelajari kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia akherat).45 Artinya ekonomi syariah adalah pengetahuan yang berupaya merealisasikan kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas dalam kerangka ajaran islam atau hukum-hukum islam. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian ekonomi syariah adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi syariah.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang di- peroleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliebel, dan objektif. 46 Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, maka peneliti harus dapat menjadi human instrument

45 Akhmad muhajidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)., hlm. 23.

46Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005)., hlm. 24.

(47)

yang baik, mengumpulkan data secara trianggulasi dari berbagai sumber data yang tepat, dan melakukan pengujian keabsahan data.47

Pada penelitian ini, pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei.

Dalam hal ini penelitian yang bersifat deskripsi atau pendeskripsian minsalnya penelitian untuk menggambarkan profil produk suatu organisasi bisnis tertentu atau profil pekerjaan dan tenaga kerja industri tertentu.48 Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat, serta hubungan antar penomena yang diteliti.49

Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini yaitu pegolahan data yang di dapatkan dari hasil observasi dan hasil penyebaran angket pada petani di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia yang melakukan usaha tani Tembakau. Dari hasil penyebaran angket tersebut akan didapatkan data tentang kelayakan usaha dilihat dari aspek non finansial dan aspek finansialnya, yang kemudian diolah oleh peneliti dengan cara manual tanpa menggunakan SPSS.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

47 Ibid., hlm. 25.

48 Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 25-26.

49 Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005)., hlm. 54.

(48)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50 Populasi dapat berupa manusia, benda, obyek tertentu, pariwisata, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya.51

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menjalani usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia, dimana jumlah penduduk yang mata pencaharian pokoknya sebagai petani (baik itu petani padi dan tembakau) di desa Setanggor sebanyak 341 orang (296 orang laki-laki dan 45 orang perempuan).

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul refresentatif (mewakili).52

Untuk menentukan besarnya sampel yang dicari digunakan rumus slovin sebagai berikut:53

n = n

1 + 𝑁 (𝑒)2 Dimana:

n: Jumlah sampel N: Jumlah populasi

50 Muri Yusuf, Metode Penelitian (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2016)., hlm. 66.

51 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&B Cetakan Ke-15 (Bandung: Alfabeta, 2013)., hlm. 36.

52Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam : Pendekatan Kuantitatif (Dilengkapi Dengan Contoh-contoh Aplikasi: Proposal Penelitian dan Lapangan), ( Depok:

Rajawali Pers, 2008)., hlm. 180.

53Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi Serta Ilmu-ilmu Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010)., hlm. 115.

(49)

e: Batas toleransi kesalahan

Menurut Suharsimin Arikuto, penentuan pengambilan sampel apabila kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subyeknya besar diambil 10-15% atau 20-25%. Dalam hal ini peneliti akan mengambil sampel dari jumlah populasi yaitu sebanyak 341 orang. Jadi untuk pengambilan sampelnya, peneliti mengambil patokan e = 15% dibulatkan dalam bentuk desimal yaitu (0,15) dengan perhitungan sebagai berikut:

341

n = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

1 + 341 (0,15)2 341

= ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

1 + 341 (0,0225)

= 39,3196 dibulatkan menjadi 39

Jadi dalam penelitian ini peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 39. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling. Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang / kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik purposive sampling ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.54 Purposive sampling ini juga dapat diartikan sebagai suatu tata cara pengambilan sampel dengan didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang

54 Sugiyono, Metode Penilaian (Bandung: Alfabeta, 2001) ., hlm. 61.

(50)

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang akan diambil disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.55 Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang kelayakan usaha tani Tembakau, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang usaha tani Tembakau itu sendiri.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, waktu yang dibutuhkan oleh peneliti diperkirakan kurang lebih sekitar dua bulan (60 hari). Waktu dihitung sejak dikeluarkannya surat permohonan izin penelitian yang dikeluarkan oleh pihak kampus. Ini dirasa cukup untuk menyelesaikan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Lokasi tersebut dipilih peneliti karena lokasi tersebut sesuai dengan kepentingan peneliti dalam mencari data untuk kelangsungan penelitian serta mendukung kelancaran penelitian.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kelayakan usaha

55 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)., hlm. 128.

(51)

Yang dimaksud kelayakan usaha dalam penelitian ini adalah suatu tolak ukur penentuan layak atau tidaknya usaha tani yang dijalankan masyarakat di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur ditentukan berdasarkan aspek non finansial (Aspek hukum, pemasaran, teknis dan operasional, manajemen dan organisasi, ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan) dan aspek finansial yang dianalisis berdasarkan 4 metode kriteria investasi ( PP, NPV, PI dan ARR).

2. Usaha tani

Yang dimaksud dengan usaha tani dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan petani di Desa Setanggor dalam mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif untuk tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Atau usaha tani dapat diartikan sebagai pemanfaatan tanah yang dilakukan oleh petani guna untuk memenuhi kebutuhan hidup.

3. Usaha Tani Tembakau

Yang dimaksud dengan usaha tani Tembakau dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan petani dalam mengolah sumber daya berupa Tembakau mulai dari proses penanaman, pemeliharaan sampai pada tahap panen dan pengovenan kemudian terakhir pada tahap pengiriman hasil Tembakau, dengan tujuan hasil dari kegiatan usaha tani Tembakau tersebut mampu memenuhi kebutuhan petani, lebih- lebih masyarakat banyak maupun pemerintah pada umumnya.

(52)

E. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian. Instrumen berfiungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misalnya metode angket atau kuesioner instrumennya berupa angket atau kuesioner.56

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.57 Instrumen penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu alat ukur yang digunakan untuk mendapatakan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.58

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Alat ini harus disesuaikan dengan jenis data atau jenis penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Adapun instrumen atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket penelitan. Angket penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tanpa menggunakan indikator atau skala pengukuran seperti skala Likert dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan

56 Ismail Suardi Wekke, dkk, Metode Penelitian Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Gawe Buku, 2019)., hlm. 75.

57 Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 2010)., hlm. 265.

58 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996)., hlm. 160.

(53)

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non statistik yang pengolahan datanya tanpa menggunakan SPSS.

F. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang dijalankan peneliti dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

1. Tahap Konseptual

Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal di tempat penelitian. Hasil dari observasi awal yang diperoleh peneliti meliputi bagaimana fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar lokasi usaha tani Tembakau di Desa Setanggor, mengetahui ruang penelitian, pelaku usaha, obyek penelitian dan juga kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitar lokasi usaha tersebut.

Setelah melakukan observasi awal, peneliti kemudian melakukan tahap pengidentifikasaian permasalahan yang ada di lapangan, mencari studi literatur yang sesuai dengan tema yang diangkat, pengembangan kerangka teoritis, perumusan hipotesis penelitian, mengidentifikasi populasi yang akan diteliti, penentuan sampel, merumuskan instrumen penelitian dengan cara menyusun serta merevisi instrumen penelitian yaitu angket penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti peneliti melakukan penyebaran angket kepada petani yang melaksanakan usaha tani Tembakau di Desa Setanggor

(54)

Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Angket disini, dipergunakan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan usaha tani Tembakau berdasarkan aspek non finasial dan aspek finansial.

3. Tahap Analisis

Setelah seluruh data atau informasi terkumpul dari hasil penyebaran angket di atas, kemudian tahap selanjutnya adalah peneliti melakukan proses pengolahan data hasil angket yang didapatkan dari lapangan, kemudian, proses analisis yang akan menentukan layak atau tidaknya usaha tani yang dijalankan. Analisis tersebut akan ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu aspek non finansial dan aspek finansial.

Kemudian, hasil analisi yang diperoleh akan disusun menjadi hasil penelitian.

4. Tahap Kesimpulan

Pada tahap yang terakhir ini, peneliti melakukan suatu pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil dari pengambilan kesimpulan tersebut akan menentukan bahwa usaha tani Tembakau yang dijalankan di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur Layak

Gambar

Tabel 2.a. Hasil penilaian kelayakan aspek hukum
Tabel 2.b. Hasil Penilaian Kelayakan Aspek Pemasaran
Tabel 2.c.  Hasil Analisis Kelayakan Aspek Teknis
Gambar 4.2). Struktur Organisasi Usaha Tani Tembakau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengatasi hal tersebut diatas Kelompok Tani Sipatuo di Desa Tarobok, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara untuk meningkatkan hasil produksi dan kualitas

Analisis internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan usaha tembakau rajangan pada Kelompok Tani Telaga Suci

YUKI BASTANTA (080309040) dengan judul DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP KINERJA DAN PENDAPATAN USAHA TANI ANGGOTA KELOMPOK TANI (Kasus:

Analisis internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan usaha tembakau rajangan pada Kelompok Tani Telaga Suci

Jadi berdasarkan latar belakang di atas, “Praktik Pengupahan Buruh Tani Tembakau Di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember Dalam Perspektif Islam” menjelaskan

Sikap netral sebagian besar petani sampel terhadap risiko dikarenakan usaha tani tembakau di Kabu- paten Klaten diusahakan oleh petani kaya dengan pola penguasaan lahan lebih dari

BPRS Tulen Amanah Masbagik Lombok Timur : “Kita selalu ditekankan untuk berkeja sama yang efektif saat berkerja sama, jika ada satu aja salah entah itu input data atau menaruhkan nol

Analisis Pendapatan Pendapatan diperoleh dari selisih antara rata-rata penerimaan yang diterima petani tembakau dengan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani selama proses