• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Usaha Dilihat dari Aspek

BAB III Metode Penelitian

B. Pembahasan

2. Analisis Kelayakan Usaha Dilihat dari Aspek

setiap truk pengangkut kayu ilegal yang ditemukan dijalan akan diamankan oleh polisi setempat. Tidak hanya itu petani-petani binaan diwajibkan mengganti bahan bakar pengovenan dengan menggunakan cangkang sawit yang diberikan langsung oleh perusahaan yang dimasuki petani sebagai petani binaan dengan sistem sesuai yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Seperti halnya yang dilakukan oleh perusahaan PT. Shadana Arif Nusa mengerahkan petani binaanya untuk melakukan pembelian tembakau kasturi yang proses pengeringannya hanya menggunakan sinar matahari. Kemudian PT. Bentoel, IDS, dll mengerahkan petani binaannya untuk mengganti bahan baku kayu bakar menjadi cangkang sawit dalam rangka mengurangi penggunaan kayu bakar. Hal tersebut merupakan salah satu cara mengatasi atau mengurangi penebangan pohon secara berlebihan yang akan berdampak negatif bagi tanah, manusia, hewan maupun tumbuhan yang ada.

Secara keseluruhan berdasarkan analisis kelayakan usaha dilihat dari aspek non finansial, usaha tani Tembakau yang dijalankan petani di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dinyatakan layak untuk dijalankan.

Payback period (PP) adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi.77 PP dapat dikatakan sebagai periode pengembalian modal. Pada penelitian ini, PP berdasarkan nilai sekarang dengan tingkat diskonto 5%. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah peneliti lakukan, memperoleh nilai PP yaitu 2,5. yang artinya adalah modal usaha dapat dikembalikan dalam jangka waktu 2 tahun 5 bulan usaha tani Tembakau ini sudah dapat mengganti biaya investai yang dikeluarkan pada tahun pertama dari umur usaha yaitu 12 thn. Dengan syarat kelayakan PP ≤ 12. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha tani Tembakau di Desa Setanggor layak untuk dijalankan karena PP lebih kecil dari 12 thn.

Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang arus kas yang masuk dan nilai sekarang arus kas keluar pada suatu waktu periode.78 Nilai NPV padakriteria kelayakan investasi memiliki keuntungan dengan nilai sekarang (present value) sebesar Rp. 7.798.922.

Dengan syarat kelayakan NPV Rp 0. Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan NPV lebih besar dari 0. Dengan demikian usaha tani Tembakau berdasarkan kriteria penilaian NPV adalah layak untuk dijalankan.

Probability Indeks (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang

77 Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012)., hlm. 247

78 Juminang, Studi Kelayakan…, hlm. 180.

pengeluaran investasi selama umur investasi.79 Nilai PI yang dihasilkan dalam usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur ini adalah sebesar 0,45. Dengan syarat kelayakan PI ≥ 1. Dimana hal tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan syarat kelayakan untuk nilai PI maka usaha tani Tembakau yang dijalankan di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur tidak layak untuk dijalankan. Dikarenakan hasil PI kurang dari 1 maka PI ditolak artinya berdasarkan penilaian kriteria berdasarkan PI usaha tani Tembakau tidak layak untuk dijalankan.

Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata- rata laba sebelum pajak (EAT) sengan rata-rata investasi.80 Kemudian untuk yang terakhir yaitu ARR, dimana nilai yang dihasilkan ARR sebesar 19%. Dengan syarat kelayakan ARR ≥ return. Hal tersebut berarti bahwa usaha tani Tembakau yang dijalankan di Desa Setanggor Layak untuk dijalankan karena syarat kelayakan ARR apabila nilai ARR lebih besar dari return.

Berdasarkan kriteria investasi di atas secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Usaha Tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur layak untuk dijalankan, meskipun pada dasarnya kita ketahui bahwa salah satu dari keempat kriteria investasi tersebut dapat dikatakan tidak layak untuk dijalankan akan tetapi 3 dari 4

79 Ibid., hlm. 102.

80 Ibid., hlm. 103.

kriteria investasi tersebut dinyatakan layak untuk dijalankan. Hal tersebut menjadi acuan untuk menetapkan kelayakan dari usaha tani Tembakau tersebut.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam pelaksanaan usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur baik dari aspek non finansial dan aspek finansial, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelayakan usaha dilihat dari aspek finansial

Berdasarkan aspek non finansial yang terdiri dari aspek hukum, aspek pemasaran, aspek teknis dan operasi, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi sosial dan aspek dampak lingkungan dinyatakan layak untuk dijalankan. Akan tetapi sebelum dinyatakan layak secara keseluruhan pada aspek non finansial ini terdapat sedikit pertentangan pada aspek dampak lingkungan pada bagian tanah dan kehutanan, dimana petani Tembakau di Desa Setanggor ini pada dasarnya menggunakan kayu sebagai bahan bakar pengeringan di oven Tembakau, hal tersebut memicu berbagai dampak negatif yang akan ditimbulkan apabila penggunaan kayu atau penebangan kayu diakukan secara besar- besaran. Dampak negatif tersebut tentunya tidak hanya berdampak terhadap manusia saja akan tetapi hewan, tumbuh-tumbuhan juga akan merasakan dampak dari hal tersebut. Akan tetapi untuk tahun berikutnya tepat pada tahun 2020 ini pemerintah sudah melarang keras penebangan

pohon secara besar-besaran, kemudian pengawasan di jalan raya bagi truk- truk pengangkut kayu ilegal akan diamankan serta perusahaan-perusahaan pembeli Tembakau mengarahkan petani binaannya untuk mengganti bahan bakar kayu menjadi cangkang sawit contohnya PT. Bentoel Prima dan PT.

Djarum mewajibkan petani binaan mereka untuk mengganti bahan bakar kayu menjadi cangkang sawit, tidak hanya itu PT. Indonesia Dwi Sembilan dan PT. Shadana Arifnusa juga mewajibkan petani binaan mereka melakukan penjualan Tembakau tumpian alami dengan bahan bakar sinar matahari (penjemuran). Hal-hal tersebut menjadi acuan adanya perubahan atau adanya upaya pencegahan dan pengurangan dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh usaha tani Tembakau itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur layak untuk dijalankan berdasarkan aspek non finansial.

2. Kelayakan usaha dilihat dari aspek finansial

Sedangkan untuk analisis aspek finansial menunjukkan bahwa usaha tani tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur layak untuk dijalankan. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai PP yaitu 2,5. Itu berarti bahwa dalam jangka waktu 2 tahun 5 bulan modal investasi usaha akan dapat dikembalikan . Hal tersebut sesuai dengan syarat kelayakan yaitu nilia PP lebih kecil dari 10 thn maka dinyatakan layak. Nilai NPV sebesar Rp. 7.798.922. dimana hal tersbut dinyatakan layak karena nilai NPV lebih besar dari 0. Nilai PI adalah sebesar 0,45.

Berkenaan dengan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa nilai PI tidal layak untuk dijalankan karena berdasarkan syarat kelayakan nilai PI harus lebih besar dari 1. Kemudian yang terakhir adalah ARR, nilai ARR sebesar 19%. Berdasarkan syarat kelayakan usaha berdasarkan ARR layak untuk dijalankan karena nilai ARR lebih besar dari return. Untuk kelayakan usaha berdasarkan aspek finansial dapat disimpulkan bawa usaha tani Tembakau di Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur layak untuk dijalankan meskipun PI tidak memenuhi syarat kelayakan akan tetapi 3 dari 4 kriteria investasi dinyatakan layak untuk dijalankan berdasarkan aspek finansial.

B. Saran

1. Petani Tembakau

Bagi petani Tembakau di Desa Setanggor khususnya harus lebih bijak dalam memilih bahan bakar yang akan digunakan dalam menjalankan usaha, selain itu dampak yang akan ditimbulkan juga sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan sesuatu.

2. Pemerintah

Pada dasarnya petani melakukan penggunaan bahan bakar kayu dikarenakan harga minyak tanah yang begitu tinggi membuat petani tidak mampu menggunakan bahan bakar minyak bumi, sehingga petani beralih menggunakan kayu bakar sebagai alat pengeringan daun Tembakau.

Pemerintah seharusnya memberikan solusi terhadap masalah petani

sehingga petani berhenti menggunakan bahan bakar kayu. Selain solusi pemerintah juga perlu melakukan pembinaan pertanian yang benar serta sosialisasi dampak yang diakibatkan oleh penebangan hutan yang akan memicu tanah longsor, banjir pada musim hujan, kekeringan pada musim kemarau dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Aldy Rochmat, Riawan Purnomo dan Sugianto La Ode, 2017, Studi Kelayakan Bisnis, Ponorogo: Unmuh Ponorogo Press.

Bungin Burhan, 2010, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi Serta Ilmu ilmu Lainnya, Jakarta: Kencana.

Brealey, Mayor dan Marcus, 2008, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Edisi Kelima Penerjemah Bob Sabran MM, Jakarta: Erlangga.

Hadjar Ibnu, 1996, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hanif M Mahmud dan Halim Abdul, Analisis Laporan Keunangan Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Jakfar dan Kasmir, 2007, Studi Kelayaka Bisnis Edisi Kedua, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Jakfar dan Kasmir, 2012, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi Cetakan Ke-8, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Johan, Suwinto, 2011, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Juminang, 2014, Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan, Jakarta: Bumi Aksara.

Muhajidin Akhmad, 2014, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar, Jakarta: Rajawali Pers.

Muhammad, 2008, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Dilengkapi Dengan Contoh Aplikasi: Proposal Penelitian dan Lapangan), Depok: Rajawali Pers.

Noor Juliansyah, 2011, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurmansyah Dodi, Rochaini Siti, dan Humaerah Armaini Dwi, Jurnal Agribisnis, Vol. 8. No. 1, Juni 2014.

Priyono Herry B, Giddnes Anthiny, 2003, Suatu Pengantar Cetakan Kedua, Jakarta: Pepustakaan Populer Gramedia.

Rahayu, Ardia Desti. Analisis Kelayakan Usaha Gula Semut Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo: (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta 2015).

Ramdiani, Dampak Bendungan Pandanduri Terhadap Land Rate Dan Produktivitas Pada Usaha Tani Tembakau Di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur: (Skripsi Universitas Mataram 2018).

Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi Konsep & Teknis Penyusunan Laporan Keuangan, Jakarta: Erlangga.

Shinta Agustina, 2011, Ilmu Usaha Tani Cetakan Pertama, Malang: Universitas Brawijaya Press.

Soekartawi, 2002, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi, Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Soekartawi, 2011, Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil, Jakarta: UI-PRESS.

Subagyo Ahmad, 2007, Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Elex Media Kompotindo.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B Cetakan ke-15, Bandung: Alvabeta.

Suhariami Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi III, Jakarta: Rineka Cipta.

Wekke Ismail Suardi, dkk, 2019, Metode Penelitian Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Gawe Buku.

Wijayanto Dian, 2012, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zakita, Tia Aprilia. Analisis Kelayakan Usaha Pada Industri Tempe Di Desa Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan:

(Skripsi Universitas Lampung 2018).

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alvabeta CV.

Sugiyono, 2001, Metode Penilaian, Bandung: Alfabeta.

Margono, 2004, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Mubyarto, 2001, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta: LP3ES.

Muri Yusuf, 2016, Metode Penelitian, Jakarta: Prenada Media Group.

Nazir Muhammad, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

BPS, Kabupaten Lombok Timur Online, 2011.

Lampiran 1 Hasil Rekap Data Responden

No Nama Petani Luas Tanam Modal Awal Penjualan

Angka Volume (Rp) (Rp)

1 FATHUL JANNAH 130 Are 60000000 96000000

2 H. BASAR 150 Are 70000000 115500000

3 SAHMAT 50 Are 25000000 37500000

4 SAIFUL BAHRI 130 Are 60000000 90000000

5 IBRAHIM 60 Are 25000000 48000000

6 KUSUMAYADI 100 Are 50000000 87000000

7 ZULPADLI 80 Are 35500000 65000000

8 JUNAIDI 100 Are 50000000 61600000

9 HAERIL 100 Are 50000000 63800000

10 SUKIRMAN 80 Are 35000000 60000000

11 AHMAD FATONI 100 Are 50000000 98000000

12 SAHRAM 60 Are 30000000 44800000

13 ZULKIPLI 150 Are 70000000 102000000

14 DEWI SARTIKA 30 Are 15000000 22400000

15 SUARNI 30 Are 10000000 19600000

16 H. PATHURRAHMAN 150 Are 70000000 122500000

17 LUKMAN 50 Are 25000000 36000000

18 SARE PUTRAWAN 100 Are 50000000 87500000

19 H. GUNAWAN 170 Are 85000000 129000000

20 H.SAEPUDIN 15 Are 8000000 14000000

21 H. AMINULLAH 100 Are 50000000 102300000

22 MUSTAMIL ARIPIN, S.H 150 Are 70000000 118800000

23 SAIPUDIN 100 Are 50000000 100800000

24 MUHTAR, S.H 65 Are 35000000 60000000

25 LUKMAN HAKIM 50 Are 20000000 36000000

26 MUKSIN 60 Are 30000000 54000000

27 M. MUHTAR JAYADI 150 Are 70000000 132000000

28 MAHSUN 61 Are 20000000 37500000

29 H. ISKANDAR 180 Are 100000000 161000000

30 H. AHMAD 100 Are 60000000 75400000

31 H. ABDUL HALIM 75 Are 40000000 55000000

32 H. ABDUL HANAN 110 Are 50000000 87000000

33 SANUSI 100 Are 50000000 84000000

34 ABDUL AZZIZ 100 Are 50000000 90000000

35 WAWAN DARMAWAN 50 Are 25000000 37475000

36

INDRIAWAN APRIADI,

S.T 65 Are 35000000 56000000

37 AHYAR 70 Are 35000000 61000000

38 MISNIATI 100 Are 55000000 75000000

39 MUSLIMIN, S.Sos 30 Are 15000000 25000000

Jumlah 3551 Are 1733500000 2848475000

Rata-rata 91.051 Are 44448717.95 73037820.51

Lampiran 2 Penyusutan dan Nilai Sisa

Jenis

Investasi Jumlah Satuan

Harga Satuan

Biaya

Investasi Umur Penyusutan

Nilai

(Rp) (Rp) Ekonomis

(Thn) (Thn)

Sisa

Lahan 100 m2 80.000 8.000.000 - - 8.000.000

Bangunan

oven 1 m2 25.000.000 25.000.000 12 2.083.000

4.000

Serubung 1 stel 3.000.000 3.000.000 5 600.000 0

Gelantang 500 buah 2.000 1.000.000 10 100.000 0

Total Biaya investasi 37.000.000 Total 2.783.000 8.004.000

Lampiran 3 Laporan Laba Rugi 2 Thn Terakhir

No Uraian Tahun

1 2

A. INFLOW

1 Penerimaan Penjualan

1. Daun 1,2. 8.000.000 10.000.000

2. Daun 3,4. 15.000.000 18.000.000

3. Daun 5,6. 20.000.000 21.000.000

4. Daun 7,8. 18.000.000 28.000.000

2 Nilai sisa 8.004.000 8.004.000

Total Inflow 69.004.000 85.004.000

B. OUTFLOW

II Biaya Operasional

A Pembibitan 955.000 955.000

1.Pembuatan bedengan benih 195.000 195.000

2. Pemupukan 130.000 130.000

3. penaburan benih 130.000 130.000

4. Pemeliharaan 500.000 500.000

B Persiapan Lahan Tanam 4.825.000 4.825.000

1. Pengolahan tanah tahap 1 1.500.000 1.500.000

2. Cangkul pinggir 975.000 975.000

3. Pembuatan Bedengan 1.950.000 1.950.000

4. Pengairan tahap 1 400.000 400.000

C Penanaman & Pemeliharaan 9.550.000 9.550.000

1. Pencabutan bibit + tanam 1.500.000 1.500.000

2. Pemupukan 1 1.500.000 1.500.000

3. Penggemburan tanah 3.250.000 3.250.000

4. Pemupukan ke 2 1.000.000 1.000.000

5. Pemupukan ke 3 575.00 575.00

6. Pengairan tahap 2 400.000 400.000

7. Penyemprotan pestisida 325.000 325.000

8. Perol 1.000.000 1.000.000

D Pemetikan 3.500.000 3.500.000

1. Pemetikan 8 kali 3.500.000 3.500.000

E Pengovenan & Sortir 8.800.000 8.800.000

1. Pengikatan tembakau 2.380.000 2.400.000

2. Menaikkan ke oven 1.750.000 2.000.000

3. Turunkan dari oven 1.050.000 1.200.000

4. Pembukaan + sortir 2.400.000 2.400.000

5. Press 800.000 800.000

Total Biaya Operasional 27.630.000 27.630.000

III Biaya Sarana P & Angkutan

A Biaya Sarana Produksi 21.415.000 22. 015.000

1. Benih tembakau 100.000 100.000

2. Plastik penutup benih 400.000 400.000

3. Bambu 50.000 50.000

4. Pupuk Anorganik:

a) TS/SP 1.250.000 1.250.000

b) ZA 850.000 850.000

c) OREA 460.000 460.000

d) VERTILA 300.000 300.000

5. Obat-obatan:

a) Durusban 45.000 45.000

b) Prepaton 420.000 420.000

c) Metindo 140.000 140.000

6. Bahan Bakar Kayu:

a) Mente 8.400.000 9.000.000

7. Sewa Lahan tanam 1 H 9.000.000 9.000.000

B Biaya Angkutan 800.000 800.000

Total Biaya Sarana &

Angkutan 22.215.000 22.815.000

C Penyusutan 2.367.000 2.367.000

Total Outflow 52.212.000 52.812.000

Laba SebelumPajak 16.792.000 32.192.000

Pajak pendapatan usaha 5%: 839.600 1.609.600

Laba setelah pajak 15.952.400 30.582.400

Bunga pinjaman modal usaha:

Bunga 10% 1.595.240 3.058.240

LABA BERSIH 14.357.160 27.524.160

Dokumen terkait