BAB I PENDAHULUAN
F. Kerangka Teoritik
5. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter dalam kamus besar bahasa indonesia adalah “ sifat- sifat kejiwaan. Akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.”27Karakter merupakan nilai dasar yang membangun pribadi seseoarang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap kehidupan sehari hari.
Sedangkan orang yang berkarakter adalah orang yang merespons segala situasi secara bermoral dan dimanifestasikan dalam bentuk tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik.Pendidikan karakter
26 Perangkat Pembelajaran, Silabus Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIIMTs. h.2
27Pusat Bahan Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, ( Jakarta : Balai pustaka, 2005), h.529.
merupakan proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai upaya yang dilakukan secara terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, menginternalisasikan, nilai-nilai karakter itu sendiri sehingga peserta didik berprilaku insan kamil.28 Pada hakikatnya mengajar tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi dimaknai juga sebagai proses membentukan karakter.
Membentukan karakter terbaik pada siswa menjadi hal yang sangat penting karena siswa merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan eksistansi bangsa. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa.
Sebagai sebuah lembaga, sekolah memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik siswa agar pintar, cerdas, serta memiliki karakter positif sebagaimana diharapkan setiap orangtua. Sedangkan secara linguistik, ada beberapa pengertian tentang karakter yaitu sebagai berikut :
Karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti” to mark atau memandai dengan fokus mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakkan atau tingkah laku.”29
28Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep Pendiidikan Karakter, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), h. 44- 45
29 Ibid., h.45
1) Karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kpribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.
2) Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan.
3) Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (Virtues) yang di yakini dan digunakkan sebagai landasan cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak.
4) Karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas setiap idividu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dan keputusan yang ia buat.30 Pembentukkan karakter dengan nilai agama dan norma bangsa sangat penting karena dalam Islam,” antara akhlak dan karekter merupakan satu
kesatuan yang kukuh seperti pohon menjadi inspirasi keteladanan akhlak dan karekter adalah Nabi Muhammad SAW.Sehingga dalam Islam di katakan pendidikan karakter lebih dikenal dengan pendidikan akhlak”.31
Dan disinilah misi utama Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT di muka bumi ini. Dalam firman-Nya Al-Qur‟an surat al-Ahzab ayat 21 telah menjelaskan hal tersebut:
30Anas Salahudin, Pendidikan Karekter h. 44-45
31Toto Suharto dkk, Rekontruksi dan modernisasi h. 167
Artinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. al-Ahzab [33]: 21).”32
Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW diutus adalah agar supaya menjadi contoh bagi seluruh umat karena kekuatan karakter kepribadiannya telah menjadikan beliau sebagai sosok yang harus diteladani. Rasulullahpun telah menjelaskan dengan bahasa yang lebih jelas dalam haditsnya yang berbunyi:
Artinya:”Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti).” (HR. Ahmad)”.33
Berdasarkan pada ungkapan tersebut di atas guru telah berperan sebagai penerus perjuangan Nabi dalam mengajarkan akhlak serta menanamkan karakter pada peserta didiknya sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional tersebut di atas. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak.34
Sedangkan Imam Al-Ghozali menganggap seperti yang di kutip oleh Muslich bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu” spontanitas
32Departemen Agama Repoblik Indonesa, Al-Qur an dan Terjemahannya h. 420
33Bukhari Umar, Hadits Tarbawi :Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, ( Jakarta : Amzah, 2015), h. 34
34 Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Konsep dan Praktik Implementasi (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), h. 10
manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tak perlu dipikirkan lagi”.35
Dari beberapa definisi karakter di atas dapat difahami bahwa karakter adalah nilai dasar yang melekat dan menyatu pada diri pribadi seseorang yang tercermin dalam pikiran, sikap, dan tingkah laku sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara, sehingga dapat berbuat dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku serta siap mempertanggung jawabkan apa yang menjadi keputusannya.
b. Tujuan Pendidikan Karakter.
Tujuan pendidikan karakter sangatlah penting dalam kehidupan kita, karna pendidikan itu sendiri aktifitas manusia yang tidak terlepas dari aspek- aspek manusia itu sendiri. jadi tujuan dari pendidikan karakter untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai- nilai kehidupan yang dianggap penting sehingga menjadi kpribadian peserta didik yang khas sebagai nilai- nilai yang dikembangkan.
Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Selain itu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.36 Adapun tujuan pendidikan karakter di sekolah adalah :
35Ibid,. h, 20
36Samani Muchlas dan Hariyanto,Konsep dan Model h. 42-43
1) Menguatkan dan mengembangkan nilai- nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagai mana nilai- nilai yang dikembangkan.
2) Mengoreksi prilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai- nilai yang dikembangkan di sekolah.
3) Membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan masyrakat dalam memerankan tanggung jawab pendidik karakter secara bersama.37
c. Nilai- nilai Pendidikan Karakter
Sebagaimana terungkap di atas karakter merupakan perwujudan dari sebuah nilai maka dapat merujuk dalam persepektif Islam karakter kepribadian yang sangat kuat dapat mereferensi dari sifat-sifat Rasul yang esensinya sebagaimana telah diketahui yaitu “ sidiq, amanah, tablig, dan fatonah. Di samping Rasulullah sangatlah dikenal sebagai sosok yang arif, sabar, bijaksana, profesional, serta sifat-sifat terpuji lainnya di semua kalangan.”38
Sedangkan dalam kajian Pusat Pengkajian Pedagogik Universitas Pendidikan Indonesia (P3 UPI) menyyebutkan bahwa nilai yang perlu diperkuat untuk pembangunan bangsa saat ini adalah: jujur, kerja keras, dan ikhlas.
Apabila nilai-nilai ini dapat direalisasikan dalam kehidupan manusia maka akan dihasilkan manusia yang sempurna (insan kamil), maka akan terciptalah kehidupan yang sejahtera dengan masyarakat yang
37Dharma kesuma, dkk , Pendidikan karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), h. 5.
38Ibid., h. 12
bermartabat. Dengan ini Indonesia khususnya, telah memiliki target karakter bangsa sebagaimana dirumuskan dalam Pusat Kurikulum, bahwa materi pendidikan karakter meliputi “aspek-aspek sebagai berikut:
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan Tanggung Jawab.”39
1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dan berdamaian.
2) Jujur, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.
3) Toleransi, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adab, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut
4) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.
5) Kerja keras, yakni prilaku yang menujukkan upaya secara sungguh- sungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif , yakni sikap dan prilaku yang mecerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.
7) Mandiri, yakni sikap dan prilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melepaskan tugas dan tanggung jawab ke pada orang .
39Suyad, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2011), h.8-9.
8) Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dan orang lain.
9) Rasa ingin tahu, yakni secara berpikir, sikap dan prilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.
10) Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan
11) Cinta tanah air, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang merugikan semangat berprestasi yang lebih tinggi.
12) Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanda mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.
13) Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
14) Cinta damai, sikap dan prilaku yang mencerminka suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
15) Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan sebagainya.
16) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
17) Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang memburtuhkan.
18) Tanggung jawab, yakni sikap dan prilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.40 Sekolah dan guru dapat menambah ataupun mengurangi nilai- nilai tersbut sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekoah dan hakikat materi SK/ KD dan materi bahasan suatu mata pelajaran.
40Ibid., h. 8-9
Meskipun demikian, ada lima nilai yang diharapkan menjadi minimal yang dikembangkan di setiap sekolah, yaitu” nyaman, jujur, peduli, cerdas dan tangguh/ kerja keras.”41
d. Pengertian Budi Pekerti
secara etimologis budi pekert dimaknai sebagai” penampilan diri yang berbudi. Secara leksikal, budi pekerti adalah tingkah laku, perangai, akhlak, dan watak. Sedangkan dalam Undang- Undang No 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti”.
a. Bahwa setiap sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif, bagi siswa, guru, dan atau tenaga kependidikan.
b. bahwa pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah adalah cerminan dari nilai-nilai Pancasila dan seharusnya menjadi bagian proses belajar dan budaya setiap sekolah.
c. bahwa pendidikan karakter seharusnya menjadi gerakan bersama yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau orangtua;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penumbuhan Budi Pekerti.42