BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan satu hal yang mesti dilakukan dalam proses penelitian. Selama mengumpulkan data seorang peneliti akan mengamati obyek yang akan diteliti dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi ( Pengamatan).
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi bersama objek yang diselidiki.
1) Observasi Partisipan dan Observasi non partisipan a) Observasi Partisipan
Observasi Partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian dalam yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang- orang yang akan diobservasi.
b) Observasi non Partisipan
Observasi non partisipan adalah apabila observasi tidak ikut dalam kehidupan orang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.47
Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan, karena peneliti tidak ikut dalam kehidupan orang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat yakni mengamati proses pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter siswa.
47Ibid., h.161-162
Data yang akan digali dalam metode observasi antara lain, pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter Siswa, faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran Akidah Akhlak dalam membentuk karakter Siswa, serta tingkat keberhasilan pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Siswa Kelas Vll di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesngan Timur Mataram.
b. Metode Interview ( Wawancara)
Wawancara itu tidak hanya dilakukan oleh satu orang, akan tetapi dua orang atau lebih. jadi seoarang pewawancara memberikan suatu pertanyaan kepada seseorang yang diwawancara mengenai permasalahan yang akan ditanyakan atau yang akan diteliti.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, pewawancara ( interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Metode interview ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab lisan atau di istilahkan dengan wawancara lisan (kuissioner lisan) oleh penanya (pewawancara) dengan orang yang ditanya ( yang diwawancara).48 Secara umum metode wawancara dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Wawancara berstruktur, yakni wawancara yang dilakukan berdasarkan atas pertanyaan yang telah disusun dan telah dirumuskan sebelumnya secara cermat, tepat, dan bersahaja dalam bentuk tulisan.
48Sugiono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ( Bandung : Al- Fabeta 2009), h. 148
2) Wawancara tak berstruktur,yakni yakni wawancara yang dilakukan dengan tidak ada persiapan sebelumnya.49
Dari kedua jenis wawancara diatas peneliti menggunakan wawancara berstruktur karena peneliti melakukan wawancara berdasarkan atas pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.Terlampir di halaman satu.
Dalam pelaksanaan metode ini, peneliti tetap berpedoman kepada apa yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu berupa instrumen- instrumen penelitian yang sudah disiapkan oleh peneliti sebelumnya, menyiapkan pertanyaan yang akan di ajukan kepada yang diwawancara.
Data yang ingin digali dengan metode wawancara adalah menyangkut pembelajaran akidah akhlak membentuk karakter siswa, Faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran Akidah Akhlak pembelajaran dalam membentuk karakter siswa, serta tingkat keberhasilan pembelajaran akidah akhlak siswa.
c. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah sebagian dari metode atau teknik yang digunakanan oleh peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data.
Dokumentasi ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan adanya karena adanya permintaan penyelidik.
49Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung : Tarsito 2003), h 72
Sedangkan dalam buku prosedur penelitian dikatakan : dokumentasi adalah “dari asal katanya dokumen, yang artinya barang barang tertulis”
50. Maka di dalam menggunakan metode ini peneliti akan mencatat benda- benda yang akan dibutuhkan, maka dalam hal ini peneliti akan mengambil dokumen- dokumen yang penting yang tersimpan di sekolah tersebut Data yang akan digali dalam metode dokumentasi antara lain, data tentang keadaan guru dan murid, serta Struktur Organisasi.
5. Teknik Analisis Data.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan, menguraikan data ke dalam pola,kategori, satuan urain dasar sehingga dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarakan oleh data.Dari uraian di atas tersebut analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokan dan mengetagorikan.51
Teknik induktif adalah berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus konkret itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum. Metode induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum.
Dari teknik analisis data di atas, peneliti menggunakan teknik induktif, karena dengan menggunakan teknik induktif ini bisa mengelola data-data empiris dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan landasan yang ada sehingga didapatkan suatu kesimpulan yang
memuaskan bagi semua pihak, yaitu peneliti dan obyek yang akan diteliti.
50Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian. h.145.
51Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2001), h. 103.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data, maka peneliti melakukan pemeriksaan data dan pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, keabasahan data yang dikatakan disini merupakan menyajikan informasi- informasi yang selalu ada di dalam sekolah tersbutt baik berupa buku- buku benda- benda dan yang lain- lain. Adapun keabasahan teknik kebsahan data yang digunakan dalam penelitian ini. 52 a. Teknik Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini, digunakan tiga tehnik triangulasi yaitu :
1) Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara mengecek data dengan langkah dibandingkan dengan sumber data, yaitu lisan dokumentasi dan perbuatan (peristiwa)
2) Triangulasi metode/tehnik, dilakukan dengan langkah pengecekan data berdasarkan metode pengumpulan data yang dilakukan. Dalam hal ini metode observasi ( pengamatan), metode wawancara dan metode dokumentasi, serta pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3) Triangulasi waktu adalah peneliti melakukan pengecekan data dengan waktu yang berbeda. Pengamatan tidak hanya dilakukan satu, tetapi beberapa kali dalam waktu yang berbeda53
Dalam hal ini peneliti menggunakan pengecekan data dengan trianggulasi teknik atau metode karena peneliti mengecek keabsahan data
52Ibid., h. 324
53Ibid., h.330-332
dengan membandingkan antara hasil observasi ( pengamatan), metode wawancara dan dokumentasi.
Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari IV (empat) Bab, yang masing- masing Bab terdiri dari beberapa sub Bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
Bab I :Pendahuluan, dalam hal ini membahas secara global yang meliputi konteks penelitian; fokus penelitian; tujuan dan manfaat penelitian; ruang lingkup dan setting penelitian; telaah pustaka; kerangka teoritik; metode penelitian; dan sistematika pembahasan.
Bab II :Paparan dan temuan data yang membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian; pelaksanaan pembelajaran dan pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk krakter siswa di kelas VII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Mataram.
Bab III :Pembahasan hasil penelitian yang didalamnya berisi tentang analisis pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk krakter siswa di kelas VII di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Mataram.
Bab IV :Penutup, yang menguraikan kesimpulan-kesimpulan dan saran peneliti.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Mataram
1. Sejarah Berdirinya MTs Ittihadil Ummah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha dasar untuk memanusiakan manusia. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang, tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan itu berada di pundak keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mengambil peran sebagai penyelenggara pendidikan tersebut, pada pertengahan tahun 1995 masyarakat Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Kota Mataram bersama-sama dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat bersepakat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan bercirikan agama yaitu MTs. Ittihadil Ummah.
Berdirinya MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar diawali dengan pendirian TKA-TPA “Ittihadil Ummah” pada pertengahan tahun 1992 yang pada saat itu dikepalai oleh Tohirin dan dibantu oleh remaja masjid seperti M. Tanwir, Azhar, Hauliawati, Sri Mahyuni, Suadatul Adawiyah, Ida Fitriati, Husnul Jalilah, Wardatul Ain, Eni Wahyuni dan lain-lain.
Selanjutnya atas inisiatif beberapa tokoh seperti : Drs. H. Wildan, Dra.
Hj. Nurul Yakin, M.Pd., Drs. H. Ahmad Hari Witono, M.Pd., H.
Burhanudin, SP., H. Zainul Islam, SH., Muslihin, S.Ag., Tohirin, Isnaini 42
dan beberapa yang lainnya serta mendapat dukungan dari tokoh-tokoh agama seperti :
TGH. Idhar Mahyudin, H. Syafiuddin, H. Syafi’i, TGH. Tanwir Idhar
serta mendapat dukungan yang sangat besar dari kepala lingkungan Karang Anyar, H. Anwar, maka mulai tanggal 10 Juli 1995 dimulailah berdirinya Madrasah Tsanawiyah “Ittihadil Ummah”. Sebagai kepala madrasah yang pertama ditunjuk H. Zainul Islam, SH.
Berkat kerja sama semua pihak, izin operasional MTs. Ittihadil Ummah juga dapat diperoleh pada tahun itu juga. Pada awal kegiatan operasionalnya, MTs. Ittihadil Ummah telah mendapatkan wakaf sebidang tanah pekarangan seluas ± 400m2yang di atasnya telah berdiri 3 (tiga) unit ruang kelas. Ruang kelas tersebut sebenarnya dari awal telah diniatkan untuk kegiatan pendidikan (atas nama sebuah lembaga sosial keagamaan) namun karena tidak kunjung selesai dan terkesan terbengkalai, akhirnya oleh masyarakat Karang Anyar bangunan tersebut diselesaikan dan penggunaannya/pengelolaannya diserahkan kepada pengurus Yayasan Ittihadil Ummah.54
Seiring perjalanan waktu dan gejolak dalam masyarakat, MTs.
Ittihadil Ummah telah beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan. Adapun mereka yang pernah memimpin MTs. Ittihadil
54Paozan, Kepala Sekolah MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar Pegesangan Timur, Wawancara, 17 Mei 2017
Ummah antara lain : 1) H. Zainul Islam, SH. (1995–1997), 2) Muslihin, S.Ag. (1997 – 1999), 3) H. Burhanudin, SP. (1999 – 2002), 4) Tohirin, S.Pd. (2002 – 2005), 5) Isnaini, S.Th.I. (2005 – 2010) dan 6) Paozan, S.Pd. (2010–sekarang).
Secara fisik, kondisi MTs. Ittihadil Ummah juga mengalami beberapa proses rehabilitasi. Pada tahun 2001 dengan bantuan imbal swadaya telah dilakukan pembangunan 2 (dua) lokal ruang kelas berlantai 1 dengan menggunakan tanah pekarangan milik masjid Al-Istiqomah (atas persetujuan tokoh agama dan tokoh masyarakat).
Selanjutnya pada tahun 2003 dilakukan pemasangan paving block untuk sarana olahraga. Tahun 2004 dan 2007 telah dilakukan rehab lantai dari semen menjadi keramik. Yang terakhir pada tahun 2010, MTs.
Ittihadil Ummah telah mendapat bantuan berupa peralatan Laboratorium TIK (Komputer) sebanyak 10 (sepuluh) unit beserta fasilitas jaringan internetnya.55
Selanjutnya sebagai bentuk pengembangan Pondok Pesantren
“Ittihadil Ummah” Karang Anyar, pengurus yayasan Ittihadil Ummah mulai tahun 2010 juga telah membuka kelas baru untuk jenjang pendidikan Madrasah Aliyah “Ittihadil Ummah” dengan Tohirin, S.Pd.
sebagai kepala MA yang pertama dan bertugas dari tahun 2010-2012.
55Paozan, Kepala Sekolah MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar Pegesangan Timur, Wawancara, 17 Mei 2017
Sejak tahun 2012 sampai saat ini MA Ittihadil Ummah dipimpin oleh H.
Taufik Rahman, MA. dan saat ini telah memasuki tahun yang kelima.
Guna menjamin keberlangsungan kegiatan belajar mengajar pada MA
“Ittihadil Ummah” sekaligus sebagai upaya pengembangan pondok pesantren Ittihadil Ummah, maka saat ini telah hampir rampung dilaksanakan pembangunan gedung baru Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren Ittihadil Ummah yang terletak tidak jauh dari gedung lama.
Pembangunan gedung tersebut berada di atas tanah seluas ± 650 m2 dan direncanakan dapat digunakan untuk seluruh kegiatan belajar mengajar MTs/MA beserta segala fasilitas pendukungnya. Selain itu, pondok pesantren Ittihadil Ummah saat ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas pemondokan sederhana bagi santri putra maupun putri sehingga kegiatan pengajian kitab kuning tetap dapat dijamin keberlangsungannya.
Selanjutnya pada tahun 2016 MTs. Ittihadil Ummah di pindah ke gedung baru bersamaan dengan MA, hanya saja MTs. berada di lantai bawah sedangkan MA di lantai atas. Adapun gedung yang lama direnovasi untuk pembangunan TK.56
B. Letak Geografis MTs Ittihadil Ummah Mataram Adapun letak geografis MTs Ittihadil Ummah adalah:
a. Sebelah Utara : Bangunan Sekolah, Pondok santriwan dan Sawah Penduduk
56Dokumentasi senin, 7 Mei 2017.
b. Sebelah Selatan : Pondok santriwati dan rumah penduduk c. Sebelah Barat : Rumah penduduk
d. Sebelah Timur : Sawah penduduk57
57Dokumentasi senin, 7 Mei , 2017.
BAGAN I
STRUKTUR ORGANISASI MTS. ITTIHADIL UMMAH TP. 2016/2017
………
Kemenag Kota Mataram Drs. H Burhanul Islam
Kepala Madrasah Paozan S.Pd Ketua Yayasan
Drs. H. Wildan
Ketua Komite Johariah
Kepala Tata Usaha Fauziah
Bendahara Junaini Hadmi, S.Pd.I
Wakamad Nurlailah Intan K., S.Ag
Kelas VIIWali Junaini Hadmi,
S.Pd.I
Kelas VIIIWali Zuhairatun Nida,
S.Pd
Kelas IXWali Raja ah Munarsi,
S.Pd.I
Siswa & Siswi Garis Instruksional
Garis Konsultatif
7. Keadaan Guru MTs Ittihadil Ummah Mataram
Guru memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu juga guru merupakan figur dalam dunia pendidikan yang akan dicontoh dan diteladani. Oleh karena itu, kedudukan guru untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai bidang studi masing-masing.
Menyadari akan tanggung jawab diatas, yaitu guru sebagai tenaga pengajar sekaligus pendidik sangat perlu diperhatikan dan dipegang teguh. Guru-guru di MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kec. Mataram memiliki kompetensi dan kemampuan yang sangat bagus. Baik dalam hal pendidikan sekolah diniyah yaitu memberikan didikan dan bimbingan bagaimana anak didik mereka menjadi manusia yang cerdas dan berahklak mulia.
Tanggung jawab sebagai pendidik dan pegajar yang begitu besar sangat dijunjung tinggi. Hal ini terlihat dari guru-guru yang rajin masuk sekolah, mereka mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk taat kepada peraturan sekolah untuk datang tepat waktu dan tentunya pulang pada saat jam sekolah sudah selesai.
Tenaga edukatif MTs Ittihadil Ummah juga mempunyai tenaga pengajar yang sebagian besar berpendidikan terakhir S1 dengan jumlah keseluruhan 11 orang dengan perincian laki-laki sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 7 orang dan beberapa diantaranya sudah sertifikasi.
Tabel I.I Nama- nama Guru Sumber Data : Profil MTs. Ittihadil Ummah58 No
Nama Guru L/P Jabatan Mata
Pelajaran
1 Paozan, S.pd L Kepala sekolah Fisika
2
Burhanudin L Guru Biologi
3 Nurlailah Intan K.S. Ag P Wakamad Akidah
akhlak
4 Raja’ah Munarsi, S.Pd.i P Guru Sejarah, Ips
5 Lilk Udayan, S.Hi p Guru Fiqih
6 Ulul Azmi L Guru Bahasa
Arab
7 Abdillah, S.Pd L Guru Bahasa
Inggris
8 Junaini Hadmi, S.Pd L Guru Bahasa
Indonesia
58Dokumentasi senin, 7 Mei , 2017.
9 Zahsaratun Nida, S. Pd p Guru Matematika
10
Sri Masdalifa, S.Pd p Guru Penjaskes
11 Sri Susanti, S.Pd p Guru PKN
12 Syukril Hadi, S.Pd L Guru Seni
Budaya
13 Saputra, S. Pd L Guru
Sejarah Kebudayaan
Islam
14 Fikran L Guru Tilawah
8. Keadaan dan Jumlah Siswa MTs Ittihadil Ummah Mataram
Anak sebagai peserta didik merupakan salah satu kompenen yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam sebuah institusi pendidikan.
Karena tanpa adanya siswa (peserta didik), maka sekolah itu tidak berarti apa-apa dimata masyarakat.
Sehingga, dimanapun sekolah berada apapun jenjangnya, mutlak siswa adalah prioritas utama dalam pembentukan watak (akhlak) dan karekternya, baik pada aspek intelektual, emosional, maupun spritualnya.
MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kec.
Mataram merupakan salah satu institusi pendidikan menengah yang cukup sederhana dan berkualitas, Sekolah ini sudah cukup berhasil mencetak siswa-siswi yang kompeten dan intelektual, emosional dan spiritual. Sekolah ini juga sudah banyak menghasilkan anak-anak yang berhasil dan sukses dalam hidupnya. MTs Ittihadil Ummah memiliki tiga kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Adapun data siswa MTs Ittihadil Ummah dapat dilihat pada (lampiran 14). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 1.2
Keadaan Siswa dan Siswi Mts Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kec. Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.
Sumber Data : Profil MTs.Ittihadil Ummah Tahun 2016/201759
No Kelas Wali Kelas Jumlah
1 VII Junaini Hadmi, S.Pd.I 11
2 VIII Zuhairatun Nida, S.Pd 14
3 IX Raja`ah Munarsi, S.Pd 13
Total Keseluruhan 38
59Dokumentasi, 7Mei 2017
9. Sarana dan Prasarana MTs Ittihadil Ummah Mataram
Komponen pendidikan yang sangat penting selain guru dan siswa adalah sarana dan prasarana, yang difungsikan sebagai pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar akan berjalan baik.
Sarana dan prasarana yang ada di MTs Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kec. Mataram bisa dikatakan kurang memadai karena ruangan kepala sekolah, guru, pegawai administrasi tata usaha masih disatukan dalam satu ruangan. Dari semua sarana dan prasarana yang ada masih perlu untuk ditambah agar proses belajar mengajar menjadi lebih lancar dan praktis.60
Tabel 1.3
Daftar Rincian Sarana Prasarana Mts. Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Kec. Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017
Sumber Data : Profil MTs.Ittihadil UmmahTahun 2016/2017.61 N
o
Sarana Dan Prasarana Jumlah Ruang 1. Ruang Belajar/Kelas 3 ruang 2. Ruang Kepala Sekolah,
Guru, dan Pegawai
1 ruang 3. Ruang Perpustakaan 1ruang
5. Dapur 1 ruang
6. Ruang UKS 1 ruang
7. Musholla 1 ruang
60Dokumentasi, Tanggal 7 Mei 2017.
61Dokumentasi, Tanggal 7 Mei 2017.
8. WC Siswa 2 ruang
9. WC Guru 1 ruang
10 .
Kantin -
11 .
Meja Kelas 180 buah
12 .
Meja Guru 6 buah
13 .
Bangku/Kursi Siswa 80 buah 14
.
Bangku/Kursi Guru 20 buah 15
.
Lemari 3 buah
16 Listrik
B. Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas VII di MTs. Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Mataram Tahun Pelajaran 2016/ 2017
Pembelajaran akidah akhlak adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Akidah Islamiyah, terutama menyangkut pemahaman tentang Iman Islam dan Ihsan, sifat- sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah Swt, akhlak terpuji kepada Allah, akhlak tercela kepada Allah Swt, Asmaul Husna dan Iman kepada malaikat Allah Swt.
1. Pelaksanaan Pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter siswa
Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak sangatlah penting dalam kehidupan sehari- hari dimana pembelajaran itu sendiri proses intraksi antara pendidik dan peserta didik dan sumber belajar di lingkungan belajar. Dimana pembelajaran itu sendiri bantuan yang diberikan oleh pendidik agar terjadinya proses perolehan ilmu pengetahuan kemahiran tabiat serta kecakapaan.
Sama halnya yang telah disampaikan oleh Ibu Nurlailah Intan Selaku guru akidah akhlak kelas VII dalam wawancara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi melalui pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dalam membentuk karakter siswa melalui penanaman akhlak siswa di MTs. Ittihadil Ummah.
Nurlailah Intan mengatakan bahwa untuk memulai pembelajaran di dalam kelas saya biasanya memulai dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa bersama dengan harapan materi- materi dan pembelajaran hari ini bisa berjalan dengan lancar dan bisa diserap oleh siswa baik, setelah berdoa saya mengabsen siswa satu satu persatu dengan mengabsen saya saya bisa mengetahui mana siswa yang hadir dan tidak hadir setelah itu selesai sebelum masuk pada materi kita bahas materi yang dibahas sebelumnya apakah mereka sudah benar- benar memahami dan dipelajari dirumah. Kita mempunyai buku acuan guru dan
siswa yang mana sebagai evaluasi biasanya digunakan LKS,ataupun ulangan harian.62
Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebuah pembelajaran bisa dikatakan berhasil apabila seorang murid bisa menerima dan menjalankan apa yang telah diperoleh dikelas dan diterapkan dirumah. Sebagai orang tua harus mendukung dalam pembelajaran yang diperoleh seperti menanyakan menerima pelajaran apa hari ini, dari hal yang terkecil nantinya siswa memeproleh perhatian di sekolah maupun dirumah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dikelas bahwasanya pembelajaran akidah akhlak yang dilakukan dikelas bisa diikuti oleh para siswa dengan tenang dan sussananya memang tertib meskipun ada yang tiga orang siswa yang mencoba membuat gaduh akan tetapi Ibu Nurlailah Intan mengatasinya dengan memanggil nama siswa tersebut memberikan pertanyaan atau siswa diperintahkan untuk mengeluarkan pendapatnya apa yang telah disampaikan oleh ibu nurlailah intan. Dengan cara seperti ini siswa bisa berkosentrasi dan bisa menerima pembelajaran dengan baik.
62Nurlailah Intan, Guru Akidah Akhlak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara 17Mei, 2017.
Ahmad Pikri Hadi mengatakan bahwa :
“ Guru memiliki peranan penting dalam membentuk atau membina akhlak siswa, karena kalau tidak ada guru kita tidak akan bisa mengerti apa- apa dan tidak ada yang menjelaskan kita, bagi saya pribadi tidak ada problem atau masalah terhadap metode yang digunakan dalam membentuk karakter, karena guru tahu pasti apa yang terbaik untuk muridnya. Dalam proses pembelajaran berlangsung saya tidak pernah mengalami kesulitan saat pembentukan karakter atau akhak saya, tanggung jawab guru akidah akhlak dalam pembelajran akidah akhlak sangat baik dan sangat berangung jawab.63 Berdasarkan observasi, bahwa memang Ibu Nurlailah Intan guru akidah akhak kelas VII sudah melaksanakan tugasnya dengan baik menjelaskan materi yang di ajarkanya minsalnya ketika guru menjelaskan hal tersebut siswa memperhatikan dengan bagus, kemudian mengangkat tangan menanyakan hal- hal yang belum di pahami. Ketika guru memberikan penjelasan tentang materi riya dan nifaq sebagaimana yang dikemukakan di atas, siswa memperhatikan penjelasan guru dan ketika tidak dipahami ada dua diantara siswa mengangkat tangan dan meminta guru memberikan penjelasan ulang terkait dengan materi yang diajarkan,64
Pengimplementasian pendidikan karakter dalam proses pembelajaran akidah akhlak, guru akidah menerapkan nilai karakter melalui komponen pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, substansi materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan
63Ahmad Pikri Hadi, Siswa kelas VII MTs. Ittihadil Ummah Wawancara, 20 Mei 2017
64Observasi, 18 Mei 2017
evaluasi yang dikembangkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter dimulai sejak guru membuat rencana pembelajaran.
a. Tujuan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak, tujuan pembelajaraan adalah satu cita- cita dalam kegiatan pembelajaran yang harus dicapai karena tanpa adanya tujuan pembelajaran maka proses pembelajaran tidak akan berhasil secara maksimal.
Berdasarkan wawancara dengan Nurlailah Intan selaku guru akidah akhlak mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak bisa dibawa sesuka hati, kecuali untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Terlampir pada lampiran 0165
Dalam tujuan pembelajaran akidah akhlak terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada siswa seperti: religious, jujur, kreatif, komunikatif, gemar membaca, disiplin dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut nantinya akan mempengaruhi siswa dalam bersikap dan bertingkah laku di lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Berdasarkan hasil observasi lanjut yang dilakukan oleh peneliti di saat di kelas, ketika dia berkata mengatakan sesuatu benar dan tidak mengada- ada, ketika dia berbuat dia melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan keinginan yang disampaikan, ketika memberikan contoh
65Nurlailah Intan, guru akidah akhlak Wawancara, Tanggal 17 Mei 2017