• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Penelitian Terdahulu

Dalam Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa peneliti yang meneliti tentang studi penyelesaian multi kasus, diantaranya yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Akhsan Amir (2017) yang berjudul “Peranan Pappasang Sebagai Sumber Hukum Dalam Masyarakat Adat Kajang (Suatu Kajian Antropologi Hukum)” hasil dari penelitian tersebut menjukkan bahwa sumber hukum adat Kajang adalah pappasang. Yang dimana ini menjadi pedoman pokok dalam membingkai pola kehidupan masyarakat yang terus dipertahankan.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hafid (2020) yang berjudul

“Penyelesaian Pelanggaran Adat Terhadap Pengrusakan dan Pencurian Dalam Hutan Di Kawasan Adat Kajang Kabupaten Bulukumba” hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam melaksanakan peranannya, Ammatoa beserta sejumlah perangkat lainnya dibekali aturan yang merupakan pegangannya disebut Pasang yang telah diturunkan secara turun-temurun sejak Ammatoa Mariolo (pemimpin adat pertama).

Penelitian yang dilakukan oleh Amin Rais (2017) yang berjudul “Peranan Ammatoa dalam pemberian sanksi tindak pidana pencurian di kawasan adat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba” hasil dari penelitian tersebut yaitu mengetahui sistem ritual adat pada proses pembuktian terhadap pelaku pencurian di kawasan adat Ammatoa.

Penelitian yang dilakukan oleh Askar Nur (2020) dengan judul “Interelasi Masyarakat Adat Kajang dan Pola Kehidupan Modern” hasil penelitian tersebut adalah bukan hanya masyarakat adat kajang yang mampu mempertahankan nilai- nilai budaya sampai saat ini namun masih ada beberapa masyarakat adat lainnya di Sulawesi Selatan yang juga melakukan hal yang sama dan tidak banyak yang bisa bertahan di atas gempuran budaya modern.

Penelitian yang dilakukan oleh Erman Syarif (2017) dengan judul “Studi Fenomenologi Makna Pasang Ri Kajang dalam Pengelolaan Hutan Msyarakat Adat Ammatoa Bulukumba Sulawesi Selatan” hasil dari penelitian ini adalah borong karamaka merupakan hutan yang terlarang untuk semua jenis kegiatan, terkecuali kegiatan atau acara-acara ritual dan Borong Battasayya merupakan kawasan hutan yang diperbolehkan diambil kayunya sepanjang persediaan kayu masih ada dan seijin dari Ammatoa (pemimpin adat).

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Adriyani (2018) dengan judul “ Ekoloterasi: Pendidikan Kontekstual dan Pelestarian Lingkungan dalam Masyarakat Adat Ammatoa Kajang” hasil dari penelitian tersebut adalah masyarakat adat Ammatoa secara bersama-sama memelihara tanah dan tradisi karena menurutnya dua aspek inilah yang paling penting.

Penelitian yang dilakukan oleh Disnawati (2013) dengan judul “Penerapan Prinsip Hidup Kamase-masea Masyarakat Adat Ammatoa Kajang, Bulukumba Sulawesi Selatan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam” hasil dari penelitian

tersebut adalah nilai yang terkandung dari prinsip kamase-masea menjadi pegangan hidup masyarakat adat.

Penelitian yang dilakukan oleh Idham Misbah (2020) yang berjudul “Gaya Hidup Kamase-masea (simplicity) masyarakat suku Ammatoa Kajang” hasil dari penelitian tersebut adalah kesederhanaan merupakan cara di mana manusia bersikap sewajarnya dan tidak berlebihan yang dikenal oleh masyarakat Ammatoa Kajang dengan sebutan kamase-masea. Tallasa kamase-masea artinya hidupah dengan sederhana.

Penelitian yang dilakukan oleh Shirly Wunas (2016) dengan judul “ Struktur Kawasan Permukiman Ammatoa Kajang Ditinjau dari Nilai Kearifan Lokal (Pasang Ri Kajang) hasil dari penelitian ini adalah menemukan struktur kawasan pemukiman komunitas Ammatoa Kajang terdapat hubungan dengan interaksi komunitas Ammatoa Kajang terdapat hubungan interaksi komunitas Ammatoa dengan unit-unit lingkungan dan fasilitasnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Pawennari Hijjang (2014) dengan judul

Pasang dan Kepemimpinan Ammatoa: Memahami Kembali Sistem Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan di Kajang Sulawesi Selatan” hasil dari penelitian ini adalah hutan sangat penting bagi masyarakat Ammatoa karena menurutnya kepercayaan terhadap sakral hutan yang ada di dalam kawasan adat itulah yang kemudian masuk kedalam sistem sosial mereka. Untuk lebih jelas perhatikan tabel di bawah.

Tabel perbedaan penelitian sebelumnya

No Nama dan judul penelitian terdahulu

Jenis dan pendekatan

penelitian

Tahun Fokus masalah

Perbedaan dengan penelitian yang saya

lakukan 1. Muhammad Akhsan

Amir (2017) yang berjudul “Peranan Pappasang Sebagai Sumber Hukum Dalam Masyarakat Adat Kajang (Suatu Kajian Antropologi Hukum)”

Penelitian deskriptif kualitatif

2017 Sistem hukum adat

Perbedaan mendasar penelitian Muhammad Akhsan Amir dengan penelitian yang saya lakukan yaitu dimana penelitian Muhammad Akhsan Amir membahas tentang pappasang merupakan sumber hukum adat Kajang sedangkan penelitian yang saya akan lakukan berfokus pada proses hukum adat dalam menyelesaikan kasus di kawasan adat Kajang Ammatoa.

2. Abdul Hafid (2020) yang berjudul

“Penyelesaian

Pelanggaran Adat Terhadap

Pengrusakan dan Pencurian Dalam Hutan Di Kawasan

Adat Kajang

Kabupaten Bulukumba”

Penelitian deskriptif kualitatif

2020 Sistem hukum adat

Letak perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hafid hanya berfokus pada pencurian dan pengrusakan terhadap Borong Karamaka (hutan keramat) di kawasan adat Kajang, sedangkan penelitian yang saya lakukan tidak hanya berfokus pada kasus yang terjadi di dalam kawasan adat Ammatoa melainkan kasus yang terjadi di luar kawasan adat

Kajang Ammatoa terkhusus di Desa Tana Toa.

3. Amin Rais (2017) yang berjudul

“Peranan Ammatoa Dalam Pemberian Sanksi Tindak Pidana Pencuruan Di Kawasan Adat Ammatoa

Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba”

Penelitian Kualitatif dengan pendekatan yuridis dan sosiologis.

2017 Peranan Hukum Adat

Perbedaannya yaitu dimana Amin Rais ingin mengetahui bagaimana sistem pemberian sanksi terhadap pelaku pencurian di kawasan

adat Ammatoa,

sedangkan peneliti ingin mengetahui bagaimana peranan Ammatoa sebagai pemimpin adat dalam menyelesaikan kasus yang terjadi di kawasan Ammatoa.

4. Askar Nur (2020) dengan judul

“Interelasi Masyarakat Adat Kajang dan Pola Kehidupan Modern”

Penelitian kualitatif dengan teori sosiologi budaya Pierre Bourdieu

2020 Masyarakat Adat Kajang dan Pola Kehidupan Modern

Perbedaannya yaitu Askar Nur membahas tentang masyarakat Ammatoa yang masih mempertahankan nilai- nilai budaya sampai saat ini sedangkan penelitian ini membahas tentang sistem penyelesaian kasus masyarakat adat Kajang Ammatoa.

5. Erman Syarif (2017) dengan judul “Studi Fenomenologi Makna Pasang Ri Kajang dalam Pengelolaan Hutan Msyarakat Adat

Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

2017 Makna Pasang Ri Kajang dalam Pengelolaan Hutan Msyarakat Adat Ammatoa

Perbedaannya yaitu Erman Syarif membahas tentang borong karamaka merupakan hutan yang terlarang untuk semua jenis kegiatan, terkecuali

Ammatoa

Bulukumba Sulawesi Selatan”

Bulukumba Sulawesi Selatan

kegiatan atau acara- acara ritual dan Borong Battasayya merupakan kawasan hutan yang diperbolehkan diambil kayunya sepanjang persediaan kayu masih ada dan seijin dari Ammatoa (pemimpin adat). Sedangkan penelitian ini membahas tentang sejarah terbentuknya hukum adat di kawasan adat Kajang Ammatoa.

6. Ayu Adriyani (2018) dengan judul “ Ekoloterasi:

Pendidikan Kontekstual dan Pelestarian

Lingkungan dalam Masyarakat Adat Ammatoa Kajang

Penelitian kualitatif

2018 Pendidikan Kontekstual dan Pelestarian Lingkungan dalam Masyarakat Adat Ammatoa Kajang

Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ayu Adriyani membahas tentang masyarakat adat Ammatoa secara bersama-sama

memelihara tanah dan tradisi karena menurutnya dua aspek inilah yang paling penting. Sedangkan penelitian ini membahas tentang pelanggaran- pelanggaran yang terjadi di kawasan adat Kajang Ammatoa.

7. Disnawati (2013) dengan judul

“Penerapan Prinsip Hidup Kamase- masea Masyarakat Adat Ammatoa Kajang, Bulukumba

Penelitian kualitatif

2013 Prinsip hidup kamase-masea masyarakat adat Ammatoa Kajang

Perbedaanya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Disnawati berfokus pada arti hidup kamase- masea masyarakat adat Kajang Ammatoa.

Sulawesi Selatan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam”

Sedangkan penelitian ini berfokus pada seberapa penting hukum adat bagi masyarakat adat Kajang Ammatoa.

8. Idham Misbah (2020) yang berjudul

“Gaya Hidup Kamase-masea (simplicity) masyarakat suku Ammatoa Kajang”

Penelitian kualitatif

2020 Gaya Hidup Kamase-masea (simplicity)

Perbedaannya yaitu penelitia yang dilakukan oleh Idham Misbah membahas tentang gaya hidup sederhana atau Masyarakat Ammatoa Kajangkenal dengan sebutan kamase-masea.

Sedangkan penelitian ini berfokus pada sistem penyelesaian kasus masyarakat adat Kajang Ammatoa.

9. Shirly Wunas (2016) dengan judul

Struktur Kawasan Permukiman Ammatoa Kajang Ditinjau dari Nilai Kearifan Lokal

Pasang Ri Kajang“

Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

2016 Struktur permukiman ditinjau dari nilai kearifan lokal “Pasang Ri Kajang”

Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Shirly Wunas berfokus pada struktur kawasan permukiman Ammatoa sedangkan penelitian ini

berfokus pada

pemberian sanksi terhadap seseorang yang melakukan pelanggara dalam kawasan adat Kajang Ammatoa.

10. Pawennari Hijjang (2014) dengan judul

“Pasang dan Kepeminpinan Ammatoa:

Memahami Kembali Sistem

Penelitian kualitatif

2014 Sistem

Kepemimpinan Tradisional dalam pengelolaan Hutan

Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pewannari Hijjang berfokus padasistem kepemimpinan

tradisional dalam

Kepemimpinan Tradisional Masyarakat Adat dalam pengelolaan Sumberdaya Hutan di Kajang Sulawesi Selatan.

pengelolaan hutan sedangkan penelitian ini berfokus pada proses penyelesaian kasus apabila terjadi pelanggaran pada hutan di kawasan adat Kajang Ammatoa.

26

Dokumen terkait