• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Penelitian Terdahulu

46

47

124.435.289,00/tahun. Untuk faktor-faktr yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung antara lain, status pernikahan, tigkat pendidikan, tingkat pendapaan, frekuensi kunjungan, dan biaya kunjungan.

2. Kamri et. al (2017) telah melakukan Penelitian dengan judul “Willingness To Pay For Conservation Of Natural Resources In Santubong National Park” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besaran WTP pengunjung untuk kegiatan konservasi sumber daya alam di Taman Nasional Santubong, Sarawak, Malaysia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah CVM.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa sebanyak 360 orang bersedia membayar WTP kegiatan konservasi sumber daya alam di Taman nasional Santubong, dengan mayoritas responden sebesar 35,3% bersedia WTP pada tarif hipotetis RM 3 – RM 5 /orang. Nilai rata-rata WTP pengunjung dalam penelitian ini sebesar RM 4.81 /orang. Untuk faktor-faktor yang memepengaruhi kesediaan pengunjung dalam membayar biaya konservasi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, faktor keluarga dan teman-teman, serta pernah berkunjungnya responden di Taman Nasional Santubong.

3. Annisa & Harini (2017) telah melakukan Penelitian dengan judul

“Analisis Kesediaan Membayar (WTP) Untuk Mendukung Ekowisata Berkelanjutan di Kawasan Wista Gua Pindul, Kabupaten Gunung Kidul”

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengunjung Gua Pindul, menghitung nilai kesediaan membayar (WTP) untuk mendukung

48

ekowisata, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP.

Metode analisis yang digunakan ada penelitian ini adalah pendekatan CVM dan metode analisis linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 72 orang dari 98 orang yang diwawancarai bersedia membayar lebih untuk mendukung pengembangan ekowisata berkelanjutan di Gua Pindul. Mayoritas pengunjung bersedia membayar pada nilai WTP paling rendah yaitu Rp 50.000,- sebanyak 25 orang dan nilai WTP paling tinggi dari pengunjung yaitu sebesar Rp.100.000 . Nilai rata-rata WTP pengunjung adalah Rp.

61.418/orang dengan Total WTP (TWTP) sebesar Rp 371.868.750 . faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung dalam membayar (WTP) untuk mendukung ekowisata adalah variabel umur dan tingkat pendapatan berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel tingkat pendidikan, lama perjalanan, travel cost, daya tarik, kepuasan, dan edukasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kesediaan membayar.

4. Sadikin Dkk. (2017) telah melakukan penelitian dengan judul “Analisis Willingness-To-Pay pada Ekowisata Taman Nasional Gunung Rinjani”

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden wisatawan, menghitung nilai kesediaan membayar (WTP) untuk mendukung ekowisata, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP. Metode analisis yang digunakan ada penelitian ini adalah

49

pendekatan CVM dan metode analisis linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan WTP responden wisatawan mancanegara US $54.13, dengan nilai ekonomi lingkungan ekowisata dan perkiraan pendapatan dari tiket masuk US $1,208,790/ tahun atau Rp14,50 milyar/tahun. Sementara itu rataan WTP responden wisatawan nusantara Rp40.650, dan nilai ekonomi lingkungan ekowisata serta perkiraan pendapatan dari tiket masuk Rp 883.202.550. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP, adalah Pendidikan, Pendapatan, Jumlah Tanggugan Keluarga, Keaktifan dalam organisasi lingkungan dan pengetahuan tentang ekowisata.

5. Wikanti (2017) telah melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To Pay Terhadap Konservasi Mangrove di Kawasan Pantai Baros” penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai willingness to pay konservasi ekosistem mangrove dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi WTP. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik, dan menggunakan metode Contingent Value Method (CVM).

Hasil penelitian ini diperoleh nilai willingness to pay untuk konservasi hutan mangrove di kawasan pantai Baros sebesar Rp 5.000 dan sebanyak 68 orang menyatakan bersedia membayar. Faktor-faktor yang

50

berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan membayar adalah tingkat pendidikan dan pendapatan. Sedangkan faktor umur, jenis kelamin dan status pernikahan tidak mempengaruhi keputusan untuk membayar.

6. Fadillah (2015) telah melakukan penelitian dengan judul “Restorasi Hutan Mangrove” penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi tingkat kerusakan ekosistem mangrove di Kabupaten Kendal, (2) menganalisis tingkat kesadaran masyarakat terhadap ekosistem mangrove di Kabupaten Kendal, (3) merancang upaya restorasi ekosistem magrove di Kabupaten kendal, dan (4) mengestimasi tingkat kesediaan membayar (willingness to pay) masyarakat dalam rangka restorasi ekosistem mangrove di kabupaten Kendal.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesediaan masyarakat untuk membayar (WTP) rata-rata sebesar Rp 18.000,- per rumah tangga per tahun dan dengan nilai total WTP sebesar Rp 933.174.000,- per tahun.

Besarnya nilai rata-rata WTP dapat dijadikan acuan sebagai penetapan besaran iuran yang dibebankan kepada masyarakat yang dialokasikan untuk restorasi ekosistem magrove di Kabupaten Kendal.

Begitu sentralnya peran Merapi dalam kehidupan, sehingga Pemerintah Hindia-Belanda sejak tahun 1931 telah menyatakan sebagai hutan lindung, untuk fungsi pelestarian alam (menjaga fungsi Hidrologis, botani, dan estetika, serta pengelolaan kawasan secara khusus sebagai daerah rawan bencana). Batuan merapi yang didominasi pieoklastika lepas seperti pasir, kerakal, kerikil, bolder, dan abu vulkanik bersifat sangat lulus air, sehingga hutan di Gunung Merapi adalah penangkap air hujan yang ideal. Air hujan yang jatuh segera meresap kedalam tanah dan tersaring butiran tanah membentuk air berkualitas tinggi.

Ketika air tanah merapi yang mengalirdibawah permukaan secara rembesan bergerak menuju ke tempat rendah terpotong oleh topografi, rekahan, atau patahan, maka air tanah tersebut muncul sebagai mata air (umbul), seperti umbul Ponggok, Umbul Manten, Umbul Kapilaler, Umbul Jalatunda, dan lain-lain. Bagi masyarakat di daerah tenggara dan timur, keberadaan umbul-umbul tersebut sangat vital, karena sumber air untuk memenuhi kebutuhan sejari-hari maupun untuk perikanan dan pengairan sawah yang mengandalkan air dari umbul.

Sebagai sumber hidrogeologi, Merapi merupakan reservoar dan mata air yang tidak ada hentinya memasok air ke daerah sekelilingnya. Jutaan liter air di tampung dan dimanfaatkan oleh masyarakat Magelang, Sleman, Boyolali, dan Klaten. Jika sistem hidrogeologi merapi khususnya dibagian resapanya terganggu, maka akan terganggu kuantitas dan kualitas air yang dihasilkan.

Objek Wisata Alam Umbul Ponggok Ekosistem Hutan Lereng Gunung Merapi

dan kesediaan air Umbul Ponggok

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kesediaan/ketidaksetidaan

membayar (WTP) dari pengunjung terhadap konservasi dan

pelestarian sumber air objek wisata umbul ponggok

Mengidentifikasi karakteritik sosio-ekonomi pengunjung objek wisata umbul ponggok

Mengestimasi besarnya nilai kesediaan

membayar(WTP) dari Pengunjung dalam upaya konservasi

lingkungan objek wisata umbul ponggok

Analisis staistik Deskriptif

Metode : Contingent Valuation Method Besarnya Nilai Willingness to Pay

Pasar Hipotetik

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Metode : Diskusi panel Metode :

Literatur Review

Upaya Konservasi dan Pelestarian Sumber Air

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari telaah pustaka (yaitu berdasarkan teori dan penelitian terdahulu), serta merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Serta belum didasarkannya fakta-fakta empiris melalui pengumpulan data.

Hipotesisi yang dirumuskan dalam penelitian ini berdasarkan jurnal dan penelitian terdahulu :

1. Diduga Tingkat Pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar pengunjung.

2. Diduga tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar pengunjung.

3. Diduga usia memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar pengunjung.

4. Diduga frekuensi kunjungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar pengunjung.

5. Diduga tingkat pengetahuan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar pengunjung.

54 BAB III

METODE PENELITIAN 3.6 Variabel penelitian dan Indikator Instrumen Peneliti

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur suatu variabel yang akan digunakan. Definisi operasional variabel- variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Sosio-ekonomi Upaya Konservasi dan Pelestarian Sumber Air objek wisata alam Umbul Ponggok

Variabel Definisi Nilai

Willingness To Pay (Y)

Kesedian seseorang untuk membayar (WTP) dalam upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok. Variabel ini diukur menggunakan regresi logit yaitu 1 untuk keputusan bersedia membayar pelestarian lingkungan, dan 0 untuk keputusan tidak bersedia membayar pelestarian lingkungan objek wisata alam

1 = Bersedia 0 = Tidak Bersedia

Bid (Rupiah) Besarnya nilai penawaran yang diajukan untuk membayar dalam rangka upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok. (Pasar Hipotetik

KONSERVASI 1 KONSERVASI 2 KONSERVASI 3

Variabel Definisi Nilai Tingkat

Pendapatan (X1)

Penghasilan responden yang diperoleh responden dari pekerjaan utama maupun sampingan

1 = < Rp 2.000.000 2 = Rp 2.000.000 – Rp 2.999.999 3 = Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 4 = > Rp 4.000.000 Tingkat

Pendidikan (X2)

Jenjang pendidikan responden mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pergguruan tinggi.

1 = SD -SMP 2 = SMA

3 = Akademisi/Diploma 4 = Strata

Usia (X3) Masa hidup responden sejak lahir hingga dilakukan penelitian, dihitung dari ulang tahun terakhir dengan alat bantu KTP atau Akta Kelahiran

1 =< 20 Tahun 2 = 20 – 29 Tahun 3 = 30 – 40 tahun 4 = >40 Tahun Frekuensi

Kunjungan (X4)

Jumlah Kunjungan responden ke objek wisata alam Umbul Ponggok dalam kurun waktu tertentu

1 = 1 Kali 2 = 2 – 3 Kali 3 = 4 -5 Kali 4 = > 5 Kali Tingkat

pengetahuan (X5)

Tingkat pengetahuan responden terhadap upaya konservasi dan pelestarian sumber air akan mempengaruhi minat pengunjung dalam upaya konservasi dan pelestarian sumber air.

1 = Sangat tahu 2 = tahu

3 = Kurang tahu 4 = Tidak tahu

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014). populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung objek wisata alam Umbul Ponggok.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Dengan mempertimbangkan dana, waktu, tenaga dan ketelitian dalam menganalisis data, maka peneliti menggunakan sampel. Sampling adalah suatu langkah menyeleksi kumpulan-kumpulan elemen dari sebuah populasi dari penelitian untuk mewakili dari populasi tersebut (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah non-probability sampling, dimana tidak semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Metode ini merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria khusus yang dimiliki. Metode ini dilakukan untuk memperoleh sampel yang relevan dengan penelitian.

Kriteria-kriteria responden yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

6. Responden sedang atau telah mengunjungi objek wisata alam Umbul Ponggok kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir.

7. Responden minimal berusia pada kategori masa remaja akhir (17-25 tahun).

8. Dalam satu rombongan keluarga hanya satu orang yang menjadi responden dalam penelitian agar jawaban dalam kuisioner tidak saling mempengaruhi.

Menurut Soewadji (2012) bahwa penentuan jumlah sampel minimal menggunakan rumus Slovin:

2

2

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah populasi

e = Tingkat Kesalahan Pengambilan sampel (10%)

3.3 Jenis Data

Data Yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumber data pengelompokanya terbagi atas dua jenis, yaitu :

3.3.1 Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dari orang pertama,baik individu mapun kelompok yang telah dipilih sebagai responden. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara terhadap responden yang terlibat dalam upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok dengan bantuan kuisioner.

Kuisioner yang digunakan berypa daftar pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Adapun responden yang dimaksud adalah, pengunjung objek wisata alam Umbul Ponggok, dan responden key person, yakni pihak-pihak yang dianggap sebagai panutan dan memegang peranan penting berkaitan dengan upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi profil responden, tingkat pengetahuan pengunjung, frekuensi kunjungan, rancangan upaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam, serta kesediaan membayar oleh pengunjung dalam upaya konservasi dan pelestarian sumber air Umbul Ponggok.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu memperoleh data tidak secara langsung dari sumbernya. Data sekunder dapat diperoleh dengan membaca studi literatur terhadap bahan-bahan pustaka dan data yang terdapat pada buku, jurnal, maupun internet. Selain itu data sekunder pada penelitia juga berasal dari dokumen yang diterbitkan oleh dinas atau instansi terkait, antara lain Dinas Kepariwisataan Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistika.

3.4 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh data yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, metode

penelitian yang digunakan antara lain wawancara dan dokumentasi. Penjelasan Metode penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

3.4.1 Metode Angket (Kuisioner)

Metode kuisioner adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan memberikan atau menyebarkan beberapa pertanyaan kepada responden dengan harapan responden dapat merespon pertanyaan tersebut. Proses menyebarkan kuisioner dilakukan secara langsung terhadap responden yang sedang mengunjungi objek wisata alam Umbul Ponggok secara manual dengan menggunakan kertas dan secara online melalui media internet. Penyebaran sebagian kuisioner melalui internet dilakukan untuk memperloleh cakupan wilayah yang lebih luas. Kuisioner online dapat diakses pada alamat http://bit.ly/KuisionerKonservasiUmbulPonggok2019

3.4.2 Wawancara

Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.

Wawancara adalah bentuk komunikasi verbal, jadi seperti percakapan yang memiliki tujuan untuk memperoleh informasi atau suatu komunikasi verbal atau percakapan yang memerlukan kemampuan responden untuk merumuskan pikiran dan perasaan dengan tepat. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dalam penelitian ini dikemukakan secara tertulis melalui kuisioner. Metode pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk mengetahui rancangan upaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul

Ponggok dan wawancara dengan bantuan kuisioner digunakan untuk mengetahui nilai kesediaan membayar pegunjung.

Responden yang diwawancarai peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Key person Penelitian

No Nama Jabatan

1 Muhammad Abdurahman Koordinator Lapangan Objek Wisata Alam Umbul Ponggok

2 Purwanto, S.Sos., M.Si

Kepala Seksi Pengelolaan, Pengembangan Daya Tarik Sarana Wisata Bidang Pariwisata Kabupaten Klaten

3 Supono Tokoh Masyarakat Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten

3.4.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang bersumber dari buku, jurnal, majalah, laporan dan lembaga instansi yang terkait, maupun pihak-pihak yang terlibat dalam upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi digunakan untuk mengetahui data dampak objek wisata alam Umbul Ponggok terhadap kualitas lingkungan di sekitar objek wisata alam tersebut.

3.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif (statistik deskriptif), dan contingent valuation method (CVM).

3.5.1 Analisis Kuantitaif Deskriptif

Metode analisis kuantitatif adalah metode analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengukuran kuantitas (jumlah dan angka). Metode ini dijelaskan menggunakan pendekatan statistik deskriptif yang mana digunakan untuk menjelaskan profil responden dan tingkat kesadaran pengunjung terhadap upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok.

3.5.2 Continget Valuation Method (CVM)

Secara umum pengukuran ekonomi bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi pada sumber daya yang digunakan sesuai dengan nilai riil dari sudut pandang responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah contingent value method (CVM). Pendekatan CVM sering digunakan untuk mengukur nilai pasif (nilai non pemanfaatan) sumber daya alam atau sering juga dikenal dengan keberadaan. CVM pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Estimasi Biaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air di objek wisata alam Umbul Ponggok untuk willingness to pay (WTP) Pengunjung.

b. Kesediaan membayar (willingness to pay atau WTP) pengunjung dalam rangka upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok.

Teknik CVM yang digunakan dalam penelitian ini menentukan nilai kesediaan membayar masyarakat dilakukan melalui 5 (lima) tahapan. Tahapan- tahapan tersebut antara lain (Hanley dan Spalsh, 1993):

1. Membangun pasar hipotetik (serring up the hypothetical market)

Dalam membangun pasar hipotetik, dilakukan studi pustaka dan observasi ke lapangan. Responden diminta untuk mendengarkan pernyataan mengenai kondisi kualitas lingkungan objek wisata alam Umbul Ponggok dan kerusakanya saat ini. Setelah pernyataan disampaikan, responden diberi informasi bahwa pemerintah berencana untuk melakukan upaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok.

Namun upaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air ini terkendala oleh permasalahan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah. Maka dari itu, pengunjung sebagai penikmat objek wisata alam Umbul Ponggok dapat menikmati eksternalitas positif dari upaya konservasi dan pelestarian sumber air tersebut diajak untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi yang dimaksud adalah dengan penarikan sejumlah pembayaran yang mana akan dibebankan pada harga tiket masuk objek wisata alam Umbul Ponggok sesuai pasar hipotetik yang dibangun dalam penelitian.

2. Mendapatkan nilai tawaran WTP (obtaining bids)

Penawaran besarnya nilai WTP diperoleh melalui wawancara dengan responden dengan bantuan kuisioner. Metode CVM yang digunakan dalam penelitian adalah metode bidding game. Metode biding game diakukan dengan menawarkan secara bertahap beberapa bilangan sebagai pilihan skenario upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam umbul ponggok kepada responden. Setiap responden hanya diperkenankan memilih satu nilai pembayaran yang sesuai dengan kesanggupan responden. Beberapa pilihan skenario upaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air objek wisata alam Umbul Ponggok ditawarkan beserta estimasi biaya investasinya. Skenario upaya upaya konservasi dan pelestarian sumber air dan estimasi biaya invertasi diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak pengelola yaitu BUMDes Tirta Mandiri. Setelah diperoleh informasi dari dinas- dinas terkait, maka besarnya nilai tawaran WTP dapat ditentukan.

3. Menghitung dugaan nilai rataan WTP (estimating mean WTP)

WTP dapat diduga dengan menggunakan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan nilai rataan WTP dihitung dengan rumus:

1

Keterangan:

EWTP : Dugaan Nilai Rataan WTP

: Nilai WTP ke-i

N : Jumlah responden/sampel

i : Responden ke-i yang bersedia membayar (i= 1, 2, 3, …n)

4. Menjumlahkan data (aggregating data) untuk menentukan nilai total WTP

Penjumlahan data dilakukan dengan mengkonvesikan nilai rata-rata WTP terhadap total populasi dalam penelitian. Nilai total WTP masyarakat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

TWTP : Total WTP : WTP sampel ke-i

: Jumlah Sampel ke-i yang bersedia membayar sebesr WTP : Responden ke-i yang bersedia membayar (i = 1, 2, 3, …n)

3.5.3 Analisis Statistik Deskriptif 3.5.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas alat pengumpulan data menurut pendapat beberapa ahli dapat digolongkan dalam beberapa jenis (Singarimbun dan

Effendi, 2011) yaitu validitas konstruk (construct validity), validitas isi (content validity), validitas eksternal (external validity), validitas prediktif (predictive validity) dan validitas rupa (face validity). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ 2222

Keterangan : r = Angka kolerasi N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan atau pernyataan Y = Skor total sub variabel

Kemudian berdasarkan korelasi ini akan dikonsultasikan pada kriteria Guildford, sebagai berikut :

< 0,2 = tidak ada korelasi 0,2 - < 0,4 = korelasi rendah 0,4 - <0,7 = korelasi sedang 0,7 - <0,9 = korelasi sangat tinggi 1,00 = korelasi sempurna

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas menunjukan konsisten suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang

sama (Singarimbun dan Efendi, 2011). Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan metode Alfa – Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrument penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%.

Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha.

[

] ∑

12

2

Ketererangan:

= Nilai reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan atau pernyataan

12 = Nilai varian masing-masing item

2 = Nilai total

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala 0 sampai dengan 1. Dengan nilai minimal adalah 0,6000 untuk menyatakan bahwa pertanyaan sudah reliabel.

3.5.3.2. Pengujian Hipotsis Penelitian

Dalam pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan regresi logistik.

Dalam statistika uji regresi logistik, digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi logit kurva

logistik. Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial. Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor, baik numerik maupun kategori.

Menurut Ghozali (2012), pada umumnya penelitian menggunakan tingkat signifikansi 1%, 5%, atau 10%. Pada suatu pengujian hipotesis jika menggunakan α = 5%, maka artinya peneliti memiliki keyakinan bahwa dari 100% sampel, probabilitas anggota sampel yang tidak memiliki karakteristik populasi adalah 5%. Berdasarkan teori tersebut, maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian signifikansi pada regresi logistik dapat dibagi menjadi dua yaitu pengujian secara simultan dan pengujian secara parsial. Pengujian secara individual atau parsial dapat dilakukan dengan Uji Wald. Sedangkan pengujian secara simultan atau serentak dilakukan dengan menggunakan Uji Overal Model Fit/Omnibus.

Dokumen terkait