• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini.

Maka dalam penelitian ini penulis mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan Sekarang dan

Penelitian Terdahulu

1

Moh Irfa’

Alif et al., (2018)

Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunaka n Metode Statistical Process Control (SPC) Pada UD. Barokah

Pada penelitian ini mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) dan SOP untuk

kecacatan paling tinggi pada UD. Barokah, perusahaan yang memproduksi sandal slop. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa UD.Barokah terdapat tiga jenis kecacatan yaitu lem mengelupas, jahitan rusak dan

perataan alas kaki. Dari hasil penelitian faktor yang menjadi

penyebab-penyebab kecacatan adalah faktor material, manusia dan metode.

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) untuk pengendalian kualitas pada proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian terdahulu digunakan untuk menganalisa kualitas pada UD.

Barokah yang memproduksi sandal slop.

2 Anggica Helena (2020)

Penerapan Metode Statistical Process Control Sebagai Pengendalia n Kualitas

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa permasalahan mutu yang sering terjadi adalah kuat tekan dengan persentase sebanyak 27,45%.

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) untuk pengendalian kualitas pada

Mortar

Faktor yang

mempengarahui kuat tekan tersebut terdapat pada metode yang digunakan untuk menentukan kisaran analisa ayakan yang dirasa memiliki kisaran terlalu besar yaitu 70- 85%. Setelah

menganalisis dengan menggunakan metode statistical process control, didapatkan kisaran yang lebih kecil yaitu 78-83%, maka langkah perbaikan yang dilakukan untuk

memperbaiki mutu adalah mengubah standar analisa ayakan dari kisaran 70-85%

menjadi kisaran 78-83%

sehingga menghasilkan nilai kuat tekan ≥4 N/mm2. Dengan

langkah perbaikan yang telah diterapkan

tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan indeks kemampuan proses dari nilai 0,227 menjadi 0,607 dengan persentase kenaikan sebesar 37,40%.

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian terdahulu digunakan untuk menganalisa kualitas produk mortar pada PT.X dan mengetahui kapabilitas proses setelah

dilakukannya perbaikan

3

Nanih Suhartini (2020)

Penerapan Metode Statistical Proses

Control (SPC) Dalam

Mengidentifik asi Faktor Penyebab Utama

Ada tujuh alat yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor penyebab utama

kecacatan pada proses produksi produk ABC.

Tujuh alat tersebut terdiri dari lembar periksa, diagram pareto, diagram sebab akibat,

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) untuk pengendalian kualitas pada proses zinc

phosphate coating

Kecacatan Pada Proses Produksi Produk ABC.

diagram pencar,

diagram alir, histogram, dan peta kendali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecacatan pada produk ABC yang paling sering terjadi yaitu blister inner linner bead.

Faktor-faktor yang menyebabkan

kecacatan pada produk ABC terjadi karena faktor metode, faktor mesin, faktor

lingkungan, dan faktor manusia.

produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian terdahulu digunakan untuk menganalisa

kualitas produk ABC pada PT.XYZ dan mengetahui solusi perbaikan yang dilakukan

4 Ridwan (2020)

Pengendalian Mutu

Inventory Loss Bahan Baku Utama Pakan Ternak Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

Beberapa faktor yang mempengaruhi loss diantaranya adalah:

beban yang dibawa terlalu berat; timbangan tidak dikalibrasi;

penarikan

menggunakan gancu yang terlalu kuat;

bagian bawah karung tertusuk; waktu

penyimpanan yang terlalu lama; kurangnya pengawasan pada gudang; dan operator terburu-buru.

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) untuk pengendalian kualitas pada proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan yang terdahulu

melakukan

Pengendalian Mutu Inventory Loss Bahan Baku Utama Pakan Ternak Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) untuk menentukan nilai loss bahan baku pakan ternak 5

Kifta &

Munzir, (2018)

Analisis Defect Rate Pengelasan dan

Dengan menerapkan metode Six Sigma dan FMEA, perusahaan (PT Profab Indonesia) dapat

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical

Penanggulan gannya dengan Metode Six Sigma dan FMEA PT.

Profab Indonesia

meningkatkan output dan mencapai quality objectives (sasaran mutu) perusahaan berupa on time delivery.

Dengan metode ini pula perusahaan dapat mencapai KPI

perusahaan dalam hal in-process inspeksi pada produksi pengelasan, yaitu mencapai target maksimum 10% repair atau defect rate.

Dengan menggunakan metode ini perusahaan juga dapat

meminimalkan cost of poor quality (COPQ) sehingga lebih meningkatkan profit perusahaan dan

membuat harga produk semakin kompetitif.

Process Control (SPC) dan FMEA untuk pengendalian kualitas pada

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian terdahulu untuk menurunkan defect rate hingga mencapai zero defect maka PT Profab Indonesia menggunakan metode Six Sigma, menerapkan sistem manajemen

pengelasan dan menerapkan FMEA dalam mengurangi resiko kegagalan dalam pengelasan.

6 Widuri et al., (2019)

Mengelola Kualitas Dengan Statistical Process Control.

Berdasarkan analisis didapati bahwa proses pengendalian produksi kabel NYM masih di luar batas kendali, baik di atas UCL maupun di bawah LCL.

Faktor penyebab kerusakan yang paling dominan

dikarenakan karena marking tak tebaca dan kotor

sebanyak 750 meter (23,22%), dan diameter (sheat/ insule) tidak standar sebanyak 700 meter (21,67

%).

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) dan FMEA untuk pengendalian kualitas pada

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian yang terdahulu untuk mengelola kualitas kabel NYM dengan statistical process control.

7

Makareem

&

Saraswati, (2018)

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan

Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada Rumah Batik Komar

Dengan menggunakan peta kendali p, maka dapat diketahui tidak terdapat penyimpangan pada produk rusak yang melebihi dari batas kendali bawah dan batas kendali atas sehingga dapat disimpulkan bahwa produk rusak tersebut masih dapat ditoleransi.

Dengan menggunakan diagram pareto, maka dapat diketahui bahwa jenis rusak yang sering terjadi adalah jenis tebal tipis lilin tidak merata sebesar 64.3%, warna tidak merata sebesar 19.4%, dan bolong atau sobekpada kain sebesar 16.3%

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) dan FMEA untuk pengendalian kualitas pada

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan yang terdahulu

melakukan Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan

Menggunakan Statistical

Processing Control (SPC) Pada Rumah Batik Komar guna mengurangi kerusakan kerusakan pada produk Rumah Batik Komar.

8 Adnan et al.,

(2021) Pengendalian Kualitas Produk Komponen Foxing pada Departemen Moulding di PT.

Agung Pelita Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC).

Jenis jenis cacat terbanyak adalah cacat sampah dengan persentase pada bulan Juni sebesar 77.4%,faktor penyebab terjadinya cacat sampah pada proses produksi produk komponen Foxing, yaitu faktor manusia, faktor mesin, faktor material, faktor metode, terakhir faktor lingkungan

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) dan FMEA untuk pengendalian kualitas pada

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian terdahulu mengaplikasikan Metode Statistical

Process Control (SPC) pada pengendalian kualitas komponen Foxing pada

Departemen Moulding di PT.

Agung Pelita Untuk mengetahui jenis cacat yang paling dominan pada proses produksi Foxing dan faktor penyebab terjadinya produk cacat

9 Ratri et al., (2018)

Peningkatan Kualitas Produk Roti Manis pada PT Indoroti Prima Cemerlang Jember Berdasarkan Metode Statistical Process Control(SPC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

Berdasarkan hasil analisis p chart, kerusakan roti manis manis berada dalam batas kendali. Jenis kerusakan yang terjadi pada produk roti manis antara lain penyok, kotor, isi keluar (bocor), kempes, dan terpotong.

Adapun penyebab

kerusakan dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu

manusia, mesin, dan metode. Berdasarkan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

diketahui bahwa prioritas perbaikan untuk proses produksi dan pengepakan berbeda. Perbaikan pada proses produksi

diprioritaskan pada faktor manusia, sedangkan perbaikan pada proses pengepakan diprioritaskan pada faktor mesin.

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) dan FMEA untuk pengendalian kualitas pada

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada penelitian terdahulu melakukan

pengendalian kualitas produk roti manis pada PT Indoroti Prima Cemerlang Jember dengan cara

menganalisis

keseluruhan jumlah roti yang diproduksi dan jumlah roti yang mengalami

kerusakan pada jangka waktu tertentu dengan

menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) dan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA).

10 Adyatama &

Handayani, (2018)

Perbaikan Kualitas Menggunakan Prinsip Kaizen dan 5 Why Analysis: Studi Kasus pada Painting Shop Karawang Plant 1, PT Toyota Motor

Manufacturing Indonesia

Dengan melakukan perbaikan sesuai dengan akar permasalahan yang telah ditemukan, didapatkan hasil reject dust seed pada area front door opening berkurang sebanyak 35.29%

dan proses repair touch up 2K berkurang sebesar 53.6%. Ditetapkan standar untuk mendukung

berjalannya perbaikan yang dilakukan, yaitu standar kerja proses airblow jig pada area jig handling untuk

memastikan jig yang akan dipakai bebas kontaminan, standar kerja proses vacuum cleaning untuk memastikan unit bersih dari kontaminan sebelum memasuki spray booth, serta standar perawatan dust catcher.

Penelitian yang dilakukan

mengaplikasikan metode Statistical Process Control (SPC) dan 5 Whys untuk pengendalian kualitas pada

proses zinc

phosphate coating produk pipa OCTG di PT.XYZ,

sedangkan pada Penilitian terdahulu mengaplikasikan Prinsip Kaizen dan 5 Why Analysis untuk studi kasus pada kualitas painting pada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia

Dokumen terkait