• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu yang Relevan

BAB I PENDAHULAN

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan adalah penelusuran terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang ada kaitnnya dengan penelitian ini.

Namun untuk menghindari duplikasi, menjamin keabsahan dan keaslian yang penelitian yang dilakukan, peneliti berupaya menelusuri beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan model manajemen komunikasi pembangunan Desa Persiapan. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian atau yang sedang dilaksanakan (state of affairs) diantara hasil-hasil penelitian atau buku- buku terdahulu yang bertopik senada. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan, orisinalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait. Jadi, pustaka yang ditelaah harus memiliki signifikansi dan relevansi dengan fokus penelitian.

Untuk menemukan arah yang jelas terhadap penelitian yang peneliti lakukan peneliti menelaah hasil riset terdahulu. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang akan peneliti paparkan pada penelitian ini diantaranya:

1. Amir Mahmud, judul tesis “Model Komunikasi Pembangunan Dalam Penyediaan Prasarana Pedesaan Dikawasan Pesisir Utara Jawa Tengah

(Studi Kasus Desa Morodemak Dan Purwosari Kabupaten Demak)”. Dalam tesis ini penelitiannya fokus pada model komunikasi pembangunan dalam penyediaan prasarana pedesaan.

Berdasarkan temuan pembahasan data dalam tesis diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: bahwa model komunikasi pembangunan dalam penyediaan sarana dan prasarana keagamaan dapat diadopsi sebagai pengembangan model-model komunikasi penyediaan prasarana perdesaan non keagamaan dan sebagian besar kegiatan komunikasi pada tahapan yang dilakukan oleh pemerintah dalam komunikasi penyediaan prasarana perdesaan masih menjadi prioritas utama pengembangan model, sebab komponen-komponen tersebut pada model kontrol termasuk penting, namun kenyataan pada penerapan eksperimen rendah. Hanya dua yang kegiatanya sudah relative baik, yaitu sosialisasi dan penggerakan swadaya gotong- royong.

Dalam penelitian ini terjadi kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti angkat. Adapun kesamaannya terletak pada model komunikasi pembangunan, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini lebih fokus pada model manajemen komunikasi pembangunan Desa Persiapan Pajangan Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah.

2. Marroli J. Indarto judul tesis “ Manajemen Komunikasi Pemerintah Dalam Kebijakan Transparansi Informasi (Study Evaluasi Komunikasi Keterbukaan Informasi Publik Pada Kementrian Komunikasi Dan Informatika)”. Dalam tesis ini penelitiannya lebih fokus pada bagaimana mengevaluasi manajemen komunikasi pemerintah yang telah dilakukan direktorat jendral informasi dan komunikasi publik dalam mengkomunikasikan kebijakan transparansi informasi.

Berdasarkan temuan data dan pembahasan tesis diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: komunikasi pemerintah dalam kebijakan publik masih dalam aspek kognisi atau menumbuhkan kesadaran, namun belum maksimal untuk aspek efeksi maupun konasi atau perubahan perilaku.

Penelitian di atas memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti angkat. Adapun kesamaannya terletak pada manajemen komunikasi pada bidang pemerintahan khususnya kebijakan publik.

Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini lebih fokus pada model manajemen komunikasi pembangunan Desa Persiapan Pajangan Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah.

H. Kajian Teori 1. Komunikasi

a. Pengertian komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata comunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.11

Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada persamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.

Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

Menurut Carl L. Hovland dalam Onong, mengatakan bahwa “ilmu komunikasi adalah: upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas - asas penyampean informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.12

11 Onong Uchiana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2017). h. 9.

12 Ibid, Efendi, 2017. h. 10.

Definisi diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi saja, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan dalam definisinya tersebut secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri.

b. Proses komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara skunder.

a) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada rekan yang menjadi aktivitas komunikasi dapat dilakukan. Proses komunikasi dilakukan untuk memberikan dukungan atas pemanfatan informasi yang akan dilakukan oleh seseorang.

b) Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi dilakukan dalam pemanfaatan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang digunakan dalam proses komunikasi sekunder ini adalah media massa, baik media elektronik maupun media cetak. Penggunaan media massa ini untuk mencapai khalayak yang lebih banyak dan luas.

Namun kekurangan dari proses komunikasi sekunder ini adalah umpan balik yang tidak langsung karena bersifat satu arah (one way communication).13

2. Manajemen Komunikasi

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi adalah manajemen yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi.14 Artinya manajemen akan berperan juga sebagai penggerak dari aktivitas komunikasi dalam usaha mencapai tujuan komunikasi.

Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka disinilah asas-asas manajemen dan komunikasi dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui seluk-beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan bersama untuk menyukseskan penyelenggaraan komunikasi secara efektif.

Dalam konteks manajemen komunikasi, maka seorang manajer komunikasijuga harus mampu melakukan proses manajemen untuk mencapai tujuan komunikasi.

“Tommy Suprapto dalam bukunya mengadopsi peran manager menurut pendapat Schermerchon yang mengutip pendapat Mintzberg

13 Ibid, Effendy,2007 : 31.

14Tommy Suprapto, Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi, Yogyakart: Media Pressindo, 2009. h. 132.

mengungkapkan bahwa: seorang manajer komunikasi memiliki 3 (tiga) peran utama, yaitu:15

a. Peran interpersonal (interpersonal roles). Menyangkut interaksi dengan pihak dalam maupun luar organisasi.

b. Peran inpormasional (informasional roles) menyankut pemberian, penerimaan, dan penganalisisan informasi.

c. Peran pengambilan keputusan (decisional roles) menyangkut pemanfaatan informasi untuk menbuat keputusan dalam memecahkan permasalahan atau melihat kesempatan yang ada.

Berdasarkan pendapat diatas seorang manajer komunikasi memiliki beberapa peran utama agar tujuan komunikasinya dapat tercapai, diantaranya adalah peran interpersonal, yang menyangkut interaksi dengan pihak luar maupun dalam organisasi. Jadi bagaimana seorang manajer komunikasi melakukan hubungan dengan pihak dalam maupun luar dari organisasi tersebut. Selanjutnya peran informasional, yang menyangkut pemberian, penerimaan, dan penganalisisan informasi. Jadi seorang manajer komunikasi harus mampu member dan menerima serta menganalissi informasi yang ada.

Yang terakhir peran pengambilan keputusan, menyankut pemanfaatan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah dan melihat kesempatan yang ada. Jadi seorang manajer komunikasi harus mampu memanfaatkan informasi yang ada untuk membuat keputusan dengan melihat kesempatan yang ada agar masalah dapat diselesaikan.

15 Ibid, Tommy Suprapto, Pengantar Teori….h. 134.

Selain itu Yusuf Zaenal Abidin dalam bukunya mengatakan bahwa:

manajemen komunikasi ialah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengontrolan penyampaian pesan (gagasan atau ide) dari satu pihak kepada pihak lain untuk mencapai tujuan (goals) secara efektif dan efisien agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya.16

Pada dasarnya, manajemen komunikasi ialah cara untuk membangun dan mengelola suatu hubungan, baik secara lisan maupun tulisan agar tidak terjadi istilah missed communication agar segala aktivitas yang berhubungan dengan komunikasi dapat berjalan lancar dan damai. Koordinasi atau kerja sama dikenal sebagai bentuk hubungan yang baik antar individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pertukaran pesan yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi (individual, organisasional, governmental, sosial, atau internasional).17

Suwarso dalam jurnalnya mengutip sebuah teori yang di kembangkan oleh Michael Kaye bahwa dalam bukunya yang berjudul

Communication Management” yang ditulis tahun (1994), terdapat model komunikasi orang dewasa yang dianalogikan dengan ”Russian

16Yusuf Zaenal Abidin, Manajemen Komunikasi Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, Bandung:

Pustaka Setia, 2015. h. 131.

17 Ibid, Zaenal Abidin, 2015, h. 132.

Matouschka dolls”.18 Russian Matouschka dolls, merupakan teori yang menggambarkan suatu proses manajemen komunikasi yang memiliki unsur-unsur yang saling mempengaruhi antara lain :

a. Self doll

Boneka terkecil merepresentasikan diri (self). Mengerti dan memahami diri merupakan tahap yang sangat penting dalam mencapai self-management yang efektif. Dalam hal ini, berarti manusia melakukan komunikasi intrapersonal yang mencakup sensasi, persepsi, memori dan berfikir.

b. Interpersonal doll

Boneka yang membungkus ”self doll” adalah ”interpersonal doll”. Unsur interpersonal ini terfokus pada bagaimana ”self” atau diri berhubungan dengan orang lain, bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan individu lainnya dalam melakukan proses komunikasi yang bertujuan untuk membangun makna. Boneka interpersonal menarik perhatian kita pada cara komunikasi yang dapat mempengaruhi setiap hal yang membawa perubahan pada dirinya atau orang yang berinteraksi dengannya.

c. People-in-system doll

Boneka ketiga adalah ”people-in-system doll”. Disini, perhatian kita mengenai bagaimana sistem sosial atau organisasi dimana seseorang berada, dapat memiliki efek pada orang tersebut dari cara berkomunikasi dengan orang lain di dalam sistem tersebut. Dalam hubungan ini kultur dapat ditunjukkan dengan jelas berupa adat- istiadat, norma, nilai yang memberikan keunikan atas setiap karakter yang mungkin berbeda antara satu dengan yang lain.

18 Finantya Dyah Suwarso, Manajemen Komunikasi Dalam Interaksi Lintas Budaya Oleh Mahasiswa Universitas Tanjungpura Di Guangxi University For Nationalities, Komunika, Jurnal S1 Ilmu Komunikasi, https://jurmafis.untan.ac.id: http://jurnal.fisipuntan.org.

d. Competence doll

Boneka keempat yang membungkus seluruh boneka lainnya, merepresentasikan ”competence doll”. Sangatlah penting untuk mengerti bahwa model ”competence doll” ini bukan hanya terlihat sebagai bagian terluar atau sebagai casing saja, melainkan sebagai kompetensi manajemen komunikasi yang bisa terdapat di semua level model ”Russian Matouscha doll” ini.

Selain beberapa hal diatas tujuan manajemen komunikasi ialah mengelola proses komunikasi supaya berjalan dengan lancar serta mendapatkan hasil yang efektif. Agar tujuan bisa tercapai, manajer komunikasi harus ahli dan menguasai keterampilan komunikasi, hal tersebut dapat dipelajari melalui tugas atau latihan yang berkesinambungan agar keahlian tersebut menjadi bagian dari modal seorang manajer dalam berhubungan dan mengelola orang lain.

Menurut Tommy Suprapto, dalam bukunya “Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi mengatakan bahwa: agar komunikasi dapat mencapai tujuan maka setiap unsur komunikasi harus dikaitkan dengan unsur manajemen caranya adalah seorang manajer komunikasi harus melakukan program komunikasi sebagai berikut :

a. Menyusun perencanaan untuk komunikator, pesan, media, khalayak dan rencana pengaruhnya.

b. Mengorganisasikan komunikator, pesan media, dan pengaruh yang diinginkan.

c. Menggiatkan komunikator, pesan, media, dan pengaruh yang diinginkan.

d. Mengontrol/mengawasi komunikator, penyajian pesan, pemilihan dan penggunaan media, pemilihan dan penetapan khalayak serta pengaruh yang di harapkan.19

Dengan begitu, sinergi disiplin ilmu antara manajemen dan komunikasi akan semakin membuka peluang bagi penambahan nilai untuk ilmu komunikasi dalam memecahkan berbagai persoalan sosial komunikasi saat ini dan pada masa yang akan datang.

3. Komunikasi Pembangunan

Mengaitkan pembahasan komunikasi dengan pembangunan sudah barang tentu kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan – pesan (ide, gagasan dan inovasi) kepada sejumlah besar orang. Bagaimana suatu ide, gagasan, atau inovasi pembangunan diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan efek tertentu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Yang jelas, komunikasi dan pembangunan mempunyai keterkaitan memperbincangkan hal yang sama yaitu tentang dimensi perubahan pada individu dan masyarakat. Menurut Peterson, dalam bukunya Sumadi Dilla mengatahan bahwa komunikasi pembangunan adalah usaha yang terorganisir untuk menggunakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf sosial

19 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi, Yogyakart: Media Pressindo, 2009. h. 132.

dan ekonomi yang secara umum berlangsung dalam negara sedang berkembang. 20

Komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari pejabat pemerintah sampai seorang petani, termasuk di dalamnya berbicara kelompok, lembaga resmi, siaran dan lain sebagainya. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembangunan ialah suatu perubahan/inovasi yang diakui oleh masyarakat melalui proses komunikasi. Komunikasi pembangunan adalah sebuah praktikum komunikasi dan disiplin ilmu dalam konteks negara sedang berkembang, pemekaran wilayah termasuk didalamnya pemekaran desa, dan merencanakan perubahan social.

Komunikasi pembangunan bertujuan untuk melakukan peningkatan pembangunan manusiawi. yang diutamakan dalam hal tersebut ialah kegiatan memotivasi dan mendidik masyarakat, dan memberikan laporan yang tidak benar dari kenyataan yang ada atau sekedar mau menonjokkan diri..21 Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang, menurut beberapa ahli secara umum konsep komunikasi pembangunan dapat dirangkum menjadi dua perspektif pengertian, yakni pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit.22

20Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), 2007. h. 115.

21 Harun dan Ardianto, Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial: Perspektif Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kritis, Jakarta: Rajawali Pers 2011:161.

22 Ibid, Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan……2007, h.116.

a. Pengertian dalam arti luas

Pengertian dalam arti luas, komunikasi pembangunan dapat dikategorikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengupas masalah hubungan atau hubungan komunikasi satu sama lain dengan pembangunan. Komunikasi pembangunan dapat meliputi aktivitas pertukaran pesan sebagai fungsi komunikasi dengan cara timbal balik di antara pemerintah dan masyarakat, dengan menggunakan proses perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi pembangunan.

b. Pengertian dalam arti sempit

Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan yaitu segala usaha, cara penyampaian keterampilan dan gagasan pembangunan yang berasal dari pelaku pembangunan kepada masyarakat sebagai sasaran, supaya bisa dipahami, diterima dan ikut serta dalam pembangunan. Pada hal ini, komunikasi pembangunan dipandang sebagai usaha untuk menyampikan pesan pembangunan kepada masyarakat, supaya mereka ikut mengambil bagian dalam kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa.

1. Tujuan Komunikasi Pembangunan

Agar pembangunan bisa lebih maju. Pembangunan diperlukan agar masyarakat yang mempunyai keterbatasan serta pendapatan sosial-ekonomi yang sangat rendah dapat terangkat taraf hidupnya.

Untuk itu mereka harus diberitahu mengenai ide dan kemahiran yang belum mereka kenal dalam jangka waktu yang singkat. Seperti yang dikemukakan oleh Nora C. Quebral23: Tujuan komunikasi pembangunan yaitu untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan menginginkan bahwa orang-orang atau sekelompok massa dengan tingkat pendidikan dan penghasilan rendah, dan label budaya-ekonomi bahwa mereka harus berubah, pertama semua harus terbuka dengan informasi dan dimotivasi untuk menggunakan dan menerima secara luas ide dan keterampilan yang tidak familiar dalam waktu yang sangat singkat dibanding dengan proses yang diambil dalam keadaan normal. Menurut Rogers dan Andhikarya dalam bukunya Harun dan Ardianto menyarankan bahwa : perlunya dirumuskan suatu pendekatan baru dalam proses komunikasi antarmanusia adalah suatu pendekatan konvergensi yang didasarkan pada model komunikasi yang sirkuler, menggantikan model linear yang umumnya dianut selama ini. Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak yang ikut serta dalam proses komunikasi, agar tercapainya suatu tujuan bersama dalam memandang permasalahan yang dihadapi. Dengan kata lain, pendekatan ini bertolak dari dialog antarsemua pihak, dan bukan

23Ibid, Harun dan Ardianto, Komunikasi Pembangunan ... 2011, h.162.

seperti selama ini hanya atau lebih banyak ditentukan oleh salah satu pihak saja.

2. Prinsip Komunikasi Pembangunan

Agar komunikasi pembangunan bisa berhasil serta mencapai sasarannya dan dapat menghindari kemungkinan atau efek yang tidak diinginkan, maka perlu mempertimbangkan hal yang disorot tadi.

Kesenjangan efek yang dapat menimbulkan kekeliruan komunikasi selama ini, menurut Rogers dan Adhikarya kekeliruan tersebut dapat diperkecil apabila strategi komunikasi pembangunan dirumuskan sedemikian rupa mencakup prinsip sebagai berikut:24

a. Penggunaan pesan yang dirancang khusus (tailored messages) untuk masyrakat yang spesifik. Misalnya bila hendak menjangkau masyarakat miskin, pada perumusan pesan, tingkat bahasa, gaya penyajian dan sebagainya disusun sedemikian rupa agar dapat dimengerti dan serasi dengan kondisi mereka.

b. Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan – pesan yang bagi golongan yang tidak setuju, katakanlah golongan atas, merupakan redundansi (sudah tidak berguna) atau manfaatnyasangat kecil, tetapi tetap bermanfaat bagi golongan masyrakat inngin dijangkau.

24Ibid, Harun dan Ardianto, Komunikasi Pembangunan…….2011,h.163.

c. Penggunaan pendekatan narrow casting atau melokalisasi pesan bagi kepentingan masyarakat. Lokalisasi adalah kesesuaiaan penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi kesempatan di mana masyrakat yang berada.

d. Pemanfaatan saluran tradisional yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat.

e. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), untuk meminta bantuan kepada mereka supaya menolong mengkomunikasikan pesan pembangunan.

f. Agen perubahan yang sudah ikut serta supaya diaktifkan kembali yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri.

g. Cara atau mekanisme bagi keikutsertaan masyarakat sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri diciptakan dan dibina, dalam proses pembangunan yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya.

3. Strategi Komunikasi Pembangunan

Strategi komunikasi pembangunan dipilih berdasarkan kepentingan dalam merencanakan pembangunan. Strategi yang berbeda memerlukan penekanan yang berbeda pada proses utamanya, pendekatan yang digunakan dapat berbeda tergantung situasi dan kondisi. Menurut Rogers, dalam bukunya Sumadi Dilla mengatakan bahwa: fungsi komunikasi pada hal ini dianggap sebagai cara untuk memperoleh dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan rencana pembangunan.25 Harun dan Ardianto dalam bukunya mengemukakan ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan selama ini yaitu: 26

a. Strategi Berdasarkan Media

Para komunikator yang menggunakan strategi ini biasanya mengelompokkan kegiatan mereka di sekitar medium tertentu yang mereka sukai. Strategi ini memang merupakan teknik yang paling mudah, paling populer, dan tentunya yang paling kurang efektif. Strategi media di sini secara tipikal memulai rencananya dengan mempertanyakan “apa yang dapat saya lakukan dengan menggunakan radio?” dan “bagaimana caranya agar saya dapat

menggunakan televisi untuk menyampaikan pesan saya?”

25 Ibid, Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan……2007, h.131.

26Ibid, Harun dan Ardianto, Komunikasi Pembangunan…….2011,h.164-166.

b. Strategi Desain Instruksional

Untuk strategi tersebut umumnya adalah para guru. Mereka fokus pada strateginya dalam mengajar individu atau sasaran yang fundamental. Strategi yang digunakan berdasarkan pada teori belajar formal dan pendekatan sistem untuk pengembangan pembelajaran. Dengan ikut sertanya para pendidik tersebut di lapangan kegiatan tersebut banyak memperoleh pemahaman mengenai evaluasi formatif, desain program, uji coba dan sebaginya.

c. Strategi Partisipatori

Dalam strategi partisipasi, hal yang sangat penting dalam mengorganisasikan kegiatan adalah pertumbuhan pribadi dan kerja sama komunitas. Yang sangat penting dalam strategi ini bukan pada banyaknya informasi yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi pembangunan, akan tetapi lebih kepada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang yang sederajat dalam proses berbagai pengetahuan atau keterampilan.

d. Strategi Pemasaran

Tumbuhnya Strategi ini sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung. Contohnya seperti, “kalau anda dapat menjual pasta gigi, mengapa tidak dapat menjual kesehatan,

pertanian, dan keluarga berencana ? ”. Itulah prinsip sosial marketing yang menjadi pegangan strategi ini.

Dari beberapa strategi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menunjang proses komunikasi pembangunan maka strategi diata harut diterapkan dalam proses komunikasi pembangunan apabila tidak diterapkan maka komunikasi pembangun tidak akan berjalan dengan maksimal.

4. Desa Pemekaran

Pemekaran desa adalah proses pembentukan desa baru untuk memecah desa yang lama menjadi dua atau lebih. Muqoyyidin dalam jurnalnya mengatakan bahwa pemekaran wilayah propinsi, kabupaten, kecamatan, atau desa merupakan dinamika kemauan politik masyarakat pada daerah yang memiliki wilayah yang cukup luas dan wilayah administratif cukup luas. Di dalam Undang –Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa Pasal 8 Ayat 1 menyatakan bahwa pembentukan desa merupakan tindakan mengadakan desa baru diluar desa yang ada.27

Pirdo Mangatur MS dan M.Y. Tiyas Tinov dalam jurnalnya yang berjudul Evaluasi Desa Persiapan mengatakan bahwa: Pemekaran Desa pada dasarnya merupakan suatu proses pembagian wilayah desa menjadi

27 Andik Wahyun Muqoyyidin, Pemekaran Wilayah dan Otonomi Daerah Pasca Reformasi di Indonesia: Konsep, Fakta Empiris dan Rekomendasi ke Depan, Jurnal Konstitusi, Volume 10, Nomor 2, Juni 2013, h. 291.

https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/105/104

lebih dari satu wilayah atas dasar prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul dan adat istiadat maupun sosial budaya masyarakat setempat. Tujuan pemekaran adalah meningkatkan pelayanan dan mempercepat pembangunan. Adanya pemekaran diharapkan dapat menciptakan kemandirian suatu daerah yang akan dimekarkan.28

Pemekaran pada dasarnya merupakan sebuah keniscayaan dan usaha dalam sebuah konsepsi negara demokratis dengan wilayah yang luas. Indonesia pasca reformasi mengenal istilah desentralisasi dan otonomi daerah dalam upaya memeratakan pembangunan. Pun termasuk di dalamnya di tingkat kecamatan dan desa.29

Dengan adanya otonomi daerah tersebut maka memungkinkan daerah untuk memajukan atau menyejahterakan daerahnya, salah satunya melalui pemekaran desa. Undang-undang 32 Tahun 2004 pasal 4 angka 3 menyebutkan tentang makna pembentukkan daerah yaitu pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau beberapa daerah yang bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih. Daerah dalam penafsiran ini dipahami sebagai teritorial fisik

28 Pirdo Mangatur MS dan M.Y. Tiyas Tinov, Evaluasi Desa Pemekaran, Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013, h. 1-118.

https://jkp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKP/article/view/1337/1327 diakses tangal 18 februari 2021.

29 Rendy Adiwilaga, Dan Ujud Rusdia, Peran Pemerintah Kecamatan Kertasari Dalam Pemekaran Desa Resmitingal Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Volume 9, No. 2, September 2019.

http://ejournal.ipdn.ac.id/JIWBP/article/view/603/445 diakses tangal 18 februari 2021.

Dokumen terkait