• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pendekatan Behavior Teknik Self Management untuk Mengurangi Kecanduan Penggunaan Media Sosial (Facebook) pada

BAB III PEMBAHASAN

A. Penerapan Pendekatan Behavior Teknik Self Management untuk Mengurangi Kecanduan Penggunaan Media Sosial (Facebook) pada

BAB III

1. Identifikasi Anak

Langkah ini dimaksudkan agar mengenal anak beserta gejala-gejala yang tampak. Dalam langkah ini, guru BK perlu mencatat anak-anak yang perlu mendapat bimbingan dan memilih anak yang perlu menerima bimbingan.71

Di SMPN 2 Pujut, guru BK melakukan identifikasi anak terlebih dahulu dengan tujuan menemukan siswa yang memerlukan bantuan. Dalam hal kecanduan media sosial (facebook) ini guru BK mencoba memahami dan mengenal anak-anak serta gejala-gejala yang tampak terkait kecanduan facebook. Hal seperti ini sangat perlu dilakukan untuk mempermudah guru BK segera memberikan bantuan atau bimbingan pada anak.

2. Analisis Kecendrungan Masalah

Hal ini dilakukan untuk menetapkan masalah yang dihadapi siswa beserta latar belakangnya. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan studi terhadap anak, menggunakan berbagai studi terhadap anak, menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.72

Di SMPN 2 Pujut, setelah di ketahui anak-anak yang termasuk kedalam kecanduan peggunaan media sosial, guru BK mencari dan mengumpulkan data- data terhadap anak guna mencari tahu latar belakang penyebab kecanduan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini akan mempermudah guru BK

71Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hal.

95.

72Ibid, hal. 95

pada saat akan menetapkan treatment yang akan digunakan untuk memberi bantuan pada siswa.

3. Penetapan Teknik untuk Mengatasi Masalah

Prognosis merupakan langkah untuk menetapkan jenis bantuan yang akan dilaksanakan untuk membimbing anak. Langkah ini ditetapkan melalui hasil dari kesimpulan dalam proses analisis kecendrungan masalah, yaitu setelah guru BK mengetahui masalahnya, penyebabnya serta latar belakangnya. Hal ini dilakukan agar bisa menetapkan jenis bantuan yang mana yang cocok dengan permasalahan yang dihadapi siswa.73

Di SMPN 2 Pujut, sebelum guru BK memberikan bimbingan kepada siswa, terlebih dahulu guru BK menetapkan teknik yang akan digunakan atau yang akan diterapkan untuk menangani masalah siswa, teknik tersebut juga harus sesuai dengan kebutuhan siswa agar dalam proses pemberian bantuan atau bimbingan tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dalam hal kecanduan penggunaan media sosial terutama facebook ini, guru BK menggunaan teknik self management yang dimana dalam self management tersebut juga meliputi self monitoring, self evaluation, dan self reinforcement.

4. Treatment atau Terapi

Self managemet termasuk ke dalam cognitive behavior therapy. Dalam behavior harus ada stimulus respon. Stimulus merupakan informasi-informasi yang kita terima secara fisik lewat panca indra kita. Saat kita melihat suatu objek atau pesan atau apapun yang dapat diterima oleh panca indra kita, kita

73Anas Salahudin, Bimbingan dan Konsling, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hal. 96

menerima berbagai macam stimulus. Sedangkan respon merupakan bentuk reaksi yang kita berikan individu terhadap dorongan ada dirinya, bagaimana mereka berperilaku.74

Di SMPN 2 Pujut guru BK dan pegawai disana memeberikan informasi- informasi terkait dampak negatif dari penggunaan media sosial facebook secara berlebih seperti mengarahkan dan melakukan penekanan terhadap siswa siswi untuk menggunakan media sosial facebook sesuai dengan proporsinya.

Pelaksanaan pemberian treatment ini ditetapkan stetelah guru BK penetapan teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah siswa. Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu, proses yang kontinu, dan sistematis serta memerlukan pengamatan yang cermat.75 Dalam kecanduan bermain media sosial (facebook), guru bimbingan dan konseling di SMPN 2 Pujut menerapkan teknik self management yang meliputi self monitoring, self evaluation, dan self reinforcement.

a. Self Monitoring (Pemantauan Diri)

Self monitoring atau pengawasan diri merupakan proses dimana klien mengobservasi dan mencatat segala sesuatu tentang dirinya dan interaksinya dengan lingkungan. Pada self monitoring ini konseli mendeskripsikan,

74A. Said Hasan Basri, “Kecendrungan Internet Addiction Disorder Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Ditinjau Dari Religiositas” dalam Jurnal Dakwah, Volume XV, Nomor 02,2014, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

75Ibid, hal. 152.

mencatat tentang perilaku yang akan diubah, konsekuensi dari perilaku, siswa juga mencatat seberapa seringkah perilaku yang ingin diubah itu muncul.76

di SMPN 2 Pujut, guru BK memberikan tugas kepada siswa yang mengalami kecanduan bermain media sosial (facebook) untuk melakukan observasi diri atau pemantauan diri dengan memberikan lembar pemantauan diri yang mudah di pahami oleh siswa. Pada saat menulis lebar pemantauan diri, disini guru BK berperan sebagai pembimbing dan pendamping untuk siswa. siswa berperan penting dalam setiap kelancaran pelaksanaan treatment atau terapi, karena pada self management kemampuan konseli dalam mengarahkan diri sendiri sangat ditonjolkan, selain itu tanggung jawab dari siswa harus benar-benar dilaksanakan dengan baik agar dalam pelaksanaan self management tersebut berhasil. Selain guru BK, guru yang lainnya juga sedapat mungkin dalam setiap pembelajaran mengarahkan dan membimbing siswa siwi untuk menggunakan media sosial dengan baik, agar skala prioritas mereka tidak terabaikan.

Setiap akan menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa, siswa harus membuat sebuah target atau tujuan yang dimana disana akan tersusun rapi hal-hal yang harus didahulukan dengan yang tidak, dengan kata lain siswa harus menemukan hal-hal yang harusnya di prioritaskan dengan yang tidak di prioritaskan. Pada self monitoring ini juga konseli diberikan pemahaman tentang self management, tentang bagaimana self management dapat membantu memecahkan permasalahan siswa. Disini peran guru BK adalah

76Mulyadi, Yasdar dan Fitriyani Sulaiman, “Penerapan Teknik Menejemen Diri Dapat Mengurangi Kebiasaan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Muhammdiyah Enrekang”, dalam Jurnal Pendidikan, Nomor 2, Volume 1.

membantu siswa dalam menyusun rencana-rencana agar target dapat dicapai.

Pada saat siswa memiliki target atau tujuan, maka siswa juga harus siap dengan resiko yang telah dibuat melalui diskusi dan kerjasama dengan guru BK. Hal ini juga dilakukan sebagai pembelajaran bagi siswa agar meningkatkan semangat dalam menjalankan tugas yang diberikan guru BK untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dibuatnya.

b. Self Evaluation (Evaluasi Diri)

Pada evaluasi diri, siswa membandingkan apa yang tercatat sebagai kenyataan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Catatan data observasi perilaku yang teratur sangat penting untuk mengevaluasi efesiensi program.

Bila evaluasi data menunjukkan bahwa program tidak berhasil, maka perlu ditinjau kembali.77

Di SMPN 2 Pujut, guru BK disekolah tentu juga melakukan evaluasi.

Setiap proses bimbingan konseling tentu harus disertai dengan adanya evaluasi untuk melihat dan mengamati hasil dari pemantauan diri siswa.

Dalam evaluasi ini akan diketahui faktor apa saja yang menjadi penghambat atau pendukung yang menyebabkan siswa berhasil atau tidaknya dalam mencapai target atau tujuan yang telah dibuatnya. Selain itu, self evaluation ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil hari perencanaan-perencanaan yang telah dibuat siswa pada saat self monitoring. Sesuai dengan informasi yang diberikan guru BK Evaluasi ini dilakukan setelah 1 atau dua minggu sejak pertemuan pada tahap self monitoring.

77Halimatus, dkk, “Penerapan Teknik Self Management untuk Mereduksi Agresifitas Remaja” dalam Ilmiah Counsellia, Volume 6, Nomor 2, November, 2016.

c. Self Reinforcement

Pada self reinforcement, guru BK memberikan pengukuhan, penghapusan atau hukuman. Pada tahap ini diperlukan kemauan diri yang kuat untuk menentukan dan memilih pengukuhan apa yang perlu segera dihadirkan atau perilaku mana yang segera dihapus dan bahkan segera diterapkan.78

Di SMPN 2 Pujut, dalam penerapan self management tersebut, guru BK di sekolah atau siswa yang bersangkutan boleh memberikan reward dan punishment jika siswa melanggar atau tidak menjalankan self monitoring yang telah dibuatnya tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa bisa mendapatkan pelajaran dari setiap perilakunya, siswa menerima konsekuensi jika target atau perilaku sasaran tidak dilakukan dengan baik. Ini juga berfungsi sebagai penguat atau penyemangat untuk perilaku yang ingin diubahnya. Reward yang dimaksud disini bisa berupa makanan, film, atau pergi liburan, serta bisa berupa pujian-pujian untuk diri sendiri. siswa juga berhak memberikan punishment untuk dirinya sendiri jika rencana-rencana yang dibuatnya tidak dijalankan dengan baik atau meleset dari target atau tujuan yang ditentukannya. Punishment disini haruslah bersifat mendidik, memotivasi siswa agar tidak terjadi lagi kesalahan sehingga tidak lagi melanggar rencana yang telah ditentukannya. Reward yang berasal dari diri sendiri tentunya lebih baik karena sesuatu yang diperoleh karena keinginan dan keikhlasan dari diri sendiri akan terasa lebih baik dan mudah diterima. Setiap target tersebut harus

78Ibid.

dilakukan evaluasi untuk melihat apakah tujuan-tujuan siswa bisa dicapai atau belum tercapai.

d. Follow Up atau Tindak Lanjut

Follow up dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan kepada siswa untuk mengubah atau memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut.79 Di SMPN 2 Pujut, setiap ada proses bimbingan dan konseling atau dengan kata lain guru BK memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah maka mereka juga melakukan follow up guna untuk melihat perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa dalam jangka waktu panjang.

B. Hasil Penerapan Pendekatan Behavior Teknik Self Management untuk