BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
B. Penerapan Permainan Tradisional Ceprak
Permainan ceprak merupakan permainan rakyat yang dapat dimainkan di lapangan dan di halaman rumah, jalan serta teras rumah. Permainan ini bisa dilakukan dua orang, ataupun lebih dari dua orang, apabila permainan ini dilakukan lebih dari dua orang maka permainan ceprak ini dimainkan secara bergantian, sebelum bermain terlebih dahulu menggambarkan bentuk Ceprak nya setelah sudah di gambarkan masing-masing peserta mencari gacuk atau batu yang akan di lempar pada kolom-kolom kosong digambarkan tersebut. Lalu menentukan siapa yang akan main terlebih dahulu dilakukan undian dengan cara suit, yang menang suit itulah yang akan main duluan.44
Berdasarkan hasil observasi terkait dengan penerapan permainan tradisional Ceprak yaitu, pertama, anak melakukan hompimpa terlebih dahulu. Kedua, yang main terlebih dahulu langsung berdiri didepan garis- garis permainan. Ketiga, masing-masing regu melemparkan gacok/katuk pada kotak yang pertama, apabila gacuk/katuk nya berada di tengah kotak permainan dilanjutkan dengan melompat kotak pertama dengan cara ceprak (satu kaki), kemudian lanjut ke kotak-kotak selanjutnya lalu balik lagi ke tempat yang awal. Permainan ini dilakukan secara bergantian tapi
44 Obsevasi., Sukarara, 11 April 2022
43
jika ada temen yang gacuk/katuknya berada di garis maka itu di anggap kalah. 45
Adapun hasil dokumentasi yang peneliti temukan selama penelitian yang dapat memperkuat dan sebagai bukti kebenaran dari hasil observasi dan wawancara di atas, yaitu di antaranya:
Gambar 2.2
Kegiatan Anak-Anak Melakukan Hompimpa
Hasil wawancara bersama Ibu Diah terkait dengan penerapan permainan tradisional Ceprak, beliau mengatakan bahwa:
“Pemain pertama berdiri dekat dengan garis, lalu masing-masing melempar gacuk atau batu pada kotak nomor satu. Apabila gacuk atau batunya berada di tengah kotak, permainan dilanjutkan dengan melompati kotak pertama dengan cara ceprak (satu kaki) ke kotak kedua, kemudian ke kotak-kotak selanjutnya lalu balik lagi ke awal tetapi pada saat sudah berada di kotak pertama sebelum melompati kotak pertama ambillah gacuk atau batu tersebut di dalam kotak barulah melompati kotak pertama. Permainan ini dilakukan secara bergantian tetapi ketika nanti gacuk atau batu berada di garis kotak maka lawan yang main. Siapa permain yang lebih dahulu menyelesaikannya itulah yang akan menjadi pemenang. 46
Sama dengan yang Ibu Tanjung Katakan bahwa:
“Permainan Ceprak dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Untuk kotak yang letaknya
45 Observasi., Sukarara, 11 April 2022
46 Diah., Wawancara, Sukarara, Rabu 13 April 2022
44
bersebelahan seperti sayap, pemain diperbolehkan meletakkan kaki nya pada kedua kotak secara bersamaan. Masing-masing pemain memiliki gaco atau katuk yang terbuat dari belahan genteng, keramik, dan batu yang digunakan sebagai alat lempar. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian kembali lagi dengan mengambil gaco atau katuk yang ada di kotak 1 dengan posisi kaki satu masih di angkat, setelah itu pemain melemparkan gaco atau katuk ke kotak kedua. Jika keluar dari kotak kedua maka pemain dinyatakan gurur dan diganti oleh pemain berikutnya. Namun jika berhasil, pemain bisa melanjutkan permaiannya. Begitu juga seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco atau katuk. Pergiliran dilakukan jika pemain pelempar gaco atau katuk melewati sasaran atau menampak dengan dua kaki di satu kotak” 47
Hasil wawancara dari Ibu Isa terkait tentang penerapan permainan tradisional Ceprak adalah:
a. Membuat gacuk atau katuk yang terbuat dari pecahan genteng, keramik, batu
b. Membuat gambar permainan Ceprak
c. Pemain melakukan hompimpa terlebih dahulu, yang menang itu yang berhak main duluan. Pemain pertama melempar gaco atau katuk, saat melempar tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur.
d. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, dari kotak satu ke kotak ke enam. Kemudian berhenti sejenak di kotak kedua kemudian kembali lagi dengan mengambil gaco atau katuk yang ada di kotak satu dengan posisi satu kaki masih diangkat.
e. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut sampai kekotak kedua jika keluar dari kotak kedua maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya.
f. Jika gaco atau katuk berada di kotak 2 maka pemain mengambilnya di kotak 3, jika gaco dan katuk berada di kotak 4, 5 dan 6 maka pemain mengambilnya di kotak A.
g. Kemudian jika semua telah dilakukan oleh semua pemain maka pemain melemparkan gaco atau katuk dengan membelakangi Cepraknya jika pas pada kota yang dikehendaki maka kotak it akan menjadi rumahnya maka boleh berhenti di kotak tersebut seperti pada kotak A tapi hanya berlaku pada pemain yang menang pada permainan tersebut begitu juga seterusnya sampai kotak-kotak mulai dari angka 1 sampai 6 menjadi milik para pemain. Jika semua telah dimiliki oleh sang pemain maka permainan dinyatakan telah selesai.
47 Tanjung., Wawancara, Sukarara, Kamis 14 April 2022
45
h. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada Ceprak yang dibuat.
Dari hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan permainan tradisional ceprak, yaitu pertama, anak melakukan hompimpa terlebih dahulu. Kedua, membuat gambar Ceprak, membuat bentuk gacuk/katuk yang terbuat dari belahan keramik, gentik atau batu. Ketiga, pemain yang menang duluan itu yang bermain terlebih dahulu, pemain pertama melompat menggunakan satu kaki ke kotak yang satu ke kotak yang selanjutnya, jika gacuk/katuk berada di kotak pertama maka kotak pertama itu tidak boleh diinjak begitupun dengan seterusnya. Kemudian jika gacuk/katuk keluar dari garis pada saat di lempar maka pemain harus di gantikan kepada pemain selanjutnya.
Tabel 3.3
Penerapan Permainan Tradisional Ceprak No Hasil Penelitian Teori Komang Trisna
Mardayani, dkk
Keterangan 1. Anak melakukan
hompimpa terlebih dahulu
1. Membuat gacuk atau kereweng yang biasanya
Ada perbedaan
2. Membuat petak-petak di atas tanah
2. Pemain pertama melempar gaco atau katuk, saat melempar tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka
dinyatakan gugur Para pemain harus
melompat kepetak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
46 3. Pemain pertama melompat
dengan satu kaki, dari kotak satu ke kotak ke enam. Kemudian berhenti sejenak di kotak kedua kemudian kembali lagi dengan mengambil gaco atau katuk yang ada di kotak satu dengan posisi satu kaki masih diangkat.
3. Petak yang ada gacuknya tidak boleh di injak atau di tempati oleh setiap pemain.
4. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut sampai kekotak kedua jika keluar dari kotak kedua maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya.
4. Pemain yang menyelesaikan satu putaran lebih dahulu melemparkan gacok dengan cara
membelakangi engkleknya, jika pas pada petak yang dikehendaki maka petak itu akan menjadi
“sawahnya”, artinya petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak tersebut dengan dua kaki, sementara
pemain yang lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan.
5. Para pemain harus melompat kepetak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
48
Adapun hasil dokumentasi yang peneliti temukan selama penelitian yang dapat memperkuat dan sebagai bukti kebenaran dari hasil observasi dan wawancara di atas, yaitu di antaranya:
48 Komang Trisna Mardayani, dkk., “Penerapan Permainan Tradisional Engklek Untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Kelompok B Di PAUD Widhya Laksmi”,Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, Nomor 2, 2016, hlm. 5
47 Gambar 2.3
Kegiatan Anak-anak berbaris sebelum melakukan permainan
C. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Yang Ada Dalam Permainan Tradisional Ceprak
Berdasarkan hasil obsrvasi terkait tentang aspek perkembangan yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak yaitu, aspek perkembangan fisik motorik, yang dimana anak melakukan lompat- lompat dengan satu kaki di setiap kotak-kotak yang ada. Aspek perkembangan seni, dimana anak harus membuat gacuk/katuk yang terbuat dari pecahan genteng, keramik atau batu. Aspek perkembangan sosial emosional, dimana anak mampu menahan emosi ketika sedang melakukan permainan dan tidak mengolok-olok temen-temennya yang menerima kekalahan. Aspek perkembangan bahasa, anak dapat melatih diri dalam berbahasa pada saat bersorak dan berdiskusi siapa yang akan memulai permainan terlebih dahulu. Aspek perkembangan kognitif,
48
anak mampu berfikir pada saat membuat gacuk/katuk sesuai keinginan mereka. 49
Tabel 4.4
Aspek perkembangan anak usia dini dan indikatornya menurut Kemendikbud Nomor 137 Tahun 2014
No Aspek-Aspek
Perkembangan
Indikator
1. Perkembangan fisik motorik a) Melakukan permainan fisik dengan teratur
b) Terampil menggunakan tangan kiri dan kanan c) Melakukan gerakan tubuh
secara tekoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
2. Perkembangan kognitif a) Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah
b) Menerapkan pengetahuan atau pengalaman
c) Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial 3. Perkembangan bahasa a) Mengerti beberapa perintah
secara bersamaan b) Memahami aturan dalam
suatu permainan
c) Berdiskusi dengan teman 4. Perkembangan sosial
emosional
a) Mentaati aturan ketika bermain
b) Bermain dengan teman sebaya
c) Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.
5. Perkembangan seni a) Mampu membuat gambar permainan
49 Observasi., Sukarara, 11 April 2022
49
b) Mampu membuat gambar gacuk atau katuk. 50
Adapun hasil dokumentasi yang peneliti temukan selama penelitian yang dapat memperkuat dan sebagai bukti kebenaran dari hasil observasi dan wawancara di atas, yaitu di antaranya:
Gambar 2.4
Kegiatan Menggambar Ceprak
Hasil wawancara dengan Ibu Suhar terkait dengan aspek perkembangan yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak beliau mengatakan bahwa:
“Aspek perkembangan yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak ini yaitu:”
1. Aspek perkembangan fisik motorik, yang dimana kemampuan fisik anak menjadi kuat karena permainan Ceprak ini anak diharuskan untuk melompat-lompat, melatih keseimbangan, dalam permainan ini anak juga dapat melatih keterampilan motorik halus anak karena anak harus melempar gacok/katuk.
2. Aspek perkembangan seni, dimana anak belajar membuat bentuk gacok/katuk sesuai keinginan mereka yang terbuat dari pecahan genteng atau keramik. 51
Sama dengan yang Ibu Diah katakana bahwa:
50 Kemendikbud Nomor 137, Tahun 2014, hlm, 23
51 Suhar., Wawancara, Sukarara, 14 April 2022
50
“Aspek perkembangan yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak ini memang ada dua yang pertama, aspek perkembangan seni, dimana anak harus bisa membuat bentuk-bentuk yang terbuat dari genteng atau keramik sesuai keinginan mereka. Kedua, aspek perkembangan fisik motorik, dimana anak diajarkan untuk keseimbangan pada saat meloncat menggunakan kaki sebelah.”52
Menurut pendapat Ibu Tini terkait dengan aspek yang ada dalam permainan tradisional Ceprak ini, beliau mengatakan bahwa:
“Aspek perkembangan yang ada dalam permainan ini adalah a).
aspek perkembangan fisik motorik, dimana anak sudah mampu menggerakkan anggota tubuhnya pada saat meloncat, mampu menjaga keseimbangan tubuh. b). aspek perkembangan sosial emosional, pada saat anak bermain emosi anak bisa terkontrol, ketika ada temannya yang sering kalah mereka tidak mengejekkan ataupun memarahi nya melainkan mereka mengajarkannya. c).
aspek perkembangan seni, dimana anak sudah mampu membuat bentuk gacuk seindah yang mereka inginkan. d). aspek perkembangan kognitif, anak mampu menghitung jumlah teman- teman yang mau ikut bermain”. 53
Hasil wawancara dengan Ibu Tanjung terkait dengan aspek perkembangan yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak, beliau mengatakan bahwa:
“Aspek perkembangan yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak ini yaitu”:
1. Aspek perkembangan kognitif, yang dimana anak dapat mengenali jumlah setiap langkah yang dilakukan sehingga anak tahu berapa langkah dia ketika bermain permainan Ceprak, anak mampu menghitung jumlah temennya yang ikut bermain.
2. Aspek perkembangan bahasa, dimana anak dapat melatih bahasa nya ketika bersorak dan berdiskusi pada saat menentukan melompat dari satu kotak ke kotak lainnya saat menunggu giliran.
3. Aspek perkembangan sosial Emosional, anak dilatih untuk mengikuti aturan yang ada dalam permainan Ceprak ini, serta
52 Diah., Wawancara, Sukarara, 13 April 2022
53 Tini., Wawancara, Sukarara, 13 April 2022.
51
belajar mengambil giliran sesuai dengan urutan dalam beberapa permainan dan kekompakan.
4. Aspek perkembangan fisik motoril, anak dilatih untuk menggerakkan seluruh tubuhnya dengan menyenangkan, menjaga keseimbangan, dan dapat meningkatkan kekuatan serta kelenturan otot-otot mereka agar otot mereka tidak kaku dalam melakukan kegaitan sehari-hari.54
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas bahwa aspek yang dikembangkan dalam permainan tradisional Ceprak ini adalah aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan sosial emosional, aspek perkembangan fisik motorik anak yang dapat mengembangkan kemampuan motorik anak dalam permainan Ceprak tersebut. Dalam permainan Ceprak yang merujuk terhadap perkembangan motorik kasar anak, karena otot-otot anak akan bergerak semuanya ketika ia bermain dengan permainan Ceprak.
Berdasarkan hasil observasi permainan tradisional Ceprak ialah permainan yang dilakukan dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasarkan tradisi turun temurun. Jadi, permainan tradisional ialah permainan yang kegiatannya menyenangkan hati, menggunakan alat sederhana sesuai dengan keadaan. 55
Hasil wawancara dengan Ibu Kusmiayati terkait dengan permainan tradisional ceprak, dimana beliau mengungkapkan bahwa:
“Permainan tradisional Ceprak ialah permainan yang turun temurun dari nenek moyang yang sering dimainkan oleh anak-anak
54 Tanjung., Wawancara, Sukarara, 14 April 2022
55 Observasi., Sukarara, 11 April 2022
52
yang berada di Desa Sukarara, pada umumnya permainan ini biasanya dibuat dengan bahan yang ada di sekitar kita”. 56
Sedangkan Ibu Tina mengungkapkan bahwa:
“Permainan tradisional ceprak ialah permainan yang sudah ada sejak zaman dulu dan diwariskan secara turun temurun. Permainan tradisional ini merupakan kreativitas seseorang karena permainan ini biasanya dimainkan di lapangan dan halaman rumah”. 57
Adapun hasil wawancara bersama Ibu Indi terkait dengan permainan tradisional.
“Permainan tradisional atau bisa di sebut dengan permainan rakyat, yaitu permainan yang dilakukan masyarakat secara turun-temurun dan merupakan hasil dari penggalian budaya lokal yang di dalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan dan nilai budaya, serta dapat menyenangkan hati yang memainkannya.
Permainan tradisional anak adalah proses melakukan kegiatan yang menyenangkan hati anak dengan mempergunakan alat sederhana sesuai dengan potensi yang ada dan merupakan hasil penggalian budaya setempat yang turun-temurun dari nenek moyang”. 58
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas bahwa permainan tradisional Ceprak ini sebuah permainan yang turun temurun dari zaman dulu hingga zaman saat ini. Permainan tradisional ini sering di mainkan dikalangan anak-anak, dewasa, dan lain-lain, permainan ini memiliki berbagai macam nama seperti, Ceprak, Engklek, dan lain-lain.
Permainan Ceprak ini dimainkan dengan cara sederhana saja dan dilakukan di halaman rumah, lapangan dan tempat-tempat yang luas.
56 Kusmiati., Wawancara, Sukarara, 12 April 2022.
57 Tina., Wawancara, Sukarara, 12 April 2022.
58 Indi., Wawancara, Sukarara 14 April 2022
53 BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Permainan Tradisional Ceprak
Penerapan permainan tradisional ceprak merupakan sebuah tindakan yang dilakukan anak baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun menurut Ali penerapan adalah mempraktikkan, memasangkan, atau pelaksanaan yang akan dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan. 59
Adapun yang peneliti temukan pada hasil penelitian di Dusun Blong Lauq Desa Sukarara bahwa anak-anak sudah mampu dalam penerapan permainan tradisional Ceprak ini. Hal ini dapat dibuktikan oleh hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil wawancara yang pernah dilakukan bersama yaitu, anak-anak sudah tau semua cara menerapkan permainan tradisional Ceprak, hal itu tidak lepas dari bimbingan kakak-kakak nya yang lebih besar dari mereka.
Selain itu dari hasil observasi, dari hasil observasi peneliti yang berupa kuisioner tentang penerapan permainan tradisional Ceprak mendapatkan hasil, yaitu dari 10 anak terdapat 3 yang mulai berkembang (MB), 7 anak berkembang sesuai harapan.
Hasil observasi terkait tentang penerapan permainan tradisional Ceprak adalah:
59 Lukman Ali., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 2007), hlm. 104.
54
a. Membuat gacuk atau katuk yang terbuat dari pecahan genteng, keramik, batu
b. Membuat gambar permainan Ceprak
c. Pemain melakukan hompimpa terlebih dahulu, yang menang itu yang berhak main duluan. Pemain pertama melempar gaco atau katuk, saat melempar tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur.
d. Pemain pertama melompat dengan satu kaki, dari kotak satu ke kotak ke enam. Kemudian berhenti sejenak di kotak kedua kemudian kembali lagi dengan mengambil gaco atau katuk yang ada di kotak satu dengan posisi satu kaki masih diangkat.
e. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut sampai kekotak kedua jika keluar dari kotak kedua maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya.
f. Begitu juga seterusnya sampai semua kotak sudah dilemparkan dengan gaco atau katuk. Pergiliran dilakukan jika pemain pelempar gaco atau katuk melewati sasaran, atau menampak dua kaki di kotak 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan berhenti sejenak di kotak A kemudian lompat lagi di kotak 3 dan berhenti di kotak 2 untuk mengambil gaco atau katuk di kotak 1.
g. Jika gaco atau katuk berada di kotak 2 maka pemain mengambilnya di kotak 3, jika gaco dan katuk berada di kotak 4, 5 dan 6 maka pemain mengambilnya di kotak A.
55
h. Kemudian jika semua telah dilakukan oleh semua pemain maka pemain melemparkan gaco atau katuk dengan membelakangi Cepraknya jika pas pada kota yang dikehendaki maka kotak it akan menjadi rumahnya maka boleh berhenti di kotak tersebut seperti pada kotak A tapi hanya berlaku pada pemain yang menang pada permainan tersebut begitu juga seterusnya sampai kotak-kotak mulai dari angka 1 sampai 6 menjadi milik para pemain. Jika semua telah dimiliki oleh sang pemain maka permainan dinyatakan telah selesai.
i. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada Ceprak yang dibuat. 60
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti tersebut sesuai dengan teori yang terdapat dalam jurnal yang berjudul Peran Permainan Tradisional Dalam Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia 5-6. Sebelum mulai bermain, semua pemain harus melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan giliran
a. Pemain pertama akan mulai melemparkan gacok/katuk ke kotak nomor satu. Gacok/katuk yang biasa digunakan berupa pecahan keramik, batu atau genting yang memiliki permukaan datar agar mudah mendarat pada sasaran.
60 Isa., Wawancara, Sukarara, 14 April 2022
56
b. Ketika melempar gacok/katuk, pemain tidak boleh melebihi kotak yang sudah disediakan. Jika melebihi maka akan dianggap gugur dan digantikan oleh pemain lain.
c. Ketika gacok/katuk telah mendarat di kotak, pemain harus melompat ke area yang ada di sebelahnya dengan satu kaki.
d. Permainan di lanjutkan dengan mengulang langkah yang sama untuk nomor selanjutnya.
e. Pemain akan terus melanjutkan permainan jika masih bisa melempar gacok/katuk ke kotak yang tepat.
f. Pemain akan digantikan jika gacok/katuk yang dilempar keluar dari garis, saat kaki menginjak garis atau ke dua kaki menampak.
g. Ketika gacok/katuk mendarat di sebuah area, pemain harus mengambil gacok/katuk dari area di sebelahnya sambil menjaga keseimbangan.
h. Pemain boleh beristirahat dengan menurunkan ke dua kaki pada area tertentu.
i. Pemain harus melewati semua nomor secara berurutan dan mengambil gacok/katuk tanpa menjatuhkan kaki.
j. Sesampai di puncak gambar, pemain harus mengambil gacok/katuk dengan membelakangi area. Saat mengambil, tangan pemain tidak boleh menyentuh garis.
k. Setelah sampai ke nomor terakhir, pemain harus kembali ke nomor sebelumnya dan kembali ke posisi awal memulai permainan.
57
l. Pemain yang memiliki rumah paling banyak dari kotak akan keluar sebagai pemenangnya.” 61
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti terkait dengan penerapan permainan tradisional Ceprak yaitu “Semua pemain harus melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan giliran. Pemain pertama akan mulai melemparkan gacok/katuk ke kotak nomor satu, ketika melempar gacok/katuk, pemain tidak boleh melebihi kotak yang sudah disediakan. Jika melebihi maka akan dianggap gugur dan digantikan oleh pemain lain, ketika gacok/katuk telah mendarat di kotak, pemain harus melompat ke area yang ada di sebelahnya dengan satu kaki. Permainan di lanjutkan dengan mengulang langkah yang sama untuk nomor selanjutnya. Pemain akan digantikan jika gacok/katuk yang dilempar keluar dari garis, saat kaki menginjak garis atau ke dua kaki menampak.” 62
B. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Permainan Tradisional Ceprak
Dari hasil penelitian yang telah di paparkan pada bab dua terkait temuan dan paparan, peneliti menemukan fakta bahwa dalam permainan tradisional Ceprak ini terdapat aspek-aspek perkembangan, yaitu a) Aspek perkembangan kognitif, b) Aspek perkembangan Fisik motorik, c) Aspek perkembangan bahasa, c) Aspek perkembangan sosial emosional, dan d)
61 Ahmad Farid Utsman, dkk., “Peran Permainan Tradisional Dalam Meningkatkan
Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Di RA Al Fattah Pacing Parengan Tuban”, Al Ulya, Vol. 3 Nomor 2 Juli 2018. Hlm. 137
62 Astuti., Wawancara, Sukarara, 15 April 2022
58
Aspek perkembangan seni. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil temuan data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan orangtua.
Adapun hasil observasi yang peneliti lakukan, yang berkaitan dengan aspek perkembangan anak usia dini yang terdapat dalam permainan tradisional Ceprak yaitu pada permainan ini terdapat beberapa aspek perkembangan yang tertanam di dalam nya sebagai berikut: a).
aspek perkembangan kognitif, dimana pada aspek ini anak dapat mengenali jumlah teman-teman yang bermain, menghitung berapa kotak yang akan di loncat. b). aspek perkembangan bahasa, pada aspek ini anak sudah mampu berkomunikasi dengan teman sebaya terkait dengan permainan yang akan dilakukan. c). aspek perkembangan sosial emosional, pada aspek ini anak anak dilatih untuk mengontrol emosi ketika sedang bermain. d). aspek perkembangan fisik motorik, anak sudah mampu untuk menggerakkan seluruh tubuhnya dan menjaga keseimbangan diri pada saat meloncat. e). aspek perkembangan seni, anak sudah mampu membuat bentuk-bentuk gacok atau katuk sesuai keinginan mereka.
Berkaitan dengan aspek perkembangan anak usia dini yaitu, aspek perkembangan merupakan suatu perubahan yang terjadi sejak usia dini hingga dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi dapat dirasakan.
Perkembangan bersifat maju kedepan, sistematis, dan berkesinabungan, hal-hal yang berkembang pada setiap individu adalah sama, hanya saja terdapat perbedaan pada kecepatan perkembangan, dan ada perkembangan yang mendahului perkembangan sebelumnya, walaupun sejatinya