PEMBAHASAN
D. Pengecekan Keabsahan Data
data primer yang didapat dari observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan unsur fungsi manajemen pada perpustakaan sekolah dilihat dari data tertulis yang meliputi:
a. Perencanaan, meliputi tujuan/rencana kerja/program/kegiatan perpustakaan, anggaran perpustakaan.
b. Pengorganisasian, meliputi uraian tugas dan struktur organisasi.
c. Pengawasan, meliputi format evaluasi, hasil evaluasi, laporan kegiatan, laporan semester/tahunan, pelayanan perpustakaan, anggaran.
Agar hasil penelitian itu memperoleh hasil yang kredibilitas yang tinggi maka Lincon dan Guba (Riyanto, 2003) merekomendasikan tujuh tehnik yang perlu dilakukan oleh para peneliti yang melakukan antara lain:
a. Prolonged Engagement artinya Peneliti tinggal ditempat penelitian cukup lama, dengan tujuan: dapat menumbuhkan kepercayaan diri subyek yang diteliti, memahami sendiri kompleksitas situasi dan menghindarkan distorsi akibat kehadiran peneliti dilapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dalam waktu yang cukup lama yaitu empat bulan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2005.
b. Persistent Observation atau observasi yang dilakukan terus menerus adalah suatu teknik yang digunakan untuk memahami suatu gejala yang lebih mendalam. Dengan teknik ini maka peneliti akan dapat menetapkan aspek-aspek mana yang penting dan yang tidak dan kemudian memusatkan perhatian kepada aspek-aspek yang relevan dengan topik penelitian. Peneliti seringkali datang di perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Mataram untuk melakukan observasi berkelanjutan tentang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perpustakaan sekolah sehingga dapat mengamati keadaan obyek yang sebenarnya.
c. Triangulation atau melihat sesuatu dari berbagai sudut, artinya bahwa verifikasi dari penemuan dengan menggunakan berbagai sumber data dan berbagai metode pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti menyebutkan sebagai multyangulation mengingat tidak hanya terbatas tiga sudut, tetapi bisa lebih atau bahkan boleh hanya dua sudut saja kalau memang dirasa cukup dan atau tidak memungkinkan menambah menjadi tiga sudut. Peneliti dalam hal ini membandingkan hasil penelitian dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi
d. Peer Debrieffing: ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan meminta kepada sejawat (bukan partisipan yang mengetahui lapangan tempat penelitian). Sejawat itu dapat menanyakan berbagai hal termasuk metode yang digunakan. Kesimpulan-kesimpulan sementara yang diperoleh peneliti serta kemungkinan adanya bias-bias yang disebabkan oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti dapat melakukan
diskusi tentang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perpustakaan sekolah dengan teman sejawat yang bukan partisipant. Dan untuk menjaga agar tidak terjadi kemelencengan data adalah dengan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.
e. Negative Case Analysis adalah merupakan prosedur analisis yang digunakan oleh peneliti untuk menghaluskan kesimpulan- kesimpulan sampai diperoleh kepastian bahwa kesimpulan- kesimpulan itu berlaku untuk semua kasus tanpa terkecuali. Proses ini berlangsung terus dengan memperhitungkan semua kasus negatif yang dijumpai di lapangan sehingga kesimpulan terakhir dapat menggambarkan realita dilapangan.
f. Referencial Adequacy Checks ini termasuk pengarsipan data yang dikumpulkan selama penelitian lapangan. Arsip-arsip ini akan digunakan sebagai bahan referensi untuk mengecek apakah menyangsikan atau tidak apabila ada kesesuaian antara data/informasi dan kesimpulan-kesimpulan hasil penelitian (melalui proses validasi) maka dapat dikatakan bahwa kesimpulan ini dapat dipercaya (credible)
g. Member Check salah satu teknik yang amat penting untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif adalah melibatkan partisipant (subyek) untuk mereviewnya. Proses ini dilakukan dengan jalan melibatkan subyek mereview data/informasi, interpretasi dan laporan hasil penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti. Apabila partisipant (subyek) setuju terhadap semua yang dilaporkan peneliti maka kesimpulan hasil penelitian dapat dikatakan credible.
2. Dependabilitas
Dependabilitas adalah kriteria untuk meneliti apakah proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa penelitian dapat dipertahankan ialah dengan audit dependabilitas oleh auditor independent guna mengkaji kegiatan yang dilakukan peneliti, yaitu meminta independen auditor guna mereview aktivitas yang dilakukan peneliti. Para pembimbing yaitu Prof. Dr. Ir. H. Moedjiarto, M.Sc selaku pembimbing I
dan Dr. Yatim Riyanto, M.Pd selaku pembimbing II adalah auditor independent yang terlibat langsung dalam proses penelitian ini. Untuk mengecek apakah hasil penelitian kualitatif bermutu atau tidak, peneliti hendaknya melihat apakah peneliti sudah hati-hati atau belum bahkan membuat kesalahan dalam (1) mengkonsepsualisasikan rencana penelitian, (2) mengumpulkan data, (3) menginterpretasikan data atau informasi yang telah dikumpulkan dalam suatu laporan penelitian yang ditulis. Sedangkan tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti adalah melalui seminar proposal, ujian komprehensip, proses pembimbingan sampai selesai dan diskusi dengan teman-teman sejawat yang di pandang ahli dalam masalah penelitian ini.
3. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas adalah kriteria untuk menilai kualitas hasil penelitian dengan perekaman pada pelacakan data dan informasi serta interpretasi yang didukung oleh materi yang ada pada penelusuran atau pelacakan audit (audit trail). Untuk memenuhi penelusuran atau pelacakan audit ini, peneliti akan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti data bahan mentah (catatan lapangan dan transkrip wawancara), hasil rekaman (dokumen dan foto), hasil analisis data (rangkuman, hipotesis kerja, konsep-konsep) dan catatan tentang proses penyelenggaraan (metodologi, strategi, dan usaha keabsahan). Untuk penilaian kualitas hasil penelitian ini dilakukan oleh auditor yaitu Prof. Dr. Ir.H. Moedjiarto, M.Sc dan Dr. Yatim Riyanto, M.Pd.
4. Transfermabilitas.
Artinya bahwa hasil penelitian-penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu dapat diaplikasikan atau di transfer kepada konteks atau setting lain untuk membangun keteralihan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara uraian rinci (Moleong, 1997). Dengan teknik ini peneliti akan melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan dengan mengacu pada fokus penelitian. Dengan uraian rinci ini terungkap segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh peneliti.