Aprilyati Susanti, Oktavia Sulistina, & Santosa
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran kimia berbasis flash pada pokok bahasan struktur atom dan mengetahui kelayakannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode research and development (R&D). Hasil penelitian ini adalah: 1) Hasil validasi isi oleh dosen dari segi media sebesar 70% dan oleh guru sebesar 95,18%; 2) Hasil validasi isi oleh dosen dari segi materi sebesar 83,33%
dan oleh guru sebesar 92,92%; 3) Hasil uji keterbacaan sebesar 82,73%.
Kata kunci: kimia, media pembelajaran, flash, struktur atom ABSTRACT
This study aims to produce a chemistry flash-based instructional media on atomic structure and to describe its feasibility. Research design used is research and development (R & D) design. The results of this study are: 1) According to the lecturer, in terms of media was 70% appropriate and according to the teachers was 95,18%
appropriate; 2) The content had percentage of 83,33% according to the lecturer and according to the teachers had percentage of 92,92%; 3)The result of try out is 82, 73%.
Keywords: chemistry, instructional media, flash, atomic structure
Ilmu kimia merupakan ilmu yang memiliki karakteristik tertentu. Kean and Middlecamp (1985) mengungkapkan bahwa ilmu kimia berisi konsep-konsep yang rumit dan diperlukan keterampilan matematika untuk menyelesaikan soal-soal kimia, sebagian besar materi kimia bersifat abstrak, berurutan dan berkembang dengan cepat. Contoh-contoh materi kimia SMA yang bersifat abstrak antara lain adalah atom, molekul dan elektron.
Atom merupakan materi yang bersifat abstrak karena di dalamnya membahas tentang model atom yang bukan merupakan model sebenarnya tetapi merupakan sebuah penggambaran fisik berdasarkan hasil percobaan dan gagasan ahli. Atom adalah sesuatu yang tak tampak dan harus dikhayalkan serta tidak dapat diamati secara langsung karena atom merupakan tingkat molekuler atau mikroskopik dari suatu materi. Atom secara tidak langsung dapat dilihat dengan scanning tunneling microscope (STM) yang memiliki perbesaran sampai 1 juta kali (Effendy, 2007:130). Atom terdiri dari inti atom dan elektron, dimana gerakan elektron memiliki sifat gelombang. Posisi elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom (Oktavia, 2013:4). Fungsi gelombang elektron disebut dengan orbital dan pangkat dari fungsi gelombang menunjukkan kebolehjadian ditemukannya elektron yaitu melalui bilangan kuantum. Jarak dari inti atom sampai jarak kebolehjadian elektron mencapai 90% adalah orbital.
Pendalaman tentang atom pada kurikulum 2013 untuk SMA kelas X dibahas pada materi struktur atom. Materi ini terdiri dari beberapa pokok bahasan, yaitu perkembangan model atom, partikel sub atomik, nomor atom, nomor massa, struktur atom Bohr dan mekanika kuantum, bilangan kuantum dan bentuk orbital, konfigurasi elektron dan diagram orbital, golongan dan periode, sifat keperiodikan unsur, isotop, isobar, dan isoton. Konsep-konsep ini tergolong abstrak karena atom sendiri berada pada tingkat mikroskopik yang tak dapat diamati secara langsung, model atom merupakan penggambaran fisik oleh ahli berdasarkan hasil percobaan dan gagasan untuk memudahkan memahami bentuk atom. Model atom ini mengalami perkembangan karena adanya hasil penemuan yang menyempurnakan penemuan sebelumnya. Selain itu konsep elektron juga merupakan konsep abstrak karena elektron merupakan partikel sub atomik yang ukurannya lebih kecil dari atom sehingga elektron juga tidak bisa diamati secara langsung, elektron dideteksi berdasarkan percobaan
Materi struktur atom yang berisi konsep-konsep abstrak menimbulkan kesulitan bagi siswa yang mempelajarinya.
Habibi (2010) menemukan beberapa konsep dalam struktur atom yang dianggap sukar oleh siswa, yaitu hubungan antara hukum kekekalan massa dengan teori Dalton, percobaan tabung sinar katoda, definisi elektron, hubungan percobaan tabung sinar katoda dengan sinar kanal, percobaan hamburan sinar α pada konsep pemantulan sinar,
158 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014
percobaan hamburan sinar α pada konsep pembelokan dan penerusan sinar, identifikasi proton, hubungan antara model atom Thomson dengan percobaan hamburan sinar α dan hubungan antara percobaan hamburan sinar α Rutherford dengan sinar katoda. Konsep yang paling sukar adalah identifikasi neutron sebesar 100% dan hubungan antara hukum kekkalan massa dengan teori atom Dalton sebesar 95%. Hasil wawancara dengan beberapa guru kimia di SMA Negeri 3 Malang menujukkan materi yang masih sulit dipahami siswa adalah materi struktur atom, kemudian dari hasil angket yang diberikan pada siswa SMA Negeri 3 Malang juga diperoleh informasi siswa-siswa kelas X merasa kesulitan mempelajari materi struktur atom dikarenakan kurangnya visualisasi konsep oleh guru. SMA Negeri 3 Malang merupakan SMA favorit di Jawa Timur, bila siswa di SMA favorit masih merasa kesulitan memahami materi struktur atom maka diduga siswa di sekolah lain juga merasa kesulitan dalam memahami materi ini.
Materi struktur atom yang bersifat abstrak dan sukar membutuhkan media pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih mudah memahami konsep tersebut dengan baik. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Tambunan (2012) yang menyatakan hasil belajar kimia siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan media pembelajaran komputer lebih tinggi dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan media berbasis komputer pada pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit.
Media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima pesan, apabila pesan tersebut bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut dengan media pembelajaran (Sadiman, 2003:10). Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, misalnya objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model dan diagram serta konsep yang luas dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai dan gambar. Selain itu media pembelajaran yang berupa gambar, model, objek dapat memberikan pengalaman kongkrit, memudahkan pemahaman suatu konsep dan mempertinggi daya serap serta daya ingat siswa. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat untuk membantu guru dalam membelajarkan konsep agar lebih mudah dipahami oleh siswa dan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri.
Media sebagai alat bantu harus disesuaikan dengan pengalaman belajar tertentu, Edgar Dale dalam Sudiman (2003) mengungkapkan klasifikasi pengalaman dari tingkat materi yang paling kongkrit ke yang paling abstrak dan dikenal sebagai kerucut pengalaman (cone of experience) seperti pada Gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1 Kerucut Pengalaman E. Dale (Sumber : Sadiman, 2003 : 8)
Dari kerucut pengalaman tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk materi yang bersifat kongkrit sampai yang bersifat abstrak membutuhkan pengalaman belajar yang berbeda-beda. Materi struktur atom yang bersifat abstrak membutuhkan pengalaman belajar melalui simbol visual atau verbal. Simbol visual dapat dibelajarkan melalui model gambar dan animasi. Penelitian yang dilakukan Viajayani (2013) yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa pada konsep abstrak fisika meningkat setelah diberi media berupa animasi. Selain itu siswa juga lebih menyukai pembelajaran yang menggunakan media berupa animasi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Wiwit (2012) yang menemukan 69,2% siswa merespon positif pembelajaran yang menggunakan animasi, 30,8% merespon netral dan tidak ada yang merespon negatif.
Menurut Arsyad (2009:81), prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pembelajaran berdasarkan taksonomi Leshin dan kawan-kawan antara lain, (1) media berbasis manusia; (2) media berbasis cetakan; (3) media berbasis visual (image atau perumpamaan); (4) media berbasis audio-visual dan (5) media berbasis komputer. Media berbasis manusia bertujuan mengubah sikap atau memantau pembelajaran siswa secara langsung. Media berbasis
kongkrit abstrak verbal
simbol visual
radio film tv wisata demonstrasi
partisipasi observasi pengalaman langsung
Aprilyati Susanti, dkk.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 159 cetakan yang umum digunakan adalah buku teks, buku penuntun, jurnal dan majalah. Media berbasis visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan sedangkan media audio-visual hampir sama dengan media visual tetapi dibutuhkan penggunaan suara untuk memproduksinya. Media berbasis komputer melibatkan peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya.
Materi struktur atom cocok dengan pengalaman belajar berupa model gambar dan animasi. Maka media yang dipilih yaitu media berbasis komputer karena dapat menampilkan gambar sekaligus animasi sehingga materi struktur atom dapat dipahami dengan mudah. Selain itu media berbasis komputer membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif karena adanya interaksi dengan siswa. Media yang interaktif dibuat menggunakan perangkat lunak atau software Macromedia Flash Profesional 8 karena dengan software ini media dapat berjalan interaktif disertai animasi, bentuk tampilan dinamis dan desain dapat dirancang dengan bagus dan menarik (Anonim, 2006:3).
Media pembelajaran berbasis Macromedia Flash 8 dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar serta motivasi belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Hardiyanto (2012) yang menemukan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash 8 hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II meningkat dibanding pra tindakan. Sedangkan motivasi belajar siswa pada siklus I meningkat dari 44,44% menjadi 67,33% dan pada siklus II meningkat dari 49,56% menjadi 74,76%.
Media pembelajaran kimia berbasis flash ini diharapkan dapat membuat pelajaran kimia khususnya pada materi struktur atom lebih mudah, menarik dan bermakna sehingga dapat digunakan oleh guru untuk membelajarkan konsep struktur atom dan oleh siswa mempermudah memahami materi struktur atom secara mandiri.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode research and development (R&D) yang memiliki tiga tahap yaitu studi pendahuluan, tahap pengembangan produk, dan tahap uji coba produk. Studi pendahuluan terdiri dari tiga tahap yaitu studi kepustakaan, survey lapangan, dan penyusunan produk awal. Tahap ini digunakan untuk menentukan materi yang digunakan dalam media pembelajaran dan mengembangkan story board produk. Selanjutnya dilakukan pengembangan produk dengan beberapa tahapan yaitu mengumpulkan video dan gambar mengenai materi struktur atom, membuat desain media pembelajaran yang sesuai dengan story board yang telah dibuat sebelumnya. Setelah produk selesai dikembangkan dilakukan validasi produk dan kemudian dilakukan uji coba pengembangan melalui uji keterbacaan.
Validasi dilakukan oleh satu orang dosen Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang dan dua orang guru Kimia SMA Negeri 3 Malang dengan tahap sebagai berikut: (1) validasi yang meliputi media dan materi dilakukan oleh dosen, kemudian dilakukan revisi produk berdasarkan saran dosen dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing; (2) produk kemudian divalidasi kembali oleh guru; dan (3) produk yang telah divalidasi guru digunakan untuk uji keterbacaan terhadap 33 siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Malang.
Produk media pembelajaran yang telah selesai disempurnakan berdasarkan hasil validasi dan uji keterbacaan kemudian digunakan untuk uji produk yang terdiri dari uji coba terbatas dan uji coba lapangan yang dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dan media yang telah dikembangkan. Subyek uji coba lapangan lebih luas daripada uji coba terbatas. Namun dalam penelitian ini tahap uji coba produk tidak dilakukan karena keterbatasan waktu sehingga penelitian hanya dilakukan sampai tahap uji keterbacaan.
Jenis data dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan hasil penilaian dari validator yang berupa angka yaitu 4, 3, 2, 1. Angka-angka tersebut kemudian dianalisis dan disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditentukan. Data kualitatif berupa saran, kritik, dan tanggapan dari validator digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap media pembelajaran berbasis flash. Angket diberikan kepada validator dan subyek coba setelah melihat produk yang dihasilkan.
Data kuantitatif dianalisis secara statistik deskriptif. Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan produk dari validator dan siswa kemudian dianalisis untuk merevisi produk yang dikembangkan. Data kuantitatif yang berasal dari angket validator dan angket dari siswa kemudian dihitung skor rata-ratanya dengan rumus berikut:
( ) ∑ ∑ Keterangan:
∑ = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑ = jumlah keseluruhan skor ideal dalam suatu item = konstanta
Kelayakan aspek dalam pengembangan media pembelajaran dapat diketahui menggunakan tabel berikut:
160 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 Tabel 1.1 Kriteria Kelayakan Produk
Presentase Tingkat Kelayakan
75,01% - 100,00% Sangat Layak, atau dapat digunakan tanpa revisi 50,01% - 75,00% Layak, atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil 25,01% - 50,00% Cukup Layak, atau dapat dipergunakan tetapi perlu revisi besar.
01,00% - 25,00% Tidak Layak, atau tidak boleh digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan media pembelajaran berbasis flash yang dilaksanakan menghasilkan produk akhir berupa media pembelajaran berbasis flash pada pokok bahasan struktur atom untuk siswa SMA kelas X. Media pembelajaran ini dikemas dalam bentuk CD pembelajaran yang dapat dijalankan dengan menggunakan komputer yang memiliki software Macromedia Flash Player atau Gom Player. Media pembelajaran ini dapat dapat digunakan oleh guru kimia dalam membelajarkan materi struktur atom dan oleh siswa sebagai media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman tentang materi struktur atom secara mandiri. Berdasarkan hasil validasi isi oleh dosen dari segi media secara kuantitatif diperoleh nilai sebesar 2,80 (70%) yang menunjukkan bahwa media ini layak untuk digunakan tetapi perlu revisi kecil. Data pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Data Hasil Validasi Oleh Dosen dari Segi Media pada Setiap Aspek
No Aspek yang dinilai Nilai
1 Video 3
2 Animasi 2,6
3 Teks 4
4 Audio 3
5 Fasilitas 2
6 Integrasi antara video, animasi, teks, audio dan fasilitas 2
7 Kemenarikan media secara keseluruhan 3
Nilai rata-rata kelayakan media pembelajaran 2,80
Setelah produk media direvisi sesuai komentar dan saran dari dosen, selanjutnya produk divalidasi kembali oleh guru dan diperoleh nilai rata-rata kelayakan media pembelajaran sebesar 3,81 (95,18%) yang memenuhi kriteria sangat layak dan dapat digunakan tanpa revisi. Hasil validasi oleh guru dari segi media pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Data Hasil Validasi Oleh Guru dari Segi Media pada Setiap Aspek
No Aspek yang dinilai Validator Rata-
rata
V1 V2
1 Video 4 3,5 3,8
2 Animasi 4 3,8 3,9
3 Teks 4 4 4
4 Audio 4 4 4
5 Fasilitas 4 4 4
6 Integrasi antara video, animasi, teks, audio dan fasilitas 3 3 3
7 Kemenarikan media secara keseluruhan 4 4 4
Nilai rata-rata kelayakan media pembelajaran 3,86 3,76 3,81 Keterangan: V1= guru 1; V2= guru 2
Hasil validasi isi oleh dosen dari segi materi secara kuantitatif diperoleh presentase sebesar 83,33% yang memenuhi kriteria sangat layak dan dapat digunakan tanpa revisi. Data pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Aprilyati Susanti, dkk.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 161 Tabel 1.4 Data Hasil Validasi Oleh Dosen dari Segi Materi pada Setiap Aspek
No Aspek yang dinilai Nilai
1 Kesesuaian indikator kompetensi dengan kompetensi dasar (KD) 4
2 Kesesuaian materi dengan indikator kompetensi 4
3 Keluasan materi pada pokok-pokok materi 3
4 Kebenaran materi pada pokok-pokok materi 3,1
5 Kemudahan dalam memahami materi pada pokok-pokok materi 2,9
6 Penilaian materi pada media secara keseluruhan 3
Nilai rata-rata kelayakan media pembelajaran 3,33
Setelah produk direvisi sesuai komentar dan saran dari dosen, selanjutnya produk divalidasi kembali oleh guru dan diperoleh nilai rata-rata kelayakan isi media pembelajaran sebesar 3,72 (92,92%) yang memenuhi kriteria sangat layak dan dapat digunakan tanpa revisi. Hasil validasi isi oleh guru dari segi materi pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Data Hasil Validasi Oleh Guru dari Segi Materi pada Setiap Aspek
No Aspek yang dinilai Validator Rata-
rata
V1 V2
1 Kesesuaian indikator kompetensi dengan kompetensi dasar (KD) 3 4 3,5
2 Kesesuaian materi dengan indikator kompetensi 3 3 3
3 Keluasan materi pada pokok-pokok materi 3,9 3,9 3,9
4 Kebenaran materi pada pokok-pokok materi 4 3,9 3,95
5 Kemudahan dalam memahami materi pada pokok-pokok materi 4 3,9 3,95
6 Penilaian materi pada media secara keseluruhan 4 4 4
Nilai rata-rata kelayakan media pembelajaran 3,65 3,78 3,72 Keterangan: V1= guru 1; V2= guru 2
Hasil validasi menunjukkan bahwa dari segi media dan dari segi materi, media pembelajaran berbasis flash ini sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang digunakan guru dalam membelajarkan konsep struktur atom maupun digunakan secara mandiri oleh siswa untuk memudahkan memahami materi struktur atom.
Setelah dilakukan validasi produk dilakukan uji keterbacaan pada 33 orang siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Malang dan diperoleh nilai hasil rata-rata respon siswa sebesar 3,31 (82,73%) yang menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis flash ini sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran dikelas maupun secara mandiri oleh siswa. Data hasil uji keterbaccan pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6 Data Hasil Uji Keterbacaan pada Setiap Aspek
No Aspek yang dinilai Nilai
1 Kemenarikan media dari segi video, warna, gambar dan animasi 3,48
2 Penggunaan bahasa dalam media 3,45
3 Kemudahan menggunakan petunjuk penggunaan media 3,52
4 Kejelasan tayangan video 3,33
5 Kesesuaian background dan warna 3,09
6 Pemilihan jenis, ukuran, warna font teks 3,33
7 Kesesuaian volume dan jenis musik pengiring 3,00
8 Pengoperasian tombol-tombol 3,33
9 Kemudahan memahami penjelasan materi perkembangan model atom 3,36 10 Kemudahan memahami penjelasan materi struktur atom Bohr dan mekanika
kuantum
3,24 11 Kemudahan memahami penjelasan materi partikel sub atomik, nomr atom dan
nomor massa
3,27 12 Kemudahan memahami penjelasan materi bilangan kuantum dan bentuk orbital 3,36 13 Kemudahan memahami penjelasan konfigurasi elektron dan diagram orbital 3,39 14 Kemudahan memahami penjelasan materi secara keseluruhan 3,36
15 Kemudahan mengerjakan latihan soal 3,04
Nilai rata-rata kelayakan media pembelajaran 3,31
162 Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil validasi produk dan uji keterbacaan menunjukkan bahwa media pembelajaran kimia berbasis flash pada pokok bahasan struktur atom ini sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil validasi isi dari segi media oleh dosen menunjukkan nilai kelayakan media sebesar 2,80 (70%) dan setelah produk divalidasi kembali oleh guru diperoleh nilai kelayakan sebesar 3,81 (95,18%). Hasil validasi isi dari segi materi oleh dosen menunjukkan nilai kelayakan materi sebesar 3,08 (83,33%) dan setelah produk divalidasi kembali oleh guru diperoleh nilai kelayakan materi sebesar 3,72 (92,92%). Hasil uji keterbacaan diperoleh presentase kelayakan media secara keseluruhan sebesar 82,73%.
Saran
Media pembelajaran yang telah dikembangkan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran kimia dalam mempelajari materi struktur atom untuk kelas X SMA. Media pembelajaran ini dapat digunakan oleh:
(1) Guru sebagai media pembelajaran yang dapat membantu menyampaikan materi struktur atom di kelas.
(2) Siswa sebagai media pembelajaran yang memudahkan dalam memahami materi struktur atom.
Diseminasi produk media pembelajaran ke sasaran yang lebih luas dapat dilakukan dengan melakukan uji coba produk yang terdiri dari uji coba terbatas dan uji coba lapangan dengan subyek uji coba yang lebih besar.
Pengembangan produk media lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengembangkan media pembelajaran dengan kompetensi dasar (KD) selanjutnya pada materi struktur atom, yaitu KD 3.4 menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
DAFTAR RUJUKAN
1. Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2. Effendy. 2007. A-Level Chemistry For Senior High School Student Based on 2007 Cambridge Curriculum Volume 1A. Malang: Bayumedia Publishing
3. Habibi, I. 2010. Identifikasi Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep Teori Atom pada Siswa Kelas X dan XI SMAN 1 Malang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM
4. Hardiyanto, W., Kurniawan, E.S. & Nurhidayati. 2012. Pemanfaatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Macromedia Flash 8 Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat Mekanik Bahan Kelas X Tkj 2 SMK Batik Perbaik Tahun Pelajaran 2011/2012. Radiasi, (Online), 1(1): 56-59, (http://portalgaruda.org), diakses 4 Maret 2014.
5. Kean, E. & Middlecamp, K. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar; Alih Bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka.
Jakarta: Gramedia.
6. Oktavia, D. 2013. Analisis Terkait Atom dari Sudut Pandang Fisikawan dan Sistem Periodik Unsur.
Jurnal Atom dan Sistem Periodik Unsur, (Online), 1(3), (http://unair.ac.id), diakses 16 Juli 2014.
7. Sadiman, A. 2003. Media Pendidikan : Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
8. Tambunan, M.M & Sianturi, J. 2012. Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, (Online), 2(2): 23-30 (http:/diligib.unimed.ac.id), diakses 12 Maret 2014.
9. Viajayani, E.R., Radiyono, Y. & Rahardjo, D.T. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisikan Menggunakan Macromedia Flash Pro 8 pada Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. Jurnal Pendidikan Fisika, (Online), 1(1): 144-155 (http:/www.uns.ac.id), diakses 21 Mei 2014.
10. Wiwit. 2012. Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan dan tanpa Penggunaan media Animasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Kimia, (Online), 1(4): 160- 166 (http:/www.unimed.ac.id), diakses 21 Mei 2014.
Rohmatul Maghfiroh, dkk.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 163