BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Analisis Data
4.3.3 PengujianHipotesis
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari sizeperusahaan,financial leverage, umur dan ROE terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu tingkat underpricing yang dihitung dengan nilai initial return dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.
a. Uji Simultan / Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (sizeperusahaan,financial leverage, umur serta ROE) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikatnya (underpricing) pada penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2009. Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel atau nilai signifikansi F lebih kecil dibanding taraf signifikansinya (0,05 atau 5%), maka variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil Uji F dapat dilihat pada tabel uji regresi 4.11 diatas.Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai F hitungsebesar 4,627723 dengan probabilitas (sig- F) sebesar 0,004465< 0,05 maka H5 dapat dibuktikan berarti bahwa size, financial leverage, umur serta ROE secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing penawaran saham perdana pada tahun 2007-2009.
b. Uji Parsial / Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing (parsial) variabel bebas yang terdiri dari size perusahaan, financial leverage, umur dan ROE terhadap variabel terikat yaitu underpricing.
a) Pengujian size terhadap tingkat underpricing
Hasil perhitungan regresi pada tabel menunjukkan nilai t hitung sebesar-1,237508 dengan probabilitas sebesar 0,2246. Karena probabilitas nilai t lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa size tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.Hasil
yang tidak signifikan ini disebabkan karena bagi emiten ukuran perusahaan seringkali tidak diperhatikan sebagai informasi yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar perdana. Hal ini terjadi karena ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang besar tidak dapat mencerminkan apakah perusahaan tersebut dapat bekerja secara efisien karena belum tentu perusahaan yang memiliki aset dalam jumlah besar, memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan berskala kecil. Perusahaan yangbesar pada umumnya menghasilkan laba dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil, namun laba belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien.Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang menghasilkan laba tersebut, sehingga investor lebih memperhatikan informasi lainnya seperti asset turnover yang lebih dapat menunjukan kinerja dan nilai perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.Tanda koefisien negatif yang berarti semakin besar size perusahaan maka semakin kecil tingkat underpricing yang terjadi.
b) Pengujian financial leverage terhadap tingkat underpricing
Hasil perhitungan regresi pada tabel menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,548183 dengan probabilitas sebesar 0,1311. Karena probabilitas nilai t lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak, hasil ini menunjukkan
bahwa financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gerianta (2002) yang menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara financial leverage dengan tingkat underpricing.
Hasil yang tidak signifikan ini disebabkan karena investor yang berinvestasi di pasar modal, khususnya dalam membeli saham di pasar perdana termasuk investor jangka pendek, sehingga tingkat leverage yang menunjukkan kemampuan perusahaan (emiten) dalam membayar utang jangka panjang bukanlah menjadi bahan pertimbangan investor dalam berinvestasi (Ghozali dan Mudrik, 2002) .
Tanda koofisien positif dalam persamaan regresi menunjukkan hubungan dimana perusahaan dengan tingkat leverage yang lebih rendah (kualitas perusahaan lebih baik) akan menetapkan harga IPO mendekati nilai intrinsik, yang mengakibatkan underpricing lebih rendah. Dan sebaliknya, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi (kualitas perusahaan buruk) akan menetapkan harga IPO jauh dibawah nilai intrinsik untuk mengkompensasi investor atas risiko informasional.
Leverage yang tinggi menunjukkan risiko finansial atau risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu semakin tinggi leverage suatu perusahaan, maka underpricing-nya semakin besar.
c) Pengujian umur perusahaan terhadap tingkat underpricing
Hasil perhitungan regresi pada tabel menunjukkan nilai t hitung sebesar – 0,917075 dengan probabilitas sebesar 0,3658. Karena probabilitas nilai t lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak, hasil ini menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarifah Aini (2009) dan Dyah (2007) yang tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara umur perusahaan dengan tingkat underpricing.Hasil penelitian yang tidak signifikan ini disebabkan karena kemungkinan perusahaan yangtelah lama berdiri dan seharusnya mempunyai publikasi perusahaan yang lebihbanyak dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru, namun calon investorkesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut serta mengeluarkan biaya yanglebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan tersebut.Selain itu,belum tentu perusahaan yang telah lama berdiri memiliki kinerja yanglebih baik daripada perusahaan yang masih baru.Perusahaan Ace Hardware IndonesiaTbk(ACES) dengan umur 7 tahun memiliki ROE sebesar 33,18 sedangkan perusahaan Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) dengan umur 15tahun memiliki ROA yang lebih kecil yaitu sebesar 2,52. Hal ini terbukti dengantidak berpengaruhnya umur perusahaan terhadap underpricing dalam penelitianini.
Tanda koefisien negatif yang berarti semakin tua umur perusahaan tersebutmaka semakin kecil tingkat underpricing yang terjadi.Perusahaan yang telah lama berdiri biasanya memiliki publikasi yang lebih banyak
dari pada perusahaan yang masih baru, sehingga investor tidak kesulitan dalam mencari informasi tentang perusahaan yang melakukan IPO.Publikasi atau informasi inilah yang biasanya digunakan oleh investor sebagai pertimbangan sebelum menginvestasikan dananya di pasar perdana.Carter dan Manaster (1990)menjelaskan bahwa umur perusahaan yang tinggi dapat mengurangitingkat ketidakpastian dan resiko yang dihadapi oleh investor. Investormenganggap bahwa perusahaan dengan usia yang tinggi telah memilikipengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dalam menjalankan kegiatanusaha dan mengatasi persaingan, sehingga emiten dan underwriter tidakperlu menetapkan harga yang terlalu underprice agar investor mau terlibatdalam kegiatan penawaran perdana.
d) Pengujian ROE terhadap tingkat underpricing
Hasil perhitungan regresi pada tabel menunjukkan nilai t hitung sebesar -3,709307 dengan probabilitas sebesar 0,0008. Karena probabilitas nilai t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, hasil ini menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap underpricing.Adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan karena dalam berinvestasi investor menggunakan informasi yang tersedia, berupa rasio profitabilitas (ROE) perusahaan untuk memprediksi kinerja ataupun seberapa besar kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.Hasil yang signifikan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Chastina dan Dwi Martani (2005) yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara ROE dengan tingkat underpricing.
Tanda koefisien negatif yang berarti semakin besar ROEmaka semakin kecil tingkat underpricing yang terjadi.ROE adalah rasio yang dapat memberikan informasi kepada investor mengenai tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba.Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar, begitu juga sebaliknya. Hal ini menyebabkan tingkat ketidakpastian perusahaan menjadi lebih kecil jika perusahaan tersebut memiliki rasio profitabilitas (ROE) yang tinggi, sehingga investor akan menilai kinerja perusahaan lebih baik dan bersedia membeli saham perdananya dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan berpengaruhnya ROE terhadap underpricing pada penelitian ini.
4.3.4 Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (size perusahaan, financial leverage, umur dan ROE) secara simultan terhadap variabel independen (underpricing), maka dapat dilihat nilaiadjusted R-square.Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi maka semakin kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.Sebaliknya semakin
mendekati satu besarnya koefisien determinasi maka semakin besar pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (adjusted R-squared) sebesar 0,2817. Hal ini dapat diartikan bahwa 28,17%underpricing dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari size perusahaan (X
1),financial leverage (X
2), umur (X
3) dan ROE (X
4).
Sedangkan sisanya sebesar 71,83% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
4.3.5 Implikasi Manajerial
Underpricing merupakan suatu fenomena dimana harga saham perusahaan yang baru go public berada di bawah harga saham pada saat diperdagangkan pada hari pertama di pasar sekunder. Tingkat underpricing yang tinggi memberikan keuntungan bagi investor karena investor memperoleh positiveinitial return, namun di sisi lain underpricing saham akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan (emiten) karena harga saham yang terlalu rendah menyebabkan perusahaan tersebut tidak maksimal dalam memperoleh dana dari penawaran saham perdananya. Untuk itu, maka sebelum berinvestasi di pasar perdana, maka sebaiknya investor memanfaatkan informasi berupa prospektus laporan keuangan perusahaan yang melakukan penawaran perdana sebagai bahan pertimbangan untuk memprediksi keadaan dan prospek perusahaan di masa mendatang sehingga
pada akhirnya kegiatan investasi yang dilakukan memberikan keuntungan bagi investor.
Sedangkan bagi perusahaan yang melakukan penawaran saham perdananya, tentu mengharapkan keuntungan yang maksimal dari penjualan saham tersebut dengan meminimalkan terjadinya underpricing. Underpricing yang tinggi menyebabkan perusahaan mengalami kerugian karena penawaran saham perdana yang dilakukan tidak memberikan keuntungan maksimal karena harga saham yang terlalu rendah.
Berdasarkan hasil penelitian, Return On Equity(ROE) menjadi salah faktor yang dipertimbangkan oleh investor sebelum berinvestasi di pasar perdana karena ROE mampu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya. Dengan tingginya rasio ROE menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam menghasilkan laba sehingga akan mengurangi resiko ketidakpastian perusahaan di masa mendatang, dengan demikian underpricing yang terjadi semakin rendah.
Berbeda dengan variabel ROE, size perusahaan, financialleveragedan umur bukanlah merupakan faktor yang dipertimbangkan investor dalam berinvestasi di pasar perdana, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukan hubungan tidak signifikan ketiga variabel tersebut dengan tingkat underpricing. Hasil yang tidak signifikan ini mungkin saja disebabkan karena size perusahaan yang diukur dengan total aktiva tidak mampu mencerminkan kineja perusahaan tersebut. Total aktiva yang besar
bukan suatu ukuran perusahaan tersebut memiliki prospek baik di masa mendatang dan mampu bekerja secara efisien.Financial leverage yang dihitung dengan perbandingan total utang dengan aset yang dimiliki ternyata bukan suatu informasi yang dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi, sehingga tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil yang tidak signifikan ini disebabkan karena pandangan investor yang berbeda mengenai tingkat leverage suatu perusahaan. Sebagian investor menganggap bahwa leverage yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan memiliki resiko yang tinggi dalam hal pengembalian pinjaman, namun sebagian investor justru menganggap bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan berkembang.Umur tidakberpengaruh signifikan terhadap underpricing,karena bagiinvestor, walaupun umur perusahaan dapat mempengaruhi keputusaninvestasi yang mereka ambil namun seringkali tidak diperhatikan sebagaiinformasi utama dibandingkan dengan informasi lainnya yang dianggaplebih penting misalnya mengenai kinerja perusahaan ataupun kondisi pasar.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi, variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan besarnya variasi dalam variabel terikat sebesar 28,17 %, sedangkan sisanya sebesar 71,83 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kecilnya sumbangan tersebut dalam menjelaskan fenomena underpricing menunjukkan bahwa rata-rata investor pasar modal di Indonesiadalam
melakukan investasi kurang memperhatikan aspek-aspek fundamental perusahaan dan sinyal-sinyal yang ada.Dalam hal ini investor dinilai masih bertindak irasional dan spekulatif, tanpa mempertimbangkan faktor rasional dengan lebih mendalam.
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh beberapa variabel yang diduga mempengaruhi tingkat underpricing yang ditandai dengan adanya positif initial returnpada penawaran saham perdana yang terjadi di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 38 perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel bebas yang terdiri dari size perusahaan, financial leverage perusahaan, umur perusahaan, ROEdengan variabel terikat yaitu underpricing. Model yang digunakan adalah regresi linier berganda. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009.
Hal ini disebabkan karena size perusahaan yang diukur dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan ternyata bukan menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi sebab perusahaan yang memiliki aset dalam jumlah besar belum tentu memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang.
2. Financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing penawaran saham perdana di Bursa EfekIndonesia (BEI) tahun 2007-2009. Hasil yang tidak signifikan ini menunjukan bahwainvestor pasar
modal Indonesia, khususnya yang membeli saham di pasar perdanaadalah investor jangka pendek bukan investor jangka panjang, sehingga tidak begitu mempetimbangkan tingkat leverage perusahaan.
3. Umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009.
Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing karena dianggap bukanlah sebagai informasi yang penting bagi investor. Perusahaan yang lebih lama tidak selalu memiliki prospek baik di masa yang akan datang sehingga informasi ini tidak digunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam memutuskan untuk berinvestasi di pasar perdana.
4. Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009.ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas mampu memberikan prediksi kepada investor mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa mendatang, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan investasinya.
5. Secara simultan semua variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian berupa size perusahaan, financial leverage perusahaan, umur dan ROE berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu tingkat underpricing.
5.2 Saran
1. Bagi calon investor yang ingin menanamkan modal di pasar modal,khususnya dalam membeli saham pada pasar perdana hendaknya lebih mempertimbangkan rasio keuangan perusahaan seperti Return On Equity (ROE) karena berdasarkan penelitian faktor tersebut terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing, sehingga diharapkan dapat terhindar dari kerugian akibat jatuhnya harga pada pasar sekunder.
2. Bagi perusahaan yang memutuskan untuk go public dan melempar saham perdananya ke publik (IPO) harus memperhatikan faktor-faktor fundamental terutama faktor yang terbukti berpengaruh terhadap tingkat underpricing dalam penelitian ini seperti return on equity (ROE)sebagai sinyal positif bagi calon investor untuk menunjukan kualitas dari perusahaan dan mengurangi tingkat ketidakpastian, sehingga emiten tidak perlu melakukan underpricing yang besar untuk dapat menjual seluruh sahamnya. Hal ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak emiten dan penjamin emisi (underwriter)dalam menentukan harga saham, sehingga dapat tercapai suatu fair price yang saling menguntungkan.
3. Pada penelitian mendatang yang sejenis diharapkan dapat menambah rentang waktu penelitian yang lebih panjang dan menambah variabel-variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi underpricing yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti kondisi ekonomi berupa tingkat inflasi dan suku bunga dimana jika terjadi inflasi maka akan menyebabkan tingginya ongkos produksi perusahaan yang akan berdampak pada penurunan profit
perusahaan. Semakin tinggi tingkat inflasi maka tingkat suku bunga akan meningkat yang tentunya akan berakibat langsung terhadap perusahaan yang memiliki utang yang besar. Investor akan mempertimbangkan investasiyang dilakukannya dengan melihat laju inflasi karena tingkat inflasi yang tinggi yang berdampak pada peningkatan suku bunga yang pada akhirnya merugikan emiten karena resiko ketidakpastian di masa mendatang akan meningkat. Dengantingginya ketidakpastian yang dihadapi investor maka ekspektasi investor untuk tingkat underpricing menjadi lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Syarifah. 2009. Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan InitialPublic Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Apriliani dan Nikmah, 2006,Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor,Presentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan dan FenomenaUnderpricing: Studi Empiris Pada BEJ, Simposium Nasional Akuntansi9, K-AKPM 23, Padang.
Carter, R. dan Manater, S. 1990. Initial Public Offerings and Underwriter Reputation.The Journal Of Finance, XLV(4): 1045-1067.
Darmaji, T dan Fakhrudin.2001. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab.Salemba 4. Jakarta.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometric.MacGrawHill, 4th edition.
Ghazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV.
Badan Penerbit Unuversitas Diponegoro.
Ghazali, Imam dan Mudrik. 2002. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing di BEI. Jurnal bisnis dan akuntansi, Vol 4.
Gerianta. 2002. Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Udayana.
Hariyani, Iswi. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Visi Media.
Indonesia Capital Market Directory 2007-2009 Jones, Charles. 2007. Investment. Willey 10thedition.
Martani,Dwi. 2003.Pengaruh Informasi Selama Proses Penawaran Terhadap Initial Return Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Jakarta Dari Tahun 1990 – 2000.Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI, hal 1299 – 1313.
Murdiyani.2009. Pengaruh Informasi Prospektus Terhadap Initial Return Pada Penawaran Saham Perdana.Tesis. Univerrsitas Diponegoro.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta.
Retno, Sri. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana” (Studi Kasus Pada Perusahaan Keuangan Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2006.Skripsi. Universitas Diponegoro.
Murdiyani. 2009. Analisis Net Initial Return Studi Kasus Pada Penawaran Perdana Saham Di Bursa Efek Jakarta (2001-2004). Skripsi.Universitas Islam Indonesia.
Rachmawati, Dyah. 2007. Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Tingkat Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana di BEJ. Skripsi.Universitas Negeri Semarang.
Sharpe, William. 1997. Investment. Prentice Hall 5th edition.
Widiyanti, Rika. 2006. Analisis Net Initial Return Studi Kasus Pada Penawaran Perdana Saham Di Bursa Efek Jakarta (2001-2004). Skripsi.Universitas Islam Indonesia.
Yolana, Chastina dan Dwi Martani. 2005. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001, Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, September
http://www.idx.go.id http://www.e-bursa.com
LAMPIRAN 1
TINGKAT UNDERPRICING PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN 2007-2009
Kode Nama Perusahaan P0 P1 Underpricing
WEHA Panorama Transportasi Tbk 245 380 55.10 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 120 204 70.00 SGRO Sampoerna Agro Tbk 2340 2900 23.93 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 900 1050 16.67 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 400 520 30.00 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 125 180 44.00 DEWA Darma Henwa Tbk 335 550 64.18 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 310 430 38.71 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 420 530 26.19 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 820 1000 21.95 PTSN Sat Nusapersada Tbk 580 660 13.79 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 1700 1800 5.88 JKON Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk 615 750 21.95 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 200 220 10.00 ASRI Alam Sutera Realty bk 105 140 33.33 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 14000 16000 14.29 DGIK Duta Graha Indah Tbk 225 260 15.56 COWL Cowell Development Tbk 130 170 30.77 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 150 220 46.67
ELSA Elnusa Tbk 400 450 12.50
YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 545 700 28.44 KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk 170 205 20.59 GZCO Gozco Plantations Tbk 225 300 33.33 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 550 700 27.27 INDY Indika Energy Tbk 2950 3300 11.86 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk 200 250 25.00 KBRI Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk 260 330 26.92 ADRO Adaro Energy Tbk 1100 1500 36.36 HOME Hotel Mandarine Regency Tbk 110 150 36.36 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk 110 120 9.09 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 115 125 8.70 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 2100 2400 14.29 RINA Katarina Utama Tbk 160 180 12.50 BWPT BW Plantation Tbk 550 590 7.27 DSSA Dian Swastika Sentosa Tbk 1500 1750 16.67
BCIP Bumi Citra Permai Tbk 110 145 31.82 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 325 340 4.62 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 160 165 3.13
Sumber : ICMD 2007-2009, diolah
LAMPIRAN 2
UKURAN (SIZE) PERUSAHAAN SAMPEL (dalam jutaan rupiah)
Kode Nama Perusahaan Toal Aktiva
WEHA Panorama Transportasi Tbk 69,576
BKDP Bukit Darmo Property Tbk 302,745
SGRO Sampoerna Agro Tbk 615,444
MNCN Media Nusantara Citra Tbk 3,567,344
PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 211,809
LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 70,882
DEWA Darma Henwa Tbk 2,315,888
GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 1,212,223
WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 2,655,143
ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 222,361
PTSN Sat Nusapersada Tbk 619,167
JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 10,255,970 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk 636,501
CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk 809,655
ASRI Alam Sutera Realty bk 2,357,243
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 4,883,048
DGIK Duta Graha Indah Tbk 442,991
COWL Cowell Development Tbk 286,454
BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 137,499
ELSA Elnusa Tbk 2,519,405
YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 125,330
KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk 285,356
GZCO Gozco Plantations Tbk 1,018,106
BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 3,607,961
INDY Indika Energy Tbk 5,009,975
PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk 112,139
KBRI Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk 1,140,534
ADRO Adaro Energy Tbk 14,688,683
HOME Hotel Mandarine Regency Tbk 164,701
BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk 195,185
GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 55,877
MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 1,652,509
Sumber :ICMD 2007-2009, diolah
RINA Katarina Utama Tbk 76,068
BWPT BW Plantation Tbk 1,016,449
DSSA Dian Swastika Sentosa Tbk 6,216,951
BCIP Bumi Citra Permai Tbk 124,143
NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 792,222
GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 2,092,780
LAMPIRAN 3
FINANCIAL LEVERAGE PERUSAHAAN SAMPEL
Kode Nama Perusahaan Asset Debt FL
WEHA Panorama Transportasi Tbk 69,576,000,000 37,808,000,000 0.54 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 302,745,000,000 292,402,000,000 0.97 SGRO Sampoerna Agro Tbk 615,444,000,000 203,670,000,000 0.33 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 3,567,344,000,000 2,437,407,000,000 0.68 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 211,809,000,000 100,254,000,000 0.47 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 70,882,000,000 29,264,000,000 0.41 DEWA Darma Henwa Tbk 2,315,888,000,000 1,921,469,000,000 0.83 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 1,212,223,000,000 1,052,590,000,000 0.87 WIKA
PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk 2,655,143,000,000 2,197,879,000,000 0.83
ACES
Ace Hardware Indonesia
Tbk 222,361,000,000 140,951,000,000 0.63
PTSN Sat Nusapersada Tbk 619,167,000,000 438,932,000,000 0.71 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 10,255,970,000,000 7,870,033,000,000 0.77 JKON
Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk 636,501,000,000 534,757,000,000 0.84 CSAP
Catur Sentosa Adiprana
Tbk 809,655,000,000 588,037,000,000 0.73
ASRI Alam Sutera Realty bk 2,357,243,000,000 1,136,845,000,000 0.48 ITMG
Indo Tambangraya Megah
Tbk 4,883,048,000,000 3,715,484,000,000 0.76
DGIK Duta Graha Indah Tbk 442,991,000,000 212,078,000,000 0.48 COWL Cowell Development Tbk 286,454,000,000 236,251,000,000 0.82 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 137,499,000,000 101,310,000,000 0.74 ELSA Elnusa Tbk 2,519,405,000,000 1,195,264,000,000 0.47 YPAS
Yanaprima Hastapersada
Tbk 125,330,000,000 60,387,000,000 0.48
KOIN Kokoh Inti Arebama Tbk 285,356,000,000 219,375,000,000 0.77 GZCO Gozco Plantations Tbk 1,018,106,000,000 480,628,000,000 0.47 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 3,607,961,000,000 2,339,539,000,000 0.65 INDY Indika Energy Tbk 5,009,975,000,000 3,313,654,000,000 0.66 PDES
Destinasi Tirta Nusantara
Tbk 112,139,000,000 50,859,000,000 0.45
KBRI
Kertas Basuki Rachmat
Ind. Tbk 1,140,534,000,000 603,095,000,000 0.53 ADRO Adaro Energy Tbk 14,688,683,000,000 11,979,726,000,000 0.82