• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran dan Pengamatan Variabel

Analisa data yang dilakukan ialah dengan menganalisis minat mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dalam menyaksikan tayangan konten dakwah di kanal YouTube berdasarkan jumlah tayangan dakwah yang ditonton dalam kurun waktu satu minggu, tokoh pendakwah favorit, metode yang dilakukan untuk menonton tayangan dakwah, perasaan saat menonton konten dakwah, efek yang didapatkan setelah menonton dakwah, dan juga berdasarkan tema pilihan konten dakwah yang disukai mahasiswa. Analisa data dilakukan dengan membandingkan setiap jawaban dalam semua jenis pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner. Berdasarkan hasil dominan dari kuesioner, maka akan diketahui minat mahasiswa

dalam menonton konten dakwah melalui YouTube.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut hasil uji kuesioner yang telah kami lakukan mengenai minat mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dalam menyaksikan tayangan konten dakwah di kanal YouTube.

Kuantitas Menyaksikan Tayangan Dakwah Dalam 1 Minggu

Diagram 1

Berdasarkan jawaban responden diatas, dapat diketahui sebanyak 73,4% menyaksikan tayangan dakwah dakwah di kanal YouTube sebanyak 1-5 kali dalam jangka waktu satu minggu, namun yang berada di urutan kedua justru yang tidak pernah menyaksikan tayangan dakwah di YouTube yakni sebesar 12,5% disusul yang menyaksikan tayangan dakwah sebanyak 5-10 kali di angka 9.4%, sudah menjadi sebuah hal yang dianggap normatif dengan

mahasiswa menyaksikan tayangan dakwah 1-5 kali dalam jangka waktu satu minggu karena Religiusitas sendiri sangat penting bagi individu. Glock & Stark (dalam Ancok & Suroso, 2011) mengatakan bahwa religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning). Oleh karena religiusitas menjadi hal yang penting bagi individu. Salah satu hal yang dapat meningkatkan religiusitas adalah dengan menonton tayangan dakwah.

Diagram 2

Dari diagram diatas, dapat diketahui sebanyak 89,1%

responden dari mahasiswa Universitas Negeri Jakarta memiliki minat menyaksikan tayangan dakwah di kanal YouTube. Hal ini menjadi sebuah tren yang positif dikarenakan dengan sudah terlihat adanya keinginan dari dalam diri individu para responden untuk menyaksikan tayangan dakwah, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hal ini sesuai dengan pengertian minat, yakni suatu hal yang berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap sesuatu objek. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang ditunjukkan kepada hal tersebut.

Diagram 3

Berdasarkan diagram diatas, 82,8% dari total responden menyatakan memiliki beberapa tokoh/da’i favorit untuk disaksikan tayangan dakwahnya. Hal ini perlu juga menjadi perhatian terkait siapa saja yang menjadi pilihan para mahasiswa karena pemikiran dan ideologi dalam beragama para mahasiswa bisa dipengaruhi oleh tayangan dakwah yang mereka saksikan. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW.

ُلُُُجّرلا :َلاَُُق -مّل َُُسو ِهُُْيَلَع ُا ىالَص- ّيبنلا نَأ هنع ا يضر ةريره يبأ نع لِلاَخُي ْنَم مُكُدَحَأ رُظْنَيْلَف ،ِهِليِلَخ ِنيِد ىَلَع

[نسح] [يذمرتلا هاور]

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwasanya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang dari kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekatnya."

Diriwayatkan oleh Tirmiżi, Hadits hasan

Diagram 4

Berdasarkan diagram diatas, mayoritas responden atau sebesar 92,9% dari total responden menyatakan memilah terlebih dahulu tayangan dakwah yang ingin disaksikan.

Hal ini menjadi sebuah kelegaan tersendiri karena dengan hasil ini dapat diambil sebuah anggapan bahwasannya mahasiswa telah mampu memilah sendiri tayangan dakwah. Karena tak sedikit tayangan dakwah yang terindikasi memiliki dan membawa paham radikalisme.

Terlebih dengan pernyataan yang dilontarkan oleh peneliti bidang hukum LIPI Anas Saidi, bahwasannya Indonesia masih lengah dalam perkembangan masuknya paham radikal, bahkan kalangan mahasiswa pun menurutnya, masih menjadi sasaran empuk untuk di cuci otak sehingga

bisa lahir gerakan radikal yang lebih terpelajar. Paham radikal ini banyak menjangkiti mahasiswa melalui tayangan dakwah yang mereka saksikan.

Memilah Tayangan yang akan Disaksikan Diagram 5

Berdasarkan diagram tersebut, sebesar 59,4% dari total responden tidak hanya menyaksikan tayangan dakwah dari tokoh/da’i favorit mereka. Berdasarkan analisis tim penyusun, ini merupakan sebuah hal yang positif. Karena dengan tidak hanya menyaksikan tayangan dakwah dari tokoh/da’i favorit mereka, dapat memberikan pandangan dari tokoh lain yang mempunyai pemahaman berbeda dalam membahas sebuah masalah dari apa yang dipahami oleh tokoh/da’i favorit mereka. Sehingga menjadi kecil

kemungkinan para mahasiswa untuk terjebak dalam taqlid buta kepada seorang/sekelompok tokoh/da’i. Pengertian taqlid sendiri sebagaimana yang dikemukakan oleh Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi dalam bukunya “Alla Madzhabiyyah Akhthoru Bid’atin Tuhaddidus Syari’atil Islamiyyah”, Taqlid adalah “Mengikuti pendapat orang lain tanpa mengerti dalil yang menunjukkan kebenaran pendapat tersebut. (Hasbi Ash-Shiddieqy, 1999: 202).

Suasana Hati Ketika Menyaksikan Tayangan Dakwah Diagram 6

Berdasarkan diagram diatas, hasil menunjukkan bahwa 95,3% responden merasa senang ketika menyaksikan tayangan dakwah. Ini merupakan hal yang wajar, karena memang sudah semestinya tayangan dakwah memberikan ketenangan di dalam hati, dan keceriaan di wajah para pendengarnya. Karena pada hakikatnya setiap tayangan dakwah harus berorientasi untuk mengingat kebesaran Allah SWT. Jika sudah ada agenda untuk mengingat Allah SWT. Pastilah akan menghadirkan kesenangan dan ketenangan baik secara Dhohir maupun Batin.

Sebagaimana Allah SWT. Berfirman dalam QS: Ar-Ra’d 28:

ُبوُلُقْلا ّنِئَمْطَت ِ ّا ِرْكِذِب َلَأ ۗ ِ ّا ِرْكِذِب ْمُهُبوُلُق ّنِئَمْطَتَو اوُنَمآ َنيِذّلا

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” .

Diagram 7

Berdasarkan diagram tersebut, sebanyak 89,1% responden menyatakan merasa lebih senang ketika menyaksikan dari tokoh/da’i yang mereka sukai. Sebagai bentuk jalan kita dalam memahami persoalan agama, memang diperlukan memilih atau memiliki tokoh/da’i favorit yang bisa kita jadikan rujukan dalam menentukan sikap terhadap suatu persoalan agama. Tentunya yang menjadi pilihan haruslah yang mampu menghadirkan kenyamanan hati ketika menyaksikan tayangan dakwah lalu muncul perasaan

“cocok” di dalam hati sehingga merasa lebih senang jika menyaksikan tayangan dakwah dari tokoh/da’i yang disukai dibandingkan dari tokoh/da’i yang lain.

Diagram 8

Berdasarkan diagram di atas, terdapat 46.9% mahasiswa lebih merasa berbeda ketika menyaksikan tayangan dari tokoh yang dia sukai dan tidak disukai. Seorang da’i atau juru dakwah memiliki peran yang sangat sensitif dalam pembentukan mental dan pola pikir mereka untuk memahami tentang hakikat dan tujuan hidup mereka di dunia, maka dari itu setiap responden mempunyai perasaan yang berbeda jika mereka menonton tayangan dakwah dari tokoh yang mereka sukai dan tidak disukai

Diagram 9

Berdasarkan diagram tersebut, 90.6% mahasiswa menjadi pribadi yang lebih baik ketika menyaksikan dakwah yang ia tonton. Setiap insan di muka bumi ini pasti ada keinginan untuk berubah menjadi lebih baik. Dengan keinginan tersebut, kita sebagai manusia harus memahami apa saja kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat, baik itu sengaja maupun tidak. Karena kita hanya sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari dosa dan juga kesalahan. Hal ini seperti yang telah tertuang pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah berikut ini:

َن ْوُباّوّتلا َنْيِئاّطَخْلا ُرْيَخَو ٌءاّطَخ َمَدآ ْيِنَب ّلُك

Artinya: “Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR.

Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dari hadist tersebut kita dapat mengetahui bahwa kita sebagai anak adam yang juga berarti manusia, sudah pasti akan berbuat salah sekecil apapun. Namun begitu tak seharusnya membuat kita lepas tangan dan malah berbuat seenaknya. Sesuai hadis tersebut, sebaik-baiknya orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat maka dari itu setelah kita muhasabah dan juga menyadari kesalahan kita, kita akan lebih baik bertaubat.

Tema dan Tokoh Pilihan dalam Menyaksiskan Tayangan Dakwah

Diagram 10

Berdasarkan diagram diatas, 67,2% memiliki tema pilihan tersendiri ketika ia ingin menyaksikan tayangan dakwah.

Tentunya setiap orang memiliki selera yang berbeda terkait tema tayangan dakwah. Apapun itu selama selalu berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah serta berpegang teguh kepada agama Allah, maka tidak mengapa memilih tema sesuai dengan keinginan hati.

Diagram 11

Berdasarkan diagram tersebut, mayoritas mahasiswa UNJ lebih menyukai tayangan dakwah dari Ustad abdul Somad . Ustadz Abdul Somad merupakan seorang pendakwah dan ulama Indonesia yang sering menjelaskan kajian agama Islam, khususnya kajian terkait ilmu hadis dan ilmu fikih. Dia dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat karena dakwah yang disampaikannya lugas dan mudah dicerna. Selain itu, sosok yang bergelar Datuk Seri Ulama Setia Negara ini juga aktif membahas isu-isu nasionalisme dan berbagai masalah lainnya yang terjadi di tanah air.

Ustad Abdul Somad adalah pendakwah yang ulung. Salah satu yang khasnya adalah mengundang tawa. Sisipan humornya membuat ceramah-ceramahnya yang diberi

judul “lucu”, “kocak”, dan “ngakak terus” ditonton ratusan ribu penonton. Ini menunjukkan bahwa khalayak tidak semata menginginkan ceramah agama, tapi juga hiburan. Dalam hal ini, dia tidak hanya mempunyai penguasaan yang baik mengenai dalil-dalil agama sebagai hasil belajarnya sejak sekolah dasar, tapi ia juga ahli komunikasi yang andal menggunakan humor untuk menyampaikan pesannya kepada jemaahnya. Jadi bukan hal yang tidak mungkin jika mahasiswa UNJ lebih menyukai tayangan dakwah dari Ustad Abdul Somad.

Diagram 12

Berdasarkan hasil diagram tersebut, respoden lebih banyak memvoting tema tentang keluarga ketika mereka menyaksikan tayangan dakwah. Keluarga adalah landasan utama yang menjadi faktor penting dalam perkembangan identitas diri mahasiswa khususnya urusan pendidikan agama untuk mahasiswa dan penerapan segala nilai keagamaan ini yang akan menjauhkan mahasiswa dari berbagai pelanggaran hukum seperti mencuri, pencabulan dan sebagainya dengan cara menanamkan kesadaran hukum pada diri seorang mahasiswa. Itulah mengapa mahasiswa lebih memilih tema dakwah tentang keluarga karena Segala kebaikan dan perbuatan mulia, harusnya dimulai terlebih dahulu dalam lingkup keluarga. Jadi

Ketika mereka menyaksikan dakwah tema tersebut, mereka bisa menerapkannya langsung ke keluaraga mereka.

PENUTUP

Dokumen terkait