• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel di dalam penelitian ini menggunakan teknik non - probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel tanpa

memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi (Sugiyono, 2015). Teknik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling yaitu pengambilan sampel dengan ketersediaan responden serta mudah untuk didapatkan. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa Aktif Semester Satu

2. Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

3. Beragama Islam

4. Mengetahui Aplikasi TikTok TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket). Kuesioner adalah jenis pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Kuesioner cocok untuk digunakan terkait dengan responden yang cukup besar dan dalam wilayah yang luas (Sugiyono, 2015). Kuesioner memiliki dua bentuk yaitu menggunakan pertanyaan atau pernyataan terbuka dan pertanyaan atau pernyataan tertutup (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner secara langsung melalui media internet. Peneliti menggunakan angket dengan format pertanyaan terbuka dan berskala agar responden dapat memberikan jawaban secara bebas dan lebih terbuka.

Pertanyaan inti yang peneliti cantumkan dalam kuesioner sebagai berikut.

1. Apakah Anda menggunakan aplikasi TikTok?

2. Apa yang menjadi alasan Anda menggunakan aplikasi tersebut?

3. Dalam menggunakan aplikasi TikTok, berapa lama waktu yang anda habiskan untuk mengakses media tersebut?

4. Hal apa yang pertama kali anda lakukan saat menggunakan aplikasi tersebut?

5. Seberapa sering konten agama lewat di beranda Anda?

6. Jika muncul konten agama di beranda anda, apa yang Anda lakukan?

7. Jenis konten agama apa yang pernah muncul di beranda TikTok Anda?

8. Apakah konten agama yang pernah Anda tonton memiliki manfaat tersendiri untuk Anda?

9. Manfaat apa yang Anda dapatkan setelah menonton konten agama pada aplikasi tersebut?

10. Apakah dari manfaat yang Anda dapatkan memiliki relevansi dalam kehidupan sehari-hari?

11. Pernahkah Anda secara spontan melakukan pencarian informasi tentang agama dalam aplikasi tersebut?

12. Dalam waktu yang Anda habiskan untuk menggunakan aplikasi TikTok. Apakah mempengaruhi kegiatan beragama Anda?

13. Sesuai dengan pertanyaan sebelumnya, apa yang menjadi dampak dari lamanya waktu yang Anda gunakan dalam aplikasi TikTok?

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan judul yang peneliti ambil, maka peneliti melakukan penelitian lebih jauh dan lebih dalam serta akan peneliti bahas pada bagian ini.

Deskripsi Data

Penggunaan Aplikasi TikTok oleh Mahasiswa Semester 1 Manajemen Pendidikan UNJ

Hasil dari pengumpulan data penelitian ini menggunakan angket. Angket yang telah disebarkan telah mendapatkan responden sebanyak 30 mahasiswa/i Manajemen Pendidikan Semester 1. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), minimal uji coba kuesioner adalah minimal 30 responden. Dengan jumlah minimal 30 orang maka distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal.

Dari seluruh responden yang didapatkan, sebagian besar yang mengisi angket adalah perempuan dengan persentase 73% dan laki-laki dengan persentase 27%.

Tabel 1. Frekuensi Jenis Kelamin Responden Jenis

Kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 22 73%

Laki-laki 8 27%

Total 30 100%

Ketertarikan mahasiswa dengan media sosial, terutama aplikasi TikTok. 100% mahasiswa semester satu manajemen pendidikan dalam kuesioner mengetahui tentang adanya aplikasi tersebut. Dalam proses penelitian, peneliti menanyakan kepada responden dalam penggunaan aplikasi TikTok. Diketahui sebanyak 26 orang dengan persentase 86,7% menggunakan aplikasi tersebut, sedangkan 4 orang dengan persentase 13,3%

tidak menggunakan aplikasi TikTok

Gambar 1. Jumlah responden yang menggunakan aplikasi TikTok

Sebagian besar responden sebanyak 26 orang dengan persentase 86,7% menggunakan aplikasi TikTok, setiap responden yang menggunakan aplikasi tersebut, memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam menggunakannya. Tujuan mereka diantaranya yaitu sebagai media hiburan, media informasi, media berbisnis, dan juga media dakwah atau hal hal yang berkaitan dengan agama Islam. Kemudian sebanyak 4 orang dengan Persentase 13,3% tidak menggunakan aplikasi TikTok

Gambar 2. Alasan responden menggunakan aplikasi TikTok

Sebagian besar mahasiswa manajemen pendidikan UNJ berjumlah 25 orang dengan persentase 83,3%

menggunakan aplikasi TikTok sebagai media hiburan saja. Selain media hiburan, ada juga yang menggunakan aplikasi TikTok sebagai sumber informasi berjumlah 23 orang dengan persentase 76,7%. Tetapi, selain sebagai media hiburan dan informasi ada juga yang menggunakan aplikasi TikTok sebagai media berbisnis dengan responden berjumlah 5 dengan persentase 30% dan juga media dakwah dengan responden berjumlah 9 orang dengan persentase 30%.

Gambar 3. Intensitas waktu responden menggunakan aplikasi TikTok

Dari 30 jawaban, terbukti dalam satu hari sebagian besar mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ sebanyak 20 orang dengan persentase 66,7% menghabiskan waktu untuk mengakses aplikasi TikTok selama 0 – 2 jam. Lalu sebanyak 8 orang dengan persentase 26,7% responden memilih menghabiskan TikTok selama 3 – 5 jam.

Kemudian sebanyak 2 orang dengan persentase 6,6%

menggunakan aplikasi TikTok diatas 5 jam lebih. Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya mahasiswa masih bisa menahan diri untuk tidak terus-menerus mengakses aplikasi tersebut.

Menurut hasil yang diperoleh dari kuesioner, sebagian besar mahasiswa semester satu Manajemen Pendidikan UNJ menggunakan aplikasi TikTok secara spontan sama seperti yang kebanyakan orang lakukan yaitu dengan menggulirkan layar smartphone lalu menonton video atau konten pada bagian for your page atau yang biasa disebut sebagai FYP. FYP ini, termasuk fitur dalam aplikasi TikTok yang terdapat di bagian beranda akun penggunanya. Ada beberapa responden yang biasanya melakukan pencarian informasi pada bagian ‘pencarian’ untuk melihat informasi yang dibutuhkan contohnya seperti yang berhubungan dengan tugas kuliah, organisasi atau komunitas, dan lain-lainnya.

Selain itu, ada juga yang menggunakannya untuk saling berbalas pesan dengan orang lain dan juga berbelanja.

Hal-hal tersebut dilakukan, karena TikTok menyediakan fitur-fitur menarik yang dapat menyalurkan kebutuhan penggunanya.

Dalam menggunakan aplikasi tersebut, responden menggunakan TikTok memiliki ketertarikan konten yang berbeda-beda. Konten sebagai media informasi yang tersedia untuk memberi sejumlah kabar yang disajikan melalui platform digital. Di TikTok penyampaian konten dikemas dalam bentuk video, audio, dan visualisasi foto.

Peneliti memberi opsi konten yang disukai responden agar dapat mengetahui potensi konten agama digandrungi.

Opsi konten yang peneliti berikan yaitu agama, hiburan, artis idola, kesehatan, pendidikan, musik, seni rupa, berita viral. Ternyata dari hasil yang didapat, dominasi suka adalah konten hiburan dan artis idola. Dapat dikatakan aplikasi ini lebih condong sebagai media hiburan.

Pengaruh Penggunaan Aplikasi TikTok terhadap Perilaku Keagamaannya

Gambar 4. Dominasi konten agama di beranda responden

Sebagian besar mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ yaitu sebanyak 13 orang dengan persentase 43,3%

menyatakan sering melihat konten agama muncul di beranda apilikasi TikToknya, lalu sebanyak 12 orang dengan persentase 40% menyatakan hanya sesekali konten agama muncul di beranda aplikasi TikToknya, kemudian sebanyak 4 orang dengan persentase 13,3%

menyatakan bahwa sering sekali konten agama muncul di beranda aplikasi TikToknya, dan terakhir sebanyak 1 orang dengan persentase 3,3% menyatakan konten agama selalu muncul di beranda aplikasi TikToknya.

Sebagaimana diketahui bahwa konten tersebut sering dilihat maka akan muncul konten-konten sejenis. Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya 30 responden tersebut masih memiliki minat dalam hal mencari pengetahuan tentang agama.

Gambar 5. Jenis konten agama yang berada di beranda responden

Sebagian besar mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7%

menyatakan ceramah sebagai konten agama yang paling banyak muncul di beranda TikTok responden tersebut, kemudian sebanyak 6 orang dengan persentase 20%

menyatakan konten cerita Islam adalah konten agama yang paling banyak muncul di beranda TikTok responden tersebut, lalu sebanyak 3 orang dengan persentase 10%

menyatakan konten informasi berita Islam dan tilawah yang sering muncul di beranda di TikTok responden tersebut, selain itu sebanyak 3 orang dengan persentase 10% menyatakan konten tilawah quran merupakan konten agama yang paling banyak muncul di TikTok responden tersebut. Alasan para responden memilih konten tersebut adalah karena ingin mendapat wawasan dan informasi seputar ajaran agama Islam yang bermanfaat bagi dirinya, selain itu juga berita seputar agama Islam dapat diimplementasikannya dalam kehidupan sehari - hari.

Gambar 6. Manfaat tersendiri konten agama menurut responden

Semua responden berjumlah 30 orang dengan persentase 100% menjawab setuju jika konten agama yang mereka tonton memiliki manfaat tersendiri untuk mereka, sebab dengan menonton konten – konten tersebut didapat banyak manfaat yang dapat menambah wawasan, ilmu (karena terkadang ada beberapa ilmu yang awalnya tidak tahu menjadi tahu) serta ajaran agama yang dapat membuat diri menjadi insan yang lebih baik. Selain itu konten agama di TikTok lebih mudah dipahami karena menggunakan audio visual sehingga membuat responden tertarik untuk menontonnya. Lalu dengan menonton konten tersebut dapat membuat iman kita semakin kuat yang mana itu dapat membuat ladang pahala untuk diri kita sendiri, kemudian sebagai pengingat dan motivasi dalam berbuat kebaikan serta menjadi media intropeksi diri.

Gambar 7. Relevansi konten agama yang ditonton oleh responden dalam kehidupan

sehari-hari

Sebagian besar mahasiswa Manajemen Pendidikan sebanyak 25 orang dengan persentase 83,3% menyatakan setuju jika manfaat yang mereka dapat memiliki relevansi dalam kehidupan sehari - hari. Lalu sebanyak 5 orang dengan persentase 16,7% menyatakan tidak setuju.

Relevansi dengan mengakses TikTok dalam kehidupan sehari-hari yang didapat oleh responden umumnya adalah yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari- hari dan bermanfaat dalam pemecahan masalah, contohnya seperti pembahasan suatu masalah kesehatan yang dijelaskan oleh seorang ustad, lalu pelajaran agar tidak hidup dalam dendam atau menghakimi seseorang yang memiliki pandangan berbeda tentang suatu hal, kemudian upaya menghindari pergaulan buruk, serta menerapkan adab dan gaya hidup dalam Islam, lalu melakukan sunnah-sunnah yang ada di ajaran agama Islam. Kemudian terdapat responden yang menyatakan bahwa dengan mengakses konten terkait agama, mereka lebih memahami kitab Al Qur’an. Dengan pemahamannya bahwa jika lebih mengenal kitab Allah maka dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupannya, misalnya namun tidak terbatas pada beramal kebaikan itu akan membuat hidup menjadi nyaman dan tentram yang

nantinya kebaikan itu akan datang ke pribadi masing- masing jika sedang mengalami kesusahan. Lalu mereka dapat membaca Al – Quran dengan lebih baik dan mengetahui tata cara sholat yang benar, dan yang terakhir ajaran agama dapat memberikan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Gambar 8. Pencarian konten tentang agama secara spontan oleh responden

Sebagian besar mahasiswa Manajemen Pendidikan sebanyak 22 orang dengan persentase 73,3% menyatakan tidak pernah secara spontan melakukan pencarian informasi tentang agama dalam aplikasi TikTok, hal ini menandakan bahwasanya konten tentang agama tersebut muncul dengan sendirinya di beranda responden, namun ada juga responden yang memberikan alasan bahwasanya jawaban yang didapatkan melalui aplikasi TikTok tidak dapat diketahui secara pasti kebenarannya sehingga membuat responden bingung. Lalu sebanyak 8 orang dengan persentase 26,7% menyatakan pernah secara spontan melakukan pencarian informasi tentang agama dalam aplikasi TikTok, hal ini dilakukan karena para responden ingin mengetahui suatu hal yang berkaitan dengan ajaran agama, lalu ingin mencari ceramah dari ustadz yang diinginkan serta tertarik untuk mencari cerita-

cerita inspiratif dari para nabi dan rasul beserta sahabat secara spontan ketika waktu senggang, baik itu yang ditayangkan dalam bentuk ceramah, video tulisan atau audio.

Gambar 9. Pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap kegiatan beragama responden

Sebagian besar mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ sebanyak 16 orang dengan persentase 53,3%

menyatakan waktu yang digunakan untuk menggunakan aplikasi TikTok tidak mempengaruhi kegiatan beragama mereka. Kemudian sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7% menyatakan waktu yang digunakan untuk menggunakan aplikasi TikTok mempengaruhi kegiatan agama mereka.

Mengacu dengan pertanyaan sebelumnya, dampak dari lamanya waktu yang digunakan responden dalam menggunakan aplikasi TikTok adalah sebanyak 30% yang menyatakan bahwa mereka menjadi lebih rajin beribadah atau dalam hal kegiatan agama lainnya, serta dengan menonton konten agama di TikTok tersebut mereka jadi lebih mengerti ajaran tentang agama. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa dampak dari lamanya waktu yang mereka gunakan dalam aplikasi TikTok tidak terlalu

signifikan bagi kehidupan beragama mereka atau bahkan bisa dikatakan tidak ada pengaruhnya sama sekali.

Kemudian sebanyak 23,3% mengatakan dampak dari lamanya menggunakan aplikasi TikTok dapat membuat mereka malas beribadah atau melakukan kegiatan agama lainnya.

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Penyebaran penggunaan berbagai jenis media sosial sangatlah cepat, terutama aplikasi TikTok yang saat sekarang ini sangat digemari dari mulai anak muda sampai orang tua. Dari penelitian yang telah dilakukan dan menurut data yang telah peneliti peroleh, seluruh mahasiswa semester satu Manajemen Pendidikan UNJ mengetahui mengenai aplikasi TikTok ini. Hampir seluruh dari mereka menggunakan aplikasi TikTok ini, walaupun beberapa orang ada yang tidak menggunakannya. Sebagian besar dari mereka menggunakan aplikasi TikTok ini sebagai media hiburan bagi mereka.

Dalam aplikasi TikTok, terdapat banyak sekali bidang konten di dalam aplikasi tersebut. Setiap orang yang mengakses aplikasi TikTok, pasti memiliki jenis konten yang ia sukai. Dalam hasil penelitian peneliti, hanya 30% yang mengakses konten keagamaan di aplikasi TikTok. Mereka, lebih banyak menyukai konten yang berbau hiburan, artis idola mereka, musik, pendidikan, serta konten-konten yang sedang viral dibicarakan. Hal ini sangatlah disayangkan, karena dari 30 responden dapat dibuktikan bahwa mahasiswa semester satu Manajemen Pendidikan UNJ lebih menyukai konten selain konten keagamaan.

Selaku peneliti, kami juga menggunakan aplikasi TikTok. Selama menggunakan aplikasi tersebut, peneliti sekaligus mengamati regulasi yang terletak pada fitur FYP (For Your Page) aplikasi tersebut. Fitur FYP TikTok, selalu menampilkan video rekomendasi serta menayangkan video-video yang biasanya sedang viral di Indonesia. Video yang tayang pada FYP biasanya berhubungan dengan konten-konten yang biasa dan banyak kita sukai. Contoh, jika seseorang menyukai konten dalam bidang olahraga sepak bola maka akan sering muncul konten yang berbau sepak bola. Sama halnya saat kita meneliti jenis konten kesukaan para responden, karena mereka tidak memilih untuk menyukai konten agama maka hal tersebut akan berpengaruh dengan kemunculan konten agama di fyp mereka. Tetapi, jika muncul konten agama dalam FYP seseorang, itu menunjukan bahwa orang tersebut pernah menonton konten yang berhubungan dengan agama lalu memberikan

‘like’ untuk konten tersebut.

Dari data yang diperoleh dari 30 responden, menunjukkan bahwa seringnya muncul konten agama setiap responden berbeda-beda. Dalam data menunjukan kemunculan konten agama dalam akun responden, hampir seluruh responden pernah menonton konten agama yang tersiarkan dalam FYP akun TikTok mereka. Walaupun ada yang hanya sesekali, sering, bahkan sering sekali. Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya 30 responden tersebut masih memiliki minat dalam menonton konten yang berbau agama.

Setiap konten yang ada dalam aplikasi TikTok terkadang ada yang berdampak positif dan juga berdampak negatif. Konten TikTok juga memiliki nilai yang bermanfaat ataupun bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Konten dalam bidang agama yang tersebar dalam

aplikasi TikTok pastinya memiliki tujuan agar orang yang menonton konten tersebut dapat mendapatkan hal-hal yang positif. Dalam bidang agama, siaran agama selalu dikaitkan dengan hal-hal positif serta bermanfaat dunia dan akhirat.

Seperti yang kita ketahui bahwa Agama Islam memiliki sejarah yang sangat panjang. Padahal, sangat disayangkan dalam perjalanan sejarah tersebut, pastinya banyak sekali manusia-manusia berhawa nafsu tinggi yang egois merubah ketentuan-ketentuan yang seharusnya dijalankan dengan benar malah merusak Agama Islam.

Karena manusia-manusia tersebut, muncul paham-paham baru serta syariat-syariat agama yang melenceng juga menimbulkan pandangan yang buruk terhadap Agama Islam. Hal ini tidak hanya terjadi saat masa lampau maupun di luar media sosial saja. Dalam aplikasi TikTok pun, banyak sekali orang-orang yang mengaku bahwa mereka beragama Islam tetapi nyatanya malah menyebarkan ajaran agama yang melenceng.

Siapa saja dapat membuat konten agama dalam aplikasi TikTok dengan sesuka hati. Tetapi, kadang ada oknum-oknum yang malah menyalahgunakannya demi tujuan tertentu. Dalam penelitian peneliti, para mahasiswa semester satu Manajemen Pendidikan UNJ menyatakan bahwa jika muncul konten agama dalam FYP mereka, sebagian besar dari mereka menjawab akan menontonnya sampai selesai. Hal ini disebabkan karena ada konten agama yang bermanfaat sekali untuk para responden. Ada juga yang tidak menontonnya sampai selesai bahkan tidak minat untuk menonton konten agama tersebut dikarenakan konten tersebut tidak bermanfaat dan juga melenceng dari ajaran agama yang seharusnya.

Menurut peneliti, dampak yang diberikan oleh konten agama yang tidak bermutu dapat mempengaruhi spiritual yang dimiliki seseorang. Tidak semua orang dapat menyaring konten agama yang terdapat di TikTok dengan baik dan benar. Jika seseorang tidak dapat menyaring hal yang negatif, ditakutkan akan terjerumus ke dalam hal yang negatif juga. Begitu pula dengan orang yang menyamaratakan bahwa semua konten agama yang ada di dalam TikTok itu buruk, padahal ada juga konten- konten agama yang memberikan manfaat dan dapat berpengaruh baik juga kepada perilaku keagamaan yang dimiliki seseorang.

Konten agama dalam Aplikasi TikTok memiliki jenis yang berbeda-beda mulai dari kajian Al-Qur’an sampai informasi berita Islam terbaru pun bahkan ada dalam aplikasi tersebut. Menurut data penelitian peneliti, konten agama berbentuk ceramahlah yang sangat sering muncul. Lalu, disusul oleh konten tentang cerita-cerita Islam terdahulu.

Untuk konten agama yang paling disukai oleh mahasiswa semester satu Manajemen Pendidikan UNJ, adalah konten berbentuk ceramah dengan suara paling banyak. Selanjutnya, ada konten dengan cerita Islam, informasi berita Islam, tilawah Qur’an serta sholawat.

Menurut responden, konten agama yang berada dalam aplikasi TikTok biasanya dapat dikemas dengan baik serta menarik sehingga pengguna aplikasi tersebut pun dapat memahami dengan mudah pembelajaran agama yang didapatkan. Selain menarik, konten agama yang ada di dalam aplikasi TikTok juga sangat bermanfaat.

Menurut para responden, manfaat-manfaat yang diperoleh memiliki makna tersendiri bagi diri mereka.

Manfaat-manfaatnya yaitu, dapat memperoleh banyak

informasi mengenai Agama Islam yang belum mereka ketahui dan merubah pola pikir mereka menjadi terbuka terhadap Agama Islam. Ada juga yang merasa bahwa mereka menjadi terbantu dalam memperlancar bacaan Al- Qur’annya. Selain itu para responden menyebutkan bahwa setelah menonton konten agama, biasanya mereka merasa lebih tenang lalu muncul keinginan untuk melakukan introspeksi diri mereka agar dapat menjadi hamba Allah SWT yang lebih baik lagi.

Manfaat yang didapatkan oleh responden memiliki relevansi yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari responden. Pengaruh dari konten agama yang lewat di beranda sebagai korelasi perasaan ingin memperbaiki diri. Dari hasil penelitian yang didapat, peneliti menarik kesimpulan bahwa konten-konten agama yang ditonton oleh responden berhubungan dengan berita yang sedang hangat dibicarakan. Seperti, adab dalam Islam dan hadits-hadits tentang gaya hidup, mengambil hikmah dan nilai-nilai Islami yang menjadi motivasi untuk bisa diamalkan di kehidupannya. Maka dengan menonton konten agama dapat memberi manfaat bagi penontonnya dan tergantung bagaimana cara penonton menanggapi konten yang mereka tonton.

Dalam menggunakan media sosial terlebih lagi media sosial tersebut sedang banyak digandrungi oleh generasi saat ini, dapat membuat efek ‘candu’ bagi penggunanya. Aplikasi TikTok pada masa sekarang ini sedang sangat terkenal sekali di Indonesia. Untuk penggunaan aplikasi tersebut, biasanya seseorang dapat menghabiskan waktu hingga berjam-jam. Hal ini sebenarnya memiliki dampak positif serta dampak yang negatif juga.

Salah satu dampak positifnya yaitu jika seseorang mendapatkan hal yang bermanfaat dari aplikasi TikTok tersebut, seperti pengetahuan-pengetahuan baru. Dampak negatif terhadap lama nya penggunaan aplikasi TikTok menurut peneliti adalah membuang waktu menjadi sia-sia jika yang ditonton serta dilakukan dalam aplikasi tersebut bukan hal yang bermanfaat. Waktu itu, sangatlah berharga dalam kehidupan seseorang. Ketika seseorang tersebut menyepelekan waktu yang dimilikinya, maka hal tersebut juga akan berimbas dalam hal lain di kehidupannya.

Dalam penelitian ini, para mahasiswa semester satu Manajemen Pendidikan UNJ menghabiskan waktu mereka dalam mengakses aplikasi TikTok adalah kurang lebih 2 jam setiap harinya. Namun masih ada beberapa responden yang menghabiskan hingga 3 jam bahkan 5 jam dalam mengakses aplikasi tersebut. Lamanya waktu yang digunakan tentu saja mempengaruhi kehidupan responden.

Pengaruh negatif bagi responden adalah menyebabkan mereka jadi tertundanya pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan. Bahkan, menjadikan sebagian dari mereka malas dalam beribadah serta melakukan kegiatan keagamaan sebagaimana mestinya.

Tetapi, beberapa responden juga ada yang sudah sadar akan bagaimana mereka menjalankan kewajiban mereka yang seharusnya. Bahkan ada yang memperoleh dampak positifnya yaitu seperti menjadi lebih rajin dalam beribadah, kegiatan keagamaan, serta kegiatan sehari-hari lainnya.

Dengan demikian, meski TikTok dapat membawa dampak tidak baik namun dapat juga membawa dampak yang baik, semua itu tergantung dari pemakainya.

Lamanya waktu yang dihabiskan dalam memakai TikTok, jenis konten agama yang disukai, manfaat dari konten

Dokumen terkait