BAB IV. MEMBANGUN KONSENSUS
A. Penjelasan BKKBN SMART Tahap Kesatu
Dalam Bab III telah dijelaskan bahwa terdapat langkah-langkah perencanaan advokasi secara umum dan menggunakan tools BKKBN SMART dimana terdapat 3 Tahap dan 9 langkah yang dilakukan dalam melakukan advokasi melalui tim advokasi.
Pada Bab IV, ini akan membahas tahap pertama dan 3 langkah yaitu membangun konsensus dengan langkah 1 yaitu membuat sasaran yang SMART. Sasaran SMART dibuat dengan merumuskan isu strategis, menetapkan isu prioritas, menganalisis masalah, menentukan tujuan dan sasaran yang SMART serta menentukan quick wins. Dilanjutkan dengan langkah 2: memutuskan siapa yang terlibat dan langkah 3: identifikasi pengambil keputusan.
1. TAHAP PERTAMA, LANGKAH PERTAMA: Sasaran yang SMART a. Merumuskan Isu Strategis
Dalam merumuskan isu strategis, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi Kebutuhan
Beberapa teknik identifikasi kebutuhan yang dapat digunakan untuk mengetahui isu/masalah aktual dalam Program Bangga Kencana antara lain sebagai berikut:
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat merumuskan langkah – langkah pada tahap pertama BKKBN Smart “membangun consensus”
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Pengamatan langsung
Pengamatan langsung adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk mengetahui isu-isu aktual di masyarakat yang berkaitan dengan program Bangga Kencana. Dalam melakukan pengamatan diperlukan alat bantu berupa daftar isian, daftar cek, alat perekam dan catatan berkala.
Interview (wawancara)
Interview atau wawancara merupakan proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih. Dalam proses wawancara ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda, satu pihak berfungsi sebagai pencari informasi atau penanya sedang pihak lain berfungsi sebagai pemberi informasi yang disebut dengan informan atau responden. Untuk melaksanakan wawancara diperlukan alat bantu berupa panduan wawancara dan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.
Focus Group Discussion (Diskusi kelompok terarah)
Focus group discussion (FGD) merupakan suatu kelompok yang dibentuk secara khusus, baik ditinjau dari tujuan, komposisi maupun prosedurnya. FGD merupakan kelompok kecil yang terdiri dari 8 sampai dengan 12 orang untuk memperoleh informasi tentang perasaan, pendapat, persepsi, pemahaman, keyakinan, kesalahan konsepsi, sikap dan penerimaan dari sekelompok orang tentang isu program Bangga Kencana .
Dalam FGD diperlukan seorang moderator yang bertanggung jawab untuk mendapatkan tanggapan yang jujur tentang pertanyaan yang telah ditentukan. Moderator juga harus terampil dan dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan, sehingga dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan. Selain itu dibutuhkan
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
seorang pencatat untuk mencatat atau merekam tanggapan- tanggapan peserta untuk keperluan analisis selanjutnya.
Survei
Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi suatu populasi dengan menggunakan sampel. Dalam konteks advokasi, sasaran survei bisa dilakukan kepada tokoh formal, tokoh informal dan masyarakat.
Survei dapat dilaksanakan dengan wawancara atau dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari suatu populasi. Meskipun teknik ini memberikan data yang dapat dipercaya, namun pelaksanaannya memerlukan banyak biaya dan waktu pengolahan yang cukup lama. Kekurangan lainnya adalah survei semacam ini lebih cocok untuk mengidentifikasi isu-isu terkini dibandingkan dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masa depan.
2. Analisis data sekunder
Analisis data sekunder merupakan teknik identifikasi dengan cara melihat catatan-catatan, laporan ataupun data capaian program Bangga Kencana dibanding target atau data dari survei sebelumnya mengenai isu program Bangga Kencana. Di samping itu dapat pula diperoleh dari dokumen-dokumen yang ditulis oleh organisasi atau individu-individu kunci yang menjadi sasaran advokasi atau dari hasil FGD.
Setelah dilakukan identifikasi kebutuhan dengan menggunakan satu atau lebih teknik penjajakan kebutuhan di atas, maka akan dapat diperoleh isu- isu/masalah yang perlu dipecahkan dengan kegiatan advokasi. Isu advokasi berupa masalah-masalah Program Bangga Kencana yang berkaitan dengan
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
peraturan/kebijakan publik, nilai/norma di masyarakat, pembiayaan kegiatan, regulasi terkait peningkatan kapasitas SDM, koordinasi dengan program lain.
Identifikasi kebutuhan program Bangga Kencana dengan menggunakan satu atau lebih teknik penjajakan kebutuhan seperti tersebut di atas, dapat menggunakan Lembar Kerja (LK) seperti di bawah ini:
Tabel 1.
LK/I/Advokasi: Identifikasi Kebutuhan Program Bangga Kencana
Aspek yang Digali Pembangunan
Keluarga
Kependudukan Keluarga Berencana
3. Analisis Masalah
❖ Analisis Penyebab Masalah
Berdasarkan hasil penetapan isu/masalah prioritas pada LK/II/Advokasi, selanjutnya dicari penyebab masalahnya. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk analisis penyebab masalah, salah satunya dapat menggunakan Diagram Tulang Ikan (Fish Bone Diagram) yaitu melihat penyebab masalah dari Bahan, Orang, Cara, Alat dan Lingkungan (BOCAL):
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Bahan : Bahan/materi yang memberikan kontribusi terhadap terjadinya masalah
Orang : SDM baik formal maupun informal yang menyebabkan terjadinya masalah
Cara : Metode/mekanisme yang dipergunakan untuk dapat mengatasi masalah
Alat : Ketersediaan sarana yang menjadi penyebab masalah Lingkungan : Kondisi yang mendukung maupun menghambat upaya
untuk mengatasi masalah.
Gambar 1. Diagram Tulang Ikan
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah inilah yang merupakan isu strategis untuk satu isu/masalah prioritas. Analisis penyebab masalah dapat dilakukan dengan menggunakan LK/III/Advokasi seperti contoh berikut ini:
Tabel 2
LK/II/Advokasi: Analisis Penyebab Masalah
No
Isu/
Masalah
Penyebab Masalah
Bahan Orang Cara Alat Lingkungan 1.
2.
Rendahnya pencapaian MKJP
Dst
Terbatas nya petunjuk teknis pelayan an tentang MKJP
Dll
Terbatas nya jumlah tenaga Pelayan an KB
dll
Mekanisme operasional program Bangga Kencana belum berjalan baik
dll
Terbatas akses saluran /media komunikasi
dll
Tempat pelayanan jauh dari jangkauan
.
dll
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa isu strategis untuk masalah:
“Rendahnya Pencapaian MKJP” adalah:
1) Terbatasnya petunjuk teknis tentang pelayanan MKJP 2) Terbatasnya jumlah tenaga pelayanan KB
3) Mekanisme operasional program Bangga Kencana belum berjalan baik
4) Terbatasnya akses saluran/media komunikasi 5) Tempat pelayanan jauh dari jangkauan
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
❖ Penetapan Isu/Masalah Prioritas
Setelah dilakukan identifikasi kebutuhan, maka akan dapat diperoleh isu- isu/masalah yang perlu dipecahkan dengan kegiatan Advokasi. Isu advokasi berupa masalah-masalah Program Bangga Kencana yang berkaitan dengan peraturan/kebijakan publik, nilai/norma di masyarakat, pembiayaan kegiatan, regulasi terkait peningkatan kapasitas SDM, koordinasi dengan program lain.
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut, perlu ditentukan isu/masalah prioritas. Hanya saja, untuk memilih isu prioritas program Bangga Kencana dalam kegiatan advokasi dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Isu yang berhubungan dengan masalah nasional/lokal yang menjadi prioritas
2) Berpotensi untuk membangun koalisi.
3) Berisiko kecil, tapi mempunyai kemungkinan keberhasilan yang besar
4) Berpotensi untuk meningkatkan kredibilitas dan efektivitas terhadap program Bangga Kencana
Memperhatikan pertimbangan tersebut, maka untuk menentukan isu prioritas dalam advokasi, salah satu teknik dapat dilakukan dengan menggunakan pembobotan sesuai dengan enam kriteria di bawah ini (Contoh dengan menggunakan LK/II/Advokasi)
a) Isu tersebut mempengaruhi banyak orang;
b) Isu-Isu tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap program Bangga Kencana;
c) Isu tersebut sesuai dengan misi organisasi;
d) Isu tersebut sesuai dengan tujuan pembangunan Program Bangga Kencana;
e) Isu tersebut dapat dipertanggungjawabkan dengan intervensi advokasi;
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
f) Isu tersebut dapat memobilisasi secara besar para mitra dan stakeholder lainnya.
Tabel 3 LK/III/ADVOKASI:
Kerangka Isu Prioritas Program Bangga Kencana
No. Kriteria Isu/masalah
1 2 3
1 Isu tersebut mempengaruhi
banyak orang 3 2 5
2 Isu tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap program Bangga
Kencana 3 4 5
3 Isu tersebut sesuai dengan
misi organisasi 4 4 4
4 Isu tersebut sesuai dengan tujuan pembangunan
program Bangga Kencana 3 4 4
5. Isu tersebut dapat dipertanggung jawabkan
dengan intervensi advokasi 4 3 4
6. Isu tersebut dapat
memobilisasi secara besar para mitra dan stakeholder
lainnya. 3 4 4
Jumlah 20 21 26
Kolom ini diisi sesuai dengan kriteria
Diisi dengan menggunakan bobot 1 – 5.
Cara pengisiannya dengan membandingkan masing-masing isu program Bangga Kencana (Isu/masalah 1, 2, 3 dst nya) sesuai kriteria Diisi berdasarkan hasil diskusi dengan Tim Advokasi di wilayah kerja Saudara.
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Keterangan: Isu/Masalah 1: Tingginya angka perkawinan usia anak
Isu/Masalah 2: Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Bina Keluarga Balita (BKB) Isu/Masalah 3: Rendahnya pencapaian MKJP
Dari tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa yang menjadi isu/ masalah prioritas adalah isu/masalah 3 yaitu: Rendahnya pencapaian MKJP.
Selanjutnya urutkan isu/masalah berdasar skala prioritas.
b. Merumuskan Tujuan dan Sasaran yang SMART
Setelah merumuskan isu strategis, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek atau sasaran yang SMART (S: Specific= menunjukan apa yang akan dicapai dan dengan cara apa; M: Measurable (terukur)= disusun dengan indikator kuantitatif atau kualitatif; A: Attainable (dapat dicapai)= dalam jangkauan;
R; Relevant = berkontribusi terhadap tujuan secara keseluruhan upaya;
T: Time-Bound (berjangka waktu) = menetapkan jangka waktu pencapaian secara spesifik)
Tujuan jangka panjang adalah sebuah hasil jangka panjang untuk menggambarkan keseluruhan misi atau tujuan suatu program, biasanya didukung oleh beberapa tujuan jangka pendek atau sasaran yang SMART. Tujuan jangka panjang ini mengacu pada target misalnya yang ada di Renstra.
Tujuan jangka pendek/Sasaran yang SMART adalah pernyataan singkat yang menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan dalam jangka pendek untuk mendukung tujuan program jangka panjang. Dalam menentukan tujuan atau sasaran SMART, kita mencoba menjawab bagaimana menyelesaikan isu strategis yang telah yang telah dirumuskan sebelumnya, yang menyebabkan tidak tercapainya target atau tujuan jangka panjang.
Menentukan Quick Win
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Keberhasilan-keberhasilan kecil yang dicapai dalam waktu yang singkat untuk mendukung sasaran.
Sasaran yang SMART ini merupakan tujuan advokasi, karena itu dari isu strategis yang telah dirumuskan, cari upaya yang paling memungkinkan dan SMART. Untuk merumuskan tujuan dan sasaran yang SMART dapat menggunakan Lembar Kerja seperti di bawah ini:
Tabel 4.
Perumusan Tujuan dan Sasaran Tujuan Umum – Jangka Panjang:
Tujuan Khusus/Sasaran – Jangka Pendek: 1.
2.
3.
4.
Untuk mempermudah membuat penetapan isu prioritas dapat menggunakan lembar kerja advokasi dibawah ini :
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Tabel 5
LK/IV/Advokasi: Mendeskripsikan Isu Prioritas Deskripsi isu
prioritas dan penyebabnya
Alasan memilih masalah
Siapa yang terkena dampak
Solusi advokasi yang diusulkan
1 2 3 4
1. TAHAP PERTAMA, LANGKAH KEDUA ➔ Analisis Stakeholder dan Pengambil Keputusan/Kebijakan
Didalam melakukan advokasi kita seringkali perlu mengajak mitra yang dapat mendukung tercapainya tujuan advokasi. Kriteria dalam memilih mitra advokasi antara lain:
Orang-orang yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan advokasi, orang-orang yang dihormati yang secara strategis dan selektif menginformasikan kepada pengambil keputusan/kebijakan dan memperkuat komitmen mereka terhadap tindakan kebijakan. Orang- orang dengan pengaruh, koneksi, dan akses terhadap pengambil keputusan/kebijakan yang penting untuk mencapai perubahan kebijakan yang signifikan.
Orang-orang yang mempunyai keahlian secara profesional, seperti yang ahli dalam perencanaan keluarga, pembuatan kebijakan, ahli kesehatan dan siapapun yang keahliannya sesuai dengan isu dan masalah yang diusung.
Para petugas di Lini lapangan, Orang-orang yang mempunyai pengalaman di lini lapangan yang bekerja sehari-hari untuk isu Bangga Kencana. Mereka mempunyai keterampilan dan kemampuan untuk mengatur dan memotivator para stakeholder potensial, melaksanakan
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
advokasi agar tujuan jangka panjang program Bangga Kencana tercapai dan menerapkan perubahan kebijakan untuk program Bangga Kencana.
Salah satu instrumen yang dapat dipergunakan untuk memetakan jejaring kerja adalah dengan metode Net-Map dalam memetakan dan pengaruhnya [power-play). Net-Map adalah suatu program pemetaan yang didasarkan pada diskusi kelompok untuk membantu orang memvisualisasikan, mendiskusikan, dan memahami situasi, aktor dan pola hubungan antara aktor serta siapa pihak yang paling berpengaruh.
Net-Map juga dapat memperjelas pemangku kepentingan yang tidak diketahui sebelumnya yang perlu diikutsertakan dalam kelompok kerja, sekaligus juga memperjelas kemungkinan sasaran advokasi.
Langkah-langkahnya menggunakan Net-Map sebagai berikut:
1. Diskusikan dengan tim dan menunjuk moderator dan pencatat 2. Siapkan semua peralatan yang akan dipakai seperti kertas koran,
spidol aneka warna dan ukuran, post it, penggaris, koin.
3. Tuliskan isu strategis yang sudah ditentukan 4. Tuliskan data lengkap wilayah dan tim perencana
5. Identifikasi stakeholder dengan menuliskan nama-nama stakeholder dalam post it dan tempelkan dalam kertas koran.
Stakeholder yang mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan, orang- orang yang mempunyai keahlian, orang-orang di lini lapangan tersebut antara lain: Camat, TP PKK, Kepala Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, PPKBD, Sub PPKBD, Pendamping Desa, Bidan Desa, Dinas dinas terkait, Kepala Daerah.
6. Diskusikan dan beri poin atau tumpukan koin sebagai tanda untuk masing masing stakeholder berdasarkan besar pengaruhnya
7. Tentukan siapa yang akan dijadikan mitra advokasi dan pengambil keputusan berdasarkan identifikasi stakeholder tersebut dengan
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
kriterianya:
➢ Siapa saja stakeholder yang sudah mendukung dan siap bertindak untuk pencapaian tujuan advokasi dijadikan mitra advokasi (Buat kelompok kerja Advokasi)
➢ Siapa stakeholder yang pengaruhnya besar untuk mengeluarkan kebijakan dan mengambil keputusan terkait pencapaian tujuan advokasi dijadikan sasaran advokasi
2. TAHAP PERTAMA, LANGKAH KETIGA ➔ Identifikasi Pengambil Keputusan
Pada langkah ketiga ini adalah kegiatan identifikasi pengambilan keputusan, ini sangat penting dimana kita harus benar benar mampu menggali dan mengidentifikasinya dengan cermat. Pada langkah ini dapat dilakukan secara berurutan seperti berikut ini:
Berdasarkan hasil pemetaan pada langkah terdahulu perlu dilakukan pemetaan terutama pemetaan pengambil keputusan/kebijakan, petakan relasi hubungan antar stakeholder. Siapa berpengaruh terhadap siapa terutama untuk memotivasi pengambil keputusan/kebijakan bergerak.
Bisa saja stakeholder yang mampu mempengaruhi pengambil keputusan/kebijakan bertindak bisa berasal dari mitra advokasi.
Tentukan sasaran antara advokasi, dan sasaran langsung dari isu tersebut.
Bentuk kelompok/tim kerja yang terdiri dari Mitra Advokasi. Kelompok kerja ini bisa di level Desa, Kecamatan maupun Kabupaten bahkan provinsi untuk memudahkan implementasi advokasi. Cara menggunakan netmap bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Di dalam melakukan advokasi Penyuluh KB tidak bekerja sendiri, apabila advokasinya ke Kepala OPD lain atau ke Bupati silahkan berkoordinasi
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
dengan OPD KB Kabupaten atau ke Pokja/Tim Kerja Advokasi Kabupaten/Kota apabila sudah ada Kelompok/Tim Kerja Advokasi tingkat Kabupaten/Kota.
Gambar 2:
Pemetaan Jejaring Kerja (Net-Map)
Untuk pemetaan stakeholder sesuai dengan kriterianya dapat menggunakan format seperti dalam gambar berikut ini:
Gambar 3.
Mitra Advokasi dan Sasaran Advokasi
Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana
Sedangkan peta relasi hubungan antar stakeholder, siapa berpengaruh terhadap siapa dan siapa memotivasi siapa untuk bergerak dapat menggunakan Lembar Kerja seperti contoh berikut ini:
Gambar 4.
Peta Relasi Hubungan Antar Stakeholder