• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 3. PENGEMBANGAN ADVOKASI BANGGA KENCANA

N/A
N/A
Rusyaida Syarifa

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL 3. PENGEMBANGAN ADVOKASI BANGGA KENCANA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Deskripsi Singkat

Manfaat Modul

Hasil Belajar

Indikator Hasil Belajar

Materi Pokok dan Sub-Materi Pokok

Petunjuk Belajar

KONSEP DASAR ADVOKASI

  • Pengertian
  • Tujuan
  • Ruang Lingkup
  • Jenis-jenis Advokasi
  • Jenis-jenis Advokasi pada program Bangga Kencana
  • Teknik Advokasi
  • Rangkuman
  • Latihan
    • Tes Formatif
  • Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Hal penting yang harus selalu ditekankan dalam pelaksanaan advokasi program Bangga Kencana adalah bahwa isu Bangga Kencana merupakan isu yang bersifat interdimensional, multifaset, dan lintas sektoral. Oleh karena itu, advokasi program Bangga Kencana selalu memerlukan peran serta berbagai sektor dan mitra kerja. Sebagai contoh praktik yang baik, advokasi melalui jaringan/kelompok telah dilakukan di beberapa provinsi dan kabupaten/kota untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung program Bangga Kencana.

Proses komunikasi dilakukan dengan melibatkan seluruh sektor, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, dalam bentuk tim Advokasi Bangga Kencana. Tujuannya agar dapat memberikan informasi mengenai topik-topik advokasi yang berkaitan dengan suatu hal, misalnya program Bangga Kencana, kepada media massa yang dirangkulnya sebagai mitra kerja, dimana nantinya pers diharapkan dapat menyalurkan pesan-pesan advokasi dan aspirasi Bangga Kencana. . Program untuk publik, dengan harapan dapat memimpin masyarakat sekaligus mengusung tema advokasi untuk membentuk opini publik. Tujuan advokasi menengah/tidak langsung yang biasa disebut tujuan sekunder adalah tujuan yang dapat menghubungkan atau mempengaruhi tujuan utama pengambil kebijakan untuk mengubah kebijakan sehingga dapat mendukung program Bangga Kencana.

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN ADVOKASI

  • Langkah-langkah Advokasi
  • Rencana Kerja Advokasi Bangga Kencana
  • Langkah Perencanaan Advokasi
  • Rangkuman
  • Latihan
  • Tes Formatif
    • Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Tidak ada hambatan dari segi kebijakan dan peraturan yang dapat menghambat pelaksanaan program Bangga Kencana secara efektif dan optimal. Ada potensi dana di daerah yang bisa menutupi kekurangan anggaran APBD untuk program Bangga Kencana, namun belum. Permasalahan dalam pengelolaan program kemudian berdampak pada situasi dan capaian program Bangga Kencana baik lokal maupun nasional.

Karena program Bangga Kencana memerlukan semua dukungan, kelompok kerja advokasi harus mengidentifikasi sumber daya yang ada. Sejak BKKBN didesentralisasi pada tahun 2004, situasi belum kondusif bagi pengembangan program Bangga Kencana yang efektif. Observasi langsung merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mengetahui permasalahan aktual di masyarakat terkait program Bangga Kencana.

Modul | Perkembangan Advokasi Kencana Bangga... faktor penyebab permasalahan ini merupakan isu-isu strategis untuk satu isu/masalah prioritas. Namun pemilihan isu prioritas program Bangga Kencana dalam kegiatan advokasi dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. Modul | Perkembangan Advokasi Bangga Kencana. f) Isu ini dapat memobilisasi mitra dan pemangku kepentingan lainnya dalam skala besar.

Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana.. keberhasilan kecil dicapai dalam waktu singkat untuk mendukung tujuan. Modul | Pengembangan Advokasi Bangga Kencana.. advokasi untuk mencapai tujuan jangka panjang Program Bangga Kencana dan implementasi perubahan kebijakan Program Bangga Kencana. Apakah ada keinginan untuk bertindak atas isu-isu yang menjadi perhatian pengambil keputusan/pengambil kebijakan dan isu Bangga Kencana?

Oleh karena itu, strategi komunikasi yang digunakan dalam program Bangga Kencana seperti KIE dan Mobilisasi Masyarakat sangat memerlukan dukungan advokasi yang kuat.

MEMBANGUN KONSENSUS

Penjelasan BKKBN SMART Tahap Kesatu

Sasaran SMART diciptakan dengan merumuskan isu-isu strategis, menetapkan prioritas persoalan, menganalisis permasalahan, menentukan sasaran dan sasaran SMART, serta menentukan quick win. FGD merupakan kelompok kecil yang beranggotakan 8 sampai 12 orang untuk memperoleh informasi mengenai perasaan, pendapat, persepsi, pemahaman, keyakinan, miskonsepsi, sikap dan penerimaan sekelompok orang terhadap permasalahan program Bangga Kencana. Analisis data sekunder merupakan teknik identifikasi dengan melihat catatan, laporan atau data tentang capaian program Bangga Kencana dibandingkan dengan target atau data survei sebelumnya mengenai permasalahan program Bangga Kencana.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan dengan menggunakan satu atau lebih teknik penilaian kebutuhan di atas, maka permasalahan/permasalahan yang ingin diselesaikan melalui kegiatan advokasi akan diidentifikasi. Setelah kebutuhan teridentifikasi, permasalahan/permasalahan yang perlu diselesaikan melalui kegiatan advokasi akan diambil. Advokasi isu berupa isu Program Bangga Kencana terkait regulasi/kebijakan publik, nilai/norma dalam masyarakat, pembiayaan kegiatan, regulasi terkait peningkatan kapasitas sumber daya manusia, koordinasi dengan program lain.

Cara penyelesaiannya adalah dengan membandingkan setiap terbitan program Bangga Kencana (Isu/masalah 1, 2, 3 dst) sesuai kriteria. Lengkapi berdasarkan hasil diskusi dengan Tim Advokasi di wilayah kerja Anda. Isu/Masalah 2: Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembinaan Keluarga Anak (CFD) Isu/Masalah 3: Rendahnya pencapaian MKJP. Dari tabel 4 diatas terlihat bahwa isu/masalah yang menjadi prioritas adalah isu/masalah 3 yaitu: Rendahnya pencapaian MKJP.

Setelah merumuskan isu-isu strategis, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek atau tujuan SMART (S: Spesifik = menunjukkan apa yang akan dicapai dan dengan cara apa; M: Measurable = disusun dengan indikator kuantitatif atau kualitatif; A : I Reachable (dapat dicapai) = dalam jangkauan; Petugas lapangan, orang-orang yang mempunyai pengalaman di bidang ini yang setiap hari bekerja pada isu Bangga Kencana. Menentukan siapa yang akan menjadi mitra advokasi dan pengambil keputusan berdasarkan identifikasi para pemangku kepentingan tersebut. dengan.

Ada kemungkinan pemangku kepentingan yang dapat mempengaruhi pengambil kebijakan/tindakan berasal dari mitra advokasi.

Gambar 1. Diagram Tulang Ikan
Gambar 1. Diagram Tulang Ikan

Rangkuman

Dalam merumuskan isu-isu strategis, ada beberapa langkah yang harus dilakukan: identifikasi kebutuhan (dapat menggunakan satu atau lebih teknik), analisis masalah untuk menentukan prioritas isu/masalah dan penyebabnya. Setelah merumuskan isu-isu strategis dalam menyusun strategi advokasi, perlu ditentukan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek yang SMART. Tujuan Jangka Panjang: merupakan hasil jangka panjang yang menggambarkan keseluruhan misi atau tujuan program Bangga Kencana, biasanya didukung oleh beberapa tujuan jangka pendek/SMART.

Tujuan SMART adalah pernyataan singkat yang menggambarkan hasil spesifik yang ingin kita dukung dalam jangka pendek sehubungan dengan tujuan jangka panjang program. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk memetakan jaringan kerja adalah Net-Map, sehingga dapat mengetahui siapa kelompok kerja advokasi atau mitra advokasi dan tujuan advokasi. Kriteria pemilihan mitra advokasi adalah: orang-orang yang mempengaruhi tujuan advokasi, orang-orang yang mempunyai keahlian dan petugas lapangan.

Latihan

Tes Formatif

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

LANGKAH KEDUA, LANGKAH 5: Mengenal Pengambil Keputusan Setelah menentukan siapa pengambil keputusan/pengambil kebijakan yang ingin kita advokasi sesuai dengan tujuan advokasi, kita perlu mengetahui siapa pengambil keputusan/pengambil kebijakan tersebut. Informasi yang diberikan mengenai isu Bangga Kencana yang telah disusun hendaknya dikaitkan dengan fokus isu-isu strategis lainnya.Jika pengambil keputusan/pengambil kebijakan sudah memahami isi Bangga Kencana, maka perlu dibangun keinginan untuk melakukan advokasi. tujuan yang dirumuskan. - hal-hal yang menjadi perhatian utama para pengambil keputusan/politisi c. Hal-hal yang menjadi keberatan para pengambil keputusan/politisi. bertentangan dengan tujuan advokasi, siapkan tanggapan terhadap keberatan tersebut.

Sebelum menyusun rencana kegiatan advokasi, perlu diidentifikasi terlebih dahulu faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan tantangan) yang ada pada kelompok kerja advokasi. Jika pengambil keputusan/pengambil kebijakan keberatan dengan tujuan advokasi, siapkan tanggapan terhadap keberatan tersebut. Apa yang harus dimasukkan pada kolom 'identifikasi pengambil keputusan/kebijakan' pada lembar kerja Formulasi Klaim.

FASE KETIGA, LANGKAH 7: Menyusun rencana kerja advokasi Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Indikator hasil yaitu apakah seluruh kegiatan advokasi telah dilaksanakan sesuai rencana kerja yang telah disusun. Beberapa hasil cepat yang diperoleh selama pelaksanaan rencana kerja advokasi hendaknya dicatat sebagai keberhasilan kecil untuk memotivasi tim/kelompok kerja advokasi.

Selain itu, Pokja advokasi juga harus melakukan penilaian (evaluasi) pada tahap akhir pelaksanaan kegiatan, yang menentukan apakah tujuan pelaksanaan kegiatan advokasi telah tercapai atau belum dan apakah timbul permasalahan. . Rencana kerja advokasi dibuat dalam format yang mengikuti BKKBN SMART dan memuat: tujuan SMART, langkah/kegiatan, biaya, penanggung jawab, jadwal, sumber biaya. Penyuluh KB hendaknya memperhatikan langkah-langkah dalam menyusun strategi advokasi, antara lain: merumuskan pertanyaan strategis, menetapkan tujuan dan sasaran SMART, mengidentifikasi mitra advokasi dan pengambil keputusan/kebijakan, mengidentifikasi pengambil keputusan, merumuskan persyaratan advokasi, menyusun rencana kerja.

Penyuluh KB hendaknya memperhatikan langkah-langkah dalam menyusun strategi advokasi, antara lain: merumuskan isu-isu strategis, menetapkan tujuan dan sasaran SMART, mengidentifikasi pemangku kepentingan dan pengambil keputusan/kebijakan, mengidentifikasi pengambil keputusan/kebijakan, merumuskan persyaratan, mengidentifikasi kepentingan internal dan eksternal. faktor. penyusunan rencana kerja, penetapan indikator keberhasilan, pelaksanaan, evaluasi dan keberlanjutan.

FOKUS PADA UPAYA

Penjelasan BKKBN SMART Tahap Dua

Hal ini mencakup faktor-faktor dalam gugus tugas advokasi yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, termasuk sumber daya keuangan, waktu, data yang diperlukan, dan sumber daya manusia. Memberikan motivasi bertindak melalui berbagai upaya untuk mencapai tujuan advokasi, komunikasi hendaknya dibangun untuk menggali berbagai hal yang menjadi hambatan dan kepentingan pengambil kebijakan dalam mengambil tindakan, serta memperhatikan manfaat tindakan pengambilan kebijakan bagi pengambil kebijakan. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan permohonan advokasi, yaitu bagaimana merumuskan permohonan berdasarkan berbagai argumen yang dapat mempengaruhi dan mengubah tujuan tindakan dalam mendukung tujuan advokasi.

Penjelasan BKKBN SMART Tahap Tiga

Advokasi merupakan proses panjang untuk mencapai suatu tujuan, melalui berbagai tahapan kegiatan sesuai tujuan SMART. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan advokasi berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan secara berkala pada setiap tahapan kegiatan kelompok kerja advokasi. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, permasalahan yang ada dapat segera diantisipasi atau diperbaiki, untuk dikembangkan kegiatan advokasi lebih lanjut, dalam bentuk rencana tindak lanjut.

Tim advokasi/satuan tugas juga harus mencatat keberhasilan yang dicapai, termasuk indikator keluaran, hasil dan dampak. Pada tahap akhir pelaksanaan kegiatan, kelompok kerja advokasi melakukan penilaian (evaluasi) untuk mengetahui apakah tujuan kegiatan advokasi telah tercapai atau belum dan apakah timbul permasalahan. Tujuan advokasi antara lain meningkatkan sumber daya program Bangga Kencana baik dari segi anggaran, sumber daya manusia, keterampilan, kapasitas, dan lain-lain, menghilangkan hambatan dari segi kebijakan dan peraturan serta ketersediaan kebijakan dan peraturan yang mendukung program Bangga Kencana, koordinasi dan sinergi antar pemerintah. program, dan meningkatkan visibilitas isu-isu program Bangga Kencan. Ketika mengembangkan strategi advokasi, tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek yang SMART harus ditetapkan terlebih dahulu.

Diharapkan setelah mempelajari modul ini, para penyuluh KB yang ahli di lapangan akan lebih memahami dan mampu menjalankan tugas tugasnya khususnya yang berkaitan dengan advokasi kondisi kewilayahan, guna mendukung tercapainya tujuan Bangga Kencana. program sebagai program pembangunan nasional.

Test Formatif

PENUTUP

Simpulan

Tes Sumatif

Umpan balik dan Tindak Lanjut

Advokasi KKBPK dan KIE, Modul Pembelajaran Edukatif dan Pelatihan Penjenjangan Fungsional bagi Instruktur KB dari Tingkat Terampil hingga Profesional.

Gambar

Gambar 1. Diagram Tulang Ikan
Tabel 3  LK/III/ADVOKASI:

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang, ada beberapa prosedur yang harus dilalui untuk mengidentifikasi lapisan tanah yang ada pada wilayah tertentu, apakah akan

Untuk mengetahui secara mendalam terkait implementasi promosi program Bangga Kencana dalam upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat di Jawa Timur serta hambatan-hambatan