• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian dan Analisis Data

Dalam dokumen Fajar Ahwa, M.Pd.I ( ) 2 (Halaman 80-99)

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Penyajian dan Analisis Data

1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang berkompeten dan berakhlak mulia.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dab efisien, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

3) Melaksanakan dan mengembangkan sistem pendidikan dan pengajaran sesuai kebutuhan

4) Melakukan pengembangan metode dan strategi pembelajaran 5) Mendorong setiap usaha peningkatan mutu madrasah, akademik

dan non akademik.

6) Meningkatkan kualitas kinerja tenaga pendidik dan kependidikan 7) Melengkapi penyediaan sarana dan prasarana belajar mengajar

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Berdasarkan hasil penelitian, maka akan diuraikan data-data yang terkait dengan peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, yakni sebagaimana fokus penelitian antara lain: 1) Model supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di MTs Negeri 7 Jember, 2) Pelaksanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di MTs Negeri 7 Jember, 3) Implikasi pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di MTs Negeri 7 Jember.

1. Model Supervisi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember

Untuk mengetahui model seperti apa yang kepala madrasah gunakan dalam pelaksanaan supervisi, maka dilakukan wawanacra dengan kepala madrasah terkait dengan model supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalitas guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember. Sebagaimana wawancara oleh kepala madrasah, mengemukakan bahwa:

“Supervisi yang kita lakukan dalam satu semester sekali, jadi sebelum kita melakukan itu biasanya kita sosialisasi dulu, bahwa nanti di pekan depan tanggal sekian sampai sekian bapak ibu guru akan disupervisi maka segera siapkan mulai dari perangkat dan seterusnya dan itu melalui tahapan dari perangkat yang sudah dibuat nanti masuk ke kurikulum untuk diverifikasi baru kemudian ke kepala madrasah untuk ditindak lanjuti dengan kita masuk ke kelas-kelas sesuai jadwal yang sudah ditentukan tujuannya tentu tidak mendadak begitu saja.”66

66 Ihsanuddin, di wawancara oleh peneliti, Jember 22 Mei 2023

Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember diketahui bahwa supervisi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yakni pada tiap awal semester. Sebelum kegiatan supervisi dilaksanakan, kepala madrasah akan terlebih dahulu melakukan sosialisasi pada saat rapat terkait apa saja yang harus dipersiapkan untuk kegiatan supervisi. Dalam hal ini Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember juga mengemukakan bahwa:

“Kegiatan supervisi ini terjadwal, jadi pertama pada saat rapat dinas disampaikan akan adanya supervisi, terkait supervisi ini ada supervisi perangkat dan kelas. Jadi guru mengirimkan perangkat yang nantinya akan digunakan pada saat supervisi kemudian kami dari tim kurikulum akan mengecek kesesuaiannya, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan kelas sesuai jadwal dan ketentuan instrumen supervisi."67

Hasil wawancara yang diberikan oleh waka kurikulum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan supervisi, Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember melakukan sosialisasi tentang supervisi serta tujuan dari supervisi tersebut jelas dengan menggunakan instrumen supervisi sesuai dengan apa yang diukur dan mudah dipahami oleh para guru. Senada dengan yang dikatakan oleh Guru Fiqih Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember terkait model supervisi yang diterapkan di madrasah yakni:

“Dengan adanya kegiatan supervisi yang dilakukan bukan untuk menyalahkan tapi lebih kepada sebuah pembinaan, setelah semua kegiatan supervisi selesai kemudian ada feed backnya artinya setelah selesai ada evaluasi kira kira apa yang harus ditindak lanjuti di program peningkatan kompetensi, jadi akhirnya nanti misalkan ketemu ternyata bapak ibu guru tidak menguasai dibidang teknik

67 Hermawan Supriyadi, di wawancara oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

pembelajaran atau media pembelajarannya itu nanti baru akan diadakan semacam pembinaan seperti diklat atau workshop, dll.”68 Hal ini diperkuat dengan penuturan Guru Bahasa Indonesia Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, mengemukakan bahwa:

“Langsung kunjungan saja, kunjungan kemudian mengamati guru yang disupervisi mulai dari awal sampai akhir kemudian memberi penilaian berdasarkan instrumen penilaian, bagi yang kurang itu biasanya memang dipanggil, setelah supervisi kadang-kadang dipanggil di kantor diberikan arahan terkait kekurangan yang didapati pada saat supervisi misalnya seperti media yang digunakan, pengelolaan kelasnya atau yang lainnya.”69

Guru Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember juga menuturkan bahwa:

“Pada jadwal yang telah ditentukan itu kepala madrasah masuk ke kelas, melakukan pengamatan pada proses pembelajaran. Dari supervisi itu kan kelihatan kurangnya dimana apa dari metode, media, atau cara mengajarnya, kemudian dari situ kepala madrasah akan menindak lanjuti dengan pembinaan secara personal terlebih dahulu, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihan- pelatihan.”70

Guru Aqidah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember juga menuturkan bahwa:

“Supervisi itu gunanya kan dalam rangka perbaikan ya, pembinaan.

Jadi kekurangan yang dimiliki guru itu pada saat proses pembelajaran ditindak lanjuti dengan mengikuti pelatihan- pelatihan.”71

Hal ini juga diperkuat oleh penuturan Pengawas Madrasah, mengemukakan bahwa:

“Supervisi atau pengawasan itu bukanlah rangka untuk menyalahkan, akan tetapi menentukan solusi untuk bagaimana

68 Nala Izzatul, di wawancara oleh peneliti, Jember 22 Mei 2023

69 Sujarwati, di wawancara oleh peneliti, Jember 24 Mei 2023

70 Isnaini, di wawancara oleh peneliti, Jember 4 Juni 2023

71 Devi Masruroh, di wawancara oleh peneliti, Jember 5 Juni 2023

anak-anak ini melaksanakan pendidikan atau proses belajar dengan baik. Mau tidak mau kompetensi guru itu sangat menentukan. Jika kompetensinya ala kadar, hasilnya pun juga ala kadarnya.”72

Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala madrasah, pengawas madrasah, dan guru maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan supervisi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember kepala madrasah menggunakan model supervisi akademik. Supervisi akademik lebih menekankan kepada perbaikan dan pemecahan suatu masalah yang dialami oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Segala kekurangan yang didapati pada saat proses pembelajaran akan ditindak lanjuti guna peningkatan profesionalisme guru agar tercipta proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun sebelum itu, cara yang dilakukan kepala madrasah ialah memanggil guru yang bersangkutan, yang hendak diberikan pembinaan secara personal sebelum akhirnya nanti akan dilakukan tindak lanjut.

Dari beberapa wawancara tersebut dapat dikuatkan dengan dokumentasi terkait pelatihan dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru:

72 Muadib, di wawancara oleh peneliti, Jember 4 Juni 2023

Gambar 4.2

Dokumentasi Pembinaan dan Pelatihan Guru

Berdasarkan hasil dokumentasi tersebut dapat diketahui bahwa selain pembinaan yang diberikan oleh kepala madrasah secara personal atau melalui evaluasi diri madrasah, kepala madrasah juga memberikan peluang kepada guru dengan mengikuti berbagai kegiatan pengembangan seperti pelatihan, workshop, dan lain-lain. Melalui tindak lanjut tersebut mampu menghasilkan umpan balik sehingga memungkinkan kepala madrasah untuk memperoleh kompetensi yang dibutuhkan untuk memberikan bantuan dan bimbingan yang efektif sehingga memenuhi profesionalisme serta rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh guru tersebut.

2. Pelaksanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember

Pelaksanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember dilakukan melalui tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Perencanaan adalah langkah pertama dalam mempraktikkannya. Setiap organisasi atau lembaga, maupun setiap tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok, pasti merencanakan segala sesuatunya.

Pelaksanaan suatu kegiatan mungkin tidak akan berhasil tanpa sebuah perencanaan.73 Oleh karena itu tujuan utama dari kegiatan perencanaan ini adalah untuk mempermudah suatu kegiatan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Peran pengawasan kepala madrasah sebagai fasilitator sangat menentukan berhasilnya suatu kegiatan supervisi. Sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember bahwa:

“Sebelum melaksanakan supervisi, biasanya kita dalam sebuah rapat dinas kita sampaikan bahwa akan ada supervisi, sebagai langkah untuk mensosialisasikan, jadi sebelum kegiatan itu kita lakukan sosialisasi terlebih dahulu. Nah, disitu memang kita sampaikan apa saja yang nanti akan kita supervisi, contohnya dari sisi perangkat yang mana harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan, baru selanjutnya kita akan buat terkait jadwal pelaksanaannya. Alat yang digunakan sebagai bahan penelitian guru yakni menggunakan form penilaian.”74

Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala madrasah bahwa perencanaan dilakukan melalui langkah awal yakni melaksanakan sosialisasi terlebih dahulu kepada guru terkait supervisi, dalam kegiatan ini disampaikan terkait apa saja hal-hal yang harus dipersiapan guru dalam pelaksanaan supervisi mendatang, kemudian menentukan jadwal.

Penilaian hasil supervisi dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian. Instrumen penilaian ialah alat yang digunakan secara efektif dan

73 Subaidi, Jupri, and Munasir, “Supervisi Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Kompetensi Profesional Guru.” 23

74 Ihsanuddin, di wawancarai oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

efisien untuk mencapai tujuan tertentu.75 Maka instrumen penilaian terkait supervisi yakni dimana untuk mengukur hasil proses mengajar guru, mulai dari kelengkapan perangkat, penampilan, serta bagaimana proses mengajar dari pembukaan sampai penutup. Hal serupa juga diungkapkan oleh Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, bahwa:

“Terkait perencanaan supervisi, yang pertama dilakukan adalah membuat instrumen penilaian terlebih dahulu, dan juga ada 2 hal terkait supervisi yang dilakukan yakni supervisi perangkat dan supervisi di kelas. Kemudian pembuatan jadwal, nah pembuatan jadwal itu kami dari waka kurikulum yang menentukan jadwal sesuai jadwal mata pelajaran di kelas, misalnya bahasa inggris di hari senin, ya maka jadwalnya di hari senin.”76

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam pembuatan jadwal supervisi, kepala madrasah mendelegasikan kepada waka kurikulum dalam pembuatan jadwal supervisi. Supervisi dilaksanakan sebanyak dua kali dalam dua semester, yakni pada tiap awal semester. Hal ini dimaksudkan guna apabila nanti guru melaksanakan proses pembelajaran maka apa yang telah dihasilkan pada saat kegiatan supervisi, bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran. Karena seperti yang kita tau tujuan supervisi sendiri adalah memberikan pembinaan, bimbingan, arahan kepada guru apabila dalam melaksanakan pembelajaran ternyata adanya kekurangan dan ketidasesuaian, sehingga dengan adanya kegiatan supervisi di awal semester dapat memberikan bantuan terhadap guru agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan lebih baik.

75 Yahya Hairun, Evaluasi Dan Penilaian Dalam Pembelajaran (Yogyakarta:

DEEPUBLISH, 2020),

https://books.google.com/books/about/Evaluasi_Dan_Penilaian_Dalam_Pembelajara.html?hl=id&

id=GLTqDwAAQBAJ#v=onepage&q=Pengertian%20instrumen%20penilaian&f=false. 63

76 Hermawan Supriyadi, di wawancara oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

Gambar 4.3

Dokumentasi Kegiatan Rapat Dinas

Dokumentasi tersebut merupakan kegiatan rapat dinas yang diselenggarakan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, dimana dalam kegiatan ini kepala madrasah memberikan sosialisasi terkait akan diadakannya supervisi pada pekan mendatang yang mana para pendidik harus mempersiapkan segala perangkat yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran nanti.

Setelah perencanaan supervisi selesai, langkah selanjutnya adalah melanjutkan ke tahap pelaksanaan. Jika semua rencana yang disusun dipersiapkan dengan baik, maka pelaksanaan rencana supervisi akan berjalan dengan lebih baik.

Dalam pelaksanaan supervisi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, dilakukan dari mulai tahap pra-observasi, observasi dan pertemuan balikan. Pada tahap pra-observasi yang dilakukan adalah memverifikasi perangkat yang akan digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran, kemudian apabila telah sesuai dan siap maka akan dilanjutkan pada tahap observasi. Tahap observasi dilakukan secara

langsung di dalam kelas pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan perkataan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, mengemukakan bahwa:

“Yang pertama, pada saat pelaksanaan supervisi kita juga akan mengecek terkait RPP yang digunakan sambil kita memang datang langsung di kelas, kita akan melihat proses supervisi itu mulai awal hingga akhir, bagaimana seorang guru itu memulai pembukaannya seperti apa, kemudian intinya seperti apa, metode seperti apa, media pembelajarannya seperti apa, karena masing-masing itu kan ada kriteria dan ketentuannya mulai dari pembukaan sampai penutup, nah kira-kira guru itu melakukannya dengan baik dan benar atau tidak. Yang jelas pada saat kegiatan supervisi itu ya kepala melihat secara langsung ketika mengajar.”77

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Guru Bahasa Indonesia Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, mengemukakan bahwa:

“Pada saat kegiatan supervisi kepala madrasah datang langsung ke kelas, kemudian duduk dibagian belakang. Disini kepala madrasah melihat bagaimana guru mengajar, kemudian sambil menilai juga, dan biasanya juga kepala madrasah itu jalan-jalan, melihat-lihat siswa ketika mengerjakan soal dan lainnya.”78

Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah dalam melakukan kegiatan supervisi yakni menggunakan teknik supervisi individual. Teknik individual adalah pelaksanaan supervisi yang hanya ditunjukkan kepada satu orang guru saja, kegiatan supervisi tidak berlaku pada dua orang guru atau lebih.79 Begitupun juga setiap guru di

77 Ihsanuddin, di wawancara oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

78 Sujarwati, di wawancara oleh peneliti, Jember 27 Maret 2023

79 Joko Sulistiyono, Meningkatkan Disiplin Mengajar Guru Melalui Supervisi Akademik Teknik Individual (Nusa Tenggara Barat: Yayasan Insan Cendekia Indonesia Raya, 2022), https://books.google.com/books/about/MENINGKATKAN_KEDSIPLINAN_MENGAJAR_GUR U.html?hl=id&id=I0CDEAAAQBAJ#v=onepage&q=Pengertian%20teknik%20individual&f=fals e.

supervisi oleh satu orang supervisor. Senada dengan Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, mengemukakan bahwa:

“Dalam supervisi ini, ada sebuah tim memang karena tidak mungkin seorang kepala madrasah mensupervisi sebanyak 42 guru kan tidak mungkin, sehingga pasti ada tim. Dan setiap 1 orang yang membantu itu minimal memegang 10 guru, sehingga melihat perbandingan guru maka kita membutuhkan 4 orang sebagai supervisor, 1 kepala madrasah dan 3 dari guru atau waka lainnya yang dianggap mampu untuk mensupervisi.”80

Berdasarkan hasil wawancara dengan waka kurikulum dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah dalam melaksanakan supervisi dibantu oleh beberapa guru untuk melakukan supervisi di dalam kelas. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu yang dimiliki oleh kepala madrasah sehingga kepala madrasah membutuhkan bantuan guru yang lain.

Supervisi dilaksanakan selama satu minggu, namun hal ini tidak memungkinkan lebih dari satu minggu menjadi waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan supervisi, hal ini dikarenakan banyaknya guru yang disupervisi dan adanya semacam kendala yang dihadapi oleh beberapa guru yang tidak bisa disupervisi pada jadwalnya, atau supervisor yang sedang berhalangan, sehingga akan di ganti lain hari.

Hal ini juga diungkapkan oleh Guru Aqidah Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember bahwa:

“Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi kepala madrasah membentuk tim supervisor yang terdiri dari beberapa waka atau guru senior. Sebelum jadwal atau beberapa hari sebelumnya itu ada peninjauan atau pengecekan perangkat, apabila sudah lengkap dan sesuai maka ditanda tangani yang artinya siap untuk disupervisi.

80 Hermawan Supriyadi, di wawancara oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

Selanjutnya kunjungan kelas dan terakhir evaluasi atau tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut”.81

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Guru Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember bahwa:

“Jadi sebelum datang ke kelas, itu kita ada deadline untuk pengumpulan kalau dulu itu RPP, sekarang modul pembelajaran.

Apabila tidak lengkap ya artinya belum siap untuk disupervisi.

Namun jika sudah lengkap baru dilanjutkan kunjungan kelas, supervisor datang ke kelas, mengamati sambil menilai juga.”82 Hal ini diperkuat oleh penuturan Guru Fiqih Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember bahwa:

“Awal sekali pada saat rapat dinas kepala madrasah melakukan sosialisasi, selanjutnya waka kurikulum menentukan jadwalnya.

Namun sebelum itu, beberapa hari sebelumnya ada pengecekan terkait perangkat, apabila sudah lengkap dan sesuai dengan kurikulum maka akan dilanjutkan tahapan kunjungan kelas.”83 Berdasarkan wawancara kepada kepala madrasah dan guru maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi kepala madrasah dilakukan mulai dari tahap pra-observasi, observasi, dan pertemuan balikan. Pra-observasi dalam arti dimana kepala madrasah atau supervisor melakukan peninjauan atau pengecekan terhadap kelengkapan dan kesesuaian perangkat yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran di dalam kelas beberapa hari sebelumnya. Apabila perangkat telah lengkap dan sesuai kurikulum maka akan dilanjutkan pada tahap observasi atau kunjungan kelas. Tahap observasi dimana kepala madrasah atau supervisor datang ke kelas guna mengamati proses jalannya pembelajaran dari awal

81 Devi Masruroh, di wawancara oleh peneliti, Jember 5 Juni 2023

82 Isnaini, di wawancara oleh peneliti, Jember 4 Juni 2023

83 Nala Izzatul, di wawancara oleh peneliti, Jember 27 Maret 2023

hingga akhir, melakukan pengamatan apakah ada kesesuaian antara perangkat yang telah tercantum dengan yang disampaikan kepada peserta didik dan melakukan penilaian berdasarkan instrumen penilaian supervisi.

Tahap selanjutnya yakni pertemuan balikan, dari hasil pelaksanaan supervisi, ditemukannya kekurangan dan kelemahan guru maka akan secara langsung dilakukan evaluasi atau tindak lanjut.

Dari beberapa wawancara tersebut dapat dikuatkan dengan dokumentasi terkait pelaksanaan kegiatan supervisi dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru:

Gambar 4.4

Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran

Hasil dokumentasi tersebut merupakan bentuk pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala madrasah dengan menggunakan teknik individual yakni kunjungan kelas. Dokumentasi tersebut juga merupakan bentuk observasi yang dilakukan peneliti mengenai pelaksanaan kegiatan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru yang diawali dengan pra-observasi terkait kelengkapan perangkat yang akan digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran nanti. Kemudian

kepala madrasah akan meninjau ke kelas untuk mengamati dan mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sembari dengan melakukan penilaian berdasarkan instrumen yang telah disepakati.

Setelah kunjungan kelas selesai kepala madrasah akan melakukan pertemuan balikan secara langsung terhadap kekurangan atau masalah yang dimiliki oleh guru pada saat pembelajaran secara pribadi sebagai bentuk pembinaan, pemecahan masalah sekaligus motivasi.

Tahapan terakhir yakni evaluasi supervisi. Evaluasi merupakan suatu upaya perbaikan dari hasil supervisi, misalnya apabila terjadi kekurangan dalam metode yang digunakan atau belum terampilnya seorang guru menggunakan media pembelajaran maka yang dilakukan adalah memberikan pembinaan dan arahan kepada guru yang bersangkutan yang berkaitan dengan pemilihan metode atau media pembelajaran agar proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan menarik dan menyenangkan sehingga tidak membuat peserta didik merasa monoton atau bahkan bosan. Namun satu hal yang perlu digaris bawahi adalah upaya tindak lanjut kepala madrasah terhadap guru tetap berpegang pada prinsip-prinsip supervisi yang seharusnya, yakni demokratis, kekeluargaan, ilmiah, konstruktif dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan penuturan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, beliau menjelaskan bahwa:

“Melalui instrumen penilaian itu kan ada catatan-catatan yang mana dari situ kita bisa lihat apa saja kekurangnya nah dari situlah akan menjadi bahan evaluasi. Kemudian lagi misalnya, dari hasil supervisi ternyata ada kelemahan dibidang penggunaan media

pembelajaran misalnya, maka itu nanti sebagai bahan kita untuk mengevaluasi, atau berarti di MTs ini harus diadakan peningkatkan kompetensi dibidang penggunaan media pembelajaran melalui evaluasi diri madrasah.”84

Hal ini diperkuat oleh penuturan Pengawas Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember bahwa:

“Penilaian terhadap guru itu harus senantiasa ditingkatkan, jika tidak ya akan biasa-biasa saja. Penilaian jadi tidak bermakna, jika tidak dimaknai oleh yang bersangkutan. Penilaian itu kan dilakukan mulai dari proses, hasil, sampai dengan tindak lanjut.”85

Gambar 4.5

Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Diri Madrasah

Dokumentasi tersebut merupakan bentuk kegiatan dimana dari hasil yang didapatkan pada saat pelaksanaan supervisi, kekurangan dan kelemahan yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran seperti penggunaan media, metode, pengelolaan kelas dan lainnya akan di evaluasi dan ditindak lanjuti sebagai bahan pembinaan, dan bimbingan dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru.

84 Ihsanuddin, di wawancara oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

85 Muadib, di wawancara oleh peneliti, Jember 4 Juni 2023

3. Implikasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember, adapun implikasi dari adanya kegiatan supervisi ialah sebagaimana Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember mengemukakan bahwa:

"Supervisi merupakan bagian dari semacam evaluasi untuk menilai seorang guru, jadi kita itu kan ada PKG (penilaian kinerja guru), penilaian kinerja guru itu ya salah satunya supervisi itu, ketika kita memberikan penilaian maka nanti itu pasti akan kita ketahui bahwa si A si B itu oh ini kurang ini lebih maka pada tataran berikutnya kita dari situ akan tahu bahwa oh guru ini kurangnya disini, maka dari situ seorang kepala sekolah akhirnya mengambil suatu inisiatif, artinya itu dampak dari supervisi akhirnya kepala sekolah memahami bahwa kompetensi guru disini itu seperti ini, maka pada tahapan berikutnya ya kita akan bekali mereka menambah pemahaman mereka mungkin dengan cara diklat atau workshop atau kegiatan-kegiatan yang lain, mungkin juga menggalakan terkait MGMPnya."86

Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember juga mengemukakan bahwa:

“Ya tentu saja ada, dari pelaksanaan itu kan nanti ketemu apa saja yang kurang dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru nanti dengan adanya kekurangan itu dilakukan tidak lanjut oleh kepala madrasah”.87

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Guru Bahasa Indonesia Madrasah Tsanawiyah Negeri 7 Jember bahwa:

"Ya otomatis ada, ketika ada kekurangan kan akan disampaikan oleh kepala, setelah disampaikan otomatis para yang disupervisi

86 Ihsanuddin, di wawancara oleh peneliti, Jember 22 Mei 2023

87 Hermawan Supriyadi, di wawancara oleh peneliti, Jember 20 Maret 2023

Dalam dokumen Fajar Ahwa, M.Pd.I ( ) 2 (Halaman 80-99)

Dokumen terkait