• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

penyuluh konseli IRTD mengali stress setelah kejadian cerai talak yang dilakukan oleh suaminya.

Berdasarkan hasil pembicaraan penyuluh dengan konseli IRTD dia menuturkan penyebab konseli dan suaminya bercerai yakni karna suaminya melihat chat dari mantan pacar dari konseli IRTD namun konseli tidak membalas chatnya, akan tetapi yang membalas chat tersebut adalah suaminya dan kata konseli sebelum terjadi masalah itu suaminya pernah ketahuan selingkuh.

Lebih lanjut konseli juga menyatakan bahwa setelah kejadian diatas suaminya selalu mencari kesalahan dari konseli agar mereka bisa bercerai. Hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah adanya chat dari mantan istrinya dia langsung membesarkan masalah agar dapat dijadikan alasan untuk bisa bercerai dengan konseli dan setelah kejadian itu suaminya langsung pulang ke rumah orang tuanya.

Konseli juga telah melakukan beberapa upaya agar hubungannya dapat membaik terbukti Selang dua hari dari penceraian itu konseli mencoba untuk menghubungi suaminya namun tak kunjung mendapatkan respon sehingga ayah dari IRTD ini mengajak konseli kerumah mertuanya untuk menjemput suaminya namun sesampainya disana suaminya

konseli tersebut diam dan tidak berbicara sehingga pihak dari konseli itu yang memulai pembicaraan dengan meminta agar bisa menyelesaikan permasalahannya akan tetapi mertua konseli menyuruh agar mereka berpisah dengan alasan sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

Data lain juga peneliti dapatkan dari penyuluh yaitu ibu Rury Wahidah Ali atau yang biasanya di panggil ibu ruri beliau mengatakan bahwa

“Biasanya IRTD ini ketika di rumah sering marah kepada anaknya yang masih kecil bahkan konseli enggan untuk merawatnya, Karena IRTD sudah lepas tangan dari anaknya sehingga ibu (nenek) dari konseli mengambil alih untuk merawat dan membesarkan cucunya yang masih balita43.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan memang benar konseli IRTD ini mengalami stress yaitu sering mengurung diri, melamun, merasa kesal kepada anak dan jarang berbicara. Kemudian untuk tindakan yang dilakukan kepada konseli IRDT masih hanya memberikan peringatan dengan cara mengingatkan dan teguran saja.

Berdasarkan pendapat tetangga konseli sekaligus keluarga dari konseli yaitu ibu Ani ia mengatakan bahwa:

43 Ibu Ruri, Wawancara dengan penyuluh, Tanggal 01 Juni 2022

“Biasanya yang sering dilakukan oleh IRTD selama berpisah dengan suaminya IRTD selalu mengurung diri di rumah kadang kala IRTD selalu bertengkar dengan ibunya dengan berteriak lantaran ibunya selalu memaksanya merawat anaknya kadang. yang mana biasanya sebelum IRTD bercerai ia selalu mengurusi anaknya mengantarnya ke TK dan juga berjualan ketika sore bersama suaminya. Namun setelah berpisah semuanya berubah”.

Berdasarkan pernyataan dari tetangga konseli penyuluh mendapatkan fakta baru bahwa tindakan yang dilakukan konseli setelah berpisah ialah konseli IRTD ini sering kali bertengkar dengan berteriak kepada ibunya serta enggan mengurus anak tunggalnya tersebut.

Kehidupan konseli IRTD menurut tetangganya memiliki banyak perubahan setelah berpisah dengan suaminya, hal ini dibuktikan konseli IRTD sudah tidak melakukan kebiasaan tersanksi jual beli (berjualan) ketika sore hari.

Lebih lanjut beliau juga menyatakan:

“Biasanya saya hanya menasehatinya nak namun IRTD hanya mengangguk saja tapi ujung- ujunganya masih tetap seperti itu namanya juga masih anak muda masuk telinga kiri keluar telinga kiri. Namun dengan berjalannya waktu setelah beberapa bulan lamanya konseli tidak pernah lagi berteriak hanya saja IRTD mengurung diri dirumah tapi sesekali mereka bertengkar44

Ibu Ani selaku tetangga konseli juga sering menasehatinya tentang perilaku yang dilakukan konseli

44 Ibu Ani, Wawancara tetangga/kerabat, Tanggal 03 Juni

tidaklah baik. Tapi konseli tidak pernah mendengarkan nasehatnya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada tetangga konseli terkait penyebab konseli IRTD mengalami stress dimungkinkan akibat pernikahanya yang masih baru dijalaninya harus berakhir sehingga akibat dari perceraian tersebut konseli IRTD mengalami stress.

Data lain juga di peroleh dari ibu kandung konseli IRTD yaitu ibu Hasanah pada saat wawancara ibu hasanah bahwa

“Biasanya yang sering dilakukan anak saya semenjak berakhirnya pernikahannya konseli IRTD sering kali melamun, menangis, tidak keluar rumah, membentak anaknya yang masih kecil, dan juga anak saya juga sering kali lalai dalam menjalankan sholatnya itulah mengapa saya selalu mengingatkan agar tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim namun IRTD tidak mendengarkan apa yang saya katakan. Sebagai ibu saya hanya bisa mengingatkan agar tidak meninggalkan kewajibannya45

Berdasarkan hasil dari wawancara peneliti dengan ibu konseli IRTD bahwa apa yang dialami oleh IRTD memang benar adanya. Ibu dari konseli IRTD mengatakan bahwa IRTD sering kali melamun, menangis, tidak keluar rumah, membentak anaknya yang masih kecil, dan juga

45 Ibu Hasanah, Wawancara dengan Ibu Konseli, Tanggal 4 Juni 2022

anak saya juga sering kali lalai dalam menjalankan sholatnya. Namun ibu dari IRTD sering mengingatkan agar tidak meninggalkan sholatnya dan mengabaikan anaknya yang masih kecil hingga terjadi percekcokan antara anak dan ibu.

Tabel 4.2

Perilaku Yang ditunjukkan konseli IRTD sebelum proses konseling No Perilaku yang

tampak sebelum proses konseling

Sangat Terlihat

Sedikit Terlihat

Tidak Terlihat

1. Tanggung Jawab V

2. Murung V

3. Kecewa V

4. Marah-Marah V

5. Berdiam Diri di rumah V

6. Merusak Fasilitas V

7. Menangis V

8, Mengabaikan Anak V

Peneliti mulai mewawancarai konseli sesuai dengan pedoman wawancara penelitian terapi realitas, konseli IRTD pada pertanyaan pertama mengatakan bahwa:

“Keinginan saya ingin menjadi pribadi yang baik dan mempunyai keluarga yang bahagia seperti yang lainnya, saya juga ingin bekerja dan membantu perekonomian orang tua. Tapi saya berfikir bahwa saya tidak bisa dikarenakan keluarga saya sudah hancur dan tidak utuh lagi ,saya juga ingin mencoba menerima anak saya lagi walaupun agak sulit46

46 IRTD, diwawancarai oleh penulis, Situbondo. 05 Juni 2022

Konseli juga mengatakan jika keinginan dari konseli yaitu akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan cara mencari pekerjaan meskipun agak sulit.

Konseli sadar bahwa apa yang dilakukan selama ini berdampak negative. Kemudian keinginan konseli lainnya yaitu konseli mencoba menerima anaknya kembali dan akan taat pada kedua orang tua serta nenek konseli. konseli mempunyai tujuan hidup yang ingin di capai, konseli juga mengungkapkan bahwa konseli mempunyai ingin menjadi wanita karir dan mempunyai keluarga yang bahagia, konseli juga berharap dengan tergapainya cita-citanya konseli dapat menjalani hidupnya.

Berdasarkan tanggapan dari konseli IRTD tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga konseli IRTD tersebut hanya memahami bahwa realitas tersusun dari realitas (realitas yang ada) dan kurang mampu menilai diri sendiri ketika melakukan sesuatu. Berikut tabel hasil observasinya:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Sebelum Proses Konseling realitas Dilakukan

No Indikator SB B C K

1 Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan tanpa merugikan orang lain

V

2 Memahami bahwa sesuatu tersusun dari kenyataan realita yang ada

V

3 Mampu mengevaluasi diri sendiri ketika melakukan sesuatu

V

2) Identitas masalah konseli FD

Konseli FD merupakan orang yang cenderung emosian, suka marah-marah, namun konseli FD mudah bergaul dengan lingkingan baru dan suka bersosial di luar rumah. Konseli FD juga di sukai oleh tetangganya. Konseli merupakan janda muda dengan yang telah di cerai talak oleh suaminya. Terkait penyebab perceraiannya akan dijelaskan dibawah ini Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari penyuluh konseli FD mengali stress setelah kejadian cerai talak yang dilakukan oleh suaminya.

Berdasarkan informasi yang penyuluh dapatkan dia bercerai berawal dari suaminya pamit ke konseli untuk pergi kesawah akan tetapi sampai malam hari tidak kembali setelah dapat dua hari konseli mulai khawatir jadi konseli mulai mencoba untuk menghubungi suaminya dan ternyata suaminya itu pulang kerumah orang tuanya selang berapa hari suaminya mengunjungi konseli di temani kakeknya dan dia meminta agar konseli berserta anaknya ikut pindah ke rumah suaminya namun konseli tidak mau. Keesokan harinya suaminya datang

kembali bersama kedua orang tuanya ia meminta anaknya agar dibawa pulang ke rumah suaminya diakrenakan konseli tidak mau pindah ke rumah suaminya dan karena istrinya tidak mengijinkan suaminya membawa anaknya akhirnya ibu dari konseli FD ini meminta agar mereka bercerai dan mereka memutuskan untuk bercerai. Dan setelah berpisah FD ini mulai merubah sikap seperti konseli 1.

Berdasarkan data dari penyuluh yang penyuluh temui untuk melakukan wawancara pada hari minggu.

Beiau bernama ibu ruri mengatakan bahwa:

“beliau sesekali melihat FD duduk dengan wajah yang sangat murung 47

Berdasarka wawancara dengan ibu ruri selaku penyuluh beliau mengatakan stress yang dialami konseli FD yang tampak hanya sekedar melamun dan terlihat murung.

Menurut tetangga sekaligus kerabat dengan konseli yaitu ibu siti yang penyuluh wawancarai mengatakan bahwa:

“sebelum menikah FD ini sering keluyuran bersama pacarnya hingga malam kadang juga FD ini kerap menginap di rumah pacarnya sehingga FD hamil di luar nikah sehingga saya sebagai saudara hanya bisa menasehati agar segera menikahkan

47 Ibu Ruri, Wawancara dengan Penyuluh, 01 Juni 2022

mereka berdua walau hanya dengan menikah siri dikarenakan usianya yang masih belum Cukup umur”

Berdasarkan hasil wawancara diatas terdapat informasi bahwa konseli FD hamil di luar nikah disebabkan konseli FD kerap kali menginap di rumah mantan suaminya dikala masih pacaran.

Lebih lanjut Ibu Siti juga mengatakan bahwa:

“Setelah beberapa bulan 6 bulan menikah mereka memutuskan namun saya tidak tahu apa penyebab dari putusnya hubungan pernikahan diantara mereka dan semenjak mereka berpisah FD ini tidak pernah keluar rumah kamar bahkan anaknya yang masih balita itu selalu dirawat oleh ibu dari FD”

Pencerai antara konseli FD dengan suaminya menyebabkan konseli tidak pernah keluar rumah bahkan berakibat pada anaknya yang masih balita, karena konseli jarang merawatnya pasca perpisahan tersebut

Lebih lanjut Ibu Siti juga mengatakan bahwa:

“ Semenjak FD bercerai ia kerap kali menghindari kerumunan FD terlihat melamun dan terlihat murung ketika saya kerumahnya saya hanya bisa menegurnya saja 48

Berdasarkan hasil wawancara dari ibu Siti selaku tetangga dan kerabat dari konseli mengatakan bahwa stress yang dialami oleh konseli FD ini berupa menghindari kerumunan, melamun, murung, dan menyendiri.

48 Ibu Siti, Wawancara dengan Tetangga, Tanggal 06 Juni 2022

Orang tua (bapak) dari konseli FD ini bekerja pada saat pagi sampai sore menjelang malam hari. Sedangkan ibu dari konseli FD ini mengurus cucu dari anaknya yaitu konseli FD seperti halnya menggendong memandikan meniduri. Kemudian penyuluh juga menanyakan penyebab konseli FD mengalami stress mengatakan bahwa:

“penyebab konseli stress dikarenakan perceraian putusnya pernikahan yang masih dibilang baru menginjak 6 bulan49

Berdasarkan wawancara penyuluh dengan ibu kandung konseli FD penyuluh mendapat data bahwa penyebab konseli FD mengalami stress yaitu dikarenakan putusnya hubungan pernikahannya yang baru.

Tabel 4.4

Perilaku konseli FD sebelum melakukan proses terapi realitas No Perilaku sebelum

konseling

Sangat Terlihat

Sedikit Terlihat

Tidak Terlihat

1. Tanggung Jawab V

2. Murung V

3. Kecewa V

4. Marah-Marah V

5. Berdiam diri di rumah V

7. Merusak Fasilitas V

8. Menangis V

9. Mengabaikan anak V

49 Ibu Nidan, Wawancara dengan ibu konseli, Tanggal 07 Juni 2022

Peneliti mulai mewawancarai konseli sesuai dengan pedoman wawancara penelitian terapi realitas, konseli FD pada pertanyaan pertama mengatakan bahwa:

“Saya ingin mempunyai pribadi yang baik yang ceria”

Mengatakan bahwa:

“menurut yang saya rasakan pribadi yang saya miliki saat ini adalah kurangnya gairah hidup, tidak ceria seperti dulu, tidak ada kebahagiaan dalam hidup saya”

Mengatakan bahwa:

“saya ingin keluarga saya bersatu kembali mengingat saya sudah mempunyai anak yang masih balia dan saya mempunyai keluarga yang harmonis seperti dulu50

Konseli menceritakan tentang keinginan apa yang dinginan konseli pada masalah yang dihadapinya. Konseli menjawab bahwa keinginan dari konseli ialah menginginkan keluarganya bersatu kembali mengingat konseli sudah mempunyai anak yang masih balia.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Sebelum Proses Konseling realitas Dilakukan

No Indikator SB B C K

1 Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan tanpa merugikan orang lain

V

2 Memahami bahwa sesuatu tersusun dari kenyataan realita yang

V

50 FD, diwawancarai oleh penlis. Situbondo. Tanggal 07 Juni 2022

ada

3 Mampu mengevaluasi diri sendiri ketika melakukan sesuatu

V

3) Identitas masalah konseli YL

Konseli YL merupakan anak yang mudah tersenyum, cenderung polos menanggapi masalah, suka bergaul dan bersosial. Konseli merupakan janda muda dengan yang telah di cerai talak oleh suaminya. Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari penyuluh konseli YL mengali stress setelah kejadian cerai talak yang dilakukan oleh suaminya.

Berdasarkan informasi yang penyuluh dapat konseli YLN bercerai karena konseli tidak mau tinggal di rumah suaminya dan sebaliknya suaminya tidak mau tinggal di rumah konseli sehingga mereka memutuskan untuk bercerai.

Pada tahap ini konseli mulai mengungkapkan bahwa pada saat mengadakan observasi di Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan penyuluh mendapatkan data dari penyuluh yaitu ibu ruri beliau mengatakan bahwa :

“Sebenarnya dari beberapa bulan lalu saya tidak pernah melihat YL keluar rumah bahkan untuk sekedar ke posyandu mengantar anaknya yang masih bayi namun hanya ibu dari konseli YL yang mengantar51

51 Ibu Ruri, Wawancara dengan penyuluh, Tanggal 01 Juni 2022

Berdasarkan pemaparan dari penyuluh didapatkan informasi bahwa konseli YL tidak pernah terlihat, bahkan di kegiatan wajib seperti mengantarkan anaknya ke posyandu konseli YL diwakili oleh ibu nya sendiri.

Menurut tetangga konseli sekaligus kerabat dari konseli yaitu ibu Jamila mengatakan bahwa:

“Yang saya lihat YL ini setelah berpisah dengan suaminya selalu mengurung diri di rumahnya dan saya tidak pernah melihatnya selama berbulan bulan”

Mengatakan bahwa:

“ketika saya kerumahnyapun saya tidak melihat YL ini keluar kamar sedangkan anaknya malahan di abaikan dan dirawat ibu dari YL52

Berdasarkan wawancara dengan tetangga konseli peneliti mendapatkan fakta baru bahwa perilaku yang dilakukan oleh konseli setelah berpisah , konseli YL ini mengurung diri di kamar bahkan YL mengabaikan anaknya yang masih kecil.

Tabel. 4.6

Perilaku yang ditunjukkan konseli YL sebelum melakukan terapi realitas No Perilaku yang

tampak sebelum konseling

Sangat Terlihat

Sedikit Terlihat

Tidak Terlihat

1. Bertanggung Jawab V

2. Murung V

3. Kecewa V

4. Marah-Marah V

5. Berdiam diri di rumah V

52 Ibu Jamila, Wawancara dengan tetangga, Situbondo. Tanggal 08 Juni 2022

6. Merusak Fasilitas V

7. Menangis V

8. Mengabaikan Anak V

Peneliti mulai mewawancarai konseli sesuai dengan pedoman wawancara penelitian terapi realitas, konseli YL pada pertanyaan pertama mengatakan bahwa:

“Konseli ingin menjadi pribadi yang baik yang di saying semua orang saya juga ingin menjadi wanita yang tangguh dan bertanggung jawab”

Mengatakan bahwa:

“pribadi yang saat ini miliki adalah pribadi yang tidak bertanggung jawab dan suka marah-marah kepada ibu bapak”

Mengatakan bahwa:

“saya ingin mempunyai keluarga yang bahagia dan utuh , sampai sekarang saya masih belum terima jika saya sudah bercerai dan menjadi janda anak satu, sya masih berharap suami sya bertanggung jawab tentang kebutuhan saya dan anak saya53

Tabel 4.7

Hasil Observasi Sebelum Proses Konseling realitas Dilakukan

No Indikator SB B C K

1 Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan tanpa merugikan orang lain

V

2 Memahami bahwa sesuatu tersusun dari kenyataan realita yang ada

V

3 Mampu mengevaluasi V

53 YL, Diwawancarai oleh penulis, Situbondo. Tanggal 09 Juni 2022

diri sendiri ketika melakukan sesuatu

Pada tahap ini penyuluh juga membahas keinginan, kebutuhan, persepsi dan komitment konseli. Dari ke tiga konseli rata-rata menyatakan sebenarnya konseli sudah bosan dengan kehidupan dengan sikap dan tindakan konseli yang banyak merugikan orang-orang disekitar konseli.

Konseli menginginkan kehidupan koseli normal kembali dan dinilai baik oleh orang-orang disekitar konseli.

Selain itu, konseli menyatakan bahwa meskipun mengalami kesulitan, konseli ingin berusaha memperbaiki dirinya dengan mencari pekerjaan. Klien menyadari bahwa tindakan yang diambil sampai saat ini telah merugikan.

b. Diagnosis

Berdasarkan hasil membedakan masalah konseli, dimana dapat dilihat masalah yang dilihat oleh konseli beserta penyebab masalah yang dimiliki konseli adalah kurangnya kepercayaan, mediasi orang ketiga dan orang tua.

Adapun bentuk-bentuk gejala yang di tunjukkan oleh ke tiga konseli dalam keterangan konseli diantaranya:

1) Kecewa

2) Kesal kepada keluarga

3) Kurang bersemangat 4) Pendiam

5) Merasa takut

6) Sering menyendiri (Terbukti konseli sering meluangkan waktu hanya di kamar saja dan konseli tidak pernah keluar dari rumah dikarenakan malu dengan para tetangga.)

7) Kurang komunikasi

c. Deskripsi proses pelaksanaan terapi realitas

Para peneliti dalam penelitian ini melalui beberapa langkah untuk mendapatkan hasil yang relevan. Dengan menggunakan sistem WDEP, khususnya Wants and Needs, tahapan peneliti melakukan tindakan mempraktekkan konseling dengan menggunakan terapi realitas sesuai dengan metode yang dikembangkan oleh Robert Wubbolding. Planning, Self-Evaluation, and Direction (evaluasi diri dan pengarahan). Berikut adalah implementasi bimbingan konseling berbasis realita:

1) Konseli 1 IRTD

Dalam proses pelaksanaan terapi realitas, penyuluh memerlukan beberapa pertemuan, terkait penjelasannya dapat dilihat secara rinci yaitu sebagai berikut:

Tahap 1

Want and need (keinginan dan kebutuhan konselor menunjukkan keterlibatam pada konseli dan fokus

pada perilaku sekarang a) Pertemuan Pertama

Pada tahap ini yang dilakukan penyuluh dalam melakukan terapi realitas ialah melakukan pendekatan pada konseli. Kemudian penyuluh mengidentifikasi identitas konseli, penyuluh juga menjelaskan aturan pelaksanaan konseling serta menjelaskan tentang tujuan diadanya konseling ini. penyuluh mulai berbincang-bincang dengan konseli yaitu dengan menanyakan kabar konseli dan perlahan ketika konseli sudah mulai nyaman berbincang dengan penyuluh pada pertemuan pertama penyuluh melanjutkan dengan pertanyaan dengan bertanya tentang identitas konseli, latar belakang agama, latar belakang keluarga. Dari sisni konseli sudah mulai terbuka tentang diri konseli dan keluarganya.

Untuk mengumpulkan data, penyuluh mengidentifikasi identitas konseli pada tahap ini. Selain nama, usia, dan perkawinan konseli, pekerja tersebut menanyakan tentang rutinitas konseli, termasuk preferensi, hobi, dan riwayat pekerjaannya. Alhasil, konselor dapat menentukan kapan klien mengungkapkan suatu masalah

sehingga konselor dapat mempertimbangkan keluarga klien.

penyuluh juga mulai menanyakan pada konseli tentang hubungan konseli dengan mantan suami Konseli menceritakan bahwa konseli sudah tidak lagi berkomunikasi dengan mantan suami dikarenakan pada saat konseli sudah memutuskan untuk bercerai disitulah konseli berhenti untuk berkomunikasi dikarenakan suami dari konseli sudah memblokir dan menghapus nomor konseli dari ponselnya sehingga konseli sulit untuk menghubungi mantan suaminya .

penyuluh pun mulai menanyakan tentang keinginan apa yang dinginan konseli pada masalah yang dihadapinya.

Konseli menjawab bahwa keinginan dari konseli ialah menginginkan keluarganya bersatu kembali mengingat konseli sudah mempunyai anak yang masih balia. Di sisi lain penyuluh mulai mengamati bagaimana konseli saat berbicara tentang masalahnya dan juga mengamati sikap dan tingkah lakunya. Konseli terlihat sangat sedih saat penyuluh menanyakan tentang masalah yang dialami oleh konseli, konseli juga selalu menunduk ketika berbicara dengan penyuluh.

b) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan ini merupakan tahapan penyuluh dalam membina hubungan yang baik dengan konseli.

Dalam melakukan hubungan yang baik dengan konseli penyuluh melakukan suatu kebersamaan dengan konseli agar dapat terbuka dan mempunyai rasa saling percaya antara satu sama lain. Kemudian setelah konseli mempunyai rasa percaya kepada penyuluh, lalu penyuluh memulai pembicaraan yang bersifat umum untuk mencairkan suasana. Setelah di rasa konseli mulai merasa nyaman, penyuluh mulai menjelaskan tentang tujuan pelaksaaan terapi realitas yang akan dilakukan.

Setelah konseli mulai memahami apa yang akan di lakukan penyuluh dengan konseli. Kemudian penyuluh mulai menanyakan kembali tentang kesiapan konseli setelah itu konseli dapat mulai mengungkapkan segala masalahnya, keluhan, dan keadaan diri konseli saat ini secara terbuka. penyuluh juga mengatakan kepada konseli bahwa dalam penyelesaian masalah berhasil atau tidaknya itu tergantung bagaimana konseli melibatkan diri pada proses terapi realitas ini. Hal tersebut dilakukan agar konseli tidak keluar pada tujuan utamanya.

Pada saat melakukan observasi penyuluh menemukan data bahwa stress yang dialami oleh wanita muda yang menyandang status janda yaitu konseli sering mengurung diri di kamar, sering melamun, dan jarang berbicara. Hal ini penyuluh dapatkan dengan melihat secara langsung pada saat melakukan observasi dan juga kunjungan rumah (home visit).

c) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga ini penyuluh mendatangi rumah konseli lagi. penyuluh mulai berbincang-bincang dengan konseli menanyakan apa saja kegiatan hari ini.

Konselipun menjawab bahwa konseli melakukan aktivitas seperti biasa yaitu selalu di rumah dan tidak melakukan aktivitas seperti biasanya konseli hanya bisa mengurung diri dikamar. Konseli juga mengatakan kadang kala konseli tidak berbicara kepada siapapun termasuk orang tua nya, dikarenakan konseli masih takut.

Pada tahap ini penyuluh juga membahas keinginan, kebutuhan, persepsi dan komitment konseli. Dari ke tiga konseli rata-rata menyatakan sebenarnya konseli sudah bosan dengan kehidupan dengan sikap dan tindakan konseli yang banyak merugikan orang-orang disekitar konseli.

Dokumen terkait