• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan data

Sebagai penelitian kualitatif, maka metode pengumpulan data yang akan di gunakan oleh peneliti adalah wawancara, interview, observasi dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Jadi inti dari observasi ini adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Peneliti mengadakan observasi terhadap beberapa Janda yang mengalami Stress di Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan. Kegiatan ini dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan atau diagnosa.

2. Wawancara

Wawancara merupakan mayoritas dari data penelitian ini.

Metode wawancara, juga dikenal sebagai wawancara pertanyaan tunggal, adalah metode pengumpulan data yang dibakukan dan didasarkan pada tujuan penelitian. Orang yang diwawancarai (interviewee) menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (interviewer)..40

Peneliti menyiapkan catatan utama untuk memastikan tidak menyimpang dari garis yang telah ditetapkan yang akan digunakan sebagai pedoman saat melakukan wawancara. Penyajian catatan ini

40 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hlm 136.

dapat dikembangkan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan dapat divariasikan berdasarkan situasi terkini untuk menghindari kekakuan saat wawancara. Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari informan yang memberikan informasi tentang permasalahan penelitian ini.

3. Dokumentasi

Penelitian ini menggunakan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data karena merupakan sumber yang stabil, dapat digunakan sebagai bukti pengujian, bersifat alami, dan tidak reaktif sehingga mudah ditemukan dengan menggunakan teknik telaah isi.

Selain itu, temuan studi konten akan memberikan kesempatan untuk memperdalam pemahaman seseorang tentang subjek yang sedang dipelajari41. Adapun data yang ingin diperoleh peneliti dari dokumentasi adalah sebagai berikut:

a. Dokumentasi terkait proses wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti akan langsung mengumpulkan data dalam situasi dunia nyata. Dalam penelitian ini, data dokumentasi dan wawancara mendalam terkait data observasi digunakan sebagai metode pengumpulan data.

E. Analisis Data

Tujuan dari metode analisis data adalah untuk menyelesaikan masalah yang diidentifikasi sebelumnya. Pemeriksaan informasi yang

41 Ahmad Tanzeh, Metodelogi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2009), 92-93

digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan subjektif dari model intuitif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.

Menurut Miles dan Huberman langkah-langkah analisis data ada 4 yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data, khususnya prosedur wawancara, observasi, dan pendokumentasian partisipan di lokasi penelitian. Langkah selanjutnya melibatkan pemilihan strategi pengumpulan data dan memutuskan ruang lingkup dan fokus data yang akan dikumpulkan.

2. Kondensasi data

Proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang berasal dari catatan lapangan dikenal sebagai kondensasi data. catatan lapangan, berbagai dokumen, wawancara, dan transkrip.

Data akan menguat akibat penggunaan data kondensasi.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Kondensasi Data

Penarikan Kesimpulan

3. Penyajian data

Penyajian data, khususnya kumpulan informasi organisasi yang memungkinkan dilakukannya penelitian. Data diperoleh melalui berbagai metode, jaringan, kegiatan yang dihubungkan bersama, atau tabel yang disajikan.

4. Penarikan kesimpulan

Untuk menarik kesimpulan, peneliti harus memahami dan menanggapi sesuatu yang dipelajari langsung di lapangan dengan menyusun pola direktif dan kausal saat mengumpulkan data42.

F. Keabsahan data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang dirumuskan ada 3 macam yaitu, antara lain:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Dalam proses pengumpulan data, partisipasi peneliti memegang peranan penting. Peneliti bekerjasama dengan informan utama untuk mengumpulkan data atau informasi tentang fokus penelitian dalam upaya memecahkan masalah. misalnya melalui pengawasan.

2. Ketekunan Pengamatan

Pengamatan ketekunan bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan elemen yang relevan dari situasi atau masalah yang

42 Suharjono, dkk. “Panduan Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir”,( Surabaya: Scopindo Media

Pustaka, 2020), Ha.l 45-46

dipertanyakan dan kemudian berkonsentrasi secara mendalam pada aspek-aspek tersebut.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah suatu cara pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan sesuatu selain data itu untuk memeriksa atau membandingkan data tersebut. Triangulasi adalah metode pengumpulan data yang menggabungkan sumber data yang ada dengan metode lain. Ada dua jenis triangulasi metode yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknis. Menggunakan metode yang sama untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dikenal sebagai "triangulasi sumber". Triangulasi teknis, di sisi lain, adalah metode pengumpulan data yang berbeda dari sumber yang sama.

Triangulasi data atau triangulasi sumber adalah metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini untuk triangulasi.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Proses penelitian dihubungkan dengan tahapan penelitian yang disebutkan dalam penelitian. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membuat rencana penelitian dan mendatangi lokasi penelitian untuk melakukan observasi awal. Peneliti memberikan judul kepada ketua program studi BKI yaitu Bapak Muhammad Muhib Alwi, M.A setelah mendapat masalah penelitian. Setelah judul diterima, peneliti

menyusun proposal penelitian dan melakukan bimbingan untuk kemudian melaksanakan seminar proposal.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian pada saat ini, peneliti selanjutnya melakukan analisis data dan mengumpulkan informasi melalui wawancara, observasi, dan bentuk dokumentasi lainnya.

3. Tahap Penyelesaian

Ini adalah tahap akhir, juga dikenal sebagai tahap penyelesaian.

Berisi hasil penelitian berdasarkan informasi atau data yang diperoleh selama penelitian yang telah dianalisis dan diverifikasi keakuratannya.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Umum Objek Lokasi Penelitian a. Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan

1) Letak Geografis Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan

Penelitian ini dilakukan di suatu Dusun Tegal Wangkal. Dusun Tegal Wangkal ini berada di Kecamatan Suboh. Dusun tegal wangkal merupakan daerah yang berada di lokasi Kabupaten Situbondo, Desa Dawuan memiliki 4 Dusun yaitu Dusun Tegal Wangkal, Dusun Mujolangun, Dusun Dakon dan Dusun Krajan. Desa Dawuan di huni kurang lebih sekitar 2.588 jiwa penduduk (Laki-laki berjumlah 1.245 sedangkan perempuan Jumlah 1.343). Luas Wilayah di Desa Dawuan yaitu 14.358.48 Ha Desa Dawuan berbatasan dengan beberapa desa, diantaranya:

a. Sebelah Utara dibatasi oleh Desa Buduan

b. Sebelah Selatan dibatasi oleh Desa Sumberejo Kecamatan Besuki

c. Sebelah Timur dibatasi oleh Desa Guning Malang

d. Sebelah Barat dibatasi oleh Desa Jetis Kecamatan Besuki Jarak dari pusat Pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan: 4 km

b. Jarak dari pemerintahan kota: 38 km c. Jarak dari ibukota provinsi: 160 km

2) Kondisi Sosial EkonomiDusun Tegal Wangkal Desa Dawuan Sosial ekonomi merupakan keadaan suatu penduduk masyarakat Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan yang ditentukan oleh jenis aktifitas ekonomi yang dilakukan.

Sehingga kondisi social ekonominya bias dilihat dari mata pencahariannya yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Mata Pencaharian Masyarakan Desa Dawuan

No Jenis Mata

Pencaharian

Jumlah orang

1 Petani 1.452

2 Buruh Tani 17

3 Nelayan 2

4 Karyawan 18

5 Peternak 2

6 Karyawan Swasta 29

7 Pedagang 50

Sumber: Monografi Desa Dawuan

Dengan demikian profesi pekerjaan masyarakat Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan mayoritas bekerja sebagai petani yakni sebanyak 1.452 orang

3) Kondisi Keagamaan Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan Masyarakat Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan merupakan masyarakat yang agamis. Hal ini terlihat pada setiap malam Jum‟at selalu mengadakan acara yasinan oleh ibu-ibu dusun tegal wangkal sementara itu setiap bulannya

Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan selalu mengadakan pengajian sholawatan dengan mendatangkan para Kiyai/

Habib dengan bergantian di setiap dusunnya. Mayoritas warga di Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan yaitu beragama Islam semua.

2. Deskripsi Umum Objek Penelitian (Penyuluh dan Konseli)

Penyuluh berasal dari kata Arab as-sulhu. frasa "as-silmu", yang berarti "damai", adalah sinonim dari kata "as-sulhu". Selain itu, tambahan kata bahasa Indonesia "pe" digunakan untuk merujuk pada subjek yang mengikuti suatu kegiatan penyuluh. Dalam koridor ini, yang dimaksud dengan “penyuluh” dapat diartikan sebagai seseorang yang bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada setiap orang prinsip-prinsip perdamaian untuk mencapai kesejahteraan sosial.

Ketika peran-peran dari bagian-bagian penyusunnya bersatu dalam satu kegiatan untuk mencapai perdamaian, maka hal itu akan tercapai.

Dari segi terminologi, hukuman damai mensyaratkan partisipasi individu dalam upaya mewujudkan eksistensi diri.

Penyebarluasan informasi kepada masyarakat umum tentang suatu pokok bahasan yang dianggap perlu disebut dengan penyuluhan.

Informasi ini dapat bersifat informatif, persuasif, rekreatif, atau kombinasi dari ketiganya. Penyuluh merupakan orang yang hadir bersama peneliti untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Penyuluh

dalam penelitian ini adalah Ibu Rury Wahidah Ali dengan latar pendidikan sebagai berikut:

a. SD muhammadiyyah 3 denpasar Bali Tahun 1989 s/d 1994 b. MI Bahrul Ulum tambak beras jombang Tahun 1994 s/d 1996 c. Madrasah Mu'allimin Mu'allimat Pertama Tahun 1996 s/d 1999 d. Madrasah Mu'allimin Mu'allimat Atas Tahun 1999 s/d 2002 e. STAIN Jember Tahun 2002 s/d 2006 jurusan Syari'ah, prodi AS (

al ahwal as syakhsiyyah )

Penyuluh memiliki beberapa riwayat pekerjaan yang peneliti dapat dari penyuluh sebagaimana berikut:

a. Mengajar di KB Miftahul Huda 2 Desa Dawuan 2006 sampai sekarang

b. Menjadi penyuluh non pns agama islam di KUA Suboh situbondo 2017 sampai sekarang

Sementara konseli adalah individu yang cemas yang datang ke konselor. sehingga membutuhkan bantuan seorang penasihat untuk mengatasi masalahnya. Karena klien tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Akibatnya, tiga konseling yang akan menjadi fokus penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

a. Identitas Konseli 1.) Identitas Konseli 1

Nama : Irviantika Devi

Tampat/Tanggal Lahir : Situbondo, 16 Oktober 2000

Alamat : Tegal Wangkal

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan 2.) Identitas Konseli 2

Nama : Firdianti Ningsih

Tampat/Tanggal Lahir : Situbondo, 12 Januari 2003 Tegal Wangkal : Tegal Wangkal

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan 3.) Identitas Konseli 3

Nama : Yuliana

Tampat/Tanggal Lahir : Situbondo, 12 Oktober 1999

Alamat :Tegal Wangkal

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan b. Latar belakang Keluarga Konseli

1) Latar belakang keluarga konseli ITD

Konseli ITD adalah seorang remaja yang yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Di Dusun dia mempunyai status janda muda anak 1. Konseli tinggal bersama ibu, bapak, adek dan juga anaknya yang masih kecil . Ibu konseli merupakan penduduk asli dusun Tegal wangkal Desa Dawuan Kabupaten Situbondo. Konseli merupakan anak tunggal, sumber

penghasilan keluarga konseli yaitu dari bapak bekerja sebagai petani sedangkang ibu dari konseli konseli hanya seorang ibu rumah tangga .

2) Latar belakang keluarga konseli FD

Konseli FD adalah seorang remaja yang berstatus janda terlahir dari keluarga yang sederhana. Di Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan Kabupaten Situbondo. Konseli merupakan anak tunggal dan anak yang manja, Konseli tinggal bersama kedua orang tuanya. Sumber penghasilan konseli di dapat dari ibu dan bapak yaitu bapak bekerja sebagai petani sedangkan ibu konseli hanya sebagai ibu rumah tangga.

3) Latar belakang keluarga konseli YL

Konseli YL adalah seorang remaja yang berstatus janda muda anak satu ia terlahir dari keluarga yang sederhana di Dusun tegal Wangkal Desa Dawuan Kabupaten Situbondo.

Konseli tinggal bersama ibu, bapak, dan anaknya. Konseli merupakan anak kedua dari dua bersaudara . Sumber penghasilan konseli di dapat dari ibu dan bapak yang bekerja sebagai petani.

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Proses Pelaksanaan Terapi Realitas Terhadap Janda Muda Yang Mengalami Stress

Dalam melaksanakan proses terapi ini sebelum menentukan waktu untuk melaksanakan terapi realitas untuk mengatasi masalah stress pada janda muda di Dusun Tegal Wangkal Desa Dawuan Situbondo. Dalam proses terapi ini penyuluh melaksanakan dalam waktu tiga kali dalam seminggu. Proses konseling ini dilaksanakan di tempat atau kediaman konseli. Setelah menentukan waktu dan tempat.

penyuluh akan mendapatkan data-data dari konseli dan penyuluhpun akan melakukan proses dengan menggunakan terapi realitas.

a. Identitas Masalah Konseli

Pada proses ini penyuluh mengidentifikasi masalah yang dialami konseli. Yang pertama dilakukan oleh penyuluh ialah dengan mendatangi satu persatu ke tempat atau rumah konseli untuk bertemu konseli pada tanggal 01 Juni 2022 berdasarkan pertemuan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

1) Identitas masalah konseli IRTD

Konseli IRTD ini merupakan anak yang ceria, mudah bergaul dan terbuka, disenangi oleh tetangga. Konseli merupakan janda muda dengan anak 1 yang telah di cerai talak oleh suaminya. Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari

penyuluh konseli IRTD mengali stress setelah kejadian cerai talak yang dilakukan oleh suaminya.

Berdasarkan hasil pembicaraan penyuluh dengan konseli IRTD dia menuturkan penyebab konseli dan suaminya bercerai yakni karna suaminya melihat chat dari mantan pacar dari konseli IRTD namun konseli tidak membalas chatnya, akan tetapi yang membalas chat tersebut adalah suaminya dan kata konseli sebelum terjadi masalah itu suaminya pernah ketahuan selingkuh.

Lebih lanjut konseli juga menyatakan bahwa setelah kejadian diatas suaminya selalu mencari kesalahan dari konseli agar mereka bisa bercerai. Hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah adanya chat dari mantan istrinya dia langsung membesarkan masalah agar dapat dijadikan alasan untuk bisa bercerai dengan konseli dan setelah kejadian itu suaminya langsung pulang ke rumah orang tuanya.

Konseli juga telah melakukan beberapa upaya agar hubungannya dapat membaik terbukti Selang dua hari dari penceraian itu konseli mencoba untuk menghubungi suaminya namun tak kunjung mendapatkan respon sehingga ayah dari IRTD ini mengajak konseli kerumah mertuanya untuk menjemput suaminya namun sesampainya disana suaminya

konseli tersebut diam dan tidak berbicara sehingga pihak dari konseli itu yang memulai pembicaraan dengan meminta agar bisa menyelesaikan permasalahannya akan tetapi mertua konseli menyuruh agar mereka berpisah dengan alasan sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

Data lain juga peneliti dapatkan dari penyuluh yaitu ibu Rury Wahidah Ali atau yang biasanya di panggil ibu ruri beliau mengatakan bahwa

“Biasanya IRTD ini ketika di rumah sering marah kepada anaknya yang masih kecil bahkan konseli enggan untuk merawatnya, Karena IRTD sudah lepas tangan dari anaknya sehingga ibu (nenek) dari konseli mengambil alih untuk merawat dan membesarkan cucunya yang masih balita43.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan memang benar konseli IRTD ini mengalami stress yaitu sering mengurung diri, melamun, merasa kesal kepada anak dan jarang berbicara. Kemudian untuk tindakan yang dilakukan kepada konseli IRDT masih hanya memberikan peringatan dengan cara mengingatkan dan teguran saja.

Berdasarkan pendapat tetangga konseli sekaligus keluarga dari konseli yaitu ibu Ani ia mengatakan bahwa:

43 Ibu Ruri, Wawancara dengan penyuluh, Tanggal 01 Juni 2022

“Biasanya yang sering dilakukan oleh IRTD selama berpisah dengan suaminya IRTD selalu mengurung diri di rumah kadang kala IRTD selalu bertengkar dengan ibunya dengan berteriak lantaran ibunya selalu memaksanya merawat anaknya kadang. yang mana biasanya sebelum IRTD bercerai ia selalu mengurusi anaknya mengantarnya ke TK dan juga berjualan ketika sore bersama suaminya. Namun setelah berpisah semuanya berubah”.

Berdasarkan pernyataan dari tetangga konseli penyuluh mendapatkan fakta baru bahwa tindakan yang dilakukan konseli setelah berpisah ialah konseli IRTD ini sering kali bertengkar dengan berteriak kepada ibunya serta enggan mengurus anak tunggalnya tersebut.

Kehidupan konseli IRTD menurut tetangganya memiliki banyak perubahan setelah berpisah dengan suaminya, hal ini dibuktikan konseli IRTD sudah tidak melakukan kebiasaan tersanksi jual beli (berjualan) ketika sore hari.

Lebih lanjut beliau juga menyatakan:

“Biasanya saya hanya menasehatinya nak namun IRTD hanya mengangguk saja tapi ujung- ujunganya masih tetap seperti itu namanya juga masih anak muda masuk telinga kiri keluar telinga kiri. Namun dengan berjalannya waktu setelah beberapa bulan lamanya konseli tidak pernah lagi berteriak hanya saja IRTD mengurung diri dirumah tapi sesekali mereka bertengkar44

Ibu Ani selaku tetangga konseli juga sering menasehatinya tentang perilaku yang dilakukan konseli

44 Ibu Ani, Wawancara tetangga/kerabat, Tanggal 03 Juni

tidaklah baik. Tapi konseli tidak pernah mendengarkan nasehatnya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada tetangga konseli terkait penyebab konseli IRTD mengalami stress dimungkinkan akibat pernikahanya yang masih baru dijalaninya harus berakhir sehingga akibat dari perceraian tersebut konseli IRTD mengalami stress.

Data lain juga di peroleh dari ibu kandung konseli IRTD yaitu ibu Hasanah pada saat wawancara ibu hasanah bahwa

“Biasanya yang sering dilakukan anak saya semenjak berakhirnya pernikahannya konseli IRTD sering kali melamun, menangis, tidak keluar rumah, membentak anaknya yang masih kecil, dan juga anak saya juga sering kali lalai dalam menjalankan sholatnya itulah mengapa saya selalu mengingatkan agar tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim namun IRTD tidak mendengarkan apa yang saya katakan. Sebagai ibu saya hanya bisa mengingatkan agar tidak meninggalkan kewajibannya45

Berdasarkan hasil dari wawancara peneliti dengan ibu konseli IRTD bahwa apa yang dialami oleh IRTD memang benar adanya. Ibu dari konseli IRTD mengatakan bahwa IRTD sering kali melamun, menangis, tidak keluar rumah, membentak anaknya yang masih kecil, dan juga

45 Ibu Hasanah, Wawancara dengan Ibu Konseli, Tanggal 4 Juni 2022

anak saya juga sering kali lalai dalam menjalankan sholatnya. Namun ibu dari IRTD sering mengingatkan agar tidak meninggalkan sholatnya dan mengabaikan anaknya yang masih kecil hingga terjadi percekcokan antara anak dan ibu.

Tabel 4.2

Perilaku Yang ditunjukkan konseli IRTD sebelum proses konseling No Perilaku yang

tampak sebelum proses konseling

Sangat Terlihat

Sedikit Terlihat

Tidak Terlihat

1. Tanggung Jawab V

2. Murung V

3. Kecewa V

4. Marah-Marah V

5. Berdiam Diri di rumah V

6. Merusak Fasilitas V

7. Menangis V

8, Mengabaikan Anak V

Peneliti mulai mewawancarai konseli sesuai dengan pedoman wawancara penelitian terapi realitas, konseli IRTD pada pertanyaan pertama mengatakan bahwa:

“Keinginan saya ingin menjadi pribadi yang baik dan mempunyai keluarga yang bahagia seperti yang lainnya, saya juga ingin bekerja dan membantu perekonomian orang tua. Tapi saya berfikir bahwa saya tidak bisa dikarenakan keluarga saya sudah hancur dan tidak utuh lagi ,saya juga ingin mencoba menerima anak saya lagi walaupun agak sulit46

46 IRTD, diwawancarai oleh penulis, Situbondo. 05 Juni 2022

Konseli juga mengatakan jika keinginan dari konseli yaitu akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan cara mencari pekerjaan meskipun agak sulit.

Konseli sadar bahwa apa yang dilakukan selama ini berdampak negative. Kemudian keinginan konseli lainnya yaitu konseli mencoba menerima anaknya kembali dan akan taat pada kedua orang tua serta nenek konseli. konseli mempunyai tujuan hidup yang ingin di capai, konseli juga mengungkapkan bahwa konseli mempunyai ingin menjadi wanita karir dan mempunyai keluarga yang bahagia, konseli juga berharap dengan tergapainya cita-citanya konseli dapat menjalani hidupnya.

Berdasarkan tanggapan dari konseli IRTD tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga konseli IRTD tersebut hanya memahami bahwa realitas tersusun dari realitas (realitas yang ada) dan kurang mampu menilai diri sendiri ketika melakukan sesuatu. Berikut tabel hasil observasinya:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Sebelum Proses Konseling realitas Dilakukan

No Indikator SB B C K

1 Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan tanpa merugikan orang lain

V

2 Memahami bahwa sesuatu tersusun dari kenyataan realita yang ada

V

3 Mampu mengevaluasi diri sendiri ketika melakukan sesuatu

V

2) Identitas masalah konseli FD

Konseli FD merupakan orang yang cenderung emosian, suka marah-marah, namun konseli FD mudah bergaul dengan lingkingan baru dan suka bersosial di luar rumah. Konseli FD juga di sukai oleh tetangganya. Konseli merupakan janda muda dengan yang telah di cerai talak oleh suaminya. Terkait penyebab perceraiannya akan dijelaskan dibawah ini Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari penyuluh konseli FD mengali stress setelah kejadian cerai talak yang dilakukan oleh suaminya.

Berdasarkan informasi yang penyuluh dapatkan dia bercerai berawal dari suaminya pamit ke konseli untuk pergi kesawah akan tetapi sampai malam hari tidak kembali setelah dapat dua hari konseli mulai khawatir jadi konseli mulai mencoba untuk menghubungi suaminya dan ternyata suaminya itu pulang kerumah orang tuanya selang berapa hari suaminya mengunjungi konseli di temani kakeknya dan dia meminta agar konseli berserta anaknya ikut pindah ke rumah suaminya namun konseli tidak mau. Keesokan harinya suaminya datang

kembali bersama kedua orang tuanya ia meminta anaknya agar dibawa pulang ke rumah suaminya diakrenakan konseli tidak mau pindah ke rumah suaminya dan karena istrinya tidak mengijinkan suaminya membawa anaknya akhirnya ibu dari konseli FD ini meminta agar mereka bercerai dan mereka memutuskan untuk bercerai. Dan setelah berpisah FD ini mulai merubah sikap seperti konseli 1.

Berdasarkan data dari penyuluh yang penyuluh temui untuk melakukan wawancara pada hari minggu.

Beiau bernama ibu ruri mengatakan bahwa:

“beliau sesekali melihat FD duduk dengan wajah yang sangat murung 47

Berdasarka wawancara dengan ibu ruri selaku penyuluh beliau mengatakan stress yang dialami konseli FD yang tampak hanya sekedar melamun dan terlihat murung.

Menurut tetangga sekaligus kerabat dengan konseli yaitu ibu siti yang penyuluh wawancarai mengatakan bahwa:

“sebelum menikah FD ini sering keluyuran bersama pacarnya hingga malam kadang juga FD ini kerap menginap di rumah pacarnya sehingga FD hamil di luar nikah sehingga saya sebagai saudara hanya bisa menasehati agar segera menikahkan

47 Ibu Ruri, Wawancara dengan Penyuluh, 01 Juni 2022

Dokumen terkait