• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan dan pungsi Motivasi dalam mata pelajaran Akidah Akhlak Motivasi pada dasarnya dapat membantu memahami dan menjelaskan

B. Motivasi Belajar

3. Peranan dan pungsi Motivasi dalam mata pelajaran Akidah Akhlak Motivasi pada dasarnya dapat membantu memahami dan menjelaskan

prilaku individu, termasuk prilaku individu yang sedang belajar. Ada beberpa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, anatara lain dalam.

a. menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.

b. memperjelas tujuan belajr yang hendak dicapai.

c. menentukan ragam kendali terhadap ransangan belajar.

d. menentukan ketekunan belajar.

1. Peran Motivasi dalam Menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apa bila seseorang anak yang dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecah masalah, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel mate matika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar unrtuk

42

Ibid, hlm.117-118

seseorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkatan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadan yang ada dalam lingkungan sebagai penguat bahan belajar.

2. Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peranan motivasi dalam perjelas tujuan belajar sangat erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dibidang elektronik.

Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elelktronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Darai pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna belajar itu.

3. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajari dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak

memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.43 4. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab pendidik agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha pendidik untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar.motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswanya belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

Pelajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik.

Sebagaimana yang dikemukakan Wina sanjaya (2006), bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Pupuh Fathurohmah dan M.sobry Sutikno (2010), menyatakan ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yaitu:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang pendidik menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada

43Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuranya:Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta:

Bumi Aksara, 2016) hlm.27-29

peserta didik. Makin jelas tujuan yang akan dicapai peserta didik maka makin besar juga motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.

2. Memberikan hadiah (reward)

Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat peseta didik untuk bias belajar lebih giat lagi. Di samping itu, pesrta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bias mengejara peserta didik yang berprestasi.

3. Memunculkan saigan atau kompetensi

Pendidik perusha mengadakan persaingan diantara peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Meberikan pujian

Memberikan pujian atau penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi sudah sepantasnya dilakukan oleh pendidik yang bersifat membangun.

5. Memberikan hukuman

Hukuman diberikan kepada peserta didik yang berbuat kesalahan saat belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar

Kegitan yang dilakukan pendidik adalah memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlansung.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

Pendidkan menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang kondusif.

8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun komunal (kelompok)

9. Menggunakan metode yang bervariasi

Dalam pembelajaran, metode konvensional harus sudah ditinggalkan pendidik karena peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi peserta didik.

10. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi peserta didik dalam memaknai pembelajaran sesuai dengan tuhuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi peserta didik yang memiliki kemampuan indara yang tidak sama, baik pendengaran maupun pengelihatannya, demikian juga kemampuan pembebicaraanya.

Dengan variasi pengunaan media, kelmahan indra yang dimiliki tiap peserta

didik dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap indra peserta didik.44

44Ihsana EI Kkhuluqo M.Pd, Belajar dan…, hlm. 113-116

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitaian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK marupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasya sendiri melalui refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat, PTK merupakan suatu penelitaian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru dilapangan.45

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMPIT Darul Wahdah Gerung, Lombok Barat pada tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa. Alasan peneliti mengambil lokasi ini, karena lembaga pendidikan ini merupakan satu-satunya lembaga Sekolah Menegah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) yang ada di daerah tersebut yang menerapkan program tahfiz Al-Qur’an 30 jus, ilmu Agama, dan ilmu umum secara utuh. Sehingga peneliti tertarik dengan model pembelajaran yang diterapkan di lembaga tersebut.

Dokumen terkait