• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Perencanaan Pembangunan Daerah

c) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memiliki kombinasi cara yang terbaik (the best combinasition).

d) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutanurutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.

e) Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/kontrol.

Brobowski (1964:201) memberikan defenisi tentang perencanaan yaitu:

“Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal dan dan proyeksi kedepan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan utamanya adalah mempengaruhi seluruh perekonomian suatu negara”.

ConyersdanHills(1984:117) menyatakan bahwa:

“Perencanaan dalah proses yang kontinyu, yang terdiri dari keputusan atau pillihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu dimasa mendatang, sehingga ia mendifinisikan perencanaan teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh Badan Perencanaan Pusat”.

Memperhatikan pendapat di atas dapat ditarik pengertian bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu rencana yang merupakan pemikiran kedepan secara matang yang mewujudkan pengambil keputusan sebagai persiapan untuk melakukan tindakan- tindakan terhadap pencapaian tujuan tersebut untuk dilakukan satu himpunan pengambilan keputusan.

Dari defenisi yang telah diberikan di atas terlihat adanya berbagai elemen dalam perencanaan yang perlu diuraikan lebih lanjut antara lain :

a) Merencanakan berarti memilih

Menunjukkan bahwa dalam melakukan perencanaan, para pengambil keputusan harus mampu melakukan suatu pilihan, karena tidak semua kebijakan dapat dilakukan secara sekaligus. (1) Memilih berbagai alternatif tujuan agar terdapat kondisi yang lebih baik. (2) Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.

(b) Perencanaan alat untuk mengalokasikan sumber daya.

Perencanaan harus dapat memutuskan agar berbagai potensi sumber daya yang ada (SDA, SDM, dan Modal) dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Oleh karenanya jumlah dan mutu berbagai sumber daya ini menjadi sangat penting dalam proses menetukan berbagai tindakan. Di lain pihak, sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin. Konsekuensinya pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai ketersedian sumber daya yang ada menjadi sangat penting.

(c) Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran.

Hal ini memunculkan masalah lain mengenai bentuk dan tujuan yang ingin dicapai serta proses memformulisasikan tujuan/goal tersebut beberapa masalah yang dihadapi dalam pembuatan tujuan tersebut antara lain: (1) Tujuan tidak terdifinisikan dengan baik (2) Tujuan tidak realistis (3) Perencanaan cenderung mencapai lebih dari satu tujaan, dan kadang-kadang

tujuan tidak konsisten satu sama lain. (4) Tujuan dipertanyakan atau tidak sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan lain.

(d) Perencanaan berhubungan dengan masa yang akan datang, sehingga sangat berkaitan dengan masalah ketidak pastian implikasinya perencanaan sangat berkaitan dengan kegiatan.

(1) Proyeksi/pridiksi mengenai apa yang akan terjadi dimasa datang (2) Penjadwalan kegiatan, dan (3) Monitoring dan Evaluasi

(e) Perencanaan sebagai suatu proses.

Perkembangan perencanaan pada dasarnya juga merupakan suatu proses. Dengan demikian terlihat bahwa orientasi perencanaanpun selalu berubah dari waktu ke waktu. Beberapa perubahan yang dapat di difinisikan: (1) Perubahan kesadaran akan perlunya perencanaan Dulu perencanaan dilakukan setelahada masalah, sedangkan perencanaan dilakukan untuk mencegah kegagalan di masa mendatang. Dengan demikian dibutuhkan berbagai forecasting yang tekhniknya terus berkembang dari waktu ke waktu. (2) Perubahan metode Dulu bentuk perencanaan lebih tertutup dan terpisah satu sama lain.

Dengan demikian terdapat berbagi perencanaan yang terpisah satu sama lin, sekarang hubungan berbagai faktor ekonomi integritas dari berbagai bagian tertutup dari kebijakan ekonomi.

(3) Tujuan intervensi lebih luas Dulu tujuan dari perencanaan adalah untuk “menyembuhkan” permasalahan (negatif) yang

muncul. Sekarang perencanaan digunakan untuk menyesuiakan diri dari proses ekonomi. Perrencanaan menjadi kegiatan normal pemerintah dalam menjalankan fungsinya dan dalam proses produktif.

Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum di implementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan dengan sumber daya yang ada serta berbagai alternatif lain yang mungkin diperlukan. Kemudian apa dan bagaimana sebenarnya perencanaan pembangunan itu. Berbagai pengertian telah diberikan terhadap istilah perencanaan pembangunan. Penyusunan perencanaan pembangunan di Indonesia didasarkan pada UU No .25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Perencanaan pembangunan dalam UU tersebut diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Definisi tersebut kemudian di ikuti oleh Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Kemudian berbagai defenisi juga telah diberikan oleh para ilmuwan mengenai pengertian perencanaan pembangunan. Tjokrowinoto (1987:92) memberikan makna perencanaan pembangunan sebagai konsep yang menyangkut dua aspek yaitu pertama sebagai suatu proses perumusan rencana pembangunan, dan kedua sebagai

substansi rencana pembangunan itu sendiri. Proses perumusan rencana pembangunan berkaitan dengan aktivitas bagaimana sebuah perencanaan pembangunan disusun, kapan dan siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan perencanaan tersebut.

Sedangkan substansi rencana pembangunan berbicara mengenai apa isi dari rencana pembangunan yang telah disusun, permasalahan pokok dan isu-isu strategis yang mendesak untuk diselesaikan dalam pembangunan.

Riyadi dan Deddy (2005:7) mengartikan bahwa:

“Perencanaan pembangunan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mentalspiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik”

Kemudian untuk konteks daerah dinamakan perencanaan pembangunan daerah. Maka perencanaan pembangunan daerah diartikan sebagai suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tapi tetap berpegang pada asas prioritas.

Dari beberapa pengertian tentang perencanaan pembangunan tersebut maka dalam kajian ini perencanaan pembangunan di lihat dari dua aspek yaitu proses dan isi atau substansi. Aspek proses berkaitan dengan bagaimana sebuah rencana pembangunan disusun, beserta pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan rencana pembangunan tersebut. Juga bagaimana artikulasi kepentingan dipilah dan diagregasikan dalam rencana pembangunan. Untuk konteks daerah disebut perencanaan pembangunan daerah sehingga memiliki dimensi kewilayahan pada satu daerah tertentu. Sedangkan dari aspek isi atau substansi maka akan di lihat permasalahan apa saja yang diangkat dan dijadikan agenda dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Prioritasi permasalahan yang disusun akan mencerminkan urgensi yang dihadapi oleh daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Perencanaan pembangunan merupakan tahapan penting dan kritis dalam proses pembangunan sehingga pada proses ini harus dilakukan secara komprehensif dengan didukung oleh data-data statistik yang memadai. Karena perencanaan pembangunan akan menentukan arah pembangunan daerah kedepan maka perlu dirumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam kurun waktu ke depan.

Selain perencanaan pembangunan yang dibiayai oleh APBD melalui mekanisme Musrenbang, masih terdapat perencanaan pembangunan yang di biayai oleh non APBD, seperti perusahaan swasta atau BUMN melalui program CSR (Corporate Social

Responsibility). Mekanisme perencanaan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dari masyarakat tingkat bawah (desa/kelurahan) ini dilakukan dengan mensinergikan perencanaan pembangunan daerah yang di biayai oleh APBD sehingga tidak terjadi overlapping atau pembiayaan ganda terhadap suatu program pembangunan di daerah, Solihin (2006:137).

Sinergisitas perencanaan pembangunan daerah yang di biayai dari berbagai sumber menjadi mutlak di lakukan sehingga tujuan dan sasaran pembangunan yang ingin di capai bisa terwujud, baik antar sektor maupun antar waktu. Sinergisitas pembangunan antar sektor merupakan kesesuaian program pembangunan antar sektor sehingga tidak ada tumpang tindih dalam program pembangunan, tetapi justru saling mendukung. Sedangkan sinergisitas pembangunan antar waktu merupakan keberlangsungan program pembangunan (sustainable development) dari waktu kewaktu yang berkelanjutan hingga tujuan dan sasaran pembangunan tersebut tercapai.

Untuk menunjang perencanaan pembangunan yang berkelanjutan di daerah maka keberadaan RPJPD menjadi sangat penting sebagai acuan atau grand design pembangunan daerah untuk jangka panjang (20 tahun). Pada saat ini pemilihan kepala daerah di sertai dengan penyampaian konsepvisi dan misi calon kepala daerah di mana konsep tersebut nantinya akan menjadi acuan dalam pembangunan daerah dalam jangka menengah 5 tahun. Visi dan misi kepala daerah terpilih tersebut di tuangkan ke dalam RPJMD sehingga bisa di katakan bahwa

RPJMD merupakan visi dan misi kepala daerah terpilih. Disinilah maka di katakan bahwa perencanaan pembangunan daerah juga menggunakan pendekatan politik karena menjadikan visi dan misi kepala daerah terpilih sebagai salah satu acuan.

Keberadaan RPJPD menjadi jembatan untuk menjaga sinergisitas perencanaan pembangunan di daerah apabila terjadi pergantian kepala daerah setiap 5 tahun. Hal ini penting agar tidak terjadi perombakan orientasi pembangunan secarafrontal, mengingat setiap calon kepala daerah membawa visi dan misimasing-masing yang bisa berbeda-beda.

Di tambah dengan berbagai kepentingan partai politik pendukung calon kepala daerah yang menyertai nyamaka perencanaan pembangunan daerah akan sangat rentan terhadap intervensi kepentingan partai.

Dokumen terkait