• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) DALAMPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MAROS

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) DALAMPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MAROS"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pendekatan top-down dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah melibatkan Bappeda dan SKPD. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui dan membahas efektivitas fungsi Bappeda dalam proses perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Maros. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Maros telah menetapkan rumusan Visi dan Misi sebagai berikut;

Bappeda Kabupaten Maros mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam perencanaan pembangunan daerah. Efektivitas fungsi Bappeda dalam perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Maros dilihat dari beberapa indikator yaitu; Bappeda Kabupaten Maros merupakan lembaga pemerintah daerah yang secara fungsional melaksanakan proses perencanaan pembangunan daerah dengan pendekatan teknokratis.

Judul Penelitian : “Efektifitas Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Di Kabupaten Maros. Dokumen Apa Saja Yang Telah Dihasilkan BAPPEDA Dari Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Di Kabupaten Maros.”

Mafaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Efektivitas Organisasi

Efisiensi pada umumnya adalah tentang pencapaian tujuan. Efisiensi didefinisikan sebagai sejauh mana suatu sistem sosial mencapai tujuannya. Menurut Bastian (Tangkilisan, 2005:98), bahwa efektivitas adalah hubungan antara keluaran dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan sejauh mana tingkat keluaran, kebijakan dan prosedur dalam organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya efektivitas dapat dilihat melalui pencapaian hasil yang kemudian disesuaikan dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Namun peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas lebih dapat digunakan sebagai ukuran tercapai atau tidaknya suatu kegiatan atau program, yang tercermin dari tujuan dan hasil yang dicapai. Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu pengukuran dalam arti tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan, yaitu suatu pengukuran dimana suatu tujuan telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Efektivitas juga merupakan suatu pengukuran dalam arti tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan, yaitu suatu pengukuran dimana suatu tujuan telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu penilaian dalam arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya alasan didirikannya suatu organisasi adalah untuk lebih efisien dan berhasil mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Pengukuran Efektivitas Organisasi

Melihat uraian mengenai efektivitas, organisasi dan efektivitas organisasi di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa efektivitas organisasi dapat dijadikan tolak ukur untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu organisasi merealisasikan kegiatan atau fungsinya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan memanfaatkan secara optimal. alat -alat dan sumber daya yang ada. 4) Kriteria produksi. Upaya mengukur efektivitas organisasi berkaitan dengan kuantitas dan kualitas keluaran organisasi, serta keterpaduan kegiatan suatu organisasi. Pendekatan ini mengutamakan keberhasilan organisasi dalam memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik, yang memenuhi kebutuhan organisasi.

Lebih lanjut pemikiran Gibson, (Siswandi, 2012:88) adalah dapat mengukur efektivitas organisasi berdasarkan model dimensi waktu, dimana efektivitas dapat dilihat berdasarkan kriteria produksi, efisiensi, kepuasan, kemampuan beradaptasi dan pengembangan dengan penjelasannya yaitu :. 1) Produksi. Robbins (1994:54) juga menyatakan mengenai pendekatan efektivitas organisasi:. 1) Pendekatan Pencapaian Tujuan Pendekatan ini menganggap efektivitas organisasi dilihat dari segi pencapaian tujuan (goals) dan bukan cara (means). Proses merupakan pelaksanaan kegiatan yang telah mempunyai bahan baku untuk diolah menjadi sesuatu sesuai kebutuhan manusia atau sesuai rencana yang telah ditentukan.

Hasil pada dasarnya dapat dilihat dengan membandingkan hasil dan menganalisis apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana. Pentingnya mengetahui perbedaan antar pegawai agar organisasi dapat menyesuaikan kemampuan dan kepribadian pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan pembangunan dalam hukum diartikan sebagai suatu proses penentuan tindakan tepat di masa depan melalui serangkaian pilihan, dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Proses penyusunan rencana pembangunan berkaitan dengan kegiatan bagaimana rencana pembangunan disusun, kapan dan siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan rencana tersebut. Untuk konteks kewilayahan disebut perencanaan pembangunan daerah, sehingga mempunyai dimensi kewilayahan pada suatu wilayah tertentu.

Karena perencanaan pembangunan akan menentukan arah pembangunan daerah di masa depan, maka perlu dirumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai di masa depan. Sinergi dalam perencanaan pembangunan daerah yang dibiayai dari berbagai sumber mutlak diperlukan agar tujuan dan sasaran pembangunan yang ingin dicapai dapat terwujud, baik antar sektor maupun dari waktu ke waktu. Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan berkelanjutan di daerah, keberadaan RPJPD sangat penting sebagai acuan atau grand design pembangunan daerah dalam jangka panjang (20 tahun).

Di sini dikatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah juga menggunakan pendekatan politik karena mengacu pada visi dan misi bupati terpilih. Keberadaan RPJPD menjadi jembatan untuk menjaga sinergi perencanaan pembangunan di daerah jika terjadi pergantian kepala daerah setiap 5 tahun sekali.

Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah 34

Aspek proses yang akan dibahas untuk mengukur efektivitas fungsi Bappeda dalam proses perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Maros antara lain: (a) Perumusan rancangan. Bappeda Kabupaten Maros dalam penerapan pendekatan teknokratis tetap mengacu pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah yang diatur dalam PP No. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Bappeda Kabupaten Maros dalam menjalankan fungsinya dalam proses penyusunan rancangan perencanaan pembangunan daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Dari hasil telaah dokumen terkait mekanisme atau tahapan penyusunan perencanaan pembangunan di Kabupaten Maros sesuai dengan PP No. Dari hasil telaah dokumen dapat dipahami bahwa musrenbang merupakan tahapan penting dalam proses perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Maros khususnya persiapan. Sedangkan dari aspek proses perencanaan dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Maros dengan seluruh tahapannya cukup efektif.

Kendala Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam menjalankan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) di kabupaten. Maros masih mempunyai kendala dalam penyusunan rencana pembangunan daerah, terutama terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Dari hasil telaah dokumen diperoleh data dan informasi bahwa Bappeda Kabupaten Maros telah menjalankan fungsinya secara efektif dalam proses perencanaan pembangunan daerah berupa.

Defenisi Konsep Penelitian

Kerangka Konsep

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Maros merupakan salah satu organisasi staf pendukung administrasi yang mempunyai peran dalam mendukung upaya mewujudkan efisiensi, efektivitas dan rasionalitas dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan dan pembangunan di daerah. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan wawasan mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.Salah satu hal yang penting dalam penelitian efektivitas organisasi adalah tindakan merinci sifat hubungan.

Pertanyaan Penelitian

DESAIN DAN METODEOLOGI PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan dan Analisis Data
  • Keabsahan Data

Dengan kata lain organisasi Bappeda Kabupaten Maros mengambil sumber daya (input) dari sistem yang lebih kuat (lingkungan) untuk diolah dan dikembalikan dalam bentuk modifikasi (output).

Tabel di atas menunjukkan bahwa SDM Bappeda Kabupaten Maros dari  segi  kuantitas  dan  jenjang  pendidikan  terakhir  sangat  memadai dengan  indikator  SDM  pada  umumnya  berpendidikan  tinggi  S1  dan  S2 sebanyak 36 orang (92%) yang pendidikan SLTA se
Tabel di atas menunjukkan bahwa SDM Bappeda Kabupaten Maros dari segi kuantitas dan jenjang pendidikan terakhir sangat memadai dengan indikator SDM pada umumnya berpendidikan tinggi S1 dan S2 sebanyak 36 orang (92%) yang pendidikan SLTA se

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Sumber Data

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mengukur efektivitas fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Maros. Penelitian ini dilaksanakan di kantor BAPPEDA Kabupaten Maros dan dilaksanakan pada bulan Juli 2018 hingga selesai. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan kunci dari Badan Bappeda Kabupaten Maros.

Sumber informasi dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa informan mempunyai pemahaman dan pengetahuan tentang sistematika perencanaan pembangunan daerah. Informan merupakan individu yang mempunyai peranan penting sebagai dasar pengumpulan data yang diperlukan. Tabel diatas menunjukkan informan dari badan BAPPEDA Kabupaten Maros yang telah diseleksi sesuai dengan kompetensi dan bidangnya masing-masing, yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Deskripsi Hasil Penelitian

  • Aspek Input
  • Aspek Proses
  • Aspek Output

Implementasi fungsi Bappeda dalam proses perencanaan pembangunan daerah telah dapat berjalan dengan baik karena alokasi anggaran yang cukup pada pagu anggaran Bappeda Kabupaten Maros dari tahun ke tahun.” (Wawancara SRT: 27 Juli 2018). Hal ini sesuai terhadap hasil telaah dokumen, menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah telah sesuai dengan PP No. Pendekatan partisipatif merupakan upaya untuk melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

Dari telaah dokumen yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa pendekatan teknokratis yang digunakan Bappeda dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Maros adalah Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun dan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun. Rencana Kerja Pembangunan (RKPD) setiap tahunnya. Dari hasil telaah dokumen yang dilakukan, peneliti memperoleh kejelasan bahwa proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan di Kabupaten Maros memiliki mekanisme sebagaimana diatur dalam PP No. “Dengan demikian, terjadi interaksi aktif antara legislatif, masyarakat, dan eksekutif dalam proses perencanaan pembangunan daerah.”

Dari hasil telaah dokumen diperoleh data dan informasi bahwa Bappeda Kabupaten Maros telah efektif menjalankan fungsinya dalam proses perencanaan pembangunan daerah dalam bentuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RDWP) Tahun 2018. Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Maros Tahun 2018 merupakan salah satu bentuk luaran pelaksanaan fungsi Bappeda di bidang perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu terjadi interaksi aktif antara legislatif, masyarakat dan eksekutif dalam proses perencanaan pembangunan daerah.

“Kami berupaya untuk terus mencermati dan melaksanakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 Bappede Kabupaten Maros dengan menerapkan pendekatan teknokratis dalam proses perencanaan pembangunan daerah khususnya dalam penyusunan RPJMD dan RKPD.”

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa SDM Bappeda Kabupaten Maros dari  segi  kuantitas  dan  jenjang  pendidikan  terakhir  sangat  memadai dengan  indikator  SDM  pada  umumnya  berpendidikan  tinggi  S1  dan  S2 sebanyak 36 orang (92%) yang pendidikan SLTA se

Referensi

Dokumen terkait

SPONSORED BY: DODGE TRUCK Annual and Life Dues for 1993 The National FFA Alumni Council recommends to the 1992 convention delegates that life membership dues be increased to $150.00