• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode 2017-2019, 2021-2023

Dalam dokumen Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2023 (Halaman 117-121)

DAFTAR PUSTAKA

4. Periode 2017-2019, 2021-2023

Pada periode ini, SDLP menggunakan kerangka kerja DPSIR (Driving forces- Pressures-States-Impacts-Responses). Kerangka kerja DPSIR umum digunakan dalam analisis pengelolaan lingkungan yang menghubungkan faktor-faktor ekologi dan sosial ekonomi (Bradley P and Yee S. 2015). Kelebihan utama kerangka pikir ini adalah kesederhanaan dari pola pikir yang ditawarkan. Lima indikator utama penyusun DPSIR dapat menunjukkan hubungan kausal atau sebab akibat antar indikator, sehingga kerangka pikir ini lebih mudah dipahami oleh para peneliti maupun para pengambil kebijakan.

DPSIR terdiri dari lima indikator utama yaitu Driving forces-Pressures-States- Impacts-Responses. Kelima indikator utama tersebut mempunyai hubungan kausalitas seperti yang diperlihatkan oleh Gambar L.3. Driving forces merupakan faktor-faktor

Gambar L.2

Kerangka Kerja Analisis Lingkungan dan Sosial Ekonomi di Wilayah Laut dan Pesisir Sumber : Dahuri, R. 2001

https://www.bps.go.id

96

S t a t i s t i k S u m b e r D aya L a u t d a n Pe s i s i r 2 0 2 3 yang mendorong terjadinya aktivitas manusia. Faktor pendorong tersebut timbul dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia. Aktivitas penggunaan sumber daya alam baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan yang menghasilkan pressures (alur 1). Pressures merupakan aktivitas manusia, yang memberikan tekanan kepada lingkungan sehingga menyebabkan perubahan states atau kondisi lingkungan (alur 2). States merupakan status keadaan lingkungan yang akan selalu berubah akibat adanya aktivitas manusia. States akan menyebabkan impacts terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia (alur 3). Impacts merupakan dampak negatif dari perubahan lingkungan yang terjadi dan menimbulkan Res ponses berupa

upaya intervensi perundangan atau regulasi dalam rangka meminimalisir dampak negatif perubahan lingkungan (alur 4). Manusia dapat memutuskan untuk memberikan responses dengan merubah driving forces menjadi lebih kondusif (alur 5), mengurangi

Gambar L.3

Kerangka Kerja DPSIR (Driving forces-Pressures -States-Impacts-Responses) RESPONSES

IMPACTS

STATES PRESSURES

DRIVING FORCES

1 Generating

2 Influencing/Changing

3 Causing 4

Pushing/Forcing 5

Spurring becomes more conducive

6 Reduce, prevent, eliminate

7 Influencing/

repairing 8

Can avoid the occurrence/

emergence

Positive Negative Sumber : AIDEnvironment (2004)

https://www.bps.go.id

menjadi lebih baik (alur 7), serta mengurangi, mencegah, atau menghindari pressures (alur 8) pada permasalahan tersebut dengan menerapkan langkah-langkah misalnya melalui instrumen kebijakan (European Environment Agency, 2010). Keberhasilan berbagai upaya intervensi dan regulasi tersebut akan menentukan kualitas dan keberlanjutan ekosistem serta makhluk hidup di dalamnya.

Indikator faktor pendorong (Driving forces) merupakan faktor-faktor yang mendorong aktivitas manusia dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Driving forces menggambarkan perkembangan demografi, ekonomi, dan sosial dalam masyarakat serta perubahan pola hidup sesuai dengan tingkat konsumsi dan produksi (Europe Environment Agency, 1999). Faktor pendorong demografi berhubungan dengan laju pertumbuhan penduduk meliputi populasi, fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Faktor pendorong ekonomi meliputi proses konsumsi, produksi, pertumbuhan ekonomi, dan pariwisata. Sedangkan faktor pendorong sosial-politik meliputi pendidikan, kualitas sumber daya manusia, investasi dana penelitian, adanya kerjasama dengan negara lain, dan pilihan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan energi. Selain dari tiga sektor tersebut faktor pendorong secara tidak langsung yang mempengaruhi ekosistem, antara lain: budaya dan kepercayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta terjadinya perang (Nelson, G.C., Janetos, A., Bennet, E. 2005 dalam Anastasopoulou, S., Chobotova, V., Dawson, T., Kluvankova-Oravska, T., and Rounsevell, M., 2010). Faktor pendorong yang berasal dari laju pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kebutuhan dan aktivitas penduduk sehingga memancing terjadinya perubahan tingkat konsumsi dan produksi.

Perubahan tingkat konsumsi dan produksi akan memberikan tekanan (Pressures) pada lingkungan (European Environment Agency, 1999). Driving force merupakan faktor pendorong terjadinya pressures (European Environment Agency, 2010).

Indikator Tekanan (Pressures) menggambarkan pembuangan emisi, zat fisika, dan biologis, penggunaan sumber daya alam dan perubahan penggunaan lahan, serta hubungan manusia secara langsung dengan lingkungan (Bradley P and Yee S., 2015).

Tekanan terhadap lingkungan oleh aktivitas manusia diubah dalam berbagai proses alam sebagai usaha alam untuk menyesuaikan perubahan kondisi lingkungan (European Environment Agency, 1999). Tekanan terhadap lingkungan dapat diartikan sebagai kekuatan yang menghasilkan perubahan pada kondisi ekosistem serta perubahan

https://www.bps.go.id

98

S t a t i s t i k S u m b e r D aya L a u t d a n Pe s i s i r 2 0 2 3 ketersediaan barang dan jasa ekosistem (European Environment Agency, 2010). Contoh tekanan terhadap lingkungan antara lain salinitas, tumpahan minyak, beban nutrien akibat pembuangan limbah, upaya penangkapan, spesies invasif, perubahan penggunaan lahan atau konversi hutan mangrove menjadi tambak, dan hubungan manusia secara langsung terhadap lingkungan melalui pengerukan serta reklamasi (Bradley P and Yee S., 2015). Indikator states atau keadaan memberikan gambaran tentang kuantitas dan kualitas fenomena fisik, fenomena biologis, dan fenomen kimia di daerah tertentu (European Environment Agency, 1999). Keadaan lingkungan terbagi menjadi keadaan lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Keadaan lingkungan abiotik tergambar pada fenomena fisik misalnya iklim, udara dan suhu laut, curah hujan, badai dan angin topan, hidrologi, pola sirkulasi laut, dan lain-lain serta fenomena kimia misalnya nutrisi, pH, kadar CO2 di atmosfer, salinitas, kontaminan, dan lain-lain. Selain fenomena fisik dan kimia, keadaan lingkungan abiotik juga digambarkan melalui lingkungan buatan (man-made), misalnya bangunan dermaga, jalan raya, dan lain-lain yang berkontribusi terhadap perubahan habitat manusia. Keadaan lingkungan biotik tergambar pada fenomena biologis, misalnya habitat hidup ikan, mangrove, padang lamun, terumbu karang, stok ikan, dan lain-lain (Bradley P and Yee S., 2015).

Adanya tekanan (pressures) terhadap lingkungan mengubah keadaan (states) lingkungan. Perubahan ini berdampak pada fungsi sosial dan ekonomi terhadap lingkungan, seperti penyediaan fasilitas kesehatan, ketersediaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan lain-lain. Indikator impacts digunakan untuk menggambarkan dampak ini (European Environment Agency, 1999). Dampak (impacts) merupakan konsekuensi bagi kesejahteraan kehidupan manusia (ketersediaan barang dan jasa ekosistem) berdasarkan penggunaan sumber daya alam (aktivitas), yang disebabkan oleh faktor pendorong (driving force) dan tekanan (pressures) yang mempengaruhi keadaan (states) lingkungan (European Environment Agency, 2010).

Dampak terjadi dalam urutan tertentu misalnya: polusi udara dapat menyebabkan pemanasan global (efek primer), yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan suhu (efek sekunder), yang dapat memicu naiknya permukaan laut (dampak tersier), yang dapat menyebabkan hilangnya keaneka ragaman hayati (European Environment Agency, 1999). Indikator impacts memonitor dampak jangka pendek maupun jangka panjang dari pembangunan

https://www.bps.go.id

atau perubahan pada lingkungan yang sedang terjadi, baik pada dampak kesejahteraan manusia (sosial-ekonomi) dan dampak lingkungan yang bersifat positif (mengurangi, mencegah, atau menghilangkan) maupun negatif (memacu atau memaksa). Contoh indikator dampak antara lain: penggunaan sumber daya alam secara berlebihan atau over-eksploitasi akan menyebabkan kerusakan lingkungan (dampak negatif), dampak adanya undang-undang atau peraturan baku mutu kualitas udara akan membatasi penggunaan produk-produk yang menghasilkan polusi udara (dampak positif), dan lain-lain (Bradley P and Yee S., 2015).

Indikator responses mengacu pada tanggapan atau respon oleh kelompok atau individu di masyarakat, serta upaya pemerintah untuk mencegah, mengkompensasi, memperbaiki atau menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan perubahan keadaan lingkungan. Indikator respon dapat dianggap sebagai faktor pendorong positif maupun negatif. Respon sebagai faktor pendorong positif bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses dan produk, misalnya melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan (green technology), sedangkan respon yang dianggap sebagai faktor pendorong negatif karena bertujuan untuk mengarahkan pola konsumsi dan produksi yang berlebihan (European Environment Agency, 1999).

Dalam dokumen Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2023 (Halaman 117-121)

Dokumen terkait