• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan a. Penggalian

Dalam dokumen BAB I : SYARAT TEKNIS UMUM (Halaman 62-67)

PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 2 PEKERJAAN BETON

2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan a. Penggalian

 Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi lubang-lubang pondasi sesui dengangambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya

 Pergeseran as pondasi yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah.

Dasar pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm

 Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerussampai mencapai elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapatpersetujuan tertulis yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas.

 Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dan dalam lubang pondasilubang harus bersih setiap saat.

b. Pengendalian mutu Pondasi Borepile

 Kondisi Tanah

Pengendalian mutu pondasi borepile harus dimulai dengan pengetahuan kontraktor yang cukup baik mengenai tanah di mana konstruksi hendak dilaksanakan. Kondisi tanah mudah longsor sepertiadanya pasir lepas atau medium mengharuskan kontraktor untuk memobilisasi peralatan ekstra.

Penyimpangan yang jauh dari kondisitanah yang diharapkan harus dilaporkan oleh Konsultan Pengawas,karena berarti dapat saja terjadi perbedaan dalam daya dukung tanah yang dapat mempengaruhi kinerja pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Konsultan Pengawas dan khususnya kontraktor yaitu :

 Adanya lapisan tanah pasir di bawah muka air tanah.

 Adanya kerikil dan boulder

 Muka air tanah.

c. Pengendalian Galian Borepile Konsultan Pengawas

Mutu yang diperlukan untuk lubang galian adalah pemeriksaan alignment yang terakhir, jenis tanah yangdiperoleh dan pembersihan dasar borepile. Konsultan Pengawas wajib mengadakan klarifikasi keadaan lapangandalam bentuk format pemeriksaan tersendiri dan harus dilaporkan dalam forum rapat pengendalian dan koordinasi proyek.

d. Pemeriksaan mutu beton

Beton untuk pondasi borepile harus menggunakan campurandengan nilai slump tertentu. Campuran yang terlalu kental akanmengakibatkan penggumpalan dan dapat membentuk lubangsehingga daya dukung pondasi berkurang. Umumnya nilai slumpyang baik berkisar antara 15 – 18 cm.b. Pengisi pondasi borepile menggunakan campuran mutu beton Fc’ =20 Mpa.

e. Penggalian borepile

 Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untukmenentukan lokasi dan elevasi lubang borepile sesuai dengan gambarkerja, hasil pengukuran ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

 Penyedia barang dan jasa harus melakukan penggalian dengan alatberat.

Penggalian secara terus menerus sampai mencapai lapisantanah yang dipersyaratkan oleh Perencana yang sesuai dengan hasilpenyelidikan tanah.

Penghentian penggalian harus mendapatpersetujuan tertulis dan ditandatangi oleh Konsultan Pengawas.

 Penyedia barang dan jasa diwajibkan menjaga dinding borepile darikelongsoran selama pekerjaan Penyedia barang dan jasa berlangsung.

Penggalian harus menggunakan acp

 casing dengan diameter sesuaidengan diameter pondasi borepile. Casing diambil kembali ketikapengecoran pondasi borepile sudah selesai, dan campuran betonmasih dalam keadaan basah. Segala akibat kelongsoran dinding lubang borepile menjadi tanggung jawab Penyedia barang dan jasa sepenuhnya.

 Penyedia barang dan jasa harus menjaga agar lubang borepile yang terjadi harus tegak lurus vertikal, pergeseran titik pusat borepile dari yang direncanakan maksimum 5 cm sebagai arah deviasi terhadap ketegak lurusan maksimum 2 cm pada kedalaman 3 m pertama dan selanjutnya maksimum 1 cm tiap tambahan kedalaman 3m.

 Besar diameter dan kebersihannya akan diperiksa oleh KonsultanPengawas.

Bila syarat-syarat tersebut sudah terpenuhi, maka ijintertulis untuk pengecoran dapat diberikan oleh Konsultan Pengawas.

 Dasar pondasi borepile yang direncanakan terletak pada elevasi yangdisesuaikan dengan tipe pondasi. Hal ini untuk mengantisipasiadanya kegagalan geser tanah. Penyedia barang dan jasa harusmelakukan pemeriksanaan terhadap contoh galian tanah dari hasilpenggalian untuk mengontrol kondisi leyer tanah.

 Dasar pondasi borepile yang direncanakan harus masuk kedalamantanah keras.

f. Persyaratan-persyaratan pekerjaan poer dan plat

 Semua pekerjaan beton tumbuk antara lain untuk lantai kerja.

 Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya merupakan struktur utama antara lain: poer, plat, dan tie beam

 Semua pekerjan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudahpenggalian yaitu pekerjaan:

 Pembuatan cetakan

 Persiapan dan pemasangan penulangan/stek-stek

 Pengecoran

 Pemeliharaan & pembukaan cetakan g. Pengecoran

 Pengecoran baru boleh dimulai setelah ada persetujuan tertulis danditandatangani oleh Konsultan Pengawas.

 Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk (beton mollen) sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkanke dalam drum pengaduk. Setelah pengadukan selesai, adukan betonharus memperlihatkan susunan dan warna seragam.

 Perbandingan campuran harus sesuai dengan yang diperlukan untukmenghasilkan mutu beton yang dipersyaratkan.

 Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yangditakar dalam keadaan kering tanpa digetarkan.

 Kapasitas mesin pengaduk dan material yang tersedia di lokasipekerjaan harus cukup untuk dapat melaksanakan pengecoran terusmenerus untuk satu lubang pondasi.

 Penuangan adukan beton ke dalam lubang, di mana terdapat muka airtanah yang cukup tinggi, maka air tersebut harus dipompa keluarhingga kering.

Setelah itu dilakukan pengecoran melalui corong (tremiepipe) secara terus menerus sambil menjaga agar ujung corong selaluberada di dalam beton.

 Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi sifat-sifat yangminimum compressive strngth dari mutu beton (untuk pondasi borepile) = 20 Mpa.

Untuk poer dan sloof mutu beton 25 Mpa.

 Penyedia barang dan jasa harus selalu menjaga agar pengecoran dapat dilakukan terus menerus dan mengisi seluruh rongga yang adadengan padat sehingga menjamin keutuhan bentuk dari pondasiborepile tersebut.

 Persyaratan-persyaratan lainnya untuk penggalian harus mengikuti persyaratan pengecoran.

h. Baja Tulangan

 Mutu baja yang digunakan adalah BJTD 40 untuk diameter > 13 mmdan BJTP 24 untuk diameter < 13mm.

 Untuk setiap pengiriman baja dilakukan pengujian diameter dan mutudengan hasil yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas sebagaidasar penerimaan material.

 Pemasangan dan pengikatan dari baja dilakukan pada keadaannormal.

 Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar.

 Penyedia barang dan jasa harus membuat detail shop drawing dengan skala untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dalam pelaksanaannya.

 Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih darilarutan- larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberikanakibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.

 Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dansebelum pengecoran tulangan baja tidak berubah tempat.

 Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus dipasang sebanyak minimum 4 buah tiap m2 cetakan atau lantai kerja.

 Jumlah luas, jenis/tipe maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana.

3. Penyelesaian.

a. Penyedia barang dan jasa harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekasadukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.

b. Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun materialyang tidak diperlukan lagi harus dibawa ke luar proyek atau ke tempatlain dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Penyedia barang dan jasa harus tetap menjamin susunan tanah padadaerah sekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peilsemula.

d. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang dan jasa harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.

DAFTAR ISI

Dalam dokumen BAB I : SYARAT TEKNIS UMUM (Halaman 62-67)