BAB III. METODE PENELITIAN
C. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini yaitu masyarakat yang melakukan pengaduan di Kantor Kepolisian Resor Kabupaten Jeneponto, terhitung mulai dari bulan Oktober samapai Desember pada tahun 2020 dan aparat di Polres Jeneponto.
Untuk menetapkan jumlah sampel penulis menggunakan teknik Cluster Random Sampling yaitu jenis teknik sampling dimana peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok yang terpisah disebut sebagai Cluster. Dari beberapa Cluster ini kemudian diambil sampel yang dipilih secara acak. Pada bulan Oktober terdapat 36 orang yang melakukan pengaduan, bulan November ada 35 orang, dan bulan Desember ada
sebanyak 36 orang. Dalam hal ini yang terpilih adalah bulan Desember sebagai sampel sebanyak 36 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadasp gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian Pada Kantor Kepolisian Resor Kabupaten Jeneponto. Teknik pengumpulan data observasi digunakan untuk memperoleh data proses jalannya pengisian angket.
2. Metode Angket (Kuesioner)
Teknik pengumpulan yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner atau angket dengan menggunakan metode (checklist) untuk kemudian membantu responden masyarakat yang melakukan pengaduan di Kantor Kepolisian Resor Kabupaten Jeneponto untuk menjawab dan mengisi kuesioner dengan tepat dan mudah dengan memberikan tanda (checklist) pada tempat yang telah disediakan pada kuesioner.
Peneliti membuat kuesioner untuk penelitian ini guna memperoleh data terkait responsivitas pelayanan pengaduan masyarakat, kuesioner tersebut diberikan kepada masyarakat yang pernah melakukan pengaduan
di Kantor Kepolisian Resor Kabupaten Jeneponto. Kuesioner tersebut dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data kuantitatif.
Skala Likert digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengukur sikap, persepsi, atau pendapat masyarakat tentang responsivitas pelayanan pengaduan masyarakat di Kantor Kepolisian Resor Kabupaten Jeneponto. Ada 5 jawaban pada setiap pertanyaan yaitu:
Tabel 3.1
Kriteria Jawaban Responden
Skor Kategori
1 2 3 4 5
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik
Baik Sangat baik
3. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian
Metode dokumentasi ini adalah kumpulan sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk surat, laporan, dan foto.
Metode penelitian ini digunakan untuk memperoleh bukti praktek kerjasama dan lain sebagainya guna menunjang dari data yang diperoleh.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data yaitu mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Deskriptif kuatitatif dengan metode tabel frekuensi, yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam bentuk angka-angka tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis tabel yaitu :
Katerangan:
x = Rata-rata
∑(f.x) = Jumlah skor kategori jawaban N = Jumlah responden
F = Frekuensi
Katerangan:
P = Persentase (%)
F = Frekunsi
N = Jumlah responden
F. Teknik Pengabsahan Data
Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti akan diuji validitas dan reabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. uji validitas dilakukan untuk menguji keakuratan, kevalidan dan konsistensi kuesioner penelitian.
peneliti akan melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan Software SPSS version 24.0 pengujian veliditas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel.
Jika nilai rhitung ≥ rtabel maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula sebaliknya. Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0.05. Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPS version 23.0. Pengujian realibilitas cukup dengan membandingkan 35 ralpha atau angka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.
.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi lokasi penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Jeneponto
Kabupaten Jeneponto secara geografis terletak antara 5o23’1,2”- 5o42’1,2” Lintang Selatan dan 119o29’12”- 119o56’44,9” Bujur Timur, berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan juga Kabupaten Takalar, Kabupaten Bantaeng di sebelah Timur , Kabupaten Takalar disebelah Barat dan Laut Flores di sebelah Selatan. Luas wilayah Kabupaten Jeneponto adalah 749,79 km2 dan ada 342.700 jiwa (85.676 keluarga) yang tinggal di Kabupaten Jeneponto. Kabupaten Jeneponto terdiri dari 31 kelurahan dan 82 desa. Adapaun pembagian kecamatan dalam lingkup Kabupaten Jeneponto yaitu:
1. Kecamatan Arungkeke 7. Kecamatan Kelara 2. Kecamatan Bangkala 8. Kecamatan Rumbia 3. Kecamatan Bangkala Barat 9. Kecamatan Tamalatea
4. Kecamatan Batang 10. Kecamatan Tarowang
5. Kecamatan Binamu 11. Kecamatan Turatea 6. Kecamatan Bontoramba
Kabupaten Jeneponto juga dikenal sebagai penghasil Nener dan Benur ikan Bandeng yang banyak di budidayakan di Sulawesi Selatan.
Wilayah pesissir Kabupaten Jeneponto yang merupakan sentra produksi
garam di pulau Sulawesi. Kabupaten Jeneponto juga memiliki potensi pohon lontar yang begitu besar jumlahnya yang tersebar pada semua kecamatan.
a) Topografi
Kondisi topografi tanah wilayah Kabupaten Jeneponto pada umumnya memiliki permukaan yang bervariasi, ini dapat kita lihat, bahwa pada bagian utara terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang membentang dari Barat ke Timur dengan ketinggian 500-1.400 meter diatas permukaan laut. Daerah ini cocok bila dijadikan sebagai area pengembangan tanaman Hortikultura dan sayur-sayuran. Dibagian tengah Kabupaten Jeneponto meliputi wilayah-wilayah dataran dengan ketinggian 100-500 meter diatas permukaan laut, dan bagian Selatan meliputi wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut.
Daerah ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup potensial untuk mengembangkan tanaman perkebunan dan juga tanaman pangan pertanian.
Pada bagian Selatan meliputi wilayah-wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0-150 meter diatas permukaan laut. Daerah ini memiliki nilai ekonomi yang cukup baik bila dijadikan sebagai area pengembangan industri penggaraman dan daerah telah tumbuh usaha penggaraman rakyat.
b) Tanah Dan Geologi
Kabupaten Jeneponto terdapat enam golongan jenis tanahyaitu:
a. Jenis tanah Alluvial. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Bangkala, dan Alluvial coklat kelabu terdapat di Kecamatan Binamu dan juga
Gromosal kelabu tua terdapat dikecamatan Binamu, Tamalatea, dan juga Batang.
d. Jenis tanah Mediteren coklat terdapat di Kecamatan Bangkala, Batang, dan Kelara, sedangkan Mediteren coklat kemerah-merahan ada di Kecamatan Bangkala, Tamalatea, Binamu, dan juga Kelara.
e. Jenis tanah Lotosal. Jenis tanah Lotosal coklat kekuning-kuningan terdapat di Kecamatan Bangkala, Tamalatea dan Kelara sedangkan Lotosal kemerah-merahan terdapat di Kecamatan Kelara.
f. Jenis tanah Andosil Kelabu terdapat di Kecamatan Kelara.
g. Jenis tanah regional coklat terdapat di lima Kecamatan diwilayah Kabupaten Jeneponto.
Dengan adanya enam jenis tanah di Kabupaten Jeneponto, maka pola penggunaan tanah di Kabupaten Jeneponto lebih bervariasi dibandingkan dengan pola dari daerah lain. Pada umumnya penggunaan tanah di Kabupaten Jeneponto disesuaikan pemanfaatannya, lahan yanga ada terbagi untuk perkampungan, persawahan, perkebunan, kebun, tambak atau empang, hutan, alang-alang dan lain-lain.
c) Iklim a. Musim
Keadaan musim di Kkabupaten Jeneponto pada umumnya sama dengan keadaan musim didaerah Kabupaten lain dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Ada dua musim yang dikenal yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi antara bulan
b. Curah hujan
Curah hujan di Kabupaten Jeneponto pada umumnya tidak merata, hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan wilayah semi kering.
c. Iklim
Ditinjau dari klasifikasi iklim maka Kabupaten Jeneponto memiliki beberapa tipe iklim yaitu tipe iklim D3 DAN Z4 yaitu wilayah yang memiliki bulan kering secara berurutan berkisar 5-6 bulan sedangkan bulan basah 1-3 bulan. Tipe iklim C2 yaitu wilayah memiliki bulan basah 5-6 bulan dan bulan lembab 2-4 bulan. Tipe ini dijumpai pada daerah ketinggian 700- 1. 727 meter diatas permukaan laut yaitu pada wilayah Kecamatan Kelara.
d) Industri
Bidang usaha industri di Kabupaten Jeneponto tampak dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut diikuti pula dengan peningkatan tenanga kerja, nilai investasi dan nilai produksi. Peningkatan tersebut tidak lepas dari adanya perhatian yang serius dari pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan memberikan pembinaan dan bimbingan melalui pelatihan keterampilan bahkan memberikan paket bantuan penguatan modal kerja dnegan sistem bergulir atau repolving.
Dengan melihat perhatian pemerintah daerah yang cukup besar dalam pengembangan industri, maka Kabupaten Jeneponto telah tumbuh dan berkembang berbagai jenis industri kecil yang menyerap banyak
daerah penghasil garam terbesar di kawasan Timur Indonesia. Luas area saat ini adalah 565,63 Ha dengan jumlah produksi rata-rata pertahun adalah sekitar 64.000 ton.
Industri gula merah Kabupaten Jeneponto yang memiliki potensi pohon lontar yang begitu besar jumlahnya yang tersebar kesemua kecamatan sangat memungkinkan untuk mengembangan sentra industry gula merah. Saat ini pengelolaan gula merah rakyat masih dikelola secara tradisional sehingga diperlukan adanya teknologi yang lebih modern untuk pengolahan gula merah yang diharapkan dapat menghasilkan produk gula merah dengan kualiatas yang bersaing.
e) Transportasi
Jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Jeneponto, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Jalan arteri primer yaitu penghubung antara Kabupaten Jeneponto dengan daerah-daerah yang ada didaerah Sulawesi Selatan.
b. Jalan Kolektor yaitu penghubung antara pusat-pusat kegiatan yang ada didalam kota.
2. Visi Dan Misi Polres Jeneponto a) Visi Polres Jeneponto:
“Terwujudnya postur Polres Jeneponto yang unggul dalam pelayanan prima kepada masyarakat, yang berorientasi pada kearifal lokal:
Sipakatau (saling memanusiakan), Sipakalabbiri (saling memuliakan atau menghargai), dan Sipakainga (saling mengingatkan) dalam
b) Misi Polres Jeneponto:
a. Terwujudnya pemuliaan pelayanan kamtibmas prima untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui 9 (sembilan) program unggulan yaitu kami datang melayani anda, jeneponto beretika, polisi mabbulo sibatang, penanganan konflik sosial, police care, police goes to school, kampung kamtibmas, pencegahan tipikor dan rekruitment calon polisi (betah).
b. Mengelola dan meningkatkan kwalitas sumber daya manusia yang ada secara professional,kompeten,transparan dan akuntabel untuk mendukung kegiatan oprasional polres jeneponto.
c. Membangun jaringan intelijen yang handal, yang mampu melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat setiap gejolak sosial yang timbul dalam masyarakat.
d. Menciptakan situasi kamtibmas di wilayah hukum polres jeneponto yang kondusif dengan melakukan penegakan hukum secara transparan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi supremasi hukum, HAM, bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah dan responsif.
e. Melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini secara aktif melalui kegiatan lidik, pengamanan dan penggalangan sehingga dapat mencegah kejadian kejahatan secara dini yang dapat terjadi diwilayah hukum pores jeneponto.
g. Melaksanakan pelayanan prima terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan seperti pada pelayanan penerbitan sim, stnk, bpkb, tnkb, skck, layanan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran arus lalu lintas angkutan dan barang serta pelayanan-pelayanan lain yang ada di polres jeneponto.
h. Meningkatkan kerja sama dengan instansi terkait dan seluruh komponen masyarakat dalam upaya menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif dan agar terjalin hubungan yang harmonis antara polres jeneponto dengan instansi lain dan masyarakat.
3. Tujuan Polres Jeneponto
a. Terwujudnya satker polres jeneponto yang good governance dan clean goverment;
b. Terwujudnya perubahan mind set dan culture set personel polres jeneponto melalui penggiatan pelaksanaan program reformasi birokrasi polri (rbp);
c. Terwujudnya polres jeneponto yang mampu melindungi segenap lapisan masyarakat di kabupaten jeneponto dan memberikan rasa aman, nyaman, tertib dan damai dalam melaksanakan segala aktivitasnya sehari-hari dengan berorientasi kepada kearifan lokal sipakatau, sipakalabbiri dan sipakainga;
d. Terwujudnya anggota polres jeneponto yang profesional, bermoral, modern unggul dan dipercaya masyarakat sehingga
kabupaten jeneponto;
e. Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti kkn yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan tidak membeda-bedakan golongan, suku, ras dan profesi.
4. Sasaran Prioritas Polres Jeneponto:
a. Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang humanis dan bermartabat.
b. Pelayanan publik Polres Jeneponto yang prima berbasis TIK untuk mempercepat perbaiakan kultur organisasi.
c. Peningkatan profesionalisme personil Polres Jeneponto dalam penegakan hukum secara berkeadilan dan terpercaya.
d. Peningkatan kapasitas, eksabilitas, kompetensi, profesionalisme, dan kesejahteraan SDM Polres Jeneponto.
e. Pemetaan penyusunan rencana kebutuhan (Blu Print) Sarpras pemenuhan kebutuhan minimal Alpakam dan Almatsus Polres Jeneponto sesuai tugas dan fungsi organisasi Polri secara bertahap.
f. Penguatan sistem pengawasan yang efektif dan terpercaya untuk mendorong penguatan reformasi birokrasi di Polres Jeneponto.
(b)
(c)
(d) bab
(e) (f)
(g)
(h) (i)
(j)
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Polres Jeneponto
SIWAS SIPRPOPAM IPTU H. SUARDI. G,S.Pdi SIKEU
IPTU H. BAMBANG WIDI,S.SOS SIUM
PENATA HJ. SUKMAWATI,S.E WAKAPOLRES
AKBP HERI
BAG OPS
KOMPOL H. MUH. THAMRIN,S.H BAG REN BAG SUMDA
SUBBAG HUMAS AKP SYAHRUL,S.H SUBBAG DALPOS
SUBBAG BIN OPS AKP SALMAN SALAM, S.H
SUBBAG DALGAR
SUBBAG PROGAR AKP H.
MUH.TAHI R
SUBBAG PERS
SUBBAGKU M AKP.
MUH.ADAM, S.H SUBBAG
SARPRAS
SAT BIMNAS AKP H. SYAMSUDDIN
K,S.E
SPKT IPDA SYAIFUDDIN
SAT INTELKAM IPTU JABAL NUR,S.H
SAT RESKRIM IPTU ANDRI
KURNIAWAN,S.T.K,S.H,S.I.K
SATRES NARKOBA AKP SYAHRUL S.H
SATSABRAHA AKP HAMBALI
SATLANTAS
AKP SYAHRUDDIN SATPAMOBVIT SATPOLAIR SATTAHTI
IPTU H. MUNIR GAWI
SITIPOL AIPDA MUH.ARIFIN
POLSEK
(a) unsur pimpinan.
(b) unsur pengawas dan pembantu pimpinan.
(c) unsur pelaksana tugas pokok.
(d) unsur pendukung.
(e) unsur pelaksana tugas kewilayahan.
b) Unsur pimpinan terdiri dari:
(a) Kapolres.
(b) Wakil Kapolres (Wakapolres).
c) Unsur pengawas dan pembantu pimpinan terdiri dari:
(a) Bagops.
(b) Bagren.
(c) Bagsumda.
(d) Siwas.
(e) Sipropam.
(f) Sikeu.
(g) Sium.
d) Unsur pelaksana tugas pokok terdiri dari:
(a) SPKT.
(b) Satintelkam.
(c) Satreskrim (d) Satresnarkoba (e) Satbinmas.
(f) Satsabhara.
(i) Sarana Dan Prasarana Polres Jeneponto
Sarana kerja yang ada pada Polres Jeneponto tergolong cukup, ini bisa terlihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.1
Sarana Dan Prasarana
No. Uraian Jumlah Satuan Ket.
1. Borgol Plastik 120 Unit
2. Tongkat “T” 194 Unit
3. Tongkat Sabhara 75 Unit
4. Helm Phh/ Dalmas 216 Unit
5. Tamwng Fiber 194 Unit
6. Rompi Anti Peluru 39 Unit
7. Kapal Patroli Kelas C1,C2,C3
3 Unit
8. Ford Ranger (Double Cabin) 1 Unit 9. Perahu Karet, Kayu,Tempel 1 Unit
10. Perahu Cano 6 Unit
11. Sepeda Motor 21 Unit
12. Jeep 3 Unit
13.. Pick Up 1 Unit
Unit
14. Truk Ringan 2 Unit
17. Ran Pat R-4 (Pick Up) 2 Unit
18. Ranpat Bus Kecil 1 Unit
19. Ranpat Sedan 3 Unit
20. Ranpat Jeep 1 Unit
21. Camera 3 Unit
22. Kaca Pembesar 3 Unit
23. Timbangan Badan 3 Unit
24. Camara Foto 1 Unit
25. Komputer Dan Printer 8 Unit
26. Alat Rekam 1 Unit
27. Canner 1 Unit
28. Wireless 1 Unit
29. Megaphone 8 Unit
30. Tameng Fiber 194 Unit
31. Rompi PHH/Dalmas 30 Unit
32. Pelindung Tangan/Kal 161 Unit
33. Tas PHH 30 Unit
34. Tabung Pemadam Api 5 Unit
35. Cutter 12 Unit
36. Older 12 Unit
37. Backpack/Ransel 2 Unit
Sumber :Paur Log Polres Jeneponto Tahun 2021
REKAPITULASI PERSONEL POLRES JENEPONTO Table 4.2
Rekapitulasi Personil Polres Jeneponto No. Fungsi
A K B P
K O M P O L
A K P
I P T U
I P D A
A I P T U
A I P D A
B R I P K A
B R I G A D I R
B R I P T U
B R I P D A
T O T A L
1. PIMPINAN 1 1 - - - - - - - - - 2
2. BAG SUMDA - 1 - - 2 4 1 9 - 4 1 22
3. BAG OPS - 1 1 - 1 1 1 1 - 1 - 7
4. BAG REN/SIWAS - 1 1 - 1 2 1 2 1 - - 9
5. SPKT/TAHTI - - - 1 2 3 1 7 - 3 2 19
6. SIUM - - - - - - - - - - 1 1
7. SIKEU - - - - 1 - - 2 - 1 - 4
8. SIPROPAM - - - 1 - - 1 4 2 1 - 9
9. SITIPOL - - - - - - 1 - 1 - - 2
10. SAT INTELKAM - - - 1 2 1 2 10 2 2 3 23
11. SAT RESKRIM - - - 2 3 - 4 5 6 6 3 29
12. SAT NARKOBA - - 1 - 2 - 1 2 3 1 1 11
13. SAT SABHARA - - 1 1 - 6 8 9 4 1 3 33
14. SAT LANTAS - - 1 1 4 2 1 19 4 2 3 37
15. SAT BIMMAS - - 1 - 1 1 1 3 - - - 7
16. POLSEK BINAMU - - 1 1 - 5 6 10 2 1 - 26
17. POLSEK BATANG - - 1 - - 4 4 9 1 2 1 22
18. POLSEK KELARA - - - 2 - 2 7 12 1 1 1 26
19. POLSEK TAMALATEA - - - 1 - 6 10 5 1 2 1 26
20. POLSEK BANGKALA - - - 1 1 5 10 8 - - 2 27
21. POLSEK ARUNGKEKE - - 1 - - 4 3 6 - 1 2 17
Sumber : Paur Log Polres Jeneponto 2021
B. Deskripsi Responden
Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan umur. Selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:
berdasarkan jenis kelamin dan hasil yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
Perempuan 23 63,89
Laki-laki 13 36,11
Total 36 100
Sumber Olahan Data Primer Tanggal 8 Januari 2021
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa dari 63 responden terdapat 23 orang responden atau 63,89% yang berjenis kelamin perempuan dan 13 orang responden atau 36,11% berjenis kelamin laki-laki.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Adapun distribusi responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan umur dan hasil yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (N) Persentase (%)
20-30 Tahaun 14 38,89
31-50 Tahun 16 44,45
51-70 Tahun 6 16,67
Total 36 100
Sumber Olahan Data Primer Tanggal 8 Januari 2021
responden atau 44,45% yang berumur 31-50 Tahun, dan 6 orang responden atau 16,67% yang berumur 51-70 Tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Adapun distribusi responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan tingkatan pendidikan dan hasil yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (N) Persentase (%)
SD 4 11,11
SMP 5 13,89
SMA 14 38,89
S1 11 30,56
S2 2 5,56
Total 36 100
Sumber Olahan Data Primer Tanggal 8 Januari 2021
Tabel diatas dijelaskan dari 36 responden terdapat 4 orang responden atau 11,11% yang berpendidikan SD, 5 orang responden atau 13,89% yang berpendidikan SMP, 14 orang responden atau 38,89% yang berpendidikan SMA, 11 orang responden atau 30,56% yang berpendidikan S1, dan 2 orang responden atau 5,56% yang berpendidikan S2.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Adapun distribusi responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan tingkatan pendidikan dan hasil yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah (N) Persentase (%)
Petani 6 16,67
PNS 10 27,78
Wiraswasta 6 16,67
IRT 7 19,44
Pramugari 1 2,78
Mahasiswa 5 13,89
Supir 1 2,78
Total 36 100
Sumber Olahan Data Primer Tanggal 8 Januari 2021
Tabel diatas dijelaskan bahwa dari 36 orang responden terdapat 6 orang atau 16,67% bekerja sebagai Petani, 10 atau 27,78% sebagai PNS, 6 atau 16,67% berpfofesi sebagai Wiraswasta, IRT sebanyak 7 atau 19,44%, terdapat 1 orang atau 2,78% sebagai Pramugari, 5 atau 13,89% sebagai Mahasiswa, dan 1 atau 2,78% sebagai Supir.
Berikut ini adalah Interpretasi Nilai Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Instrumen penelitian dikatakan valid jika nilai r hitung (nilai Pearson Correlation) > r tabel (nilai r tabel untuk 36 orang responden = 0.25) Juga dikatakan valid jika nilai r hitung (nilai Sig. (2- tailed)) < r kritis (= 0.05).
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL P1 Pearson
Correlation 1 .999** .999** .999** 1.000
** .999** .999** .999** .999** .999** 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P2 Pearson
Correlation .999*
* 1 .999** .999** 1.000
** .999** .999** .999** .999** .999** 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P3 Pearson Correlation
.999*
* .999** 1 .999** .999** .999** .999** .998** .999** .999** 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 3 36 36 36 36 36 66 36 36
P4 Pearson Correlation
.999*
* .999** .999** 1 .999** .999** .999** .998** .999** .999** 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P5 Pearson
Correlation 1.00 0** 1.000
** .999** .999** 1 .999** .999** .999** .999** .999** 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P6 Pearson Correlation
.999*
* .999** .999** .999** .999** 1 .999** .998** .999** .999** .999**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P7 Pearson
Correlation .999*
* .999** .999** .999** .999** .999** 1 .999** .999** .999** .999**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P8 Pearson
Correlation .999*
* .999** .998** .998** .999** .998** .999** 1 .999** .998** .999**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P9 Pearson
Correlation .999*
* .999** .999** .999** .999** .999** .999** .999** 1 .999** 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
P10 Pearson Correlation
.999*
* .999** .999** .999** .999** .999** .999** .998** .999** 1 1.000**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 3
TO TAL
Pearson Correlation
1.00 0**
1.000
**
1.000
**
1.000
**
1.000
** .999** .999** .999** 1.000
**
1.000
** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N % Cas
es
Valid 36 100.0
Excludeda 0 .0
Total 36 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.797 11
C. Hasil Penelitian
Responsivitas pelayanan sangat diperlukan, karena sebagai bukti kemampuan organisasi publik untuk menyediakan apa yang menjadi tuntutan seluruh rakyat disuatu Negara. Dalam hal ini responsivitas adalah cara yang efesien untuk mengatur urusan baik ditingkat pusat ataupun ditingkat daerah dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk melihat responsivitas pelayanan pengaduan masyarakat di Polres Jeneponto, maka penulis menggunakan empat indikator responsivitas yang dikemukakan oleh Zeithaml, dalam (Hardyansyah,2018), yaitu:
1. Kemampuan Merespon Masyarakat
Indikator ini mencakup sikap dan komunikasi yang baik dari petugas aparat Polres Jeneponto ketika ada masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan. Menurut La Pierre dalam Azwar 2003, sikap yaitu pola perilaku, tendensi atau kesiapan dan antisipatif, untuk
kepada masyarakat. Sedangkan komunikasi menurut Raymond Ross yaitu suatu proses yang menyortir, memilih dan mengirim simbol-simbol yang sedemikian rupa sehingga dapat membantu pendengar dalam
membangkitkan daya respon atau pemaknaan dari sebuah pemikiran yang selaras dengan yang di maksud oleh komunikator. Komunikasi yang baik yang dimaksud adalah kejelasan cara bicara aparat Polres Jeneponto kepada masyarakat.
1.1 Keramahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keramahan yaitu baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan. Dan berikut ini penulis sajikan tanggapan responden terhadap keramahan aparat Polres Jeneponto kepada masyarakat sebagai berikut:
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Terhadap Keramahan Polres Jeneponto No. Tanggapan
responden
Skor(x) Frekuensi (f)
f.x Persentase (%)
1. Sangat tidak ramah 1 0 0 0
2. Tidak ramah 2 0 0 0
3. Cukup ramah 3 16 48 44,45
4 Ramah 4 18 72 50,00
5 Sangat ramah 5 2 10 5,56
Total 36 130 100
Rata-rata skor (x)= ∑(F.X) = 3,61
N
Sumber olahan data primer tanggal 8 januari 2022
50,00% yang menjawab ramah, dan 2 atau 5,56% untuk poin sangat ramah. Dari hasil rata-rata skor menunjukkan angka 3,61% dimana ini menunjukkan bahwa tingkat keramahan aparat Polres Jeneponto kepada masyarakat terkait indikator kemampuan merespon aparat Polres Jeneponto terhadap masyarakat masuk dalam kategori cukup baik.
Dikatakan cukup baik karena sesuai pengamatan serta tanggapan menurut responden, bahwa aparat di Polres Jeneponto masih bersikap cuek, kurang menegur sapa terhadap masyarakat yang datang melakukan pengaduan.
Hal ini menunjukkan masih ada oknum yang bersifat diskriminatif didalam menjalankan tugasnya sebagai aparat pelayan masyarakat. dan hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan dari Polres Jeneponto terutama di bagian SPKT, dalam memberikan pelayanan aparat harus menerapkan prinsip 3S (Senyum,Sapa,Salam).
1.2 Kesopanan
Berikut ini penulis sajikan tanggapan responden terhadap kesopanan aparat Polres Jeneponto kepada masyarakat sebagai berikut :
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Terhadap Kesopanan Polres Jeneponto No. Tanggapan
responden
Skor(x) Frekuensi (f)
f.x Persentase (%)
1. Sangat Tidak Sopan 1 0 0 0
2. Tidak Sopan 2 2 4 5,56
3. Cukup Sopan 3 12 36 33,33
4 Sopan 4 21 84 58,33
5 Sangat Sopan 5 1 5 2,78
Total 36 129 100
Rata-rata skor (x)= ∑(F.X) = 3,58
N
terdapat 2 atau 5,56% dari responden yang menjawab tidsk sopan, 12 responden atau 33,33% yang menjawab cukup sopan, 21 atau 58,33%
yang menjawab sopan, dan yang menjawab sopan 1 atau 2,78% yang menjawab sangat sopan.
Dari hasil rata-rata skor menunjukkan angka 3,58. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesopanan aparat Polres Jeneponto kepada masyarakat terkait indikator kemampuan merespon masyarakat masuk dalam kategori cukup baik karena sesuai dengan pengamatan serta tanggapan dari responden.
1.3 Keadilan
Berikut ini penulis sajikan tanggapan responden terhadap keadilan aparat Polres Jeneponto kepada masyarakat sebagai berikut :
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Terhadap Keadilan Polres Jeneponto No. Tanggapan
responden
Skor(x) Frekuensi (f)
f.x Persentase (%)
1. Sangat Tidak Adil 1 0 0 0
2. Tidak Adil 2 0 0 0
3. Cukup Adil 3 17 51 47,22
4 Adil 4 17 68 47,22
5 Sangat Adil 5 2 10 5,56
Total 36 129 100
Rata-rata skor (x)= ∑(F.X) = 3,58
N
Sumber olahan data primer tanggal 8 januari 2022