• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Prioritas

Dalam dokumen RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2021 (Halaman 194-200)

REFUBIJK INDONESIA

4.1.7 Prioritas Nasional 7 Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Pub[k

4.1.7.3. Program Prioritas

Strategi penyelesaian

isu

strategis dalam pencapaian sasaran PN Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik akan dilakukan melalui lima PP, yaitu (1) Konsolidasi Demokrasi, (2) Optimalisasi Kebijakan

Luar

Negeri, (3) Penegakan Hukum Nasional, (4) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, serta (5) Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional, sebagaimana pada Gambar

4.43.

Sementara sasaran,

indikator, dan

target PP

pada PN Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik dapat

dilihat

pada Tabel 4.22.

Sebagai upaya memulihkan dampak pandemi COVID-l9, kegiatan-kegiatan penting yang

dilakukan di bidang politik dan komunikasi serta politik luar negeri antara

lain

(1) sosialisasi dan diseminasi informasi yang merata dan berkeadilan

terkait perkembang€rn, penanganan,

dan

pemulihan

COVID-l9

melalui berbagai media

di

pusat

dan

daerah; (2) pengembangan teknologi

pemilu,

seperti teknologi

pungut-hitung

dalam varian rekapitulasi elektronik (e-rekap) atau pemberian suara seca.ra elektronik (e-uotingl;

(3) pendampingan dan pemberian bantuan terhadap WNI

di luar

negeri yang terdampak pandemi

COVID-l9;

(4) peningkatan

kerja

sama internasional

dan

diplomasi pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19; (5) intensifikasi Kemitraan

Multi-Pihak

(KMP) sebagai

instrumen dalam berkolaborasi untuk solusi permasalahan pembangunan;

serta (6) peningkatan kerja sarna regional dan global termasuk Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) di bidang peltanian, perikanan, kesehatan/vaksin, dan infrastruktur.

Kegiatan-kegiatan penting pada bidang

hukum di

antaranya (1) optimalisasi penggunaan sarana prasarErna berbasis

elektronik

dalam proses penanganan

perkara dalam

sistem peradilan; (2) optimalisasi

alternatif

penyelesaian perkara

dan

penangguhan penahanan;

(3) optimalisasi pelaksanaan asimilasi dan reintegrasi warga binaan pemasyarakatan dalam rangka pengurangan kelebihan kapasitas;

serta

(4) percepatan pemulihan sektor usaha

melalui optimalisasi sistem kepailitan dan

penundaan

kewajiban

pembayaran utang (PKPU).

No. Sasaran/Indikator 2019

(baseline)

Target

2020 2021 2024 4. Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

4.1. Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks Reformasi Birokrasi kategori Baik ke Atas(4) (%)

K/L 95,29 70,00* 75,00* 85,00*

Provinsi 73,53 50,00* 60,00* 85,00*

Kabupaten/Kota 25,20 30,00* 35,00* 70,00*

5. Terjaganya Stabilitas Keamanan Nasional 5.1. Persentase ancaman terhadap keselamatan

segenap bangsa diseluruh Wilayah NKRI yang dapat diatasi (%)

100 100 100 100

Sumber: 1) BPS, 2) Kemenkominfo, 3) Kemenlu, 4) KemenPAN RB

Keterangan: (*) Pembaruan metode penghitungan pada tahun 2020-2024; (**) Metode penghitungan hanya sampai pada tingkat kepuasan

PRESIDEN

REPUBUK

INDONESIA

-

tv.89

-

Gambar 4.43

Kerangka PN 7 Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas (diolah), 2020

Adapun kegiatan-kegiatan penting di bidang aparatur negara serta pertahanan dan keamanan, antara lain (1) perluasan penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dan berbasis elektronik (e-service), terutama untuk layanan dasar dan perizinan; (2) percepatan penetapan aplikasi umum pemerintahan untuk mendukung kinerja ASN;

(3) pengembangan penilaian dan manajemen kinerja ASN dalam tatanan normal baru;

(4) penjatuhan hukuman disiplin dan/atau sanksi yang tegas atas pelanggaran netralias ASN dalam pemilihan kepala daerah; serta (5) peningkatan rumah sakit Kemenhan/TNI dan Polri dan peningkatan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) penanggulangan bencana serta kontingensi.

Tabel 4.22

Sasaran, Indikator, dan Target PP dari

PN 7 Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik

No. Sasaran/Indikator 2019 (baseline)

Target

2020 2021 2024

PP 1. Konsolidasi Demokrasi

Terwujudnya komunikasi publik yang efektif, integratif, dan partisipatif 1.1 Jumlah regulasi/ kebijakan

tata kelola informasi dan komunikasi publik di pusat dan daerah yang terintegrasi sesuai asas-asas

keterbukaan informasi publik (dokumen)

3 6 3 2

PRESIDEN

REPUEUK INDONESIA

rv.90

No. Sasaran/Indikator 2019 (baseline)

Target

2020 2021 2024

PP 2. Optimalisasi Kebijakan Luar Negeri

Meningkatnya Efektivitas Diplomasi dan Pemanfaatan Kerja Sama Internasional 2.1 Jumlah Forum yang

Dipimpin oleh Indonesia pada Tingkat Regional dan Multilateral (forum)

8 8 10 16

2.2 Indeks Citra Indonesia di

Dunia Internasional (nilai) 3,78 3,80 3,85 4,00

2.3 Indeks Kualitas Pelayanan dan Perlindungan WNI dan BHI (nilai)

89,91(1) 86,00 87,00 90,00

PP 3. Penegakan Hukum Nasional

Meningkatnya penegakan dan pelayanan hukum serta akses terhadap keadilan 3.1 Indeks Perilaku Anti Korupsi

(nilai) 3,70 4,00 4,03 4,14

PP 4. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah 4.1 Persentase Instansi

Pemerintah dengan Indeks Sistem Merit kategori Baik ke Atas (%)

Kementerian 29,00 90,00 100,00 100,00

LPNK 21,00 65,00 80,00 100,00

Provinsi 15,00 37,00 49,00 85,00

Kabupaten/ Kota 0,39 10,00 15,00 30,00

4.2 Instansi Pemerintah dengan tingkat kepatuhan pelayanan publik kategori baik (instansi pemerintah)

99 per 277 135 per 587 142 per 587(2) 164 per 587

4.3 Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks Maturitas SPBE kategori baik ke Atas (%)

Kementerian/Lembaga 61,30 70,00 - (3) 100,00

Provinsi 50,00 50,00 - (3) 80,00

Kabupaten/Kota 23,70 20,00 - (3) 50,00

4.4 Persentase Instansi Pemerintah yang

mendapatkan Opini WTP (%)

Kementerian/Lembaga 97,00 91,00 92,00 95,00

Provinsi 100,00 91,00 92,00 95,00

Kabupaten 88,00 77,00 80,00 85,00

PRESIDEN

REPUEUK INDONESIA

tv.91

4.1.7.4.

Proyek

Prioritas

Strategis/ MaJor ProJect

Di dalam PP Menjaga Stabilitas Kearnanan Nasional, terdapat dua MP

yaitu

(1) Penguatan

National Secuitg Operation Center

(NSOC)-SecuritA

Operation Center (SOC)

dan Pembentukan

l2l

Computer Secuitg Incident Response Team (CSIRT) serta (2) Penguatan Keamanan Laut di Natuna.

Maior Project Penguatan

NSOC-SOC

dan Pembentukan L2l CSIRT (Ganbar

4.44) dilatarbelakangi oleh fenomena digitalisasi pada sektor pemerintah, tingginya ancaman dan ser€rng€rn siber ke sektor pemerintah, belum adanya mekanisme integrasi antar-stakeholder

terkait, dal

belum adanya kerja sama keamanan siber yang menghubungkan pemerintah pusat dan pemda.

Oleh karena

itu,

MP tersebut dimaksudkan sebagai platfurm

shaing

data

dan

informasi terkait pola-pola ser€rngan siber sebagai bentuk proteksi dan shared situqtional au)areness bag| stakeholder penyelenggara Ketahanan dan Keamanan Siber (KKS), pemerintah pusat

lainnya, dan

pemda.

Dari sisi

pendanaan, pelaksanaan MP dibiayai

dari

APBN dengan indikasi pendanaan selama lima tahun sebesar Rp8,O

triliun.

No. Sasaran/Indikator 2019 (baseline)

Target

2020 2021 2024

4.5 Persentase Instansi

Pemerintah dengan skor B ke atas Atas SAKIP (%)

Kementerian/Lembaga 94,12 94,00 96,00 100,00

Provinsi 97,06 85,00 87,00 100,00

Kabupaten/Kota 57,28 50,00 55,00 80,00

PP 5. Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional Terjaganya Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

5.1 Indeks Kekuatan Militer

(nilai) 0,28 0,26 0,25 0,20

5.2 Indeks Terorisme Global

(nilai) 5,07 4,44 4,39 4,24

5.3 Persentase orang yang merasa aman berjalan sendirian di area tempat tinggalnya (%)

53,32(4) >55 >55 >60

5.4 Indeks Keamanan dan

Ketertiban Nasional (nilai) N/A(5) 3,10 3,20 3,40

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas (diolah), 2020

Keterangan: (1) Data baseline 2019 menggunakan metode perhitungan lama; (2) 142 instansi terdiri dari 17 lembaga dan 125 pemerintah daerah: (3) Penghitungan maturitas SPBE dilakukan setiap dua tahun sekali;

(4) Data baseline tahun 2017; (5) Indikator Baru pada tahun 2020-2024.

PRESIDEN

REPUBUK

INDONESTA

-

rv.92

-

Gambar 4.44

Major Project Penguatan NSOC-SOC dan Pembentukan 121 CSIRT

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas (diolah), 2020

Gambar 4.45

Major Project Penguatan Keamanan Laut di Natuna

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas (diolah), 2020

FRESIDEN

REPUEUK INDONESIA

-

tv.93

-

Major

Project Penguatan Keamanan

Laut di

Natuna (Gambar 4.45) dilatarbelakangi oleh

adanya eskalasi

zrncaman

di wilayah Natuna dan

meningkatnya

risiko

perompakan, kekerasan dan tindak kejahatan

di laut,

Illegal, Unreported, and Unregulated (I\IU) Fishing, serta fransnational

cimes.

Oleh karena

itu,

MP tersebut diarahkan

untuk

pembangunan sarpras pertahanan

dan

dukungannya

serta

pengadaan

alat

peralatan keamanan

laut

(alpalkamla).

Adapun manfaat dari MP penguatan keamanan laut di Natuna diharapkan

dapat meningkatkan deterrent effect dan penegakan kedaulatan di Perairan Natuna, menurunkan

aktivitas

perompakan,

kekerasan dan tindak kejahatan di laut, IUU

Fi"shirry, serta transnational

cimes. Dari sisi

pendanaan, pelaksanaan MP tersebut dibiayai

dari

APBN dengan indikasi pendanaan selama lima tahun sebesar Rpl2,2

triliun.

4.1.7.5.

Kerangka Regulasi

Sebagai bagian

dari

upaya mendukung peningkatan penataan regulasi nasional, fokus kerangka regulasi PN Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan

Publik

pada tahun.

2021 diarahkan untuk

mendukung pelaksanaan kerangka regulasi dalam RPJMN 2O2O-2O24, yang meliputi (1) Rancangan UU tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP); (2) Rancangan UU tentang Jaminan Benda Bergerak; (3) revisi UU No.37

/2OO4 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran

Utang;

(41

Rancangan UU tentang Hukum Acara Perdata; (5) Rancangan UU tentang Hukum Perdata

Internasional; (6)

Rancangan

UU tentang

Perampasan

Aset Tindak Pidana; dan

(7)

Rancangan UU tentang perubahan atas UU No.35/2009 tentang Narkotika.

4.1.7.6.

Kerangka Kelembagaan

Fokus kerangka kelembagaan PN Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan

Publik pada

RKP

2021 diarahkan untuk

mendukung

kebutuhan

penataan kelembagan dalam RPJMN 2O2O-2O24, terutama

terkait

dengan

tata

kelola kelembagaan dalam rangka optimalisasi eksekusi putusan hukum.

4.2.

Pendaaaan pada

Prioritas

Nasional

Prioritas Nasional RKP

2021

mengacu pada agenda pembangunan RPJMN 2O2O-2O24.

Dalam penJrusunan pendanaan

tujuh

PN,

prinsip

moneA

follow

program

tetap

menjadi acuan. Hal

ini

berarti, pendanaan akan diarahkan pada program-program pembangunan

yang terkait langsung dengan pencapaian sasaran prioritas dengan

menggunakan pendekatan

Tematik, Holistik, Integratif, dan

Spasial (THIS).

Berikut

pada Tabel 4.23 adalah alokasi pada PN tahun 2021.

Pendanaan tujuh PN dalam RKP 2021 mengacu pada prinsip money follow program dan pendekatan perencanaan berbasis Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial (THIS) dengan penekanan lebih terhadap MP yang terkait pemulihan kondisi sosial ekonomi pascapandemi COVID-19.

Dalam dokumen RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2021 (Halaman 194-200)