• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedural Pengumpulan Data …

Dalam dokumen TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Halaman 52-58)

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

4. Prosedural Pengumpulan Data …

Pengumpulan data merupakan inti utama kegiatan penelitian dalam rangka memperoleh data yag dibutuhkan. Untuk maksud tersebut, peneliti menggunakan metode, antara lain :

a. Metode Observasi

Burhan Bungin, menyatakan “metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan”.62

Sedangkan menurut Supardi, “bahwa yang dimaksud dengan teknik observasi (pengamatan) adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala- gejala yang diselidiki”.63

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu cara atau teknik untuk mencari data dengan jalan pengamatan dan mencatat apa yang didapatkan dari lokasi penelitian tersebut secara sistematis.

Joko Subgyo menyatakan, “observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu observasi partisipatif, dan obesrvasi non partisipatif”.64

1) Dalam observasi partisipatif, observasi ikut ambil dalam kegiatan obyeknya sebagaimana yang lain dan tidak tampak dalam perbedaan sikap. Jadi, observasi ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas dalam segala bentuk yang diselidiki.

2) Sedangkan dalam observasi non partisipatif, observasi tidak melibatkan diri ke dalam obyeknya, hanya pengamatan dilakukan

62 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 115

63 Supardi, Metodologi Penelitian, (Mataram: cerdas, 2005), hal. 88

64 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipat, 1999), h. 62

sepintas pada saat kegiatan obyeknya. Pengamatan tidak terlibat ini hanya mendapatkan gambaran obyeknya sejauh penelitian dan terlepas pada saat tertentu tersebut, tidak dapat merasakan keadaan sesugguhnya terjadi pada obyeknya.65

Berdasarkan jenis observasi di atas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif, karena peneliti terjun langsung dalam kehidupan subyek. Adapun yang diobservasi yaitu:

1. Kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

2. Prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

b. Metode Dokumentasi

Burhan Bungin, menyatakan “dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut”.66

Adapun data yang dicari dalam metode ini adalah :

1. Kegiatan dan aktifitas kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

2. Kegiatan yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

65Ibid. h. 63

66 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), hal.142

c. Metode Wawancara

Burhan Bungin, menyatakan “wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewe)”.67

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara berbicara

langsung dengan orang atau informan yang akan dimintai data yang akan diinginkan.

Mengenai jenis wawancara Lexy J. Moleong berpendapat bahwa:

Ada dua jenis wawancara yang dapat digunakan dalam penelitian yakni wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Yang dimaksud dengan wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaan-pertanyaan disusun secara baku. Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang pertanyaan-pertanyaan tidak disusun secara baku, akan tetapi disesuaikan dengan keadaan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara leluasa kepada responden sehingga memungkinkan memperoleh data atau informasi yang sebanyak-banyaknya dan terperinci.68

Oleh karena itu, mengacu kepada pendapat di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, maksudnya supaya dalam pengumpulan data melalui wawancara ini, peneliti tidak melenceng dan keluar dari tujuan yang semestinya. Sedangkan peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur dimaksudkan untuk menjaring data yang sebanyak-banyaknya melalui suatu komunikasi yang tidak

67 Ibid, hal. 155

68 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2005), hal. 224

terkait, maka dari itu peneliti dituntut agar lebih cermat memiliki inforasi yang terkait dan telah dipaparkan di atas, yaitu:

1) Bagaimana kepemimpinan kepala madrasah di Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

2) Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

Peneliti menentukan sumber data dengan alasan sumber data tersebut mengetahui dan terlibat langsung dalam proses pengumpulan data.

Metode wawancara ini digunakan untuk menjaring data tentang tugas-tugas Kepala Madrasah, upaya yang dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa, dan prestasi apa saja yang diraih siswa Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

5. Analisis Data

Menurut Punaji Setyosari,“bahwa analisis data merupakan pekerjaan yang amat kritis dalam proses penelitian. Peneliti harus secara cermat menentukan pola analisis bagi data penelitiannya”.69

Menurut Patton dalam Lexy J. Moleong,“analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar”.70

Dari definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

69 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2010), h.189

70Ibid. hal. 140

suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.

Tujuan dari analisa adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti, yaitu berkenan dengan kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MA NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru.

Mengingat penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka analisa yang digunakan harus menggunakan analisis data secara induktif.

Analisa induktif ini menggunakan beberapa alasan, sebagaimana yang dikemukakan HJ. J. Fatimah, yaitu :

a) Proses induktif dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat pada data.

b) Proses induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.

c) Kajian tersebut lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.

d) Kajian induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan.

e) Kajian induktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.71

Metode induktif merupakan jalan fikir dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang bersifat khusus. Metode ini penulis gunakan untuk menyimpulkan data mengenai tugas-tugas, upaya-upaya apa yang dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah NW Tanak Maik Masbagik Utara Baru sesuai dengan

71 HJ. J. Fatimah, Metode linguistic Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, (Bandung:

PT. Refika Aditama, 2010), h. 14

hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk kemudian ditarik kesimpulan.

6. Keabsahan Data

Keabsahan data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan. Untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan upaya-upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah NW Tanak Maik yang kredibel, valid, dan obyektif serta dapat dijamin keabsahannya, maka peneliti menggunkan teknik sebagai berikut :

a. Ketekunan pengamatan

Suharsimi Arikunto, mengatakan “ketekunan pengamatan dalam penelitian ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri yang sangat relevan dengan persoalan atau isi yang dicari, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci”.72

Adapun data yang diperoleh yaitu mengenai pelaksanaan upaya-upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah NW Tanak Maik.

b. Triangulasi

MenurutLexy J. Moleong, mendefinisikan “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding

72 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; Rineka Cipta, 2007), h. 177

terhadap data, sehingga memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah”.73

Jadi, dalam triangulasi ini, peneliti membandingkan data-data yang diperoleh di lapangan mengenai pelaksanaan upaya-upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah NW Tanak Maik serta solusi yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan sumber lain, seperti dokumen-dokumen dan pendapat orang lain.

c. Kelengkapan Referensi

Yang dimaksud bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan catatan yang telah ditemukan oleh peneliti. Catatan yang dimaksud peneliti di sini adalah hasil wawancara yang dilakukan didukung dengan adanya dokumen observasi, photo/ gambar dokumentasi dan rekaman wawancara tentang kepemimpinan Kepala Madrasah dan implikasinya dalam peningkatan prestasi siswa Madrasah Aliyah NW Tanak Maik.

Dalam dokumen TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Halaman 52-58)

Dokumen terkait