• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Internalisasi Ajaran Agama Islam Melalui Kegiatan

BAB III PEMBAHASAN

B. Proses Internalisasi Ajaran Agama Islam Melalui Kegiatan

dengan mengikuti pembacaan Al-Barzanji, hiziban serta diskusi bebas dan latihan pemuda.

B. Proses Internalisasi Ajaran Agama Islam Melalui Kegiatan Majelis Taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW

Ada tiga ruang lingkup ajaran agama Islam yaitu pertama, Tauhid/Aqidah merupakan perjanjian yang kuat dan teguh, yang terpatri didalam lubuk hati. Dimana aqidah berarti menyakin bahwa hanya Allah SWT yang patut disembah, Allah pencipta Alam semesta dan Allah pusat dari pada apapun yang dilakukan di bumi. Kedua, Syariat sebuah jalan hidup yang telah ditentukan oleh Allah Swt, sebagai panduan untuk menjalankan kehidupan di dunia menuju kehidupan akhirat yang mengandung dua aspek diantaranya ibadah dan muamalah. Ketiga, akhlak merupakan tabiat, perangai atau perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku untuk menjalankan kehidupan sehingga terjalin kehidupan yang damai dan tentram.132

Ajaran agama tersebut haruslah diinternalisasikan/ditanamkan kepada diri tiap- tiap individu. internalisasi ajaran agama Islam dapat didefinisikan sebagai proses penanaman nilai ajaran yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dalam agama Islam untuk menyelenggarakan tata cara hidup yang ditanamkan dalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari orang tersebut (menyatu dalam pribadi).133

Umumnya internalisasi sudah ada sejak kita lahir. Internalisasi muncul dari komunikasi yang terjalin dalam bentuk sosialisasi dan pendidikan. Pendidikan yang dimaksud yaitu terciptanya lingkungan dan suasana serta interaksi belajar yang memungkinkan terjadinya internalisasi dan sosialisasi. Hal yang paling penting dari proses internalisasi adalah hal apa (nilai-nilai) yang ditanamkan. Setelah manusia mengerti tentang nilai ajaran yang ditanamkan maka akan tercermin dalam tingkah perilaku sehari-hari.

Maka dalam proses internalisasi terjadi dalam tiga tahapan yaitu: (a) transformasi, tahap terjadinya komunikasi verbal antara endidik/tuan guru dan peserta

132Muhammad Alim, Pendidik an Agama Islam, Cet ke-2..., hlm. 124-125.

133Kama Dan Encep, Metode Internalisasi Nilai-Nilai..., hlm. 6.

53

didik/jamaah tentang baik dan tidak baik, (b) transaksi, terjadinya komunikasi dua arah/timbal balik antara penceramah/pendidik dengan jamaah/peserta didik dan (c) transinternalisasi, dimana tahap ini tidak hanya terjadi komunikasi verbal tetapi lebih kepada pemberian contoh sikap mental-spritual yang ditonjolkan. Dalam proses internalisasi tersebut dapat di lakukan dengan pemberian tauladan, pembiasaan, diskusi dan tanya jawab serta ceramah keagamaan.134

Salah satu lembaga yang dapat menginternalisasikan ajaran agama yaitu majelis taklim. Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan Islam luar sekolah yang bersifat non-formal yang berkembang dan tumbuh ditengah masyarakat yang merupakan tempat pengajaran dan pembimbingan ajaran agama Islam dan tempat yang secara khusus menyampaikan pesan agama melalui kegiatan yang bernuansa Islami baik dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, halaqoh, karya wisata dan simulasi untuk meningkatkan penghayatan, pemahaman dan pengalaman jamaah terhadap ajaran agama serta majelis taklim sebagai tempat silaturahmi yang juga dimana lembaga ini mempunyai kurikulum dan struktur kepengurusan tersendiri yang dilaksanakan secara sistematis dan berkala dimana jumlah jamaahnya relatif banyak135.

Maka dalam proses menginternalisasikan ajaran agama Islam majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW menyusun program kegiatan dengan metode- motode tertentu sebagai berikut:

1. Pengajian rutin mingguan

Pengajian rutin mingguan diadakan satu kali seminggu setiap hari Minggu tepat pada jam 14:00 WITA. Pengajian rutin di ini dijadwalkan oleh majelis taklim dalam rangka memberikan pemahaman ajaran agama kepada jamaah dan membangun dakwah serta menyambung ukhuwah Islamiah dengan mendatangkan tuan guru/penceramah dari berbagai daerah baik dari Lombok maupun luar Lombok. Kegiatan ini berlangsung di majelis taklim Al-Masyhudien NW yang berada di lingkungan MI NW Kawo yang berada di dusun Karang Jangkong desa Kawo kecamatan Pujut.

Umumnya metode pengajaran dalam majelis taklim menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah metode pengajaran dengan menyampaikan

134Ibid., hlm. 114-116

135Baryanto, “Peran Majelis Taklim Mardhotillah Dalam Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman”..., hlm. 142.

54

informasi secara lisan kepada jamaahnya. Metode ini membuat pendengar/jamaah lebih pasif dengan hanya mendengar dan sesekali mencatat, karena tuan guru/penceramah cenderung melakukan pengajaran atau penyampaian informasi dengan monolog atau satu arah. Meskipun begitu pendidik terkadang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.136 Metode ini sangat efektif dalam menginternalisasikan ajaran agama sebab metode ini adalah yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi serta mengatasi kelangkaan rujukan akibat jangkauan daya beli dan daya paham jamaah.

Setiap tuan guru atau penceramah menggunakan metode yang berbeda-beda dalam menyampaikan ilmu. Para tuan guru menyesuaikan metode yang digunakan dengan materi apa yang disampaikan. Seperti TGH. Kasful Anwar As-Shaulaty dalam jadwal pengajian rutin mingguan di majelis taklim Darul Hikmah Al- Masyhudien NW memegang kitab ”Aqidatul Awam”, beliau menggunakan metode pengajaran klasik yaitu ceramah. Ceramah yang ringan dan tidak berbelit-belit sehingga jamaah mudah untuk memahaminya, terkadang beliau sesekali mempersilahkan jamaah untuk bertanya atau sebaliknya beliau yang bertanya kepada jamaah supaya ada terjadinya timbal balik.

Beda lagi halnya dengan metode yang digunakan oleh Dr. TGH. Azami Hamzah, M.Pd dalam jadwal pengajian rutin mingguan di majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW memegang kitab ”Safinatun Najah”, beliau menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai dengan materi yang di sampaikan.

Beliau menggunakan metode klasik yaitu ceramah, juga menggunakan metode tanya jawab, serta metode demonstrasi.

Dalam kegiatan pengajian rutin mingguan terjadi proses internalisasi/penanaman secara tidak sadar dikarenakan salah satu cara dalam mewujudkan tahapan internalisasi yaitu dengan ceramah keagamaan. Terjadi tahap transformasi yaitu komunikasi verbal antara tuan guru dan jamaah tentang baik dan tidak baik lewat ceramah yang diberikan tuan guru, kemudian tahap transaksi yaitu terjadinya timbal balik antara tuan guru dan jamaah ketika lewat sesi tanya jawab (baik tuan guru yang bertanya kepada jamaahnya ataupun sebaliknya), dan terjadi tahap transinternalisasi yaitu komunikasi verbal yang disertai dengan contoh sikap

136Henda, Panduan Umum Majelis Tak lim..., hlm. 31-33.

55

mental dan kepribadian yang ditonjolkan ketika tuan guru mendemonstrasikan/mempraktikkan suatu materi yang disampaikan dan tuan guru memberikan tauladan.

2. Pengajian rutin bulanan

Pengajian agama merupakan salah satu bentuk kegiatan dakwah atau tabligh, karena di dalam pengajian itu sendiri tidak lepas dari usaha penyampaian ajaran-ajaran Islam dalam rangka mengajak atau membina umat manusia untuk senantiasa berada di jalan Islam, sehingga tercapai kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pengajian merupakan salah salah satu kegiatan keagamaan dalam Islam. Pengajian tidak hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, seperti santri dan siswa namun pengajian juga diikuti oleh Bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak serta untuk semua kalangan. Pada umumnya, di dalam pengajian dibahas tentang ajaran-ajaran Islam dan penjelasannya, seperti muamalah, aqidah akhlak, tauhid dan masih banyak lagi ajaran Islam lainnya. Bagi sebagian muslim, pengajian juga merupakan kebutuhan seseorang untuk bisa mendapatkan ajaran- ajaran Islam yang baik dan benar. Sekaligus dijadikan sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi.137

Dakwah Islam atau pengajian di lingkungan masyarakat merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan rohani masyarakat, sehingga ada keseimbangan antara kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani masyarakat yang berada di desa Kawo Kecamatan Pujut.

Pengajian rutin bulanan diadakan satu kali sebulan setiap tanggal 21 tepat pada jam 14:00 WITA yang dilaksanakan di lokasi majelis yang ke-2 yang berada di Dusun Bumi Gora Desa Kawo, dengan mendatangkan tuan guru dari luar Lombok seperti Dai-dai kondang dan masyaikh dari Mekkah, Madinah, Mesir dan lainnya.

Pengajian rutin bulanan ini merupakan pengajian umum dengan metode pengajaran yang digunakan yaitu metode pengajaran klasik ceramah. Dalam pengajian umum metode ini sangat tepat digunakan sebab tuan guru akan menjelaskan dan jamaah akan mendengarkan dengan sesekali mencatat apalagi

137Elva Oktavia, Manfaat Mengikuti Pengajian Rutin dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Masyarakat, Jurnal Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya, Vol 1, No. 2, Desember 2019, hlm. 67.

56

dalam pengajian rutin bulanan ini tuan guru/penceramah yang dihadirkan berasal dari luar Lombok seperti Dai-dai kondang dan masyaikh-masyaikh dari Mekkah, Madinah dan lainnya yang membutuhkan seorang penerjemah.

Dalam kegiatan pengajian rutin mingguan terjadi proses internalisasi/penanaman secara tidak sadar dikarenakan salah satu cara dalam mewujudkan tahapan internalisasi yaitu dengan ceramah keagamaan. Terjadi tahap transformasi yaitu komunikasi verbal antara tuan guru dan jamaah tentang baik dan tidak baik lewat ceramah yang diberikan tuan guru, kemudian tahap transaksi yaitu terjadinya timbal balik antara tuan guru dan jamaah ketika lewat sesi tanya jawab (baik tuan guru yang bertanya kepada jamaahnya ataupun sebaliknya), dan terjadi tahap transinternalisasi yaitu komunikasi verbal yang disertai dengan contoh sikap mental dan kepribadian yang ditonjolkan ketika tuan guru mendemonstrasikan/mempraktikkan suatu materi yang disampaikan dan tuan guru memberikan tauladan.

3. Peringatan hari besar Islam (PHBI)

Pembinaan kehidupan beragama harus dilakukan dengan menggunakan media dan bentuk, pembinaan umat diupayakan berlapis-lapis sehingga menjangkau seluruh segmen masyarakat. Salah satu media dakwah yang cukup efektif dan strategis dalam penyampaian pesan-pesan agama dan pembangunan adalah dengan memanfaatkan momentum Hari-hari Besar Islam. Peringatan Hari- hari Besar Islam dapat dijadikan sebagai gerakan dakwah dalam rangka pembinaan ummat dan pembangunan masyarakat serta menyemarakan syiar Islam.138

Peringatan Hari-hari Besar Islam pada umunya telah berakar dan melembaga dalam kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan sarana peningkatan penghayatan dan pengamalan agama dan merupakan sarana dalam pembangunan kehidupan beragama serta dijadikan sarana syiar Islam. Peringatan Hari-hari Besar Islam di masyarakat kita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa bersejarah. Teknis menyelenggarakannya bervariasi sesuai dengan aspirasi masyarakat. Penyelenggaraan tersebut ada yang dilaksanakan oleh

138Departemen Agama RI, Pedoman Penyelenggaraan Hari Besar Islam, (Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam: Jakarta, 2019), hlm. 4.

57

masyarakat tetapi ada juga yang diselenggarakan oleh pemerintah mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat kelurahan.139

Majelis taklim dalam rangka menanamkan ajaran agama tidak lupa pula selalu ikut mengambil andil untuk ikut berpartisipasi memeriahkan hari-hari besar Islam. Seperti memeriahkan 1 Muharam, Nuzulul Qur'an, Isro' Mi"raj, Maulid Nabi Muhammad SAW dengan mengadakan pawai, sunatan masal, karya wisata makam, mengadakan lomba-lomba dan pengajian akbar.

Kegiatan majelis taklim dalam ikut serta memeriahkan peringatan hari-hari besar Islam merupakan teknik majelis taklim dalam menginternalisasikan ajaran agama Islam kepada masyarakat. Ikut memeriahkan peringatan hari-hari besar Islam dengan mengadakan banyak kegiatan-kegiatan seperti lomba-lomba, sunatan masal, pawai, karya wisata membuat masyarakat atau jamaah tertarik untuk ikut serta bergabung dalam memeriahkan kegiatan, masyarakat jadi mengetahui tentang bagaimana sejarah-sejarah Islam sehingga menjadi lebih beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

4. Pembacaan Al-Barzanji dan Hiziban

Salah satu kegiatan yang dilakukan majelis taklim dalam menginternalisasikan ajaran agama yaitu kegiatan pembacaan Al-Barzanji setiap malam Rabu dan pembacaan Hizib setiap malam Jum'at. Kegiatan ini diprogramkan majelis taklim sebagai kegiatan rutin dalam rangka menginternalisasikan ajaran agama.

Kitab Barzanji atau nama aslinya yaitu „Iqd al Jawahir (Kalung Permata) adalah sebuah karya tulis seni sastra yang di tulis oleh Syekh Ja‟far al Barzanji bin Husin bin Abd Karim (1690 M-1766 M) yang lahir di Madina di kampung Barzanji. Kitab ini memuat kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW (Silsilah keturunannya,kehidupan semasa kanak-kanak,remaja,dewasa sampai diangkat menjadi rasul atau memperoleh wahyu kenabian). karya sastra ini dibaca dalam berbagai upacara keagamaan di dunia Islam,termasuk di Indonesia sebagai bagian rutinitas yang selalu ada dalam kehidupan beragama. Kitab al Barzanji sering di baca di mana-mana dalam berbagai kesempatan,seperti peringatan maulid Nabi,

139Ibid., hlm. 5.

58

upacara pemberian nama seorang bayi,acara sunatan (khitanan),Upacara pernikahan,upacara memasuki rumah baru,berbagai syukuran dan ritual lainnya sebagai ritual yang bisa meningkatkan iman dan membawa manfaat yang banyak.140

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa hizib Nahdlatul Wathan disusun oleh Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Hizib ini ditulis pada tahun 1360 H/ 1943 M. Selain hizib Nahdlatul Wathan, Maulana Syaikh juga menyusun hizib Nahdlatul Banat pada tahun 1363 H/ 1943 M. Pada dasarnya, kedua hizib tersebut disusun sebagai senjata untuk membela dan mempertahankan kedua madrasah yang dirintisnya saat itu, yaitu Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyyah (NWDI) dan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyyah Islamiyyah (NBDI). Hiziban menjadi kegiatan rutinitas yang begitu sakral, karena sering dijadikan sebagai program utama atau acara induk. Ia bukan saja sebagai rutinitas semata, dalam acara-acara lain semisal syukuran, PHBI dan acara acara lainnya hiziban menjadi kegiatan utama yang tidak boleh terlewatkan dalam organisasi Nahdlatul Wathan.141

Dengan adanya kegiatan pembacaan Al-Barzanji dan Hizib membuat masyarakat memiliki kegiatan rutin yang positif. Pembacaan Al-Barzanji diselenggarakan setiap malam Rabu semata-mata untuk membentuk kebiasaan baik untuk selalu berdzikir dan bersholawat atas Nabi Muhammad SAW. Pembacaan Hizib diselenggarakan setiap malam Jum'at semata-mata hanya juga untuk membentuk kebiasaan baik dengan selalu membaca doa-doa dan sholawat serta untuk melestarikan Hizib di tanah Lombok.

5. Diskusi dan latihan pemuda

Diskusi dan latihan pemuda adalah salah satu program kegiatan majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW dalam menginternalisasikan ajaran agama yang dilakukan setiap malam senin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengisi kegiatan pemuda dengan hal-hal positif seperti diskusi bebas dan latihan hadroh.

140Zahra, ”Keutamaan dan Sejarah Membaca Kitab Al-Barzanji”, https://www.amalanislam.com/2020/09/berzanjenkeutamaanmanfaat-dan-sejarah.html?m=1, diakses tanggal 20 Desember 2022, pukul 08.16.

141Lalu Saudi, radisi Pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan Untuk Membentuk Karakter Santri Di Pondok Pesantren Darul Muhibbin NW Mispalah Praya Lombok Tengah, Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), Vol. 8, No. 4, Oktober 2022, hlm. 82-83.

59

Salah satu cara untuk menginternalisasikan/menanamkan ajaran agama agar tersampaikan dengan baik kepada jamaahnya yaitu lewat diskusi dan latihan atau pembiasaan. Pergaulan yang edukatif yaitu hubungan interaksi edukatif/pembelajaran dua arah baik dari tuan guru sebagai pendidik maupun jamaah sebagai peserta didik, ataupun antara jamaah denga sesama jamaah.142 Diskusi merupakan cara pemecahan suatu masalah baik dilakukan oleh dua orang ataupun lebih dengan cara mengajukan pendapat satu sama lain semata-mata untuk bertukar informasi sehingga suatu permasalahan dapat diselesaikan.143 Dalam kegiatan diskusi, para pemuda duduk melingkar dan membicarakan suatu topik/materi baik itu isu terkini ataupun topik-topik pembahasan tentang suatu materi dalam kitab tertentu. Kegiatan ini pertama-tama dibuka oleh ketua biro pengawas pemuda M. Azami, QH. S.Kom. yang kemudian anggota yang lain menyampaikan pendapat, sanggahan ataupun pertanyaan sehingga suatu isu atau topik permasalahan dapat diselesaikan.

Latihan pemuda di malam Senin di khususkan untuk latihan hadroh. Para pemuda memainkan Hadroh dan bersholawat serta melantunkan syair-syair Islami.

Kegiatan ini selain menanamkan sifat kekompakan/kebersamaan juga asik dan mendapatkan pahala. Kegiatan ini di programkan oleh majelis taklim semata-mata untuk memberikan kegiatan positif kepada jamaah majelis taklim khususnya kaum pemuda serta melestariakan musik islami dan sholawat melalui hadroh.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, oleh karena itu peneliti dapat mengatakan bahwa memang benar adanya keberadaan majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar terlihat dari kehidupan masyarakat yang dahulu masih melenceng dari norma dan aturan dan sekarang pelan-pelan kehidupan masyarakat berjalan dengan benar dan semestinya sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku baik hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Berkaitan dengan tujuan dan fungsi majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW selain sebagai tempat silaturahmi juga majelis taklim berfungsi sebagai wadah internalisasi/penanaman ajaran agama lewat program-program yang diselenggarakan

142Ahmad Zayadi, Tadzk irah: Pembelajaran Pendidik an Agama Islam Berdasark an Pendek atan Kontek stual..., hlm. 138.

143Ibid., hlm. 138.

60

seperti pengajian rutin mingguan dan bulanan, pembacaan Al-Barzanji dan Hizib juga diskusi bebas dan latihan pemuda.

C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Majelis Taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW Dalam Menginternalisasikan Ajaran Agama

Sukses merupakan sesuatu yang sangat diharapkan setiap individu. Akan tetapi dalam meraih kesuksesan tidaklah mudah. Kendala dalam KBBI diartikan sebagai rintangan, halangan, keadaan, mencegah atau keadaan yang membatasi tercapainya sasaran atau tujuan.144Kendala merupakan hal yang menjadi rintangan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Kendala tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor, sebagai berikut:145

1. Faktor internal, faktor ini berasal dari dalam baik itu dari pengurus atau panitia dan kegiatan majelis taklim. Adapun faktor internal yaitu: (a) kurangnya kualitas sumber daya manusia, (b) kurangnya dana.

2. Faktor ekternal, faktor ini berasal dari luar atau lingkungan yaitu luar kepengurusan majelis taklim. Adapun faktor ekternal yaitu: (a) lemahnya dukungan masyarakat, (b) kebijakan pemerintah.

Segala sesuatu tidak akan bisa terlepas dari kendala, baik yang datang dari dalam maupun luar. Artinya setiap kegiatan yang kita lakukan tidak selamanya harus berjalan sesuai dengan yang kita harapkan atau rencanakan, kendala pasti ada. Kendala cendrung bersifat negatif, yaitu memberatkan jalannya sesuatu yang akan di kerjakan.

Dalam beberapa hal sering terjadi kendala termasuk pada majelis taklim. Majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW dalam kegiatannya seringkali mendapatkan kendala untuk mencapai tujuan, baik kendala dalam melaksanakan program maupun kendala dalam hal penanaman ajaran agama. Kendala-kendala yang dihadapi majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW, sebagai berikut:

1) Jadwal kegiatan dan kesibukan masyarakat

Kendala yang dihadapi majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW dalam menginternalisasikan ajaran agama Islam salah satunya berasal dari jadwal kegiatan dan kesibukan masyarakat. Masyarakat desa Kawo yang rata- rata berprofesi sebagai petani dan peternak sibuk dengan kegiatan di sawah

144Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 666.

145Hanny Fitriyah, Manajement Dan Silabus Majlis Tak lim, cet-1..., hlm. 49.

61

sehingga seringkali terlambat datang atau bahkan tidak datang di kegiatan majelis taklim karena baru pulang dari sawah dan kecapean. Juga jadwal kegiatan pengajian di siang hari sehingga sebagian jamaah malas berjalan atau datang ke majelis taklim dikarenakan panas.

2) Sarana prasaran yang kurang memadai

Salah satu kendala majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW yang cukup berpengaruh adalah fasilitas/sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Sarana dan prasaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena itu juga salah satu faktor pendukung tercapainya suatu tujuan. Beberapa kendalanya seperti sound sistem yang tidak berfungsi dengan baik, kurangnya kipas angin, tirai, dan tikar.

Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinta Kartika bahwa kualitas kelengkapan sarana dan prasarana berpengaruh terhadap minat belajar. Pengaruh kualitas dan kelengkapan sarana dan prasarana dengan minat belajar korelasinya sebesar r = 0,405 atau sebesar 40,5% dan angka tersebut terletak pada angka 0,410-0,60 yang berarti korelasi antara variabel X dan Y itu sedang, sedangkan 59,5% minat siswa dipengaruhi oleh faktor lain.146

3) Pola pikir dan perilaku akibat penggunaan teknologi

Pengaruh teknologi ditengah zaman yang semakin maju tidaklah bisa dipungkiri. Pengaruh teknologi merupakan salah satu kendala terbesar majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW menginternalisasikan ajaran agama pada masyarakat desa Kawo. Penggunaan teknologi berpengaruh terhadap moral, perilaku, dan pola pikir masyarakat sehingga membuat kurangnya minat belajar ilmu agama. Pengaruhnya terlihat dari gaya berpakaian yang tidak sesuai syariat, asik joget-joget, main game online sampai lupa waktu dan lainnya.

Irfan Rizka dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi berpengaruh signifikan terhadap minat belajar seseorang. Hasil

146Sinta Kartika, “Pengaruh Kualitas Sarana dan Prasarana Terhadap Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Penelitian Pendidik an Islam, Vol. 07, No. 01, 2019, hlm.

125.

62

perhitungan yang menggunakan skala likert dalam penelitian ini yaitu 50%

dimana skala ini menunjukkan kepada kategori buruk.147 4) Perbedaan Organisasi/Aliran

Perbedaan aliran merupakan salah satu kendala atau hambatan yang dihadapi majelis taklim dalam menginternalisasikan ajaran agama, yang mana masyarakat desa Kawo memiliki berbagai macam aliran tidak hanya NW saja.

Perbedaan ini memecah masyarakat desa Kawo sehingga ketika diadakan pengajian di majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW jamaah luar NW tidak mengikuti pengajian.

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti, bahwa memang kendala yang sering dijadapi majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW dalam menginternalisasikan ajaran agama Islam dan dalam proses pelaksanaan programnya yakni: jadwal kegiatan dan kesibukan masyarakat, dimana rata-rata masyarakat berprofesi sebagai petani dan pengembala sehingga terlambat hadir mengikuti pengajian rutin bahkan ada yang tidak hadir karena kelelahan bekerja di sawah. Sarana dan prasarana sound sistem, tikar, kipas, tirai dan alat Hadroh, serta penggunaan teknologi yang berpengaruh terhadap pola pikir, perilaku dan minat belajar masyarakat, serta perbedaan aliran yang membuat jamaah luar NW enggan mengikuti pengajian di majelis taklim Darul Hikmah Al-Masyhudien NW.

147Irfan Rizka, “Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Minat Belajar Remaja di TPQ Al-Ikhlas Depok”, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidik an, Vol. 06, No. 04, Desember 2020, hlm.

206.

Dokumen terkait