Penduduk 1.011.425
A. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara penduduk belum produktif (0-14 tahun) dan penduduk tidak produktif lagi (65 tahun+) dengan penduduk produktif (15-64 tahun). Semakin tinggi rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan penduduk yang tidak produktif lagi. Selanjutnya akan semakin besar pula hambatan tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah.
Rasio ketergantungan di Kabupaten Purbalingga dalam kurun waktu 5 tahun cenderung mengalami penurunan. Rasio ketergantungan penduduk pada tahun 2020 sebesar 46.22 yang artinya diantara 100 orang penduduk produktif harus menanggung sekitar 46 orang penduduk tidak produktif.
Sedangkan untuk angka rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua mengalami penurunan dan kenaikan. Bahkan rasio ketergantungan muda cenderung stag pada 3 tahun terkhir. Angka rasio ketergantungan muda lebih tinggi dibandingkan rasio ketergantungan tua. Hal ini menunjukkan perlunya program-program pembangunan yang diprioritaskan untuk memperkecil rasio ketergantungan anak. misalnya penguatan program Keluarga Berencana (KB) dan program pendidikan untuk penduduk usia muda. Secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber : Dindukcapil Kab. Purbalingga, 2021
Gambar 2. 102. Rasio Ketergantungan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2016- 2020
39,38 38,26 34,27 34,12 34,66
13,01 13,25 17,87
13,63 11,56
52,72 52,14 51,51
47,76 46,22
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
2016 2017 2018 2019 2020
Rasio ketergantungan muda Rasio ketergantungan tua Rasio ketergantungan
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 165
B. Rasio Lulusan PendidikanTingkat pendidikan penduduk juga dapat dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Penduduk dengan pendidikan hingga SD termasuk mereka yang belum pernah sekolah tercatat sekitar 31.29 persen, sedangkan dengan pendidikan SLTP sebesar 224.91, pendidikan SMA sebesar 19.02, pendidikan DIII-S1 sebesar 1.21 dan pendidikan DIV-S# sebesar 3.75. Proporsi yang cukup tinggi ini membawa konsekuensi antara lain upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun keterampilan mereka yang cukup minim. Secara lengkap rasio lulusan pendidikan penduduk Kabupaten Purbalingga 10 tahun ke atas pada tahun 2020 sebagaimana dalam tabel berikut:
Sumber : BPS Kab.Purbalingga, 2021
Gambar 2. 103. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Purbalingga Tahun 2020 2.1.4.5 Inovasi Daerah
Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing daerah dan meningkatkan keesejahteraan masyarakat. Inovasi menjadi salah satu tool dalam mengakselerasi peningkatan daya saing daerah khususnya dalam rangka meningkatkan tata kelola pemerintahan dan kualitas pelayanan publik.
Pelayanan publik yang inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan daya saing yang semakin tinggi.
Kemampuan daya saing daerah yang tinggi pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Daya saing ekonomi daerah bertujuan untuk memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yaitu mengembangkan sektor unggulan sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal,
21,6 28,98
26,56 17,68 19,82
31,29 24,91
19,02
1,21 3,75 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jumlah Perempuan Laki-Laki
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 166
peran pemerintah daerah dalam mengupayakan daya saing daerah menjadi sangat penting dan strategis. Peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah meliputi (1) keselarasan, dan (2) keserasian. Selaras dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan peran serta, prakarsa, dan memberdayakan masyarakat yang memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat. Serasi dalam menyelenggarakan hubungan antar tingkat pemerintahan, baik antar daerah maupun antara pusat dan daerah. Sementara itu, instrumen utama dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pendanaan atas penyerahan urusan kepada daerah yang proporsional, adil, demokratis, dan transparan dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan daerah. Pelaksanaan desentralisasi fiskal bermakna pada mengelola keuangan secara efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung pelayanan publik.a.
PeluangBerdasarkan kondisi topografi dan geomorfologi, fisiografi Kabupaten Purbalingga terletak pada daerah perbatasan antara Zona Serayu Utara dan Zona Vulkanik Kwarter. Wilayah Kabupaten Purbalingga memiliki ketinggian tempat antara 23 meter – 3.432 meter di atas permukaan laut, dengan klasifikasi ketinggian Kabupaten Purbalingga termasuk dalam klasifikasi antara 0 – 1.500 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Purbalingga yang merupakan bagian dari wilayah Barlingmascakeb ini memiliki peluang dalam sektor agrominapolitan, pariwisata, industri pengolahan dan perdagangan jasa. Apalagi, Kabupaten Purbalingga juga memiliki potensi yang sangat besar pada aspek pasar dengan ketersediaan tenaga kerja usia produktif dan ukuran pasar menjadi faktor pendorong pembangunan Kabupaten Purbalingga.
Berdasarkan gambar di bawah ini, dapat dilihat bahwa Kabupaten Purbalingga memiliki kekuatan pada aspek pasar / market yang menunjukkan nilai indeks 3,6875, aspek penguat yang menunjukkan nilai indeks 3,625 dan aspek ekosistem inovasi yang menunjukkan nilai indeks 3,13117. Akan tetapi, Kabupaten Purbalingga juga masih memiliki nilai indeks aspek yang berada di bawah 3, yaitu aspek sumber daya manusia/human capital yang menunjukkan nilai indeks 2,875.
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 167
Sumber : Laporan IDSD Kab.Purbalingga, 2020
Gambar 2. 104. Daya Saing Daerah Berdasarkan Aspek
Disamping daya saing berdasarkan aspek, berdasarkan gambar di bawah ini, dapat dilihat bahwa Kabupaten Purbalingga memiliki kekuatan pada pilar ketenagakarjaan yang menunjukkan nilai indeks 4,3333, didukung dengan pilar ukuran pasar yang baik pula dengan nilai indeks 3,6667. Pada era 4.0 kesiapan Kabupaten Purbalingga dalam menghadapi perkembangan teknologi juga sangat baik yang ditunjukkan dari nilai indeks pilar kesiapan teknologi sebesar 3,5.
Sumber : Laporan IDSD Kab.Purbalingga, 2020
Gambar 2. 105. Daya Saing Daerah Berdasarkan Pilar
Selanjutnya, berdasarkan gambar di bawah ini, dapat dilihat bahwa dimensi keamanan dan ketertiban, serta dimensi infrastruktur air bersih, RTH dan kelistrikan memperoleh nilai indeks maksimal sebesar 5,00.
Kemudian, dimensi kompetisi dalam negeri dan dimensi ketenagakerjaan memperoleh nilai indeks masing-masing sebesar 4,75 dan 4,66667.
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 168
Sumber : Laporan IDSD Kab.Purbalingga, 2020 Gambar 2. 106. Daya Saing Daerah Berdasarkan Pilar
b.
KendalaAspek kesejahteraan masyarakat dan aspek daya saing daerah yang menjadi mandat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, memerlukan aksi pelayanan publik yang handal dari ASN yang profesional dan berintegritas. Dalam pencapaian visi misi RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD dalam skala tahunan, tentunya tidak terlepas pada persoalan-persoalan yang menjadi permasalahan pembangunan daerah. Permasalahan pembangunan daerah adalah “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang dengan melihat pada kondisi riil saat perencanaan dibuat. Umumnya permasalahan pembangunan daerah timbul dari kekuatan (strength) yang dimiliki di daerah namun belum didayagunakan secara optimal, kelemahan (weakness) yang tidak diatasi, peluang (opportunity) yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman (threats) yang tidak diantisipasi.
Berdasarkan kondisi demografi, struktur penduduk Kabupaten Purbalingga yang bekerja sebagai petani/pekebun sebesar 26,67% dari jumlah penduduk, disusul karyawan swasta sebanyak 25,15% dari penduduk Kabupaten Purbalingga dalam industri pengolahan. Era kemajuan teknologi dan era revolusi industri generasi ke-4 memberikan tantangan sekaligus ancaman bagi pemerintah Kabupaten Purbalingga untuk membangun ekonomi berbasis teknologi industri. Hal ini mengingat potensi SDM yang tinggi tidak didukung dengan pendidikan dan keterampilan tenaga kerja yang tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan nilai indeks dimensi pendidikan yang bernilai 1,5000. Dimensi pendidikan adalah dimensi dengan nilai indeks terendah berdasarkan hasil pemetaan
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 169
IDSD. Dimensi pendidikan juga terkait dengan PKBM di Kabupaten Purbalingga yang sebenarnya terdapat cukup banyak namun belum terdata/terdaftar dengan baik.Selain hal tersebut Kabupaten Purbalingga juga masih belum memiliki peneliti untuk bidang kelitbangan yang terbukti pada dimensi penelitian dan pengembangan (R & D) seperti gambar dengan nilai indeks 1,88889 yang masih jauh dari kata cukup. Tidak hanya masalah SDM untuk peneliti di bidang kelitbangan saja, unit-unit litbang di Kabupaten Purbalingga juga belum optimal karena belum memiliki jejaring atau yang biasa disebut Jaringan Penelitian (Jarlit). Seharusnya, Kabupaten Purbalingga merupakan Kabupaten yang mampu untuk mendongkrak dimensi R & D karena memiliki 24 PMA yang seharusnya sudah memiliki unit litbang dan satu perguruan tinggi, yaitu Universitas Perwira Purbalingga.
Selain itu, dalam hal keterbatasan kapasitas keuangan daerah dan karakteristik alokasi belanja daerah, tidak semua penyelenggaraan urusan dapat menjadi prioritas dikarenakan tujuan serta sasaran prioritas pembangunan daerah dalam suatu periode belum tentu terkait dengan seluruh urusan pemerintahan. Meski demikian, tidak berarti bahwa urusan yang dimaksud tidak diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Secara operasional, urusan-urusan tersebut tetap harus dilaksanakan untuk menjaga kinerja yang telah dicapai atau memenuhi standar layanan minimal bagi masyarakat.
Untuk dapat menciptakan daya saing daerah yang baik, perlu adanya pengoptimalan potensi. Hal ini seiring dengan pencapaian kesejahteraan dan juga pelaksanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Dilihat dari hasil hasil pengukuran Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) tahun 2020, Kabupaten Purbalingga memperoleh nilai indeks 3,3297. Sektor-sektor andalan pembentuk Indeks Daya Saing Daerah di Kabupaten purbalingga dapat dilihat dari hasil pemetaan IDSD berikut ini:
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 170
Sumber : Laporan IDSD Kab.Purbalingga, 2020
Gambar 2. 107. Dimensi pada Aspek Faktor Penguat/Enabling Environment dan Aspek SDM/Human Capital
Sumber : Laporan IDSD Kab.Purbalingga, 2020
Gambar 2. 108. Dimensi pada Aspek Pasar/Market dan Aspek Ekosistem Inovasi
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pada aspek faktor penguat dimensi/sektor yang paling berpengaruh adalah sektor keamanan dan ketertiban serta sektor infrastruktur air bersih, RTH, dan kelistrikan yang mencapai nilai indeks maksimal sebesar 5,00. Selanjutnya, pada aspek sumber daya manusia/human capital sektor yang paling berpengaruh adalah sektor kesehatan dan sektor ketrampilan. Pada aspek pasar/market, Kabupaten Purbalingga memiliki peluang yang baik dalam mengembangkannya. Hal ini dapat dilihat dari sektor yang paling berpengaruh dalam aspek ini, yaitu sektor kompetisi dalam negeri, di mana pada sektor ini Kabupaten Purbalingga memiliki pola kemitraan yang baik, serta kelembagaan pelaku usaha yang aktif. Selain sektor tersebut, aspek pasar juga dipengaruhi oleh tenaga kerja usia produktif dan ukuran pasar yang sangat baik. Terakhir, pada aspek ekosistem inovasi, sektor yang paling berpengaruh adalah sektor interaksi dan keberagaman, karena Kabupaten Purbalingga sudah memiliki Roadmap SIDa yang sudah terintegrasi dengan RPJMD dan lengkap dengan rencana aksi serta sudah terbentuk klaster inovasi.
Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) adalah ukuran yang menggambarkan kondisi dan kemampuan suatu daerah dalam mengoptimalkan pemanfaatan
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 171
seluruh potensi yang dimiliki guna tercapainya kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Komponen dari IDSD sendiri ada 4 Aspek, 12 Pilar, 23 Dimensi, dan 97 Indikator. Berdasarkan hasil penilaian IDSD tahun 2020, berikut merupakan urutan pilar yang memiliki pengaruh terhadap IDSD Kabupaten Purbalingga.Tabel II.105. Daya Saing Daerah Berdasarkan Pilar
Sumber : Laporan IDSD Kab.Purbalingga, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat urutan pilar yang memiliki pengaruh besar terhadap IDSD Kabupaten Purbalingga. Median menunjukkan nilai tengah atau salah satu ukuran pemusatan data. Terlihat ada 6 pilar yang melebihi median, yang berarti pilar-pilar tersebut sudah cukup baik namun masih perlu pengingkatan untuk hasil akhir IDSD. Sementara itu, untuk 6 pilar lain yang masih memiliki nilai di bawah median berarti masih diperlukan upaya keras Pemerintah Daerah dan stakeholder lainnya. Upaya yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga adalah dengan menggupayakan dan menjalankan Program dan Kegiatan Unggulan yang akan menjadi prioritas saat pembahasan APBD Perubahan Tahun 2020.
Tahun 2020 Kabupaten Purbalingga sedang menjalankan Tahapan ketiga (Tahap Terwujudnya Daya Saing SIDa Kabupaten Purbalingga) yang merupakan tahap lanjut dari proses Pemantapan Kapasitas SIDa. Arah pengembangan pada tahapan (milestones) ketiga ini adalah tercapainya daya saing berbagai inovasi yang dikembangkan oleh berbagai lembaga. Hal tersebut akan terlihat dari semakin luasnya wilayah pengembangan, mantapnya produksi dan kualitas berbagai usaha masyarakat, kemampuan penyesuaian dengan berbagai tuntutan global, dan perluasan cakupan bidang-bidang baru yang mampu dikembangkan
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 172
secara inovatif baik pada organisasi pemerintahan, masyarakat, maupun dunia usaha.a. Penciptaan Daya Saing Unsur Kelembagaan bagi Inovasi Pembangunan b. Penciptaan Daya Saing Jejaring bagi Inovasi Pembangunan
c. Penciptaan Daya Saing Kesumberdayaan Bagi Inovasi Pembangunan Dalam mewujudkan penciptaan daya saing diatas, pada tahap ketiga ini Aspek Kewirausahaan (Teknoprener) menjadi ujung tombak tercapainya Program Penguatan Daya Saing Daerah. Oleh sebab itu, masyarakat perlu senantiasa didorong agar semakin menunjukkan prospek pengembangan dan keuntungan yang semakin mantap. Hal ini dilakukan sekaligus sebagai penyesuaian atas berbagai tantangan dan tuntutan dalam persaingan global.
Lebih jauh, kondisi SIDa Kabupaten Purbalingga yang akan dicapai pada akhir tahun 2021 adalah terciptanya arah dan kondisi indikator pembangunan daerah yang kondusif dalam menjawab berbagai tantangan yang ada. Hal tersebut akan dilakukan melalui upaya pencapaian 4 pilar prakarsa utama dan 3 pilar tematik SIDa Kabupaten Purbalingga yang disinergikan dalam 6 elemen Kerangka Kebijakan Inovasi sebagai berikut:
a. Pilar Prakarsa Penguatan Sistem Inovasi Daerah b. Pilar Prakarsa Pengembangan Klaster Industri c. Pilar Prakarsa Pengembangan Jaringan Inovasi d. Pilar Prakarsa Pengembangan Teknoprener
e. Pilar Tematik Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Inovasi Daerah
f. Pilar Tematik Pengembangan Pelayanan Dasar dan Tatanan Sosial Masyarakat berbasis Inovasi Daerah
g. Pilar Tematik Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Potensi Unggulan Berbasis Inovasi Daerah
Kabupaten Purbalingga menjalin hubungan baik dengan lembaga pemerintah, akademi, bisnis, dan komunitas. Untuk lembaga pemerintahan terdiri dari Pemerintah Pusat (LIPI, BPPT, Kemenpan-RB, Ristekdikti, Kemendagri, dll), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Seluruh OPD di Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Untuk lembaga akademi, Kabupaten Purbalingga selalu menjalin komunikasi dengan beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di wilayah Banyumas. Akan tetapi, di tahun ini Kabupaten Purbalingga telah memiliki Universitas Perwira Purbalingga yang perlu dilakukan komunikasi lebih lanjut. Untuk lembaga bisnis, Kabupaten Purbalingga selalu berkoodinasi dengan beberapa perusahaan di Kabupaten Purbalingga.
Selanjutnya, untuk komunitas, Kabupaten Purbalingga memiliki banyak
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 173
komunitas, baik dari seni grafis, seni tari, kelompok peneliti muda, dan lain sebagainya.Kabupaten Purbalingga juga memiliki Tim Koordinasi yang diatur oleh Peraturan Bupati Nomor 130/59.1 Tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Purbalingga Periode 2016-2020 dan Keputusan Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga Selaku Ketua Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016-2020 Nomor 130/1366 Tahun 2016 tentang Pembentukan Sekretariat Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016-2020.
RKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022
II - 174
2.2 Hasil Evaluasi Indikator KinerjaRKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2022 disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi RKPD terhadap RPJMD sampai dengan tahun 2020. Hasil evaluasi capaian indikator kinerja pada tahun 2020 ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran/indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator program berdasarkan urusan. Disamping itu, evaluasi juga memperhatikan capaian evaluasi SPM tahun 2020 dan evaluasi SDG’s tahun 2020.
2.2.1 Hasil Evaluasi Indikator Kinerja Utama Tahun 2020
Capaian misi yang harus diemban oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga pada tahun 2020 diukur berdasarkan tujuan dan sasaran dalam RPJMD. Capaian sasaran yang diterjemahkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Purbalingga dimana capaian pada tahun 2020 pada setiap misi terlihat pada tabel sebagaimana berikut:
Tabel II.106.
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020 pada Misi I
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
Utama Satuan Target
2020
Realisasi Capaian 2020
2016 2017 2018 2019 2020 Capaian
(%)
Status Capaian
1
Misi I:
Menyelenggarakan Pemerintahan yang Profesional, Efisien, Efektif, Bersih dan Demokratis, Sehingga Mampu Memberikan Pelayanan Secara Prima kepada Masyarakat
Terwujudnya Pelayanan Prima Kepada Masyarakat
Meningkatnya Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
1
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Poin 80 77.96 78.51 79 82.3 84.12 105.15
◆
2 Opini Audit
Keuangan BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP 100
●
3
Persentase kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil
Persen 94.5 96.69 95.56 99.65 99.99 99.99 105.81
◆
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Ket :
◆
: Tercapai, melebihi target (dengan predikat kinerja >100)● : Tercapai, telah memenuhi target di atas persyaratan minimal (dengan predikat kinerja tinggi (76 ≦ 90) dan sangat tinggi (91 ≦ 100))
► : Tercapai, telah memenuhi target dengan persyaratan minimal (dengan predikat kinerja sedang (66 ≦ 75))
▼ : Tidak tercapai, tidak memenuhi target (dengan predikat kinerja rendah (51 ≦ 65) dan sangat rendah (≦ 50))