• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Materi 1. Menghindari LGBT

Dalam dokumen LAPORAN PLP 2 KEL 9 MAN 1 PONTIANAK (Halaman 69-72)

BAB IV PENUTUP

E. Ringkasan Materi 1. Menghindari LGBT

LGBT menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1) Lesbian, yaitu pasangan perempuan dengan perempuan. Wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan

seksual sesama jenisnya, atau disebut sebagai wanita homoseks. 2) Gay, yaitu pasangan laki-laki dengan laki-laki. Laki- laki yang mencintai atau merasakan rangsangan seksual sesama jenisnya. 3) Biseksual, yaitu orang yang mempunyai sifat kedua jenis kelamin (laki-laki dan perempuan); tertarik kepada kedua jenis kelamin baik kepada laki-laki maupun kepada perempuan. 4) Transgender merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir. "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi seksual orangnya. Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual. Pada dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki- laki dan perempuan. Allah Swt berfirman:

ىثَنَلْأَاوْ رُكَذِلِّا نِيَجَوْزَّلِّا قٍلَخَ هِنَأْوْ

"Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan perempuan." (QS. An-Najm/53:45)

ىرُخَأْ ةًلِّزَّنَ هاوْرُ دِّقَّلِّوْ

"Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan." (Q.S. Al-Hujurat/49: 13)

2. Menghindari Memakan Harta Anak Yatim

Anak yatim adalah seorang anak yang tidak lagi memiliki ayah karena ditinggal mati. Anak yatim dalam Islam adalah salah satu golongan yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT. bahkan anak yatim sangat dicintai Rasulullah SAW.

Rasulullah amat menyayangi, mengasihi dan melindungi anak yatim, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa berbuat baik kepada semua makhluk hidup, dan salah satunya adalah anak yatim, bahkan Islam menganjurkan agar kita memelihara dan menyantuni anak yatim, karena terdapat banyak keutamaan menyantuni anak yatim, dan menghasilkan pahala. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, dari Sahl bin Sa'ad ra, berkata Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Aku dan orang yang memelihara anak yetim dalam surga nanti seperti ini." Rasulullah SAW. mengisyaratkannya dengan mendekatkan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya. Allah SWT. berfirman ارُيَعَسْ نَوْلَصْيَسْوْ ارُانَ مْهُنَوْطُبِ يفَّ نَوْلَكَأْيْ امُنَإِ امُلَظُ ىمِاتَيَلِّا لُاوْمِأْ نَوْلَكَأْيْ نِيْذِلِّا نَإِ

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (nereka)." (Q.S. An-Nisa: 10)

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa orang yang memakan harta anak yatim maka ia diibaratkan seperti menelan api dan kelak akan dimasukan kedalam neraka.

Dalam ayat tersebut disebutkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT. dan salah satunya adalah mendekati harta anak yatim. Seorang muslim dilarang mendekati harta anak yatim kecuali jika dia mendekatinya dengan cara dan tujuan yang bermanfaat bagi anak yatim.

3. Menghindari Durhaka Pada Orangtua,

Anak adalah suatu amanah atau titipkan dari Allah SWT yang harus dijaga oleh setiap orang tua. Mereka bertanggung jawab atas segala macam kebutuhan anak-anaknya, mulai dari pemberian sandang pangan, kasih sayang dan pendidikan agar kelak si buah hati bisa tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan berakhlakul karimah. Secara bahasa, durhaka (al-'uquuq) berasal dari al-'aqqu yang berarti al- qath'u yaitu memutus, membelah, merobek, atau memotong. Dalam islam, anak dikatakan durhaka pada orang tua (uquuqul walidain) apabila melakukan perbuatan atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orang tuanya.

. .

امِ لُاقَّفَّ مُ ص يبًنْلِّا ىلِّإِ Sيبِرُعَأْ ءَاجَ لُاقَ امُهُنْعَ هِلَلِّا يضِرُ وْ'رُمُعَ نِبِ هِلَلِّا دِّبًعَ نِعَ

نِيَمُيَلِّا لُاقَ اذَامِ مْثُ لُاقَ نِيْدِّلِّاوْلِّا قُوْقَّعَ لُاقَ اذَامِ مْثُ لُاقَ هِلَلِّابِ كُرُشَّلِّا لُاقَ رُبِابًكُلِّا

#بٌذَاكَ اهُيَفَّ لِّعَجَ'مْلَسَمِ 'ئٍرُمِا لُامِ عُطُتَقَّيْ يذِلِّا لُاقَ سُوْمُغَلِّا نِيَمُيَلِّا امِوْ تُلَقَ سُوْمُغَلِّا (يرُاخبًلِّا هاوْرُ)

Dari Abdullah bin 'Amr, la berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu?" Beliau menjawab, "Isyrak (menyekutukan sesuatu) dengan Allah, ia bertanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Kemudian durhaka kepada dua orang tua," ia bertanya lagi. "Kemudian apa?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sumpah yang menjerumuskan". Aku bertanya, "Apa sumpah yang mmenjerumuskan itu?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang muslim". (HR al-Bukhari, 6255)

Bagi orang-orang yang durhaka kepada orang tua, mereka tidak hanya merasakan azab di akhirat. Selagi mereka masih di dunia, hidupnya akan ditimpa kesengsaraan tiada akhir. Bahkan saat sakaratul maut pun juga sulit. Adapun azab- azab yang diterima oleh anak durhaka, antara lain adalah: Shalatnya tidak diterima di sisi Allah SWT, Diharamkan masuk surge, Dibenci oleh Allah SWT, Ditimpa azab di dunia, Dianggap kafir, Dosa-dosanya tidak diampuni, Segala amal perbuatannya dihapuskan

Sebab-sebab anak durhaka kepada orang tua adalah: 1)karena kebodohan dalam urusan akhlak, 2)jeleknya pendidikan orang tua dalam mendidik anak, 3)paradok, orang tua menyuruh anak berbuat baik tapi orang tua tidak berbuat. 4)bapak dan ibunya dahulu pernah durhaka kepada orang tua sehingga dibalas oleh anaknya.

5)orang tua tidak membantu anak dalam berbuat kebajikan, 6)jeleknya akhlak istri yang mendorong suami untuk mengabaikan orangtuanya. (Sumber: Roli A.

Rahman, dan M. Khamzah, 2020) 4. Menghindari Meninggalkan Sholat

Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan, "Orang yang meninggalkan shalat adalah kafir dengan kekufuran yang menyebabkan dia keluar dari Islam, dia diancam hukuman mati, jika tidak bertaubat dan tidak mengerjakan shalat.. Imam Abu Hanifah, Malik dan Imam Syafi'i mengatakan, "Orang yang meninggalkan

shalat adalah orang fasik dan tidak kafir", namun, mereka berbeda pendapat mengenai hukumannya. Menurut Imam Malik dan Syafii, "Orang yang meninggalkan shalat diancam hukuman mati sebagai hadd, sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, "dia diancam hukuman sebagai ta'zir (peringatan), bukan hukuman mati." Orang yang tidak mendirikan shalat, tempatnya nanti adalah Neraka Sagar.

نِيَلَصْمُلِّا نِمِ كَنَ مْلِّ اوْلِّاقَ رُقَّسْ يفَّ مْكُكُلَسْ امِ

"Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?" Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat."

(QS. Al-Mudatstsir/74: 42-43). Bahkan, Rasulullah bersabda, "Perjanjian antara kita dengan mereka (orang- orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah kafir." (HR: Tirmidzi).

5. Menghindari Korupsi

korupsi adalah merupakan pemanfaatan dana publik yang seharusnya untuk kepentingan umum dipakai secara tidak sah untuk memenuhi kebutuhan peribadi.

Dan inilah istilah korupsi yang dipakai dalam istilah sehari-hari. Korupsi sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 pasal 2 ayat 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Dalam terminologi Islam dikenal istilah yang hampir sama dengan korupsi yaitu Risywah (suap), hanya saja risywah ini hanya menyangkut sebahagian dari istilah korupsi yaitu suap menyuap antara seseorang dengan orang lain dengan imbalan uang tertentu guna memperoleh pekerjaan atau jabatan. Istilah korupsi ini jauh lebih dari sekedar suap menyuap sebab korupsi termasuk di dalamnya manipulasi, pungli, mark up, dan pencairan dana pubik secara terselubung dan bersembunyi di balik dalil-dalil konstitusi, dengan niat untuk memperoleh keuntungan yang lebi besar secara tidak sah dari apa yang seharusnya diperoleh menurut kadar dan derajat pekerjaan seseorang.

Secara teoritis korupsi adalah salah satu bentuk pengkhianatan terhadap agama sebab ia mengkianati amanah yang dibebankan di pundaknya. la juga menyelewengkan dan menyalahgunakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Korupsi dalam pandangan agama Islam dapat juga dimasukkan dalam kategori al-Gosysy dan atau al-Ghulul (penipuan), sebab korupsi termasuk dalam kategori menipu orang banyak ataupun menipu negara untuk kepentingan peribadinya.

Dalam dokumen LAPORAN PLP 2 KEL 9 MAN 1 PONTIANAK (Halaman 69-72)

Dokumen terkait