• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko Pasar

Dalam dokumen Unggul (Halaman 176-181)

Manajemen Risiko melakukan fungsi koordinasi dan sosialisasi seluruh proses di CiMB niaga, serta

B. Risiko Pasar

2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan limit

Perusahaan menyusun kebijakan manajemen risiko pasar yang ditetapkan oleh komite eksekutif pada level Direksi yaitu MRC. Secara periodik, unit manajemen risiko melakukan pembaharuan kebijakan risiko pasar yang disesuaikan dengan perkembangan peraturan eksternal, kebijakan internal dan strategi bisnis tresuri, pembaharuan tersebut termasuk peninjauan kembali limit perdagangan yang diusulkan oleh unit tresuri untuk kemudian dibahas, dianalisa dan diputuskan dalam MRC. Kebijakan risiko pasar juga meliputi transaksi perdagangan surat berharga korporasi sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangannya.

Satuan Kerja Manajemen Risiko menetapkan indikator tingkat risiko yang mewakili toleransi risiko yang dapat diterima oleh Perusahaan.

Penetapan tingkat toleransi risiko dilakukan dengan mempertimbangkan penetapan sasaran bisnis tresuri, faktor perilaku risiko pasar secara historis, sasaran risiko dan indikator-indikator lainnya yang terkait dengan tingkat risiko.

Limit untuk level portofolio tresuri dievaluasi minimal satu tahun sekali atau dapat dilakukan lebih sering jika terdapat pergerakan volatilitas harga pasar atau perubahan business plan.

Evaluasi ini sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai latar belakang perubahan limit, kondisi saat ini, dasar perhitungan dalam melakukan perubahan limit, dampak terhadap modal, dan tingkat kedisiplinan dalam mematuhi limit selama ini. Limit VaR yang telah dievaluasi oleh MRC dimintakan persetujuan kepada RMC, sedangkan limit lainnya dimintakan persetujuan kepada MRC.

Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, Satuan Kerja Manajemen Risiko memiliki hak untuk mengangkat isu mengenai perubahan limit ataupun pelampauan limit ke MRC.

3. Kecukupan Proses identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta sistem informasi Manajemen Risiko

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Perusahaan wajib melakukan serangkaian proses untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari aktivitas fungsional Perusahaan.

Satuan Kerja Manajemen Risiko berperan untuk melakukan proses tersebut secara continue melalui pengembangan infrastruktur sehingga proses pengelolaan risiko pasar dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan batasan maksimum risiko yang dapat ditolerir oleh Perusahaan.

Proses identifikasi risiko pasar antara lain dilakukan melalui analisa produk baru tresuri, analisis pengaruh pergerakan variabel pasar terhadap perubahan nilai portofolio, identifikasi sumber risiko dari seluruh variabel pasar yang terkait (suku bunga atau nilai tukar atau kombinasi keduanya), serta mengidentifikasi keterkaitan dengan kemungkinan timbulnya jenis risiko lain (misal: risiko kredit yang menimbulkan eksposur risiko pasar). Satuan Kerja Manajemen Risiko juga melakukan review atas produk maupun aktivitas yang terekspos pengaruh pergerakan variabel pasar.

Secara internal, Perusahaan menggunakan mekanisme pengukuran risiko pasar pada posisi trading book dengan melakukan analisa sensitivitas akibat perubahan faktor risiko pasar seperti DV01 atau ukuran risiko pasar lainnya yang meliputi posisi valuta asing (over- night dan intra-day), Delta, Vega, tenor dan pengukuran lain yang lebih komprehensif seperti pengukuran risiko dengan pendekatan model internal Value at Risk (VaR).

Portofolio yang tercakup dalam model internal VaR meliputi instrument surat berharga, valuta asing dan derivatif. Metodologi perhitungan VaR yang digunakan adalah historical simulation, yang direview secara berkala dengan menggunakan data historis dari market factor dalam suatu jangka waktu tertentu dan tidak memerlukan suatu model dan asumsi. Metode valuasi dalam pengukuran nilai wajar suatu

Manajemen Risiko

instrument dilakukan dengan mengunakan harga yang tersedia di pasar (mark to market) atau dalam kondisi pasar yang tidak likuid menggunakan perhitungan theoretical price (mark to model).

Perusahaan melakukan perhitungan VaR untuk melihat risiko pasar secara internal setiap hari dan pengukuran VaR berdasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 99.7% (sembilan puluh sembilan koma tujuh persen) atau dengan tingkat kepercayaan lainnya jika diperlukan.

Diantara indikator risiko tersebut, VaR memberi kontribusi yang utama dalam mewakili tingkat toleransi terhadap risiko pasar secara keseluruhan. Adapun pengukuran tingkat risiko terkait dengan perubahan suku bunga pada banking book dilakukan dengan melakukan analisa sensitivitas dengan pendekatan present value basis point (PVBP) yang timbul dari repricing gap.

Perhitungan risiko untuk keperluan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) risiko pasar adalah menggunakan Metode Standar, yang meliputi perhitungan atas risiko suku bunga dan risiko nilai tukar.

Risiko pasar yang wajib diperhitungkan dalam beban modal untuk pendekatan standar adalah:

1. Posisi instrumen keuangan dalam trading book yang terekspos risiko suku bunga.

2. Posisi valuta asing dalam trading book dan banking book yang terekspos risiko nilai tukar.

3. Posisi option dengan underlying suku bunga dan/atau valuta asing dalam trading book.

Proses pemantauan risiko pasar dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu, front end control dan penetapan limit. Pada front end control, dealer berperan sebagai pemantau utama atas risiko pasar yang ditimbulkan dari aktivitas trading maupun pengelolaan asset &

liabilities perusahaan. Dealer wajib menjaga posisi terbuka trading sepanjang hari dengan memperhatikan limit yang telah ditentukan oleh manajemen.

Unit Market & Enterprise Risk Management (MERM) melakukan pemantauan terhadap pelampauan limit trading secara harian.

Penetapan limit berfungsi untuk membatasi konsentrasi eksposur risiko pada suatu posisi, jenis risiko, tipe instrument dan atau pasar tertentu. Penetapan limit ini mengacu kepada risk tolerance dari Perusahaan dengan mempertimbangkan target profit dari aktivitas perdagangan. Pelampuan limit trading wajib mendapatkan persetujuan dari Market Risk Committee (MRC).

Strategi yang diambil oleh Perusahaan dalam proses pengendalian risiko pasar adalah konservatif, antara lain melalui hedging, squaring position, back-to-back dan cara lain yang bertujuan untuk meng-off-set suatu transaksi/posisi yang memiliki eksposur risiko pasar juga dapat digunakan untuk mentransfer risiko yang dimiliki Perusahaan. Perusahaan juga membatasi atau melarang jenis transaksi atau instrumen tertentu untuk ditransaksikan oleh bisnis unit, serta mengurangi risiko dengan cara memberikan batas maksimum transaksi atau portofolio sesuai dengan risk appetite Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan juga dapat menerima risiko jika eksposur risiko dinilai tidak material terhadap kegiatan usaha Perusahaan dan keuntungan yang diperoleh jauh melebihi risikonya.

Stress Testing

Perusahaan secara periodik melakukan stress testing untuk mengestimasi potensi kerugian Perusahaan pada kondisi pasar yang tidak normal guna melihat sensitivitas kinerja tresuri terhadap perubahan faktor risiko dan mengidentifikasi pengaruh yang berdampak signifikan terhadap portofolio Perusahaan.

Pada pelaksanaan stress testing ini, sistem pengukuran risiko harus cukup fleksibel untuk memfasilitasi berbagai macam skenario yang dijalankan termasuk pengalaman kerugian terbesar yang dialami pada masa lalu (large historical market moves). Asumsi yang digunakan dalam stress testing harus secara cermat dikembangkan untuk menguji kecenderungan kondisi portofolio Tresuri.

Stress testing dilakukan secara kuantitatif mencakup identifikasi berbagai kemungkinan scenario krisis yang dapat berdampak buruk bagi kondisi Perusahaan, antara lain terhadap pendapatan dan permodalan. Disamping itu, stress testing dilakukan secara kualitatif untuk mengidentifikasi tindakan dan keputusan yang akan diambil oleh Direksi atau pejabat terkait guna mengantisipasi kemungkinan yang terburuk (worst case scenario) sehingga dapat menghindari dampak yang buruk terhadap pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio). Stress testing dilakukan terhadap seluruh portofolio trading book yang terekspos risiko suku bunga dan portofolio trading book &

banking book yang terekspos risiko nilai tukar dengan memperhitungkan aspek risiko pasar dan aspek likuiditas dengan asumsi terjadi gangguan pasar (market disturbance).

Backtesting

Unit Market & Enterprise Risk Management (MERM) unit melakukan validasi untuk menilai keakuratan model VaR secara berkala dengan membandingkan laba rugi teoritis dengan hasil VaR dengan tujuan untuk mengetahui apakah estimasi perhitungan VaR telah secara konsisten memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penggunaan VaR dengan tingkat keyakinan tertentu. Selain itu, proses validasi model ini juga dilakukan untuk memastikan kemampuan model mencakup seluruh faktor-faktor risiko yang material yang dapat mempengaruhi perhitungan risiko pasar. Sebagai bagian dari proses validasi model, Perusahaan melakukan back testing untuk memastikan model yang digunakan valid dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Backtesting dilakukan secara sistematis dengan membandingkan historical pengukuran VaR dengan returnnya. VaR diukur dengan tingkat keyakinan tertentu, sehingga terdapat kemungkinan hasil pengukuran VaR adalah lebih besar daripada return yang sesungguhnya (contohnya: 1%

deviasi maximum dengan tingkat keyakinan 99%).

Backtesting di Perusahaan menggunakan Model Verification Based on Failure Test (menghitung jumlah observasi dimana nilai kerugian melebihi perhitungan VaR untuk portofolio yang sedang diobservasi selama periode observasi). Model ini

lebih bersifat historical dan non parametric dengan menghitung jumlah observasi dimana nilai kerugian melebihi perhitungan VaR untuk portofolio yang sedang diobservasi selama periode observasi.

Jika dalam pelaksanaan backtesting ini ditemukan pelampauan di atas tingkat kesalahan yang dapat diterima, maka terdapat kemungkinan bahwa model VaR-nya tidak akurat.

Validasi atas model yang digunakan dalam pengukuran risiko, dilakukan secara berkala minimal setahun sekali atau jika terdapat modifikasi model, perubahan pasar yang bersifat struktural dan signifikan, atau perubahan komposisi portofolio yang menyebabkan model tidak dapat mengukur seluruh faktor risiko pasar yang material atau model menjadi tidak relevan lagi. Proses validasi antara lain dilakukan melalui proses backtesting yang dilaporkan secara periodik kepada MRC disertai dengan analisis penyebab penyimpangan (misalnya integritas model tidak sempurna, model tidak akurat, kualitas data laba/rugi intraday kurang baik, kondisi pasar yang bergerak ke arah yang tidak diantisipasi oleh model) dan rencana tindak lanjut atas hasil backtesting tersebut.

Proses validasi dilakukan oleh pihak yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang relevan dan memadai serta bersifat independen dari pihak yang melakukan proses pengembangan dan audit model.

4. sistem Pengendalian intern yang Menyeluruh

Secara periodik dilakukan kaji ulang terhadap kecukupan kebijakan dan prosedur yang berlaku. Penilaian atas kecukupan kebijakan dan pelaksanaannya dilakukan oleh pihak yang bersifat independen, yaitu Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) untuk kemudian disampaikan kepada manajemen dan Komite Audit untuk ditindaklanjuti. Informasi terkait dengan eksposur risiko pasar dikonsolidasi dan dilaporkan oleh unit yang membidangi keuangan dan akuntansi.

Internal Audit melakukan kaji ulang terhadap manajemen risiko pasar dilakukan secara berkala minimal sekali dalam setahun melalui proses audit internal. Kaji ulang mencakup

Manajemen Risiko

aktivitas yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar dan satuan kerja operasional yang terkait dengan manajemen Risiko Pasar. Kaji ulang tersebut paling kurang meliputi:

• Kecukupan dokumentasi dari manajemen Risiko Pasar (termasuk Model Internal).

• Proses persetujuan terhadap perubahan signifikan dalam manajemen Risiko Pasar.

• Integritas sistem informasi manajemen Risiko Pasar.

• Organisasi Unit Pengendalian Risiko Pasar antara lain pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, independensi, dan kecukupan sumber daya manusia.

• Integrasi pengukuran Risiko Pasar ke dalam proses manajemen risiko harian.

• Cakupan produk atau instrumen keuangan yang terekspos Risiko Pasar yang menggunakan model internal.

• Verifikasi terhadap konsistensi, ketepatan waktu, independensi, dan keandalan sumber data yang digunakan dalam model internal.

• Keakuratan dan kelengkapan data untuk pengukuran risiko.

• Proses persetujuan internal untuk penggunaan model/teknik penilaian (valuasi).

• Keakuratan hasil valuasi.

• Keakuratan dan kelayakan dari berbagai asumsi volatilitas dan korelasi.

• Verifikasi terhadap proses validasi internal dan proses back testing.

Audit Internal wajib mendokumentasikan seluruh laporan kaji ulang yang dilakukannya.

Selain itu, sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pelaksanaan fungsi audit internal Bank umum, Internal Audit wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi audit internal.

5. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Pasar

Tabel 6.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode standar

no. jenis Risiko

Posisi Tanggal laporan 31 Desember 2012

Bank Konsolidasi

Beban Modal aTMR Beban Modal aTMR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Risiko Suku Bunga 917.450 917.450

a. Risiko Spesifik 15.878 198.475 15.878 198.475

b. Risiko Umum 57.518 718.975 57.518 718.975

2 Risiko Nilai Tukar 18.412 230.150 18.412 230.150

3 Risiko Ekuitas - - - -

4 Risiko Komoditas - - - -

5 Risiko Option 269 3.364 269 3.364

Total 92.077 1.150.964 92.077 1.150.964

Dalam dokumen Unggul (Halaman 176-181)