• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

BAB I. PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

4. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Adapun ruang lingkup pendidikan karakter yang akan disebutkan di sini yaitu:

a. Pendidikan Karakter Dalam Keluarga

Pengembangan karakter merupakan proses seumur hidup.

Pengembangan karakter anak merupakan upaya yang perlu melibatkan semua pihak, baik keluarga inti, keluarga kakek nenek, (sekolah masyarakat maupun pemerintah) ini harus sejalan secara integrasi.

Pemerintah lembaga sosial, tokoh masyarakat/tokoh agama, pemuka adat, dan lainnya memiliki tanggungjawab yang sama besarnya dalam melaksanakan pendidikan karakter. Keluarga sebagai basis pendidikan karakter, maka tidak salah kalau krisis karakter yang terjadi di Indonesia ini dapat dilihat sebagai salah satu cerminan gagalnya pendidikan di keluarga.

Keluarga adalah komunitas pertama dimana manusia sejak usia dini belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah.

Dengan kata lain, di keluargalah seseorang sejak dia sadar lingkungan, belajar tata nilai atau moral. Karena tata nilai yang diyakini akan tercermin

dalam karakternya, maka di keluargalah proses pendidikan karakter berawal22.

Pada keluarga inti, peranan utama pendidikan terletak pada Ayah dan Ibu. Menurut Gunadi ada tiga peran utama yang dapat di lakukan Ayah dan Ibu untuk mengembangkan karakter anak.

1. Berkewajiban menciptakan suasana yang tentram dan hangat, tanpa ketentraman akan sukar bagi anak untuk belajar apapun dan anak akan mengalami hambatan dalam penyembuhan jiwanya.

2. Menjadi panutan yang positif bagi anak, sebab anak belajar banyak dari apa yang dilihatnya bukan dari apa yang didengarnya.

3. Mendidik anak artinya mengajarkan karakter yang baik dan mendisiplinkan anak agar berperilaku sesuai dengan apa yang diajarkannya.23

Pengembangan karakter dapat terjadi melalui berbagai cara. Yang paling sering dan mudah terjadi adalah melalui peniruan, yaitu dengan melihat dan mencontoh perilaku orang di sekitarnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rizal. Karakter seseorang tidak diubah namun lingkungan dapat menguatkan atau memperlemah karakter tersebut.

22 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 143-144.

23Ibid, hlm. 144-145.

b. Semua Komponen Sekolah

Setelah keluarga, sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Agar pendidikan karakter berjalan dengan baik memerlukan pemahaman yang cukup dan konsisten oleh seluruh personalia pendidikan. Di sekolah, kepala sekolah, pengawas, guru dan karyawan, harus memiliki persamaan persepsi pendidikan karakter bagi peserta didik. Pembudayaan karakter dapat berupa kebijakan dan aturan dengan segala sanksinya, namun yang lebih penting harus melalui keteladanan perilaku sehari-hari, yakni keteladanan seperti kedisiplinan, tanggungjawab, perilaku bersih dan sehat, serta adil merupakan sebagian dari pendidikan karakter yang selama ini masih sulit dilakukan. Konselor sekolah dalam konteks pendidikan karakter setidak- tidaknya dapat menjalankan sebagai pendidik karakter, manajer pendidikan karakter, konselor pembimbingan karakter, konsultan, panutan/contoh/figur sentral, perancang kegiatan, healer/problem solver dan mediator atau partner.

Pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat dalam usaha pendidikan (pendidik). Baik lembaga informal, nonformal, dan formal harus berbagi tanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan karakter. Pendidikan karakter diintegrasikan pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semua unsur berperan dalam

melakukan pendidikan karakter baik guru, orang tua atau siapa saja yang penting ia memiliki kepentingan untuk membentuk pribadi peserta didik atau anak24.

Adapun beberapa langkah praktis untuk melibatkan masyarakat luas dalam pendidikan karakter yang dilakukan oleh sekolah adalah sebagai berikut:

1. Perkuat kerjasama sekolah dengan berbagai komunitas, artinya kerjasama dengan yang peduli pada pengembangan pendidika karakter.

2. Perkuat keluarga-keluarga siswa. Karena basis karakter yang kuat adalah keluarga yang kuat.

3. Berkomitmen membentuk komunitas karakter sekolah berperan serta dalam mendorong kerjasama dengan berbagai pihak.

4. Libatkan dunia bisnis. Dunia bisnis memiliki potensi besar dalam pendidikan karakter.

5. Kampanyekan kesadaran karakter kepada masyarakat. Dan ini adalah upaya yang paling sulit karena menarik perhatian masyarakat.

6. Libatkan sukarelawan masyarakat untuk mengajar karakter di sekolah.

Karena sukarelawan sangat berkenan bagi siswa25.

24Ibid, hlm. 162.

25Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter, (Jakarta, Erlangga Group, 2011), hlm. 36- 37.

c. Pemimpin

Elemen yang berada pada elit kepemimpinan Negara/Bangsa baik pada jalur ekskusif, legislatif dan yudikatif harus mengaktualisasikan nilai-nilai kepemimpinan yang berkarakter agar efek dan tuah kepemimpinannya bisa menjadi role model (uswatun hasanah) dalam pendidikan karakter. Tugas seorang pemimpin tidaklah ringan ia menjadi panutan bagi anak buahnya. Maju mundurnya suatu kelompok banyak bergantung pada karakter ataupun akhlak para pemimpinnya. Pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat dalam usaha pendidikan (pendidik). Baik lembaga informal, nonformal dan formal harus bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter diintegrasikan pada lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Semua unsur berperan dalam pendidikan karakter baik guru, orang tua atau siapa saja yang penting ia memiliki kepentingan untuk membentuk pribadi peserta didik atau anak.

Jika hubungan antara unsur lingkungan pendidikan karakter tersebut tidak harmonis, maka pembentukan karakter pada anak tidak akan berhasil dengan baik. Oleh karena itu, upaya pendidikan karakter secara formal yang dilakukan oleh para pendidik di sekolah perlu mendapat penguatan dari ayah, ibu, kakek, nenek, dan paman melalui pendidikan karakter institusi keluarga. Hal ini juga belum cukup, masih diperlukan dukungan dari pendidik karakter pada institusi nonformal

seperti aktivis, wartawan, politis dan pemimpin/tokoh/pemuka masyarakat. Singkatnya semua orang dewasa perlu memberikan kontribusi dalam pemahaman karakter.26

Pemimpin secara langsung ikut terlibat dlam pendidikan akan tetapi para pemimpin jarang yang menyadari kedudukannya dalam keberhasilan pendidikan disuatu lembaga yang ia pimpin, untuk itu pemimpin harus bisa menjadi tauladan bagi anak-anak maupun orang yang ia pimpin agar tercapainya pendidikan yang baik dan sesuai dengan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan.

d. Media Massa

Upaya lembaga pendidikan dalam mendidik karakter peserta didik juga memerlukan dukungan dari institusi media massa seperti televisi, internet, tabloid, koran, dan majalah. Media televisi dapat menyajikan acara-acara tentang potret kehidupan dan perilaku sehari-hari baik dalam bentuk kisah nyata maupun dramatisasi sesuai dengan kehendak yang di kehendaki. Media televisi sebagai media massa yang paling populer dan digemari oleh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja.

Penelitian membuktikan bahwa media televisi merupakan kekuatan yang besar bagi kepentingan yang dominan dalam msyarakat McQuel dan Windahl menjelaskan model psikologi comstoc tentang efek

26Ibid, hlm. 171-172.

televisi terhadap orang perorangan. Ditegaskan bahwa media televisi tidak hanya mengajarkan tingkah laku, tetapi juga tindakan stimulus untuk membangkitkan tingkah laku yang dipelajari dari sumber lain.

Menurut hasil penelitian American Psychological Assocation (APA) pada 1995 terungkap bahwa tayangan yang baik akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku baik. Adapun tayangan kurang bermutu akan mempengaruhi seseorang akan berperilaku buruk. Media televisi sesungguhnya memiliki kelebihan dalam membantu tugas guru dan orang tua dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap anak secara berkesinambungan.27

Dalam suatau Negara media massa tidak hanya asal-asalan menayangkan atau memberitakan suatu acara akan tetapai pihak yang terlibat dalam media masa tersebut harus benar-benar menyadari permaslahan apa yang dihadapai suatu Negara tempat ia menayangkan tontonan dan berita seperti apa yang mampu untuk membantu mengatasi permaslahan yang ada dalam suatu Negara.

Dokumen terkait