• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

BAB I. PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

5. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sehingga yang diperlukan adalah data dan informasi yang lengkap, objektif, dan bisa dipertanggungjawabkan sehingga dapat diperoleh dan disajikan menjadi

45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 172.

gambaran atau pandangan yang benar. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”46. Untuk dapat menggali informasi-informasi yang dapat menunjang kelengkapan data penelitian maka peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang terlibat dalam pengumpulan data. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi struktur dimana peneliti menyiapkan instrument wawancara dan dapat mengembangkannya dilapangan tanpa terpaku pada instrument yang telah dibuat.

Dalam wawancara ini, peneliti mewawancarai sumber informasi yang diharapkan dapat memberikan informasi (data) sesuai dengan obyek penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan penguatan karakter religius di Desa Kembang Kuning yang meliputi bentuk- bentuk kegiatan remaja, kegiatan keagamaan. Adapun yang diwawancara adalah adalah tokoh agama, ketua remaja masjid, jama’ah kegiatan, ketua

46Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya 2013),hlm. 186.

POKDARWIS, ketua dari setiap kegiatan, Kepala desa dan pihak yang terlibat dalam kegiatan yang ada.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan “suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”47. Teknik ini digunakan untuk melihat berbagai aktivitas, budaya dan kebiasaan lainnya sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Adapun data yang ingin didapatkan dalam observasi ini adalah berbagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam melakukan pendidikan penguatan karakter religius serta berbagai kegiatan dan kebiasaan masyarakat Kembang Kuning. Data yang diharapkan melalui observasi ini adalah seperti apa saja bentuk-bentuk pendidikan karakter yang dibuat dalam masyarakat yang meliputi kegiatan remaja kegiatan keagamaan

c. Dokumetasi

Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lenggar, agenda dan sebagainya”48. Dalam penelitian ini tidak terlepas dari catatan- catatan yang didokumentasikan berkaitan dengan bentuk-bentuk kegiatan

47 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 220.

48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 274.

religius. Adapun data yang diperoleh dari dokumentasi adalah berbagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam menguatkan karakter religius serta berbagai kegiatan dan kebiasaan masyarakat meliputi kegiatan remaja, kegiatan keagamaan dan pola interaksi remaja.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu.49 Langkah yang penting di dalam menganalisis data adalah memverifikasi data yang telah terkumpul didalam data yang telah masuk dengan memeriksa kembali secara teliti yang relevansi dengan yang diteliti.

Menurut Miles dan Huberman ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu :

a. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan- catatan lapangan tertulis.50 Reduksi data dilakukan setelah mengumpulkan berbagai data mentah, baik itu hasil wawancara, observasi ataupun dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan cara memilah atau mengelompokkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi sesuai dengan rumusan

49Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 196.

50Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.

129.

masalah yang telah dibuat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah memahami berbagai data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan.

b. Model Data (Data Display)

Langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Kita mendefinisikan “model” sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.51 Setelah mengelompokkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, berikutnya peneliti mendeskripsikan data-data yang telah dikelompokkan berdasarkan rumusan masalah dan menyusunnya agar menjadi kalimat yang baik dan mudah difahami serta memadukannya dengan berbagai teori tentang pendidikan penguatan karakter religius.

c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan atau verifikasi kesimpulan.52 Setelah mengelompokkan dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh serta menganalisis data-data tersebut, maka langkah terahir yang peneliti lakukan adalah mengambil kesimpulan dari paparan data dan pembahasan yang telah dibuat sebelumnya.

51Ibid, hlm. 131.

52Ibid ,hlm. 133.

7. Pengecekan Keabsahan Data.

Untuk mendapatkan reabilitas dan validitas data, maka peneliti melakukan beberapa tehnik pemeriksaan terkait dengan pengumpulan data yang telah didapatkan. Untuk memperoleh temuan-temuan dan informasi yang absah, adapun teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketekunan pengamatan dan triangulasi.

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan pengamatan secara lebih cermat, hal ini dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi yang berkaitan dengan temuan yang diteliti53. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti telah mencari referensi yang berkaitan dengan peguatan karakter religius remaja agar wawasan peneliti lebih luas sehingga peneliti mampu mencermati berbagai permasalahan secara lebih mendalam terkait dengan penelitian yang dilakukan. Dalam pengamatan ini, peneliti lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan serta memahami berbagai teori dari beberapa referensi untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

H.Sistimatika Pembahasan

Pembahasan suatu permasalahan hendaknya didasari oleh kerangka berfikir yang jelas dan teratur, penelitian ini disusun kedalam empat BAB pembahasan sebagai acuan dalam berfikir secara sistematis. Adapun rancangan sistimatika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

53 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,,., hlm. 370.

Bab I Pendahuluan yang merupakan gambaran umum isi penelitian yang terdiri dari; latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Kajian pustaka,membahas tentang tinjauan Karakter Religiusitas dan Wisata Metodologi penelitian, membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan data

Bab II Laporan hasil penelitian dan analisa data, merupakan pemaparan data mengenai profil lokasi penelitian, deskripsi subjek penelitan, bentuk-bentuk kegiatan, metode pendidikan penguatan karakter religius remaja, dan analisis data.

Bab III Pembahasan, yakni diskusi hasil penelitian tentang penguatan karakter religius remaja di desa wisata.

Bab IV Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

Pada bab ini penulis menguraikan temuan data yang diperoleh di lapangan yang terjadi sebagaimana biasanya tanpa campur tangan peneliti. Adapun data yang diperoleh melalui teknis pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan terlebih dahulu diolah dan dikaitkan dengan fenomena yang terjadi di lapangan lalu diuraikan dalam bab ini. Data-data tersebut dikaitkan secara keseluruhan yang menyangkut dengan data yang dibutuhkan pada masing-masing sub pokok bahasan. Adapun temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan hasil temuan yang sedang berlangsung di tengah lapangan sebelum dikaitkan dengan teori pada bab selanjutnya. Temuan yang didapatkan di lapangan oleh peneliti untuk lebih jelasnya diuraikana sebagai berikut.

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis

Desa Kembang Kuning merupakan wilayahnya terdiri dari dataran tinggi dengan ketinggian dari permukaan laut antara 600/800 mdl. Dengan curah Hujan 3.000 Mm, suhu rata-rata harian 25 C. yang berbatasan dengan Sebelah Utara Desa Jeruk Manis, Sebelah Selatan Desa Kotaraja, Sebelah Timur Desa Lendang Nangka Utara dan Desa Jurit Baru, Sebelah Barat Desa Tetebatu dan Desa Tetebatu selatan. Kebanyakan aktifitas masyarakatnya

42

bertani, berdagang, buruh, mengelola home stay (rumah inap), dan wiraswasta.

Hal ini karena daerah Desa Kembang Kuning memiliki banyak pegunungan, persawahan, perkebunan yang cukup luas dan tempat-tempat wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat Desa Kembang Kuning merupakan desa yang subur seperti desa tetangganya. Desa Kembang Kuning memiliki banyak sumber mata air baik yang datang dari pegunungan maupun dari pinggir kali yang banyak memancar dan dimanfaatkan sebagai sumber air minum oleh masyarakat setempat54.

Sementara luas wilayah desa ini adalah : 218 HA, Desa Kembang Kuning merupakan pemekaran dari Desa Tete Batu Kecamatan Sikur dan terus berkembang sehingga menjadi pemekaran lagi menjadi 2 desa yaitu Desa Jeruk Manis di sebelah utara Desa Kembang Kuning.

Desa ini mempunyai areal persawahan dengan jumlah yang luas 167,40 HA, ditambah dengan luas lahan perkebunan, 21,00 HA.

Wiraswasta, bertani dan berternak yang menjadi mata pencaharian unggulan masyarakat Desa Kembang Kuning, namun ada juga yang mencari pekerjaan yang lain seperti mengelola tempat wisata, home stay dan banyak juga yang berprofesi sebagai guaid di desa tersebut.

Desa Kembang Kuning terdiri dari tiga dusun yakni dusun Kembang Kuning yang berada di tengah yang dipimpin oleh Saliman sebagai kepala

54 Dokumentasi, Buku Profil Desa, Kembang Kuning, 28 April 2018.

dusun. Benteng, yang berada di sebelah selatan dusun Kembang Kuning yang dipimpin oleh Supar sebagai kepala dusun, dan Dusun Benteng Daya (Utara) yang berada di Utara Dusun Kembang Kuning yang dipimpin oleh Hamdan sebagai kepala dusunnya.55

Adapun yang menarik untuk diteliti di desa ini adalah kegiatan- kegiatan religius atau keagamaan yang masih kental dan masih dipertahankan sampai sekarang. Desa Kembang Kuning tempat penelitian ini jaraknya dengan kantor pemerintah kabupaten Lombok Timur yang bertempat di Selong yaitu 24 km dari pusat pemerintah. Jalur ke Desa Kembang Kuning bisa ditempuh dengan kendaraan umum atau pribadi kurang lebih 1 jam. Adapun jarak desa ini dengan pemerintah kecamatan Sikur yakni, 14 km bisa ditempuh dengan semua jenis kendaraan seperti Mobil, Motor, Sepeda, dan Cidomo.

2. Keadaan Umum Demografis

Keadaan Desa Kembang Kuning terus mengalami perubahan pesat dari berbagai aspek, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya bahkan dari secara politik edukatif. Hal ini diakibatkan karena adanya perkembangan masyarakat cenderung menginginkan kemajuan. Perkembangan penduduk terus mengalami perubahan dan peningkatan, baik disebabkan tingginya angka kelahiran daripada kematian dan makin banyaknya pendatang dari daerah lain.

55 Dokumentasi, Buku Profil Desa, Kembang Kuning, 28 April 2018.

45 Sedangkan keadaan penduduk Desa Kembang Kuning ditinjau dari beberapa segi yakni:

1. Jenis kelamin

Menurut sumber data yang ada di kantor Desa Kembang Kuning bahwa perempuan lebih banyak daripada laki-laki, dalam hal ini tentu akan menjadi suatu perebedaan perasaan, watak fikiran, serta tingkah laku dan lain sebaginya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel:

TABEL 2.1

Data Jumlah Penduduk Desa Kembang Kuning tahun 201856

NO DUSUN KK L P JUMLAH

1. Kembang

Kuning 180 270 262 712 2. Benteng Daya 186 270 275 731 3. Benteng 177 262 280 719

4. Jumlah 543 802 817 2.162

56 Dokumentasi,Buku Profil Desa. Kembang Kuning, 25 April 2018.

Untuk Tahun 2018 Jumlah Remaja Dalam Desa Kembang Kuning Yakni Sebagai Berikut;

TABEL 2.2

Data Jumlah Remaja Dalam Desa Kembang Kuning Tahun 201857

No Dusun LK PR JUMLAH

1 Benteng Utara 43 21 64

2 Benteng 36 40 76

3 Kembang Kuning 50 25 75

4 Jumlah 129 86 215

Sebagaimana yang diketahui bahwa desa kembang kuning dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai mancan Negara setiap tahunnya sebagaimana yang dilihat pada tabel berikut;

TABEL 2.3

Tabel Jumlah Wisatawan Desa Kembang Kuning No Tahun Jumlah Wisatawan

1 2015 246.465

2 2016 183.284

3 2017 191.836

4 2018 208.115

57 Dokumentasi, Buku Profil Desa, Kembang Kuning, 07 Januari 2019.

Dari data di atas dapat dilihat jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa kembag kuning 2015-2018 mengalami penurunan dan peningkatan. Penurunan terjadi pada tahun 2016. Sedangkan peningkatan terjadi pada tahun 2017-2018

2. Pendidikan

Masyarakat di Desa Kembang Kuning terdiri dari orang-orang yang berpendidikan rendah, menengah dan tinggi. Hal ini menyebabkan perbedaan wawasan keilmuan serta berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dan remaja dalam penyetaraan perubahan yang bervariasi pula.

3. Pekerjaan dan Mata Pencaharian

Bila dikaitkan dengan aktivitas masyarakat Desa Kembang Kuning masing-masing pada umumnya setiap manusia atau masyarakat di pengaruhi oleh banyaknya sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) sekitarnya, sehingga bila kita tinjau dari segi pekerjaan masyarakat Desa Kembang Kuning sebagian besar bertani, bercocok tanam, berdagang, mengelola home stay, guaid, buruh dan wiraswasta, sebagaimana yang dikatakan oleh Lalu Sujian “pekerjaan dan mata pencaharian masyarakat sangat beragam, diantaranya menjadi TKI, tani,

buruh tani, perdagangan, wiraswasta, pemandu wisata dan pengelolaan home stay”58. Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi bahwa:

Keadaan alam yang sangat indah dan alami serta tanah dan air yang sangat subur mengarahkan sebagian besar aktivitas masyarakat Desa Kembang Kuning pada bidang pertanian, peternakan, pengelolaan wisata dan home stay serta berbagai bidang lainnya. Selain itu, tanah dataran tingginya dipergunakan untuk lahan pertanian seperti padi, jagung, umbi-umbian, kacang, dan lain sebagainya. Sedangkan lahan yang terletak di dataran yang tidak bisa dijangkau oleh irigasi setempat dan hanya menggunakan air hujan yang komunitasnya seperti kopi, pisang, kelapa, coklat, rambutan, dan lain sebagainya.59

TABEL 2.4

Data Pekerjaan Masyarakat Desa Kembang Kuning60, No Jenis

Pekerjaan L P JUMLAH

1 TKI 241 79 320

2 Bertani 148 21 169

3 Buruh Tani 296 111 407

4 Pedagang 34 6 40

5 Wiraswasta 15 16 31

6 Guaid 90 30 120

7 Pengelola

Home Stay 15 - 15

8 Jumlah 839 263 1102

58 Lalu Sujian, Wawancara, Kepala Desa, Kembang Kuning, 25 April 2018.

59 Observasi, Masyarakat, Kembang Kuning, 29 April 2018.

60 Dokumentasi, Buku Profil Desa, Kembang Kuning, 07 Januari 2019.

Dari paparan data di atas menunjukan bahwa pekerjaan dan mata pencaharian masyarakat Desa Kembang Kuning sangat beragam, diantaranya pertanian, TKI, buruh tani, perdagangan, wiraswasta, pemandu wisata dan pengelolaan home stay.

4. Agama

Agama merupakan ajaran yang mengatur kehidupan manusia dengan hukum dan sebagai keyakinan yang menjadi bagian dari inti sistem nilai yang ada dalam kebudayaan pada masyarakat yang bersangkutan dan menjadi pendorong atau penggerak bagi anggota masyarakat untuk tetap berjalan sesuai dengan ajaran agama dan kebudayaan yang dianutnya. Agama mempersatukan pemeluknya menjadi suatu komunitas moral yang tunggal, agama juga merupakan suatu bentuk kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Bahkan keramahan para masyarakat membuat para wisatawan yang berkunjung semakin betah dan rindu untuk berkunjung ke desa tersebut, sampai ada juga para wisatawan yang memiliki tanah di Desa tersebut dan dipercayakan kepada masyarakat setempat untuk mengelolanya.

5. Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Kembang Kuning bisa tergolong baik, hal itu disebabkan karena lahan pertanian dan sumber air untuk irigasi masih dibilang cukup untuk mengairi lahan pertanian yang ada di desa tersebut. Sumber mata air yang cukup untuk irigasi pertanian dan

kebutuhan hidup masyarakat masih bisa terpenuhi dan mencukupi, sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala Desa Kembang Kuning sebagai berikut.

Dilihat dari segi ekonomi, masyarakat Kembang Kuning mayoritas bekerja dalam bidang pertanian, sampai sejauh ini dilihat semuanya berkecukupan walupun sebagian dari masyarakat yang tidak mempunyai lahan untuk bercocok tanam tapi mereka masih bisa bekerja di lahan masyarakat yang mempunyai lahan banyak, mereka saling bagi hasil, dan saat ini Desa Kembang Kuning belum ditemukan anak-anak yang busung lapar atau gizi buruk.61

Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi masyarakat Desa Kembang Kuning menunjukkan bahwa “masyarakat pada umumnya mampu dalam bidang eknomi yang bersumber dari pertanian, perkebunan, pengelolaan wisata, dan berbagai usaha lainnya”.62

Demikian strata masyarakat Desa Kembang Kuning semoga bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pada umumnya masyarakat yang ada di Desa Kembang Kuning dalam melakukan kegiatan pendidikan penguatan karakter religius remaja di Desa Kembang Kuning.

3. Kondisi Ekonomi

Walaupun areal pertanian baik sawah maupun kebun di wilayah Desa Kembang Kuning sudah berkembang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat penggunaan lahan untuk pembangunan, namun masih merupakan desa unggulan lebih-lebih tahun ini dimana para petani secara terus menerus berusaha meningkatkan hasil pertaniannya dengan mengikuti

61 Lalu Sujian, Wawancara, Kepala Desa, Kembang Kuning, 25 April 2018.

62 Observasi, Pekerjaan Masyarakat, Kembang Kuning, 25 April 2018.

penyuluhan dan latihan-latihan serta penggunaan bibit unggul dan sarana- sarana lainnya. Disamping itu pula penggunaan pupuk organik sangat membantu para petani untuk memperoleh yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Sektor perdagangan dan jasa cukup berpotensi mengangkat perekonomian di Desa Kembang Kuning telah didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Usaha penyewaan penginapan (home stay) banyak juga dilakukan oleh masyarakat setempat yang disewakan kepada tamu dari luar negri yang berkunjung sebagai wisatawan.

4. Fasilitas Umum

Adapun fasilitas umum yang ada di Desa Kembang Kuning khususnya dalam bidang pendidikan, pemerintah telah menyiapkan 1 buah Madrasah Ibtida’iyah (MI), 1 buah Sekolah Dasar (SD), 1 buah Madrasah Tsanawiyah (MTs). Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.

1. Sarana Peribadahan

a. Desa Kembang Kuning memiliki dua buah masjid yang digunakan sebagai tempat kegiatan keagamaan seperti sholat, sholat jum’at, pengajian dan acara kegiatan ibadah lainya.

b. Desa Kembang Kuning memiliki lima buah Musholla, yang dimana Musholla ini kebanyakan digunakan sebagai tempat TPQ oleh

masyarakat setempat dan ada pula Musholla yang hanya ditempati untuk sholat lima waktu oleh masyarakat setempat63.

2. Sarana Pendidikan

1. Desa Kembang Kuning memiliki satu buah Madrasah Tsanawiyah yang berada di Dusun Benteng Utara. Dan masih memiliki murid yang mencukupi untuk melakukan belajar mengajar di sekolah tersebut.

2. Desa Kembang Kuning memiliki Sekolah Dasar yang letaknya di Dusun Kembang Kuning sekolah ini masih berfungsi sebagaimana sekolah lainnya.

3. Sekolah Madrasah Ibtida’iyah ini berada di Dusun Benteng Utara yang satu atap dengan Madarsah Tsnawiyah. Sekolah ini juga masih terlihat berfungsi sebagaimana biasanya. Sedangkan sarana pendidikan untuk SMA/MA pemeintah belum menyiapkan sarana pendidikan tersebut.

3. Sarana Kesehatan

a. Puskesdes, sarana kesehatan ini berada di Dusun Kembang Kuning yang letaknya tidak jauh dengan kantor Desa Kembang Kuning.

b. Posyiandu, terletak di Dusun Kembang Kuning tepatnya disamping kantor desa sarana tempat kesehatan ini masih berfungsi setiap satu bulan sekali64.

63 Dokumentasi, Profil Desa, Kembang Kuning, 25 April 2018.

Desa kembang kuning memiliki sarana umum yang memadai mulai dari sarana kesehatan, pendidikan dan peribadahan. Sarana tersebut dapat menunjang terlaksananya kegiatan atau program yang diadakan oleh pemerintah setempat dalam membina para remaja maupun masyarakat setempat.

B. Bentuk-bentuk Kegiatan Keagamaan di Desa Kembang Kuning

Setiap dusun memiliki suatu kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan tidak lain untuk menghidupkan suasan keagamaan masyarakat supaya bisa memberikan dampak yang positif bagi masyarakat tersebut, yakni mampu memberikan dan mampu membantu pemerintah dalam memaksimalkan pendidikan di luar lingkungan sekolah.

Sebagian masyarakat dibeberapa tempat menjadikan suatu kegiatan pendidikan menjadi budaya yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya di Desa Kembang Kuning. Para pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh remaja dan tokoh agama mengadakan berbagai kegiatan keagamaan di dalam Desa, seperti berzanji/selakaran, pengajian, khiziban, kegiatan untuk PHBI dan adapun kegiatan yang besifat umum seperti olahraga yang dilakukan tiga kali seminggu dan Natur School ( sekolah alam) yang banyak diiukti oleh remaja setempat. Untuk lebih jelasnya kegiatan-kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:

64 Observasi,Sarana Kesehatan, Kembang Kuning, 29 April 2018.

1. Selakaran/ Berzanji

Kegiatan selakaran atau berzanji merupakan kegiatan mingguan yang dilakukan oleh remaja dan orang tua di rumah masyarakat secara bergantian.

Kegiatan ini berawal dari adanya hajatan masyarakat dalam rangka menyambung silaturahim sebagaimana yang dijelaskan oleh ketua kegiatan berzanji yang menyatakan bahwa:

Kegiatan berzanji ini memang sudah ada sejak lama ada yakni sejak tahun 1982 dimana pada masa itu hanya dilakukan pada saat ada hajatan orang pergi haji, khitan, dan kalau ada anak yang baru lahir.

Berhubung orang-orang yang bisa dan pandai membaca kitab berzanji ini kebanyakan ada yang sudah tua dan ada juga yang sudah meninggal. kita khawatirkan kepada generasi berikutnya, bukan saja generasi berikutnya tidak bisa mengenal kegiatan ini bahkan mereka tidak tahu menahu sama sekali tentang kegiatan ini. Maka kita mengumpulkan tokoh agama, masyarakat dan pemuda untuk musyawarah agar rutin melakukan kegiatan berzanji.65

Tradisi selakaran ini sangat berdampak positif bagi masyarakat dan remaja setempat, sehingga kegiatan ini bisa dijadikan tempat untuk penguatan karakter religius remaja. Kegiatan ini dilakukan dengan cara dikomando oleh ketua yang ditunjuk untuk membaca dan melantunkan sya’ir-sya’ir pujian yang tertuju kepada Allah dan Rasulullah serta sahabat-sahabat beliau, kemudian setelah pemimpin mulai membaca lalu diikuti oleh jama’ah secara bersamaan, setelah selesai kegiatan itu dan para jamaah disuguhkan makanan seadanya. Sambil menikmati makanan itu para tokoh agama menyampaikan beberapa kalimat sebagai siraman rohani bagi para jama’ah khususnya para

65 Fatra, Wawancara, Ketua Berzanji, Kembang Kuning, 28 April 2018.

Dokumen terkait