• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran dan Strategi Pertumbuhan Ekonomi

Dalam dokumen Visi Indonesia Emas 2045 pdf (Halaman 59-62)

Setelah program stabilisasi ekonomi pada tahun 1966, pembangunan nasional dilakukan secara bertahap dengan prioritas pada pembangunan ekonomi. Kebijakan fiskal yang didasarkan pada anggaran yang berimbang dan pengendalian moneter mampu menurunkan laju inflasi yang mencapai 650 persen menjadi sekitar 12 persen pada tahun 1967. Dimulai dengan program rehabilitasi dan rekonstruksi, pembangunan ekonomi secara bertahap meningkat. Harga minyak yang naik tinggi sejak awal tahun 1970 selanjutnya meningkatkan kemampuan Indonesia untuk membangun di berbagai bidang termasuk pangan dan pertanian. Pada tahun 1984, Indonesia mampu melaksanakan swasembada beras dari negara pengimpor beras terbesar pada dasawarsa 1960-an.

Turunnya harga minyak mentah awal dasawarsa 1980-an menuntut Indonesia melakukan reformasi untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada migas. Langkah deregulasi dan debirokratisasi yang dilakukan telah berhasil mendorong kembali ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat menjadi 2,5 persen pada tahun 1985 kembali meningkat menjadi 5,9 persen pada tahun 1986. Kinerja ekonomi yang meningkat tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu Asian miracle. Indonesia menjadi negara industri meski dalam tahap awal. Peranan sektor industri pengolahan pada tahun 1997 meningkat menjadi

26,8 persen dari 9,3 persen pada awal dasawarsa 70an. Tingkat kemiskinan pada awal tahun 1970-an yang mencapai sekitar 70 persen dapat diturunkan menjadi sekitar 11,3 persen pada tahun 1996.

Pasca krisis moneter tahun 1997/1998 yang mengakibatkan kontraksi besar pada perekonomian Indonesia, reformasi ekonomi dilakukan dalam iklim demokrasi dan desentralisasi. Meningkatnya harga komoditi dunia sejak tahun 2004 hingga tahun 2012 mendorong ekonomi kembali tumbuh rata-rata sekitar 6 persen per tahun. Di tengah ekonomi dunia yang tidak pasti, ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir dapat tumbuh dengan rata-rata 5,5 persen per tahun, relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Permintaan domestik yang cukup kuat menjadi sumber kekuatan ekonomi Indonesia untuk tetap tumbuh tinggi.

Ke depan, Indonesia berpotensi mendorong pertumbuhan ekonominya dan menjadi negara berpendapatan tinggi (keluar dari middle income trap). Pemanfaatan sumber daya alam secara keberlanjutan, ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, serta peningkatan produktivitas dan daya saing akan menjadi modal dasar bagi perekonomian Indonesia untuk terus tumbuh dan maju dalam jangka panjang.

Sasaran pembangunan ekonomi tahun 2045 adalah terwujudnya ekonomi Indonesia yang inovatif, modern dan sejahtera sebagai landasan bagi Indonesia untuk menjadi barometer dan penggerak ekonomi dunia serta menjadi negara yang berpengaruh di kawasan Asia-Pasifik dan

dunia. Ekonomi Indonesia rata-rata mampu tumbuh sebesar 5,7 persen per tahun (skenario pertumbuhan tinggi) selama kurun waktu 2016 – 2045 dengan skenario dasar (baseline scenario) sebesar 5,1 persen per tahun.

Pembangunan ekonomi Indonesia melewati 3 (Tiga) Tahap, yaitu: (i) tahap penguatan struktur ekonomi (2016-2025); (ii) tahap percepatan pertumbuhan berbasis inovasi (2026-2035); serta (iii) tahap modernisasi ekonomi berbasis kualitas (2036-2045). Tahapan pembangunan ekonomi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Pertumbuhan ekonomi pada tahap 1 dan 2 dari sisi pengeluaran akan didorong oleh Investasi dan ekspor dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 dan 6,1 persen per tahun. Selama periode 2016 – 2020 dilakukan penguatan landasan untuk investasi dan ekspor

agar dalam lima tahun berikutnya pertumbuhan ekspor dan investasi dapat didorong lebih tinggi.

Investasi akan tumbuh dengan laju tertinggi pada periode 2026 – 2030 seiring dengan upaya untuk perkuatan industri. Sementara laju ekspor tertinggi akan terjadi pada periode 2031-2035 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,9 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi sisi pengeluaran komponen penting dapat dilihat pada Grafik 4 - 1.

Grafik 4-1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran Beberapa Komponen Penting

Pertumbuhan Ekonomi pada tahap 3 diperkirakan lebih lambat dari tahap 1 dan 2 yaitu rata-rata sebesar 5,5 persen per tahun seiring dengan proses penyeimbangan struktur ekonomi (rebalancing). Pada tahap ini konsumsi akan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,3 persen per tahun. Tingkat keterbukaan perdagangan meningkat menjadi sebesar 56,5 persen PDB pada tahun 2045 dengan lebih terintegrasinya ekonomi Indonesia pada

ekonomi global. Peranan investasi terhadap PDB meningkat menjadi 38,1 persen pada tahun 2045.

Proses modernisasi ekonomi dalam tahap ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas hidup dan modernisasi ekonomi yang berkelanjutan menjadi titik berat pembangunan ekonomi dalam tahap 3. Peranan beberapa komponen PDB Pengeluaran dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Grafik 4-2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi Beberapa Sektor Penting

Peranan thd PDB 2020 2025 2030 2035 2040 2045

Investasi 32,3 34,1 35,5 36,4 37,0 38,1

Ekspor 20,2 20,6 22,0 23,8 25,8 27,5

Impor 19,4 20,2 21,7 23,5 25,0 26,5

Di sisi produksi, sektor manufaktur akan didorong dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,3 persen per tahun sehingga peranan sektor manufaktur terhadap PDB meningkat menjadi 26,0 persen pada tahun 2045.

Percepatan pertumbuhan industri manufaktur mulai terjadi pada periode 2020 - 2025, yang terus meningkat dan mencapai titik puncaknya pada periode 2026-2035 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,8 persen per tahun. Selanjutnya, pertumbuhan industri manufaktur tetap dijaga di atas pertumbuhan ekonomi sampai dengan tahun 2045.

Peranan sektor jasa terhadap perekonomian meningkat menjadi 61,6 persen pada tahun 2045. Pertumbuhan sektor jasa rata-rata 6,3 persen per tahun pada Tahap 1, kemudian meningkat pada Tahap 2 menjadi rata-rata 7,3 persen per tahun. Pada Tahap 3, pertumbuhan sektor jasa diperkirakan melambat sejalan dengan pertumbuhan sektor industri. Beberapa sektor jasa unggulan Indonesia, seperti pariwisata, menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi sisi produksi dan sektor penting serta peranan sektor produksi pada PDB dapat dilihat pada Grafik 4-2 dan Tabel 4.2.

Tabel 4-1 Peranan Komponen PDB Sisi Pengeluaran

Peranan thd PDB 2020 2025 2030 2035 2040 2041-45

Pertanian 13,2 12,3 11,1 9,9 8,6 7,3

Manufaktur 20,8 21,4 22,3 23,4 24,6 26,0

Jasa-jasa 44,7 46,6 49,1 52,5 56,6 61,6

Indonesia akan masuk kelompok negara pendapatan tinggi sekitar tahun 2036. Pada tahun 2036 Indonesia akan ke luar dari middle income trap menjadi negara berpendapatan tinggi. Windows of opportunity dimana jumlah usia produktif relatif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia muda dan lansia

dimanfaatkan sebaik-baiknya. PDB per kapita Indonesia pada tahun 2036 diperkirakan menjadi sekitar USD 13.045, kemudian akan terus meningkat hingga menjadi USD 23.199 pada tahun 2045. PDB per kapita Indonesia sampai tahun 2045 dapat dilihat pada Grafik 4-3.

Tabel 4-2 Peranan Sektor Produksi pada PDB

Grafik 4-3

Dalam dokumen Visi Indonesia Emas 2045 pdf (Halaman 59-62)