• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR DAN SASARAN PATIENT SAFETY

B. Sasaran

Pusat layanan kesehatan termasuk rumah sakit adalah layanan jasa yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Fasyankes adalah tempat yang sangat kompleks

33 yang terdapat berbagai macam obat, tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien selama 24 jam. Berbagai macam pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan risiko yang berakibat terhadap keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan yang didasarkan atas makin meningkatnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau adverse event (Jha et al., 2013).

Adverse event adalah suatu peristiwa yang dapat menyebabkan hal yang tak terduga atau tidak diinginkan sehingga membahayakan keselamatan pengguna alat kesehatan termasuk pasien atau orang lain (Shojania & Van De Mheen, 2020). Klasifikasi adverse event antara lain berupa:

- kejadian nyaris cedera (KNC), - kejadian tidak cedera (KTC) dan

- sentinel (kematian atau cedera). Contoh dari KTD seperti medication error, flebitis, dekubitus, infeksi daerah operasi, dan pasien jatuh dengan cidera.

Gambar 2: Sasaran Patient Safety Sumber: Nanopdf..com

34 WHO (World Health Organitation) tahun 2004 mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara yaitu Amerika, Inggris, Denmark dan Australia dan ditemukan kejadian tidak diharapkan (KTD) dengan rentang 3,2% –16,6% dan angkanya semakin meningkat (Putri et al., 2018). Data tersebut menjadi pemicu di berbagai negara agar melakukan penelitian serta pengembangan sistem keselamatan pasien. Seluruh tindakan medis terhadap pasien pasti memiliki resiko, tentunya seluruh tenaga medis dirumah sakit tidak menginginkan terjadinya hal yang tidak diinginkan untuk terjadi dirumah sakit. Keselamatan pasien harus sangat diperhatikan oleh tenaga medis setiap penanganan yang dilakukan terhadap pasien.

Oleh sebab itu tenaga kesehatan harus memahami apa saja yang harus diperhatikan untuk keselamatan pasien agar dapat diaplikasikan saat menangani pasien. Patient safety adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup:

- pengkajian risiko,

- identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,

- pelaporan dan analisis insiden, dan kemampuan belajar dari suatu keadaan atau kejadian,

- menindak lanjuti suatu kejadian, dan menerapkan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut terjadi kembali (Neri et al., 2018).

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perawat harus memahami 6 sasaran penting keselamatan pasien, 6 sasaran keselamatan pasien tersebut sebagai berikut :

1) Ketepatan identifikasi pasien

Ketepatan identitas pasien merupakan sasaran pertama yang harus diperhatikan pasien untuk mengurangi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan selama dirawat.

Perawat harus memperhatikan apakah identitas pasien sudah benar. Untuk memastikan ketepatan identitas pasien, perawat harus mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yng digunakan oleh pasien. Di samping itu perawat bisa menanyakan langsung kepada pasien/keluarganya mengenai nama pasien, umur pasien dan tempat serta tanggal lahir pasien. Ketepatan identitas pasien wajib diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan maupun pemberian terapi atau prosedur keperawatan (SNARS, 2018).

2) Peningkatan komunikasi yang efektif

Komunikasi sangat penting bagi kelangsungan proses keperawatan. Sebelum perawat menangani pasien, perawat harus mengumpulkan data-data yang dimiliki oleh pasien yang tentunya didapat dari pasien itu sendiri. Jika perawat tidak memiliki komunikasi efektif, perawat tidak bisa memperoleh data objektif pasien.

35 Jika perawat tidak dapat membina hubungan saling percaya terhadap pasien maka pasien pun enggan untuk memberikan masalah nya kepada perawat. Selain itu bila perawat tidak dapat berkomunikasi efektif, perawat tidak bisa mendapat informasi penting. Komunikasi efektif juga dibutuhkan sebagai sarana komunikasi antara perawat dengan tenaga kesehatan lain mengenai sesuatu yang berhubungan dengan pasien. Misalnya data yang perawat dapat dari pasien A adalah B, namun karena perawat tidak dapat mengkomunikasikan dengan benar melalui kolaborasi bersama tenaga medis yang lain, misalnya dokter, farmasi dan ahli gizi, ini dapat berbahaya kepada keselamatan pasien (SNARS, 2018).

3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.

Obat adalah zat kimia yang berbahaya. Obat digunakan untuk membantu proses pemulihan kondisi pasien, membantu mengurangi rasa sakit, pembengkakan, infeksi, lebam dan lain-lain. Maka dari itu perawat harus mengawasi dan mewaspadai pemberian obat. Salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan memperhatikan proses pemberian obat. Ada 30 prinsip pemberian obat yang harus diperhatikan perawat dalam memberikan obat. Prinsip ini sudah sangat berkembang yang awalnya hanya 7 prinsip benar pemberian obat berkembang menjadi 30 prinsip benar pemberian obat. Pengembangan prinsip ini bukan untuk menambah beban kerja perawat, akan tetapi merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat.

Meningkatkan keamanan obat merupakan cara untuk menghindari kesalahan- kesalahan dalam pemberian obat, apabila pasien salah menerima obat maka akan berakibat fatal untuk kesehatan pasien. Umumnya pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh bagian farmasi atau apoteker namun tak jarang ini menjadi tugas perawat diakibatkan oleh minimnya tenaga kesehatan di bidang tersebut (SNARS, 2018).

4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi.

Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran keselamatan pasien agar tidak terjadi kesalahan yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan. Kepastian lokasi, prosedur dan tepat operasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan perawat pertama kali. Misalnya perawat harus mengetahui mana bagian yang harus dioperasi. Jangan sampai terjadi kesalahan yang seharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan, karena kurangnya perhatian perawat mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah terjadi pembedahan diperut sebelah kiri. Di samping itu memperhatikan lokasi operasi bukan hanya diperhatikan oleh perawat, akan tetapi juga oleh tenaga kesehatan lainnya. Kedua, ketepatan prosedur juga sangat penting. Jangan sampai perawat lalai memahami prosedur yang akan dilakukan, yang bisa berakibat buruk pada pasien misalnya pra

36 atau pasca operasi (SNARS, 2018).

5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Fasyankes adalah tempat berkumpulnya sarang penyakit dan tempat pasien berharap pulih, sehat dan bisa beraktivitas sebagaimana semula. Sasaran pengurangan resiko infeksi, infeksi sangat mudah terjadi, mulai dari kelalaian perawat dalam memperhatikan alat-alat yang digunakan hingga menjaga kebersihan diri sebelum menangani pasien. Maka dari itu perawat harus memahami bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat pelayanan kesehatan. Satu cara terbaik adalah memastikan setiap alat kesehatan yang digunakan selalu dalam keadaan bersih dan steril. Yang lebih penting lagi adalah menjaga kebersihan diri serta menggunakan alat pelindung diri sebelum, saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien.

Infeksi nosokomial merupakan contoh nyata akibat keteledoran petugas kesehatan yang bisa berakibat fatal (SNARS, 2018).

6) Pengurangan resiko pasien jatuh

Sasaran patient safety berikutnya yang harus diketahui perawat adalah resiko jatuh.

Pasien bisa jatuh, dari tempat tidur, trolley, di kamar mandi atau pada saat berjalan.

Segala kemungkinan buruk ini harus dipahami oleh perawat. Perawat harus memastikan mampu mengidentifikasi segala kemungkinan risiko keselamatan pasien selama dirawat. Ketika merawat harus memastikan bahwa pasien tidak terjatuh karena hal ini akan mempengaruhi kondisi fisik dari pasien. Di sinilah pentingnya langkah-langkah pencegahan konkrit agar pasien tidak jauh. Perawat bukan hanya dituntut mampu memberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan terhadap pada pasien, tetapi juga pada keluarga pasien. Mereka perlu mengetahui strategi bagaimana agar bisa menjaga pasien, memperhatikan keadaan pasien dan selalu mendampingi pasien dengan segala aktivitasnya. Di samping perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan menggunakan segala alat dan instrument yang ada kaitanya dengan patien safety (SNARS, 2018).

Dalam dokumen PATIENT SAFETY IN CRITICAL CARE 2022 (Halaman 33-37)