• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah di Selenggarakannya Pendidikan Inklusi di SD Dua

BAB IV DESKRIPSI DATA

1. Sejarah di Selenggarakannya Pendidikan Inklusi di SD Dua

SD Dua Mei Ciputat merupakan sekolah swasta yang didirikan oleh Yayasan Dua Mei. Yayasan Dua Mei sebagai lembaga pendidikan dalam kegiatan pendidikannya dihadapkan kepada hal-hal yang perlu dikomunikasikan, yaitu kegiatan dan usahanya seperti program sekolah, siswa, tenaga pengajar, fasilitas dan hasil pembelajaran. Hal tersebut sangat diperlukan bagi pihak-pihak terkait dengan yaysan pendidikan dua Mei.

Yayasan Dua Mei berdiri pada tanggal 7 Agustus 1985 dengan akta Notaris Ny. Sumardilah Oriana Roosdilan, SH No. 26. Dan pada tanggal 7 Agustus 1999 yayasan pendidikan Dua Mei melakukan penyempurnaan organisasi secara keseluruhan di depan notaries Marthim Aliunir, SH. Cita-cita luhur pendirian yayasan yaitu berperan serta pemerintah dalam meningkatkan kecerdasan bangsa dengan membina dan mengembangkan pendidikan dalam arti seluas-luasnya.

Yayasan berupaya membentuk masyarakat yang berilmu, dan bertaqwa kepada Allah Swt, serta cinta bangsa dan Negara.

Tujuan yayasan pendidikan Dua Mei yaitu menyelenggarakan pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kualitas generasi muda yang berilmu pengetahuan, berwawasan luas, memiliki kepribadian dan mental spiritual yang tinggi, bersama-sama pemerintah mencerdaskan bangsa di bidang pendidikan sosial dan budaya. Pendirian Yayasan Dua Mei diawali dengan peresmian sekolah Taman Kanak-kanak sebagai

cikal bakal jenjang sekolah berikutnya. Kemudian dilanjut mendirikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sekolah unggulan yang handal dalam mencerdaskan anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang dan siap menghadapi era globalisasi.

SDS Dua Mei Ciputat didirikan tahun 1987 dan dipimpin oleh Ny. Yayah Rokayah (1987-1993), dilanjutkan oleh Ny. Yoyoh (1993- 1996), Yeyen Khaerudin, S.Pd (1993-2007), Sri Mulyani, S.Pd (2007- 2015) dan kemudian sekarang dipimpin oleh Siti Badriyah M.Pd.I (2015-Sekarang). SDS Dua Mei Ciputat terakreditasi A pada Tanggal 22 November 2017. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, SDS Dua Mei Ciputat menjadi sasaran saat adanya peraturan pertamakali dicetuskannya model kurikulum 2013. Dari kelas satu hingga kelas enam sudah menyeluruh menggunakan kurikulum 2013.

Sebutan mereka adalah SDS (Sekolah Dasar Swasta), Sekolah SD Dua Mei Ciputat adalah sekolah swasta dan mereka menyebutnya dengan nama SDS Dua Mei Ciputat.

SDS Dua Mei Ciputat juga menjalankan peraturan pemerintah tentang adanya sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah regular (biasa) yang menerima ABK dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa kebutuhan khusus (ATBK) dan ABK melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya Dimana Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ikut belajar bersama anak-anak normal lainnya, dengan didampingi guru shadow. Setiap satu kelas terdapat maksimal dua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ikut belajar dengan didampingi satu orang guru shadow setiap kelas masing-masing.

Dari hasil wawancara dengan ibu Kepala Sekolah SDS Dua Mei Ciputat pada tanggal 23 bulan 05 Tahun 2018 pukul 11. 38 terkait dengan sejarah berdirinya pendidikan SDS Dua Mei Ciputat beliau mengatakan

“Bahwasanya sekolah SDS Dua Mei Ciputat tidak langsung membuka sekolah tersebut berprogram inklusi, yayasan mendirikan sekolah SD itu karna dia punya putra, punya anak yang berkebutuhan khusus, makanya dia mendirikan sekolah sendiri. Awal ikhwalnya pencetus nya lah karna punya Aini tapi gak langsung sekolah inklusi, tapi dia udah sekolah di reguler seperti sekolah umum bukan sekolah SLB . cuman sekolah SD dua Mei itu sampai sekarang secara yuridis belum ada izin untuk inklusinya.baru defaktonya aja. Itu yang tahun lalu sempat baru pembicaraan aja antara yayasan sama saya , buk Siti kayaknya ada baiknya diurus aja biar tercatat resmi bahwa SD Dua Mei itu sekolah inklusi padahal udah belasan tahun kita menjalankan, tapi belum tercatat resmi secara kedinasan.

Jadi sebenarnya kalau dari kedinasan kita ini sekolah umum, sekolah biasa jadi intinya belum izin resmi bahwa kita itu menerima anak berkebutuhan khusus. Tapi kan dalam perundang- undangan setiap anak itu berhak mendapatkan pendidikan kan?

Kita gag boleh menolak anak- anak yang berbeda, kita gag boleh tolak kita harus terima itu, Itu karena acuan kita. Kenapa mesti harus diurus? Nah sebenarnya dengan diurus tercatat resmi kita akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Itu tujuannya, salah satunya sayang kalau pemerintah tidak tahu nih kalau SD Dua Mei itu menerima anak berkebutuhan khusus, mestinya kan kita dibantu di subsidi di lengkapi segala macam sarana prasarananya.

Dari zaman dahulu juga masih adem ayem aja sampai sekarang ya udah, saya juga cumn fokus apa yang ada didepan mata. Kalau secara dinas kota, provinsi secara resmi belum mendapat izin ini sekolah inklusi. Intinya sih bukan izin tapi dapat SK kalau sekolah sudah dapat izin konvesional. Ga boleh ni menerima.

sebenarnya yang kita yang rugi, kalau tidak tercatat resmi kita tidak dapat bantuan, ya tahu kan kalau dapat bantuan buat gurunya, buat sarana, apa segala- galanya. Ibu sih belum berfikir kesana, makanya masih kalau ulangan itu dianggap anak reguler padahal mah anak berkebutuhan khusus. Alhamdulillah sih mereka sudah bisa baca, jadi ya tidak masalah. Toh juga anak

berekebutuhan khusus kan pintar, anak reguler aja juga banyak yang oneng.1

Dari penjelasan diatas berarti sekolah tersebut tidak mengikuti apa yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggara Pendidikan Bab XIII Pendirian Satuan Pendidikan Pasal 182 ayat (1) dan (5) yaitu sebagai berikut:

1. Pendirian program atau satuan pendidikan, pendidikan anak usia dini formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi wajib memperoleh izin pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

5. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk satuan pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diberikan oleh Gubernur.

Penjelasan dari wawancara diatas juga menunjukkan bahwa kepala sekolah menyadari adanya kerugian dari sisi penerimaan dana dan perhatian pemerintah terhadap sekolah SD Dua Mei Ciputat.

Karena sekolah inklusif yang sudah mendaftarkan diri ke pemerintah, akan mendapatkan dana atau berupa bantuan untuk sekolah tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/

atau bakat istimewa pasal 11 yaitu:

1. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif berhak memperoleh bantuan profesional sesuai dengan kebutuhan dan pemerintah kabupaten/ kota.

1 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah, Ciputat, 23 Mei 2018

2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat dapat memberikan bantuan profesional kepada satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif.

3. Bantuan profesional sebagai dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan melalui kelompok kerja pendidikan inklusif, kelompok kerja organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga mitra terkait, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

4. Jenis dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:

a. Bantuan profesional perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.

b. Bantuan profesional dalam penerimaan, identifikasi dan asesmen, prevensi, intervensi, kompensatoris dan layanan advokasi peserta didik.

c. Bantuan profesional dalam melakukan modifikasi kurikulum, program pendidikan individual, pembelajaran, penilaian, media, dan sumber belajar, serta sarana dan prasarana yang asesibel.

5. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif dapat bekerjasama dan membangun jaringan dengan satuan pendidikan khusus, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga rehabilitasi, rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat, klinik terapi, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan pengamatan ketika mengikuti kegiatan PPKT di SD Dua Mei Ciputat yang berlangsung selama 2 bulan lamanya terlihat bahwasanya memang sekolah tersebut secara umum sudah terakreditasi A dan itu sudah sangat baik. Namun kebutuhan sarana prasarana untuk anak

berkebutuhan khusus masih kurang memadai contohnya, belum adanya ruangan untuk bimbingan konsultasi atau bahkan guru yang ahli dalam psikologi yang benar- benar menangani anak berkebutuhan khusus.

juga belum adanya tim yang menangani bagian inklusif,

Dari beberapa analisis dan hasil observasi diatas maka peneliti menyimpulkan bahwasanya sekolah SD Dua Mei Ciputat masih kurang memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan untuk peserta didik seperti ruang konsultasi, dan tim khusus yang menangani program pendidikan inklusif. Itu disebabkan karena sekolah SD Dua Mei belum mengajukan ke pemerintah bahwa sekolah tersebut menyelenggarakan program inklusif.

2. Daftar anak berkebutuhan khusus di sekolah SD Dua Mei Ciputat.

No Nama kelas Keadaan yang dialami

1 Altai Zeno Utomo II Autisme

2 M. Raffi Naufal II ADD Asperger

3 Darys Muhammad

Ryhan III Autisme

4 Rakha Rusli

Nandana IV Autisme

5 Kaylendra IV Autisme, kesulitan belajar 6 Allysa Faradiba

Kirana IV Cerebal Palsy

7 Raditya

Anggalarang V Slowliner

8 Rasya Darma

Indano V Autisme

9 Lesty II Tunarungu 10 Fable Rizkie

Mauludy VI Slowliner

11 Royan V ADHD (Attention deficit

hyperactive disorder)

3. Visi, Misi, dan tujuan SD Dua Mei Ciputat a. Visi SD Dua Mei Ciputat

“Terciptanya Peserta didik yang berkualitas, kompetitif, dan berakhlak mulia”.

b. Misi SD Dua Mei Ciputat

1) Mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik 2) Mengembangkan nilai-nilai agama dan budaya peserta didik 3) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

4) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lingkungan

5) Meningkatkan mutu pendidikan tanpa membeda-bedakan peserta didik.

c. Tujuan SD Dua Mei Ciputat 1) Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi mnausia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2) Tujuan Sekolah

Mengacu kepada tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar, visi dan misi sekolah, maka tujuan SD Dua Mei Ciputat adalah sebagai berikut:

a) Terwujudnya peserta didik yang berkualitas dan kompetititf b) Terbinanya peserta didik yang berkepribadian, berakhlak

mulia dan berbudaya

c) Meraih prestasi akademik maupun non akademik d) Menjadi sekolah yang diminati mesyarakat.

e) Terwujudnya pendidikan tanpa membeda-bedakan sesuai dengan UUD yang menyatakan “Setiap Warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”.

4. Pendidik dan Kependidikannya a) Data Pendidik /Kependidikan

NO NAMA GURU L/P PENDIDIKAN TMT

IJAZAH TAHUN TINGKAT JURUSAN PERTAMA 1 Siti Badriyah, M.Pd.I P S.2 2015 Strata 2 MPI 18-07-2005 2 Siti Komariah, M.Pd.I P S.2 2015 Strata 2 MPI 18-7-2005

3 Romlah, S.Pd.I P S.1 2005 Strata 1 MP 18-7-2005

4 Yuniah, SE P S.1 2009 Strata 1 Ekonomi 18-7-2005

5 Rahmiana Agustini,

S.Psi P S.1 2015 Strata 1 Psikologi 18-7-2015

6 Dini Alfi Yonita, S.Pd P S.1 2016 Strata 1 PGSD 18-7-2016 7 Bima Arwunda, S.Pd L S.1 2015 Strata 1 PJKR 18-7-2015

8 Budi Suntoro L SMU 2008 - - 18-7-2008

9 Agung Abdillah, S.Th.I L S.1 2013 Strata 1 TH -

10 Ettikawati, A.Md P D3 1992 D3 Keuangan 18-7-2015

11 Muhammad Muklis L SMU 2009 - - 18-7-2016

12 Sri Nurlela, S.Pd P S.1 2016 Strata 1 PGSD 18-7-2017

13 Tita Nanda De Arfista P SMK 2015 - - 16-8-2016

14 Kasmudi L SD 1978 - - 18-7-1968

5. Peserta didik SDS Dua Mei Ciputat tahun 2017/2018

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Rombel

I 10 12 22 1

III 10 16 26 1

III 8 6 13 1

IV 8 8 16 1

V 6 4 10 1

VI 4 1 5 1

Jumlah 46 47 93 6

6. Struktur Organisasi

B. Menjawab Pertanyaan Rumusan Masalah

Bagaimana Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SD Dua Mei Ciputat? Hasil dari rumusan masalah diatas, adalah sebagai berikut. Data- data yang diperoleh, yaitu dari pengamatan langsung peneliti di sekolah SD Dua Mei Ciputat, kemudian wawancara dengan ibu kepala sekolah, guru bidang study Pendidikan Agama islam, dan guru shadow, dan dokumen yang dibutuhkan peneliti untuk melengkapi jawaban rumusan masalah.

Pada tanggal 23 Mei 2018 peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang study pendidikan agama islam terkait tentang bagaimana hasil prestasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif ini. Berikut pemaparan beliau pada waktu itu.

“Kalau kayak Alyysa dia bisa ya ngikutin, kalau pelajaran dia bisa si menghafal, cerdas dia kalau anak yang lain itu harus dibantu, ketika belajar, ulangan, itu mereka harus dibantu jadi harus dijelasin lagi apa sih maksud dari pertanyaan itu, kalau ulangan kayak gitu.

Untuk prestasi kayak nilai misalnya, ya karena mereka dibantu, jadi ya pertanyaannya faham karena dibantu itu dan dijelasin lagi, jadi ya nilainya besar dan bagus. Tapi kalau dibiarin sendiri piyurr sendiri mereka gag bisa memahami pertanyaan tersebut. jadi dengan begitu prestasi mereka bagus tapi karena dengan dibantu”.2

Berikut analisis peneliti dari mereduksi data. Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diketahui seorang anak yang bernama Allysa termasuk anak yang cerdas dia bisa memahami soal meskipun itu bukan soal yang termasuk kalimat sederhana. Tidak seperti teman- temannya yang lain, dimana mereka akan dapat memahami soal yang bukan merupakan kalimat sederhana jika dibantu dan di bimbing oleh guru shadow. Allysa merupakan anak berkebutuhan khusus yang masuk dalam kategori tunadaksa (anak dengan gangguan anggota gerak), yang secara

2 Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD Dua Mei Ciputat, Siti Komariyah, Ciputat, 23 Mei 2018

medis dinyatakan bahwa mereka mengalami kelainan pada tulang persendian, dan saraf pergerak otot- otot tubuhnya, sehingga digolongkan sebagai anak yang membutuhkan layanan khusus, dan merupakan tunadaksa anak dengan gangguan syaraf otak (Cerebral Palsy)

Hasil observasi dan juga pengamatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut Allysa merupakan anak berkebutuhan khusus Cerebal Palsy, dalam kondisi fisiknya ia tidak bisa jalan seperti teman- teman sebayanya, namun ia termasuk anak yang cerdas. Untuk prestasi pendidikan agama islam untuk akademik ia termasuk baik. Hanya saja memang dalam mengerjakan soal saat ulangan harian atau ujian ia harus dibantu dengan guru shadow nya, untuk membantu memahami pertanyaan yang ada didalam soal tersebut. Saat peneliti melakukan PPKT (Praktik Profesi Keguruan Terpadu), peneliti dan beserta teman- teman mengadakan perlombaan terkait pendidikan agama islam seperti lomba cerdas cermat, lomba adzan, lomba hafalan surat pendek dan lain- lain.

dan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Allysa, ia mengikuti perlombaan ini dan akhirnya mendapatkan juara 3. Meskipun ia termasuk anak berkebutuha khusus, namun kemampuannya dalam akademik sangat baik.

Dari analisis dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa Allysa adalah anak berkebutuhan khusus dengan kategori anak dengan gangguan anggota gerak (tunadaksa), yang memiliki gangguan syaraf otak (Cerebal Palsy). Namun, meski demikian ia termasuk anak berkebutuhan khusus yang memiliki kecerdasan dibidang akademik terutama pendidikan agama islam.

Kemudian selanjutnya dibawah ini adalah pemaparan dari ibu kepala sekolah SD Dua Mei Ciputat mengenai hasil prestasi belajar pendidikan agama islam anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi.

Yaitu sebagai berikut:“ Secara umum rata- rata Anak Berkebutuhan Khusus pada pencapaian prestasi pada Pendidikan Agama Islam cukup baik. Sebagian besar dalam bimbingan guru kelas dan guru Shadow tapi ada dua anak yang Allysa dan Royan yang menonjol dalam Pendidikan Agama Islam khususnya di hafalan Al Qur`an 30 juz atau surat- surat pendek. Altair cerdas, autis, pintar, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam relatif unggul dia di kelasnya. Yang pertanyaan sederhana, tapi kalau sudah pertanyaan yang uraian, pemahaman, penalaran nah itu yang kesulitan Anak Berkebutuhan Khusus. Memahami kalimat yang panjang, problem solving, soal cerita, nah itu kelemahannya disitu, kalau jawaban singkat, pertanyaan singkat, misal soal begini mandi keramas menggunakan apa? Mereka bisa menjawabnya. Kalau udah kelas besar, nggak usah kelas besar kelas 1 pun kalau pertanyaanya agak panjang, nah itu dia Anak Berkebutuhannya terlihat.

Seperti Rasya, Progress nya sih dari kelas kecil sampai kelas empat ada peningkatan, secara umum ya bukan akademik. Dia jago dalam menggambar dan untuk tulisan dia juga bagus. Tetapi juga untuk menjawab soal yang essai dia terlihat kesulitan disitu. Dan untuk Fabby, dia termasuk anak autism. Saaat awal masuk di sekolah ini dia kesulitan berbicara, bahkan dulu dikira gagu. Tapi sekarang dia sudah bisa menyanyi, ya karena lingkungan yang membentuk dia, tanpa setting.3

Berikut analisis peneliti dari mereduksi data. Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa anak yang bernama Altair dan Rasya, mereka adalah siswa yang termasuk unggul nilai pendidikan agama islam nya di kelas. Mereka anak yang masuk kedalam kategori autisme, dimana anak ini mempunyai kelainan ketidakmampuan dalam berbahasa.

Hal ini diakibatkan oleh adanya cedera pada otak.

Secara umum anak autistic mengalami gangguan kemampuan intelektual dan fungsi saraf. Kelainan anak autistic meliputi kelainan berbicara, kelainan fungsi saraf dan intelektual, serta perilaku yang ganjil.

Anak autistic mempunyai kehidupan sosial yang aneh dan terlihat seperti

3 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah, Ciputat, 27 April 2018

orang yang selalu sakit, tidak suka bergaul, dan sangat terisolasi dari lingkungan hidupnya. Namun Altair ini termasuk anak yang cerdas. Beda dengan Rasya, yang memiliki kemampuan dalam nonakademis, yaitu dalam menggambar dan menulis dan nilai akademik terutama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong cukup.

Kemudian kenapa dibantunya mereka dalam mengerjakan soal saat ujian, karena mereka tidak dapat memahami pertanyaan yang panjang.

Sekali lagi mereka hanya bisa memahami kalimat atau pertanyaan yang singkat dan jelas. Dan karena sekolah SD Dua Mei Ciputat ini merupakan sekolah inklusif yang belum mengajukan ke pemerintah bahwa menyelenggarakan program pendidikan inklusi maka demikian, sekolah tersebut masih dianggap sama seperti sekolah umum biasanya bukan inklusif. Padahal sebenarnya jika sekolah tersebut sudah menjadi sekolah inklusif yang sudah diakui oleh pemerintah otomatis mereka (anak berkebutuhan khusus) akan mendapatkan soal yang sesuai dengan kemampuan mereka, bukan soal yang sama untuk anak normal lainnya.

Dengan begitu soal tersebut akan di sesuaikan dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus. Karena dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 11 ayat 4 bagian b sudah dijelaskan bahwa: sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif akan mendapat Bantuan profesional dalam melakukan modifikasi kurikulum, program pendidikan individual, pembelajaran, penilaian, media, dan sumber belajar, serta sarana dan prasarana yang asesibel.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh muhammad takdir ilahi dalam bukunya yang berjudul pendidikan inklusif konsep dan aplikasi bahwa

kurikulum akademik dapat dipilih dengan menyesuaikan kebutuhan anak berkebutuhan khusus menjadi:

1. Anak dengan kemampuan akademik rata- rata dan diatas tinggi disiapkan kurikulum terpadu dengan kurikulum normal atau kurikulum modifikasi.

2. Anak dengan kemampuan akademik sedang (di bawah rata- rata) disiapkan kurikulum fungsional/ vokasional

3. Anak dengan kemampuan akademik sangat rendah disiapkan kurikulum pengembangan bina diri. Juga perlu disiapkan kurikulum kompensatoris, yaitu kurikulum khusus untuk meminimalisasi barier pada setiap anak berkebutuhan khusus.

Dengan adanya tindakan memodifikasi kurikulum yang disesuaikan kemampuan anak berkebutuhan khusus di sekolah SD Dua Mei Ciputat, maka soal juga akan diberikan sesuai kemampuan anak berkebutuhan khusus, dengan di modifikasi terlebih dahulu oleh guru shadow nya. Juga dengan demikian tujuan pendidikan inklusif yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 2 ayat (1) bahwa memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya akan tercapai.

Kemudian ada seorang anak di sekolah SD Dua Mei Ciputat yang sudah dijelaskan oleh kepala sekolah dalam wawancara diatas, bahwa anak tersebut mendapat kemajuan selama sekolah di SD Dua mei Ciputat yaitu kemampuannya dalam berbicara. Karena sebelumnya, awal dia

masuk sekolah tersebut dia sama sekali tidak berbicara dengan siapapun.

Bahkan dia dianggap gagu oleh teman- temannya. Namun lambat laun akhirnya sekarang dapat berbicara dengan lancar bahkan bisa menyanyi.

Kepala sekolah juga menjelaskan dalam wawancara diatas, bahwa ini terjadi secara alamiah tanpa kita setting, lingkunganlah yang membentuk dia. Dan itu artinya sekolah SD Dua Mei berhasil dalam menjalankan program inklusif. Karena Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa pendidikan inklusif bertujuan untuk mewujudkan penyelenggara pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik sebagaimana yang dimaksud pada huruf a.

Artinya di sekolah tersebut semua peserta didik tidak membeda- bedakan temannya sendiri, dan mengayomi satu sama lain. Sehingga perlakuan diskriminatif tidak terjadi, dan hasilnya anak berkebutuhan khusus seperti Fabby dapat berbicara seperti anak lainnya meskipun tidak seperti teman- teman sebayanya dan ini menunjukkan bahwa Sekolah SD Dua Mei Ciputat berhasil dalam menjalankan program pendidikan inklusif.

Kemudian anak berkebutuhan khusus kategori gangguan belajar spesifik yaitu ADHD (attention deficit hyperactive disorder) ciri- ciri yang dapat dilihat antara lain selalu berjalan, tidak mau diam, sulit berkonsentrasi, sulit mengikuti perintah atau suruhan, bermasalah dalam belajar dan kurang atensi terhadap pelajaran. Dan ini yang dialami anak berkebutuhan khusus bernama Royan, dia cenderung tidak disukai oleh teman- teman nya karena sifatnya yang sangat mengganggu. Nilai akademiknya cukup baik, karena di bimbing dan dibantu oleh guru kelasnya dan guru Shadow, termasuk mata pelajaran pendidikan agama

Dokumen terkait