• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Faktor yang Mempengaruhi pembentukan karakter

2. Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan yang cukup memberikan peran dalam membentuk karakter seseorang. sekolah diharapkan menjadi salah satu tempat atau lingkungan yang dapat membantu peserta didik mengembangkan karakter yang baik. Pendidikan disekolah merupakan hubungan antara pribadi pendidik dan peserta didik. Di dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi. Hubungan ini juga meningkat ketarap hubungan pendidikan, maka terjadi hubungan antara pribadi pendidik dan pribadi si peserta didik, yang pada akhirnya

melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewajiban pendidikan.

Pendidikan bertindak demi kepentingan dan keselamatan peserta didik.

Dan peserta didik mengakui kewajiban dan bergantung padanya.

Sebagaimana hadist Rosulullah tentang etika pendidik dan peserta didik:

ا ْوُرﱢﺷَﺑ َو ا ْوُرﱢﺳَﻌُﺗ َﻻ َو ا ْوُرﱢﺳَﯾ : َلﺎَﻗ َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ﱢﻲِﺑﱠﻧﻟا نَﻋ ٍكِﻟﺎَﻣ ِنْﺑِا ٍسَﻧَأ ْنَﻋ َﻻ َو

َنﺎَﻛ َو ا ْو ُرﱠﻔَﻧَﺗ ِسﺎﱠﻧﻟا ﻰَﻠَﻋ ِرِﺳْﯾﱠﺗﻟا َو ِفْﯾِﻔ ْﺧَﺗْﻟا ﱡبِﺣُﯾ

(ىرﺎﺧﺑﻟا هاور)

Artinya:

“Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan (H.R Bukhori)

Dari hadist tersebut penulis dapat memahami bahwa seorang pendidik harus berlaku baik, dan mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dengan modal karakter yang kuat dan baik, para siswa diharapkan dapat mengembangkan kebajikan dan potensi dirinya secara penuh bermakna. Diharapkan pula dengan karakter yang kuat dan baik, para peserta didik diharapkan mampu menghadapi tantangan yang muncul dari makin derasnya arus globalisasi dan pada saat yang sama mampu menjadikannya sebagai peluang untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat luas dan kemanusiaan.

3. Teman-teman Sepergaulan

Teman sepergaulan adalah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Adakalanya pengaruh teman sepergaulan tidak sejalan dengan pengaruh keluarga, Dalam kasus seperti ini kita sering membaca bahwa beberapa orang tua terperanjat ketika mengetahui anaknya terlibat atau teseret dalam kebiasaan yang tidak baik. Kita yakin bahwa tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya terperangkap oleh narkoba. Namun. Makin banyak anak yang tergoda untuk mencoba karena berkali-kali dibujuk temannya.

Begitu besarnya pengaruh teman terhadap eratnya jalinan persaudaraan. Teman yang shalih akan senantiasa menunaikan hak saudaranya, menjaga kehormatan saudaranya, saling menyayangi di antara mereka. Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

ْن َﻋ ُلَﺛَﻣ :َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲ ُل ْوُﺳَر َلﺎَﻗ:لﺎَﻗ ُﮫْﻧَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿَر ﱢي ِرَﻌْﺷ َ ْﻵا ﻰَﺳ ْوُﻣ ْﻲِﺑَأ ِبِﺣ ﺎَﺻ ْنِﻣ َكُﻣ َدْﻌَﯾَﻻ,ِداﱠدَﺣﻟا ِرْﯾِﻛ َو ِكْﺳِﻣﻟا ِبِﺣﺎَﺻ ِلَﺛَﻣَﻛ ,ِء ْوﱠﺳﻟا ِسِﻠَﺟﻟا َو ِﺢﻟ ﺎﱠﺻﻟا ِسﯾِﻠَﺟﻟا

ْﺷَﺗ ﺎﱠﻣ ِإ ِك ْﺳِﻣﻟا ًﺔَﺛْﯾِﺑَﺧ ﺎًﺣْﯾ ِر ُﮫْﻧِﻣ ُدِﺟَﺗ ْوَأ,َكَﺑ ْوَﺛ ْوَا,َكَﻧ َدَﺑ ُق ِر ْﺣُﯾ ِداﱠدَﺣﻟاُرﯾِﻛ َو ,ُﮫَﺣﯾ ِر ُدِﺟَﺗ ْوَا ,ِﮫﯾ ِرَﺗ

(ْمِﻠ ْﺳُﻣو ى ِرﺎ َﺧُﺑﻟا ُها َر َو)

Artinya:

Dari Abu Musa al-Asy’ari R.A berkata: Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Bersabda, “Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman yang buruk, seperti berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi; tidak akan luput untukmu dari penjual minyak wangi, apakah engkau membeli minyak wangi tersebut atau engkau mencium harumnya, adapun berteman dengan pandai besi dapat membakar badanmu, atau pakaianmu,

atau engkau mencium darinya aroma yang buruk.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari hadist tersebut penulis dapat mengetahui bahwa teman sepergaulan sangat memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter seseorang. Sehingga kita harus selektif dalam memilih teman.

4. Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiiki tatanan kehidupan, norma-norma adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat adalah sekolompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teriorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya.

masyarakat adalah manusia yang paling berinteraksi, yang memiliki perasaan untuk berbagai kegiatan-kegiatan interaksi dan adanya saling keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan pendidikan, sehingga masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap berlangsungnya segala kegiatan.

Masyarakat merupakan salah satu faktor lingkungan yang cukup berperan dalam pembentukan karakter seseorang, karena didalam masyarakatlah peserta didik melihat banyak hal yang kemudian mampu mempengaruhi karakter peserta didik.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah survey (Penelitian lapangan). Sedangkan jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif . Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran tentang bagaimana Eksistensi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara.

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang, fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,kepercayaan dan pemikiran orang secara individual ataupun kelompok. (Sukmadinata, 2007: 60) berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara peneliti terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan data-data yang akurat.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara Kecamatan Polongbangkeng utara Kabupaten Takalar. Pemilihan lokasi ini berdasarkan tinjaun betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter peserta didik. Di samping itu, sekolah ini merupakan lokasi terdekat dengan tempat penulis berdomisili. Adapun yang menjadi

28

objek penelitian yakni Eksistensi pendidikan Agama Islam dan peserta didik di SMP Negeri 5 polongbangkeng utara kabupaten takalar.

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99), variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Eksistensi Pendidikan Agama Islam, sedangkang variabel terikatnya adalah karakter peserta didik.

D. Defenisi Operasional Variabel

untuk mrndapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul skripsi ini yakni” Eksistensi Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara. Maka penulis merumuskan defenisi operasinal variabel sebagai berikut:

1. Eksistensi pendidikan Agama Islam adalah keberadaan Pendidikan Agama Islam dalam upaya sadar yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitap suci Al Quran dan Al hadis. Melalui kegiatan bimbingan pengajaran serta pengamalan.

2. Karakter Peserta Didik merupakan nilai-nilai dan sifat dasar yang dimiliki oleh seorang peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik

dari segi ibadah maupun dari segi sikap dan akhlak (Jujur, Disiplin, Percaya diri, mandiri, gigih, tegas, bertanggung jawab, kreatif, bersiksp kritis dan toleransi).

E. Populasi dan Sampel

Penentuan jumlah populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu langkah yang sangat penting, karena dalam populasi diharapkan adanya sejumlah data yang sangat penting dan berguna bagi pemecahan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah penelitian.

Dalam penelitian, biasanya penelitian memilih secara keseluruhan subjek yang dikenal dengan penelitian populasi. Tetapi kadang-kadang juga penelitian hanya melihat sebagai subjek yang dapat mewakili populasi karena secara keseluruhan yang dikenal dengan penelitian sampel. Adapun penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sampel yang dapat mewakili populasi.

1. Populasi

Untuk mengetahui keadaan populasi penelitian dalam skripsi ini terlebih dahulu peneliti memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para ahli sebagai berikut:

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi. Studi dalam penelitian juga disebut penelitian populasi atau studi sensus.( Suharsimi Arikunto, 1991:102)

Seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau

individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. (Sutrisno Hadi, 1991: 220).

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan individu yang merupakan sumber informasi tentang data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila ingin semua lika-liku yang ada dalam populasi penelitian.

Tabel 1 Keadaan Populasi

No Siswa

Populasi

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Kelas I 34 33 67

2 Kelas II 20 26 46

3 Kelas III 28 33 61

Jumlah 82 92 174

Sumber data SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara 2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang memiliki segala sifat utama populasi, dengan kata lain sampel adalah sekelompok individu atau benda yang kurang atau lebih kecil dari jumlah populasi. Dalam hal ini Suharsismi Arikunto memberikan pengertian sampel sebagai berikut:

Sampel adalah bagian atau wakil populasi apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel ( Suharsimi, 199:104).

Sedangkan Sutrisno Hadi (1991: 221) mengemukakan bahwa sebagian dari populasi disebut sampel yaitu sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.

Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah wakil dari seluruh populasi atau sebagian dari jumlah populasi yang menjadi objek penelitian.

Tujuan penentuan sampel untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik generalisasi dari hasil penelitian. Penarikan sampel mengacu kepada prinsip penentuan sampel penelitian.

“Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau beberapa saja, tergantung dari kemammpuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dana, dan besar kecilnyaresiko yang ditanggung oleh peneliti.” (Suharsimi Arikunto, 2006:134)

Berdasarkan tehnik penentuan sampel tersebut di atas, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 178 x 25% = 45 orang. Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 45 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

Tabel II

Keadaan Sampel Penelitian

No Sampel Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Kelas VII 8 9 17

2 Kelas VIII 5 7 12

3 Kelas IX 7 9 16

Jumlah 20 25 45

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dikatakan sebagai fase-fase yang menentukan, karena pada fase inilah semua informasi (data) dikumpulkan.

Oleh karena itu, sebelum kegiatan penelitian ini dilakukan, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pengumpulan data. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam pengumpulan data dilapangan, penulis menempuh beberapa tahap, secara garis besarnya terdiri dari dua tahap pelaksanan.

1. Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu peneliti menyelesaikan pengurusan surat izin penelitian. Surat-surat tersebut diperlukan dalam rangka kelancaran kegiatan penelitian dilapangan serta sebagai pegangan yang mempunyai kekuatan hukum dari pihak pemerintah.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan kegiatan ini mengcakup dua kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui:

a. Penelitian Kepustakaan (liberary research)

Mengempulkan data berdasarkan literatur/membaca buku-buku yang mempunyai keterkaitan dengan objek penelitian. Dengan study tersebut kemudian didapatkan data-data yang akan dibahas dengan menggunakan dua cara:

1) Kutipan lansung, yaitu penulis mengutip bahan referensi yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini sesuai dengan aslinya tampa mengubah redaksi kata beserta isi dan maknanya.

2) Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip suatu pendapat yang tidak sesuai dengan aslinya, dengan mengubah redaksi namun tujuannya tetap sama dengan sumber yang dikutip. Kutipan ini kadang-kadang berbentuk ikhtisar yakni meringkas pendapat ahli yang dikutip atau mengambil secara garis besarnya saja. Kadang juga dalam bentuk ulasan yakni dengan mengomentari pendapat yang dikutip dengan maksud untuk lebih memperjelas maksud dari kutipan tersebut.

b. Penelitian lapangan (field research)

Untuk mengumpulkan data dilapangan penulis menggunakan Instrumen penelitian yang merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan dalam kegiatan pengumpulan data, sehingga data atau informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

untuk mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian dan melakukan penelitian secara terstruktur dan sistematis dalam pengumpulan data dilapangan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya:

1) Pedoman observasi

Pedoman observasi yaitu teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.

Yang dimaksud dengan pedoman obsevasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. oleh karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan pencaindra lainnya (Bungin, 2013: 142).

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pedoman observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung objek penelian dengan menggunakan indra.

2) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yaitu suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dan

komunikasi tersebut di lakukan secara berhadapan) proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan info dengan cara Tanya jawab antara peneliti dan informan”.

Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data atau informasi dari responden yang berupa komunikasi langsung dalam bentuk Tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimic responden merupakan media yang menglengkapi kata-kata verbal.

( W. Gulo,2002:119.)

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pedoman wawancara merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang terkait dengan penelian.

3) Pedoman Dokumentasi

catatan dokumentasi yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, dan agenda”

Teknik pengumpulan data dengan pedoman dokumentasi ialah pengambilan data dengan dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biayayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada yang salah cetak, maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya.

(Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar,2003: 73).

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pedoman dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara pengambilang data dari dokumen yang terkait dengan penelian.

G.Tehnik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, langkah dari strategi penelitian ini adalah penggunaan analisis data yang tepat dan relevan dengan pokok permasalahan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Aktivitas dalam analisis data meliputi:

1. Analisis induktif, yaitu cara menganalisis data dengan memulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian mengambil dari hal-hal yang bersifat umum.

2. Analisis deduktif, yaitu metode penganalisaan data dengan jalan memulai dar hal-hal yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan dari hal-hal yag bersifat khusus.

3. Analisis komparatif, yaitu metode penganalisaan data dengan jalan membandingkan antara satu pendapat dengan pendapat yang lain, kemudian mengambil kesimpulan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian, namun sebelum terlalu jauh menguraikannya, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan kondisi objektif lokasi penelitian sebagai berikut:

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara

SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara Berdiri sejak tahun 2006, terletak di Dusun Bontorannu, Desa Massamaturu, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara secara geografis terletak dan berjarak kira-kira 1 Km dari sebelah selatan PTPN XIV Pabrik Gula Takalar. SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara Sejak berdiri hingga sekarang, telah mengalami pergantian kepala sekolah yang dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3

Nama-nama Kepala SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

38

No Nama Kepala Sekolah

Masa Jabatan SK Pengangkatan

1 Ramli, S.Pd Januari 2006 - November 2012

Surat Keputusan Bupati Takalar Nomor 821 066/BKD/I/2007 2 Nashiruddin Rachim

, S.Pd

November 2012 - Mei 2013

Surat Keputusan Bupati Takalar Nomor

621.2/1000/BKD/XI/2012 3 Ruslan, S.Pd Mei 2013 –

Sekarang

Surat Keputusan Bupati Takalar Nomor

821/641/BKD/V/2013 Tertanggal 14 Mei 2013 Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara 2. Tujuan Pendidikan

a. Tujuan Pendidikan Nasional

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertakwa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan demokratis

b. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut.

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara

UNGGUL DALAM PRESTASI, TELADAN DALAM PERILAKU BERLANDASKAN IMTAK MENGUASAI IPTEK ”

Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang :

o Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi yang paling aktual sesuai dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.

o Ingin mencapai keunggulan akademis dan non akademis.

o Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah.

o Mendorong adanya perubahan yang lebih baikMengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah

b. Misi SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.

o Meningkatkan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

o Mendorong dan Meningkatkan Disiplin warga sekolah.

o Meningkatkan Rata-rata Nilai Kelulusan Siswa.

o Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

o Meningkatkan Prestasi dalam bidang Akademik.

o Meningkatkan Prestasi dibidang seni dan keterampilan.

o Meningkatkan Prestasi dibidang olah raga.

o Mengefektifkan pelaksanaan Sholat berjamaah, pengajian rutin, dan Baca tulis Al-Qur’an.

o Memiliki lingkungan sekolah yang aman, bersih, indah, dan sejuk.

c. Grafik Sekolah SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara.

300

200

100

0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Berdasarkan grafik siswa SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara tahun 2010-2016 dapat diketahui bahwa minat siswa(i) untuk masuk di SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara cukup banyak, dan sering mengalami peningkatan, ini dikarnakan kualitas pembelajaran maupun fasilitas sekolah sangat baik, serta mendukung proses pembelajaran.

d. Tujuan SMP Negeri 5 Polongbangkeng Utara

Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu 1 (satu) tahun sebagai berikut :

a. Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang Profesional.

b. Terciptanya warga sekolah yang mengerti hak dan kewajibannya.

c. Peningkatan Rata-rata Nilai Kelulusan minimal 0,5 diatas Standar Nilai Kelulusan.

d. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pendidikan yang memadai.

e. Berprestasi dalam Lomba bidang studi minimal tingkat Kabupaten.

f. Berprestasi dalam lomba seni dan kreatifitas siswa, minimal tingkat kabupaten.

g. Berprestasi dalam pertandingan olah raga, minimal tingkat kabupaten.

h. Terlaksananya Kegiatan Sholat berjamaah, pengajian rutin di sekolah, dan tuntasnya buta baca tulis Al-Qur’an.

i. Terlaksananya program 11 K (Kepedulian, Kebersihan, Keindahan, Kerindangan, Kesehatan, Keamanan, Ketertiban, Keteladanan, Keterbukaan, Kekeluargaan, Kewirausahaan) sehingga sekolah menjadi kondusif.

B. Struktur dan Muatan Kurikulum 1. Kompetensi Inti

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah pertama dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4

Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama KOMPETENSI

INTI KELAS VII

KOMPETENSI INTI KELAS VIII

KOMPETENSI INTI KELAS IX 1. Menghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya

1. Menghargai dan

menghayati ajaran agama yang

dianutnya

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2. Menghargai dan

menghayati perilaku jujur, disiplin,

Tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2 Menghargai dan

menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural)

3.Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural)

3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

KOMPETENSI INTI KELAS VII

KOMPETENSI INTI KELAS VIII

KOMPETENSI INTI KELAS IX berdasarkan

rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

seni,budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung,meng gambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,m engurai,

merangkai, memodifikasi, danmembuat) dan ranahabstrak (menulis,membac a, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuaidengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,membaca,menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori

2. Mata Pelajaran

Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama

Dokumen terkait