BAB I PENDAHULUAN
H. Sistematika Penulisan
pada semester ganjil dan genap tahun pelajaran 2014/2015, tepatnya dimulai dari tanggal 4 September 2014 sampai 31 Mei 2015. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif model interaktif yang dilakukan selama dan setelah kegiatan pengumpulan data dilakukan. Kegiatan ini meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran fiqih kelas VII MTs Negeri Nusawungu melalui tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun RPP berdasarkan acuan silabus kurikulum 2013.
Skripsi yang ditulis oleh Novi berfokus pada implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran fiqih, sedangkan skripsi penulis berfokus pada implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadits.
yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta 2011. Adapun sistematika penulisan ini akan dibagi ke dalam lima bab terdiri sub bab yaitu:
Bab I PENDAHULUAN meliputi; latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan teknik penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II KERANGKA TEORI meliputi; pengertian tentang pelajaran Al-Quran Hadits, implementasi kurikulum 2013, kerangka dasar dan tujuan kurikulum 2013, karakteristik kurikulum 2013,pendekatan kurikulum 2013, proses pembelajaran kurikulum 2013 (standar kelulusan, standar isi, Standar proses kurikulum 2013, Contoh format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Standar penilaian kurikulum 2013).
Bab III METODOLOGI PENELITIAN meliputi;
Tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, metode penelitian, prossedur pengumpulan data, tehnik analisa data, instrumen penelitian.
Bab IV HASIL PENELITIAN meliputi; gambaran umum objek penelitian, dan deskripsi data.
Bab V PENUTUP merupakan penutup dari pembahasan penelitian ini yang berisi kesimpulan dan saran- saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
21
KAJIAN TEORI
A. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan cabang dari pendidikan Agama Islam, menurut Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.1
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata pelajaran berasal dari kata ajar yang artinya “petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (dituruti)”2 adapun Pelajaran adalah “Yang dipelajari atau diajarkan”3.
1 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung Remaja Rosda Karya, 2005), h. 130.
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 1999), cet, ke-10, h.15
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 1999), cet, ke-10, h.15
Jadi mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist adalah cabang ilmu pendidikan Islam yang dipelajari oleh - sekolah Madrasah agar dapat dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengertian Al-Qur’an dan Hadits.
a. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur‟an menurut bahasa berasal dari Kata Qara‟a. Lafadz Qara‟a merupakan arti mengumpulkan dan menghimpun dan Qira‟ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu masdar (infinitif) dari kata qara`a qira`atan, qur`anan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :
( ةروس : هميقلا 71
- 71 )
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Al-Qiyamah [75]:17- 18)
Qur`anah berarti qira‟atun (bacaannya /cara membacanya). Jadi kata itu adalah masdar menurut wazan (tasrif, konjugasi)`fu`lan` dengan vokal `u`
seperti `gufran` dan `syukran`.Kita dapat mengatakan qara`tuhu , qur`an, qira`atan wa qur`anan, artinya sama saja. Di sini maqru` (apa yang dibaca) diberi nama qur`an (bacaan); yakni penamaan maf`ul dengan masdar.
Al-Qur‟an Menurut kamus bahasa indonesia adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman- firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw . dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup umat manusia.
Manna Khalil Al-Qattan, dalam bukunya Study Ilmu-Ilmu Qur‟an “Al-Qur‟anmenurut Istilah adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, yang membacanya merupakan suatu ibadah.” 4
Menurut Abd Rozak dan Aminuddin dalam bukunya Study Ilmu Al-Qur‟an, Muhammad Ali Al-Shabuni mendefinisikan Al-Qur‟ansebagai
4 Manna Khalil Al-Qattan, Study Ilmu-Ilmu Qur’an,(Bogor, Pustaka Liera AntarNusa,2013) Cet ke-16 h 17
berikut “Al-Qur‟anialah kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan melalui perantara Malaikat Jibril AS, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan kepada kita dengan cara tawatur (mutawatir) yang dianggap ibadah dengan membacanya, dimlai dengan surat Al-Fatihah dan ditutupi dengan surat An-Nas.5
Al-Qur‟an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi Muhammad saw, Al-Qur‟an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia. Al-Qur‟an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Di dalam Al-Qur‟an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.
Jadi Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul yaitu nabi Muhammad Saw, melalui perantara malaikat Jibril, diturunkan dengan cara mutawatir, mulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas,
5 Abdul Rozak dan Aminuddin, Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta:
Mitra Wancana Media, 2010) h 4
membacanya dinilai ibadah, dan sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa.
b. Pengertian Hadits
Hadits menurut bahasa berarti yaitu sesuatu yang baru, menunjukan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat, seperti perkataan:
“Dia Baru masuk/memeluk Islam”.
Al- Haditsu (sesuatu yang baru) lawan kata dari Al-Qadim (sesuatu yang lama).
Hadits juga berarti yang artinya berita atau sesuatu yang diberitakan dan dipindahkan dari seseorang ke orang lain disamping itu Hadits juga berarti
ا
yang artinya dekat sedangkan lawannya adalah yang artinya jauh.6Nurdin „Atar dalam bukunya mengatakan bahwa Hadits menurut istilah adalah:
6 Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung, CV. Pustaka Setia 2008) cet ke 4 h.11
“Apapun yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw baik dari perkataan, perbuatan, maupun takrir (ketetapan) atau sifat bawaannya atau akhlaknya”.
Jadi Hadits merupakan perkataan, perbuatan dan ketetapan yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw.
c. Pengertian Al-Qur’an Hadits
Al-Qur‟an Hadits merupakan dua sumber ajaran Islam yang mengatur banyak hal dan harus dipedomani dalam hidup.8
...
( ةروس لا : لحن 44 )
“dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
7 Nurdin „Atar, Al-Hadits Wa „Ulumuhu, (Dimski-Suriyah: Darul Fikr Bi Dimski,1997) h.26
8 Muchlis M. Hanafi, Pola Interaksi Dengan Al-Qur‟an Hadits, jurnal studi ilmu-ilmu al-quran dan Hadits vol.9 no I januari 2008.
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (Q.S.An-Nahl [16 ] : (44) 3. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Pelajaran dalam kamus bahasa indonesia berasal dari kata Ajar yang diawali dengan imbuhan pe dan diakhiri dengan akhiran an, yang artinya “yang dipelajari atau diajarkan”9 dalam hal ini yang dipelajari yaitu Al-Qur‟an Hadits.
Al-Qur‟an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran yang ada disekolah/madrasah yang merupakan salah satu aspek/bagian dari pendidikan agama Islam, agar peserta didik dapat memahami dan mencintai Al-Qur‟an dan Hadits yang merupakan dua sumber ajaran Islam yang banyak mengatur berbagai hal dan harus dipedomani dalam kehidupan.
Mata pelajaran al-Qur‟an-Hadis di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari al- Qur‟an-Hadis yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTs. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 1999), cet, ke-10, h.15
mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur‟an dan Hadis terutama menyangkut dasar- dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur‟an dan Hadis sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.10
Jadi mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits adalah suatu cabang ilmu pendidikan Islam yang dipelajari oleh sekolah Madrasah agar dapat memahami dan mencintai Al-Qur‟an dan Hadits, yang didalamnya banyak mengatur berbagai hal dan harus dipedomani dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan mempelajari Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran al-Qur‟an Hadis bertujuan agar peserta didik gemar utuk membaca al-Qur‟an dan Hadis dengan benar serta mempelajari kandungannya, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran- ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam
10 Lampiran keputusan menteri agama republik indonesia nomor : 165 tahun 2014
keseluruan aspek kehidupan.
B. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013.
Kurikulum merupakan pedoman atau salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara. Dasar negara, terkadang terjadi perubahan ketata negaraan maka dapat berakibat perubahan kepada sistem pemerintahan dan pendidikan. Terkadang Karena perubahan ketatanegaraan tersebut berakibatkan perubahan pada sistem kurikulum yang berlaku.
Menurut Dakir dalam bukunya yang berjudul perencanaan dan pengembangan kurikulum mengatakan “Secara bahasa Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tapi berasal dari bahasa latin yang asalnya dari kata curerre, secara harfiyah berarti lapangan perlombaan lari, pada lapangan tersebut terdapat garis start dan garis finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan kapan diakhirinya, dan bagaimana untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar”.11
11 Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010), Cet ke-2, h.2
Menurut kamus besar bahasa indonesia kurikulum adalah “perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan”.12
Kurikulum menurut istilah adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan Pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan Pendidikan dan siswa . Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program Pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.13
Zainal Arifin, dalam bukunya Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum mengatakan “Kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/Materi) yang telah disusun secara ilmiah baik yang terjadi didalam kelas maupun diluar kelas atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.14
12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Balai Pustaka, 1999), cet, ke-10, h.545
13 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 11
14 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2014) cet ke-4 h. 4
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan kurikulum adalah alat atau seperangkat rencana dalam kegiatan belajar mengajar yang telah disusun secara ilmiah baik dalam kelas maupun di luar kelas untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
E. Mulyasa dalam bukunya pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 mengatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan ranah pendidikan (Pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.15
Adapun kurikulum 2013 adalah kurikulum yang telah dan sedang diuji publik sebagai pengembangan kurikulum 2006. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat
15 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam
Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.10
berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan strategi meningkatkan capaian pendidikan, baik dari segi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal ini tampak dengan terintegrasinya nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran. Tidak lagi menjadi suplemen seperti dalam kurikulum 2006. Dalam pembelajaran guru sebagai fasilitator dan pengarah, karena di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran (student center), siswa yang menjadi pusat dalam proses pembelajaran.16
Rangkaian proses seperti diatas mengiring setiap peserta didik agar menjadi pembelajaran yang aktif dalam membangun watak dan kepribadiannya. Jika setiap
16Soleh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017) cet Ke-4, h. 122
peserta didik aktif, akan terbentuklah watak dan kepribadian kolektif, Pengetahuan dan keterampilan menjadi wahana pendukung terbantuknya watak dan kepribadian.17
Jadi kurikulum 2013 adalah alat atau seperangkat rencana dalam kegiatan belajar mengajar yang telah disusun secara ilmiah baik dalam kelas maupun diluar kelas, untuk meningkatkan capaian pendidikan baik dari segi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk menghasilkan generasi muda yang kreatif, inovatif, cedas baik dari segi intelektual, emosional dan spiritual.
2. Kerangka dasar dan Tujuan kurikulum 2013 a. Kerangka dasar atau landasan kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan konseptual.
1) Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan
17 Zulfikri Anas dan Akhmad Supriyatna, Hitam Putih Kurikulum 2013, ( Jakarta, AMP Press, 2014) cet-1 h 43
kurikulum dan yang mengharuskan adanya kurikulum baru.18
a) RPJM 2010-2014 Sektor pendidikan, tentang bperubahan metodelogi pembelajaran,penatan kurikulum
b) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang standar nasional pendidikan
c) INPRES Nomor I Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
2) Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum.19
a) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunanpendidikan b) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-
nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarat.
3) Landasan konseptual
a) Reevansi pendidikan (link dan match)
b) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter
18 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam
Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.10
19 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam
Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.10
c) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
d) Pembelajaran aktigf (student active learning) e) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.20 b. Tujuan Kurikulum 2013
Zakir dalam bukunya mengatakan bahwa
“Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai.
Segala sesuatu itu berupa benda konkret baik yang berupa barang maupun tempat, atau bisa juga yang bersifat abstrak, misalnya cita-cita yang mungkin berupa kedudukan atau pangkat/jabatan maupun sifat- sifat luhur”.21
Dalam kurikulum atau pembelajaran, tujuan memegang peranan penting, Karena tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pembelajran dan memberi warna setiap komponen kurikulum lainya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal, yaitu: (1) perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat, (2) didasari oleh pemikiran- pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-niai filosofis, terutama filsafah negara.22
20 E Mulyasa, Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,2016) cet ke-7 h.64-65
21 Zakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010) cet Ke-2, h.23
22 Soleh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017) cet Ke-4, h.51-52
Adapun tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.23
3. Karakteristik kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
b. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
d. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
23 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam
Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.2
e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
4. Pendekatan Kurikulum 2013 a. Pendekatan saintifik
Sejalan dengan penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau saintifik menjadi pembahasan yang menarik perhatian para pendidik.
Penerapan pendidikan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa, yaitu:
Mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.24
Pendekatan ilmiah (saintifik) menjadi salah satu pendekatan yang direkomendasikan dalam proses pembelajaran. Karena itu pendekatan saintifik diharapkan menjadi suplemen ataupun komplemen
24 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam
Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h..69
terhadap pendekatan-pendekatan yang selama ini sudah diterapkan dilapangan.25
Adapun Tujuan Pendekatan Ilmiah adalah sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan kemampuan intelektual, dalam memahami pengetahuan konseptual, prosedural, faktual ataupun metakognitif, khususnya kemampuan berpikir analisitis, reflektif dan sitematis.
b) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik dengan analisis yang obyektif dan rasional.
c) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat mengembangkan potensi.
d) Diperolehnya hasil belajar yang kaya dengan pengalaman dan mendalam dalam penguasan, sebagai hasil berlajar yang bermanfaat untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuanya.
e) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide- ide, pikiran ataupun gagasan, secara sistematis dan analisis kritis terhadap suatu fakta ataupun konsep, khususnya dalam menulis artikel ilmiah ataupun tugas-tugas
25 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 45
f) Untuk mengembangkan karakter dasar siswa sebagai bekal dalam meneruskan ikhtiyar untuk terus belajar dan meraih prestasi terbaik, untuk mewujudkan masa depan kehidupan yang diinginkan.26
a. Proses pendekatan ilmiah (saintifik)
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah- langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat
26 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 46
ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:
a) Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa.