• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan mempelajari Al-Qur’an Hadits

BAB II KAJIAN TEORI

4. Tujuan mempelajari Al-Qur’an Hadits

Pembelajaran al-Qur‟an Hadis bertujuan agar peserta didik gemar utuk membaca al-Qur‟an dan Hadis dengan benar serta mempelajari kandungannya, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran- ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam

10 Lampiran keputusan menteri agama republik indonesia nomor : 165 tahun 2014

keseluruan aspek kehidupan.

B. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013.

Kurikulum merupakan pedoman atau salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara. Dasar negara, terkadang terjadi perubahan ketata negaraan maka dapat berakibat perubahan kepada sistem pemerintahan dan pendidikan. Terkadang Karena perubahan ketatanegaraan tersebut berakibatkan perubahan pada sistem kurikulum yang berlaku.

Menurut Dakir dalam bukunya yang berjudul perencanaan dan pengembangan kurikulum mengatakan “Secara bahasa Kurikulum bukan berasal dari bahasa Indonesia, tapi berasal dari bahasa latin yang asalnya dari kata curerre, secara harfiyah berarti lapangan perlombaan lari, pada lapangan tersebut terdapat garis start dan garis finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan kapan diakhirinya, dan bagaimana untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar”.11

11 Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2010), Cet ke-2, h.2

Menurut kamus besar bahasa indonesia kurikulum adalah “perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan”.12

Kurikulum menurut istilah adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan Pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan Pendidikan dan siswa . Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program Pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.13

Zainal Arifin, dalam bukunya Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum mengatakan “Kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/Materi) yang telah disusun secara ilmiah baik yang terjadi didalam kelas maupun diluar kelas atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.14

12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Balai Pustaka, 1999), cet, ke-10, h.545

13 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 11

14 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2014) cet ke-4 h. 4

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan kurikulum adalah alat atau seperangkat rencana dalam kegiatan belajar mengajar yang telah disusun secara ilmiah baik dalam kelas maupun di luar kelas untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

E. Mulyasa dalam bukunya pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 mengatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan ranah pendidikan (Pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.15

Adapun kurikulum 2013 adalah kurikulum yang telah dan sedang diuji publik sebagai pengembangan kurikulum 2006. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat

15 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam

Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.10

berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan strategi meningkatkan capaian pendidikan, baik dari segi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal ini tampak dengan terintegrasinya nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran. Tidak lagi menjadi suplemen seperti dalam kurikulum 2006. Dalam pembelajaran guru sebagai fasilitator dan pengarah, karena di dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran (student center), siswa yang menjadi pusat dalam proses pembelajaran.16

Rangkaian proses seperti diatas mengiring setiap peserta didik agar menjadi pembelajaran yang aktif dalam membangun watak dan kepribadiannya. Jika setiap

16Soleh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017) cet Ke-4, h. 122

peserta didik aktif, akan terbentuklah watak dan kepribadian kolektif, Pengetahuan dan keterampilan menjadi wahana pendukung terbantuknya watak dan kepribadian.17

Jadi kurikulum 2013 adalah alat atau seperangkat rencana dalam kegiatan belajar mengajar yang telah disusun secara ilmiah baik dalam kelas maupun diluar kelas, untuk meningkatkan capaian pendidikan baik dari segi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk menghasilkan generasi muda yang kreatif, inovatif, cedas baik dari segi intelektual, emosional dan spiritual.

2. Kerangka dasar dan Tujuan kurikulum 2013 a. Kerangka dasar atau landasan kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan konseptual.

1) Landasan Yuridis

Landasan yuridis adalah ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan

17 Zulfikri Anas dan Akhmad Supriyatna, Hitam Putih Kurikulum 2013, ( Jakarta, AMP Press, 2014) cet-1 h 43

kurikulum dan yang mengharuskan adanya kurikulum baru.18

a) RPJM 2010-2014 Sektor pendidikan, tentang bperubahan metodelogi pembelajaran,penatan kurikulum

b) PP No. 19 Tahun 2005 Tentang standar nasional pendidikan

c) INPRES Nomor I Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

2) Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum.19

a) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunanpendidikan b) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-

nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarat.

3) Landasan konseptual

a) Reevansi pendidikan (link dan match)

b) Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter

18 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam

Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.10

19 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam

Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.10

c) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)

d) Pembelajaran aktigf (student active learning) e) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.20 b. Tujuan Kurikulum 2013

Zakir dalam bukunya mengatakan bahwa

“Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai.

Segala sesuatu itu berupa benda konkret baik yang berupa barang maupun tempat, atau bisa juga yang bersifat abstrak, misalnya cita-cita yang mungkin berupa kedudukan atau pangkat/jabatan maupun sifat- sifat luhur”.21

Dalam kurikulum atau pembelajaran, tujuan memegang peranan penting, Karena tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pembelajran dan memberi warna setiap komponen kurikulum lainya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal, yaitu: (1) perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat, (2) didasari oleh pemikiran- pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-niai filosofis, terutama filsafah negara.22

20 E Mulyasa, Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,2016) cet ke-7 h.64-65

21 Zakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2010) cet Ke-2, h.23

22 Soleh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017) cet Ke-4, h.51-52

Adapun tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.23

3. Karakteristik kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

a. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

b. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

23 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam

Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.2

e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

4. Pendekatan Kurikulum 2013 a. Pendekatan saintifik

Sejalan dengan penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau saintifik menjadi pembahasan yang menarik perhatian para pendidik.

Penerapan pendidikan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa, yaitu:

Mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.24

Pendekatan ilmiah (saintifik) menjadi salah satu pendekatan yang direkomendasikan dalam proses pembelajaran. Karena itu pendekatan saintifik diharapkan menjadi suplemen ataupun komplemen

24 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam

Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h..69

terhadap pendekatan-pendekatan yang selama ini sudah diterapkan dilapangan.25

Adapun Tujuan Pendekatan Ilmiah adalah sebagai berikut:

a) Untuk meningkatkan kemampuan intelektual, dalam memahami pengetahuan konseptual, prosedural, faktual ataupun metakognitif, khususnya kemampuan berpikir analisitis, reflektif dan sitematis.

b) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik dengan analisis yang obyektif dan rasional.

c) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat mengembangkan potensi.

d) Diperolehnya hasil belajar yang kaya dengan pengalaman dan mendalam dalam penguasan, sebagai hasil berlajar yang bermanfaat untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuanya.

e) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide- ide, pikiran ataupun gagasan, secara sistematis dan analisis kritis terhadap suatu fakta ataupun konsep, khususnya dalam menulis artikel ilmiah ataupun tugas-tugas

25 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 45

f) Untuk mengembangkan karakter dasar siswa sebagai bekal dalam meneruskan ikhtiyar untuk terus belajar dan meraih prestasi terbaik, untuk mewujudkan masa depan kehidupan yang diinginkan.26

a. Proses pendekatan ilmiah (saintifik)

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah- langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat

26 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 46

ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

a) Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.

Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa.

Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.

Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan siswa, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c) Mengeksplorasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi”

merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen..

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d) Mengasosiasikan/menalar

Kegiatan “mengasosiasi/menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Selanjutnya kegiatan menyimpulkan, merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

e) Mengkomunikasikan

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pol. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan

jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

b. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Kegiatan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.27

5. Proses pembelajaran kurikulum 2013 a. Standar Kelulusan Kurikulum 2013

27 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 46

Standar kompetensi lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. Secara garis besar ketentuan tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut :

a) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan

b) Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau mata kuliah

c) Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.28

Setelah menjalani proses pembelajaran secara integral, lulusan Madrasah Aliyah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

Tabel: 2.2

Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

28 E. Mulyasa, Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013, ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2016) cet ke-7 h. 23

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.29

b. Standar isi kurikulum 2013

Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang jenis pendidikan tertentu. Penataan ruang isi terutama berkaitan dengan penguatan materi melalui evaluasi ulang rung lingkup materi: 1) mengeliminasi materi

29 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 28-29

yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa, 2) mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, 3) menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional serta menyusun kompetensi dasar sesuai yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.30

Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan Pendidikan nasional dalam domain sikap spritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.31

c. Standar Proses Kurikulum 2013

Standar proses artinya dalam pembelajaran PAI ataupun Bahasa Arab, guru dapat menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) ataupun pendekatan dan metode lain yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran ataupun materi esensi. Konsekuensinya guru

30 E. Mulyasa, Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013, ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2016) cet ke-7 h. 24

31 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 29

harus memilih pendekatan ataupun metode pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.32

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Menurut Abdul majid dalm bukunya Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar

32 Kementrian Agama, Pedoman Teknis (Domnis) Implementasi Kurikulum Madrasah, ( Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah-Direktorat Pendidikan Islam-Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014) Cet Ke-I, h. 29

yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus”.33

Dalam merancang RPP guru harus berlandaskan pada 3 proses yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

1) Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru berdasarkan amanat Kurikulum 2013 adalah:

a) Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada kegiatan pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran adalah mempersiapkan siswa baik psikis maupun fisik agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

b) Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terkait materi pembelajaran baik materi yang telah siswa pelajari serta materi- materi yang akan mereka pelajari dalam proses pembelajaran tersebut.

c) Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru kemudian mengajak siswa untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan

33 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.261

sehingga dengan demikian mereka akan belajar tentang suatu materi, kemudian langsung dilanjutkan dengan menguraikan tentang tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut.

d) Terakhir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus memberikan outline cakupan materi serta penjelasan mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang diberikan.34

2) Kegiatan inti adalah suatu proses pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini mestinya dilakukan oleh guru dengan cara-cara yang bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa agar dengan cara yang aktif menjadi seorang pencari informasi, serta dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

34 Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiyah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) cet-2 h.264

Dokumen terkait