• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solution Focus Brief

Dalam dokumen MAYA KURNIA PUT - etheses UIN Mataram (Halaman 35-51)

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

1. Solution Focus Brief

a. Pengertian Solution focus brief

Solution focus brief (konseling ringkas berfokus solusi) merupakan pendekatan konseling yang menekankan pada masa sekarang dan masa depan, dengan mengabaikan masa lalu. Solution focus brief menitikberatkan pada percakapan solusi dan langsung mengarah pada langkah apa yang akan dilakukan konseli di kemudian hari dengan permasalahan yang melekat dalam hidupnya, sehingga sesi menjadi ringkas dan singkat.

Konseling ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap individu itu ulet, banyak akal, cakap dan memiliki kemampuan untuk mengkonstruk solusi yang dapat mengubah kehidupan mereka.26

Konseling singkat Solution focus brief biasa disebut sebagai terapi berfokus solusi. Konseling ini merupakan bentuk terapi singkat yang dibangun diatas kekuatan konseli dengan membantunya memunculkan dan mengkonstrusikan solusi pada problem yang dihadapi. Konselor dan konseli mencoba mendefinisikan sejelas mungkin hal yang ingin dilihat konseli di dalam kehidupannya.

Konseling fokus ini berusaha membangun rasa kerjasama antara konselor dan konseli. Konseli dipandang kompeten dan berdaya

26Devi Eryanti, Solution Focus Brief Therapy untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Remaja, Vol. 3 No. 2 Thn 2020 Hlmn 225.

20

untukmengembangkan kemampuan dari mengatasi permasalahannya.27

Solution focus brief dikenal sebagai pendekatan dengan waktu singkat yang hanya berfokus pada solusi. Terapi singkat yang berfokus pada solusi adalah pendekatan untuk psikoterapi berdasarkan pada pembangunan solusi dalam memecahkan masalah. Hal ini dilakukan dengan mengeksplorasi sumber daya konseli dan harapan masa depan konseli. Solution focus brief merupakan sebuah pendekatan yang mengobservasi konseli dalam melihat permasalahan yang dihadapinya, sehingga metodenya pun tidak berfokus pada bagaimana masalah muncul akan tetapi lebih berfokus pada solusi dari masalah tersebut. Asumsi dasar dari pendekatan Solution focus briefadalah setiap individu memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tantangan dalam hidup namun individu tersebut kehilangan arah bahkan tidak menyadari kompetensi yang dimiliki.28

b. Sejarah Solution focus brief

Pendekatan Solution focus brief merupakan konseling dan terapi psikis yang dipengaruhi oleh postmodern. Dalam pemikiran post-modern, penggunaan bahasa dalam cerita menciptakan suatu arti tersendiri. Mungkin sama seperti arti cerita lain dimana individu yang menceritakan sesuatu dan setiap cerita adalah benar bagi individu yang

27Kaharja, Eva Latipah, Pengaruh Konseling Islami Solution Focus Brief Therapy Terhadap Self-Esteem Siswa MTsN Bantul Kota Tahun 2015/2016, Vol. XIII No. 1 Thn 2016 Hlmn 105.

28Yodi Fitradi Potabuga, Pendekatan Realitas Dan Solution Focused Brief Therapy Dalam Bimbingan Konseling Islam, Vol 9 No. 1 Thn 2020 Hlmn 46- 47.

21

menceritakan, dalam konstruktivisme sosial, konselor bahwa dirinya adalah orang yang “serba tau atau ahli” tentang diri konseli, sebenarnya adalah konseli yang dipandang sebagai individu yang ahli tentang kehidupan mereka sendiri.29Menurut beberapa literature pendekatan Solution focus brief biasanya dikenal dengan terapi konstruktivis, terapi yang berfokus pada solusi, dan konseling singkat berfokus solusi. Solution focus briefberkembang mengikuti perkembangan zaman. Banyak tokoh- tokoh terdahulu yang memberikan konstribusi terhadap perkembangan Solution focus brief sejak tahun 1970 yaitu Steve de Shazer, Bil O’Hanlon, Michele Weiner-Davis, dan Inso Kim Berg. Banyak pendekatan-pendekatan konseling lain yang ikut berperan penting terhadap Solution focus brief seperti Brief Psychodynamic Psychotherapy, Behavioral dan Therapy Cognitive-Behavioral.

Single Sesion Therapy serta Family Therapy.

Dimana pendekatan-pendekatan ini berfokus bagaimana masalah klien bisa diatasi dan kurang memperhatikan sejarah masa lalu klien. Solution focus brief pertama kali di pelopori olehInso Kim Berg danSteve De Shazer. Keduanya adalah direktur eksekutif dan peneliti senior di lembaga nirlaba yang disebut Brief Family Therapy Center (BFTC) di Miwauke, Wisconsin, Amerika Serikat pada akhir tahun 1982.30

29Mulawarman, SFBC (Solution- Focused Brief Counseling) Konseling Singkat Berfokus Solusi, (Jakarta Timur: Kencana 2019) Hlmn 5.

30Rena Rostini & Nurjannah, Teori dan Pendekatan Konseling SFBT (Solution Foused Brief Therapy) Berbasis Islam, Vol. 4 No. 1 Thn 2021 Hlmn 84.

22

c. Secara spesifik tujuan Solution focus brief.31 Antara lain :

1) Mengindentifikasi dan memanfaatkan sepenuhnya kekuatan dan kompetensi yang dimiliki konseli.

2) Membantu konseli dalam mengenali dan membangun pengecualian pada masalah seperti pada saat konseli telah memikirkan dan merasakan sesuatu yang mengurangi atau membatasi dampak masalah.

3) Menolong konseli berfokus pada hal-hal yang jelas dan spesifik yang dianggapnya mampu menyelesaikan masalahnya atau solusi.

d. Teknik-Teknik Solution focus brief

Solution focus brief memiliki beberapa teknik yang dapat digunakan konselor dalam menjalankan pendekatan Solution focus brief.32 Antara lain : 1) Exception questionyang merupakan teknik

pertanyaan untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi masalah lebih tepatnya teknik ini digunakan saat konseli mengatakan bahwa mereka memiliki masalah.

2) The Miracle questionmengembangkan solusi yang sudah diungkapkan konseli sehingga solusi tersebut menjadi lebih spesifik lagi.

3) Scalling question teknik ini digunakan ketika konselor ingin mengetahui perubahan dari pengalaman konseli yang mana pengalaman ini

31Yodi Fitradi Potabuga, Pendekatan Realitas Dan Solution Focused Brief Therapy Dalam Bimbingan Konseling Islam, Vol 9 No. 1 Thn 2020 Hlmn 48.

32Yodi Fitradi Potabuga, Pendekatan Realitas Dan Solution Focused Brief Therapy Dalam Bimbingan Konseling Islam, Vol 9 No. 1 Thn 2020 Hlmn 49.

23

tidak dapat dilihat dan dianalisis dengan panca indra seperti perasaan, emosi, atau komunikasi.

4) Coping questionteknik ini digunakan pada saat konseli dirasa mulai menyerah pada masalahnya dengan konseli yang merasa bahwa masalah tidak menjadi lebih baik.

e. Terdapat lima hal yang mendasari pendekatanSolution focus brief.33 Lima hal tersebut antara lain :

1) Berkosentrasi pada keberhasilan yang akan menghasilkan perubahan konstruktif.

2) Konseli dapat menyadari bahwa masalah yang dihadapi, pengecualian dapat terjadi secara efektif akan memberikan konseli solusi kepada permasalahannya.

3) Perubahan positif yang kecil akan berdampak kepada perubahan positif yang lebih besar.

4) Semua konseli mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dan

5) Sasaran perlu dinyatakan atau diungkapkan berupa kalimat aktif, positif, dan dapat diukur.

f. Langkah-Langkah pengaplikasian pendekatan Solution focus brief.34 Antara lain :

1) Konselor terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada konseli, untuk mendeskripsikan masalahnya dengan menggunakan kalimat tanya seperti “bagaimana saya dapat membantu anda?”.

33Yodi Fitradi Potabuga, Pendekatan Realitas Dan Solution Focused Brief Therapy Dalam Bimbingan Konseling Islam, Vol 9 No. 1 Thn 2020 Hlmn 47.

34Yodi Fitradi Potabuga, Pendekatan Realitas Dan Solution Focused Brief Therapy Dalam Bimbingan Konseling Islam, Vol 9 No. 1 Thn 2020 Hlmn 48.

24

2) Konselor membantu konseli untuk membangun dan mengembangkan tujuannya dengan memberikan pertanyaan “apa yang akan berbeda dalam hidup anda serta kapan masalah anda terpecahkan?”.

3) Konselor mengeksplorasi kembali perasaan dan fikiran konseli pada saat sebelum adanya masalah dan membantu konseli membuat pengecualian dengan menekankan pada apa yang sudah dilakukan sehingga masalah sebelumnya selesai.

4) Konselor kemudian mengeevaluasi perencanaan atau solusi yang telah dibuat konseli dengan menggunakan skala peringkat seperti konselor menilai apa yang berubah setelah dilakukan konseling dengan pendekatan solution focus brief.

g. Kelebihan dan kekurangan pada pendekatan Solution focus brief.35 Sebagai berikut :

1. Kelebihan

a) Solution focus briefdapat diaplikasikan ke berbagai jenis masalah.

b) Konseling yang berfokus pada solusi.

c) Tahapan yang dilakukan secara rinci.

d) Solution focus brief memerlukan waktu yang singkat sehingga lebih efisien.

e) Solution focus briefterbukti menjadi konseling yang efektif.

2. Kekurangan

a) Praktiknya sangat menekankan konselor untuk menggunakan bahasa yang cocok dan baik b) Tidak memperhatikan riwayat konseli.

35Rena Rostini & Nurjannah, Teori dan Pendekatan Konseling SFBT (Solution Focused Brief Therapy) Berbasis Islam, Vol 4 No 1 Thn 2021 Hlmn 88.

25

Keberhasilan proses konseling dengan menggunakan pendekatan Solution focus brief bukan terletak pada keahlian seorang konselor akan tetapi diri konseli sendiri. Pada dasarnya prinsip dari pendekatan ini adalah bahwa konseli sendirilah yang ahli dalam kehidupan mereka sendiri sehingga konseli sendirilah yang mengetahui apa yang belum selesai dari masa lalu dan apa yang menjadi keberhasilan pada masa depannya.36

2. Depresi

a. PengertianDepresi

Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh dalam fase depresi. penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa adanya pengobatan. Menurut Atkinson depresi yaitu sebagai suatu gangguan mood yang mempunyai ciri-ciri tidak mempunyai harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tidak mampu mengambil keputusan dalam memulai sesuatu kegiatan, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mempunyai semangat hidup, selalu tegang dan mencoba untuk bunuh diri.37

Beberapa orang yang mengalami depresi tidak mengalami rasa sedih tapi mengalami perasaan hampa, kekosongan, dan apatis. Orang yang mengalami depresi biasanya karena suatu kejadian

36Yodi Fitradi Potabuga, Pendekatan Realitas Dan Solution Focused Brief Therapy Dalam Bimbingan Konseling Islam, Vol 9 No. 1 Thn 2020 Hlmn 48.

37Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana, 2009) Hlmn 13.

26

atau keadaan. Depresi merupakan suatu masalah serius. Saat seseorang mengalami gangguan depresi maka akan mengganggu aktivitas sehari-hari atau fungsi normal sehingga dapat mengganggu pekerjaan, belajar, makan, tidur, dan kesenangan.

Perasaan yang dirasakan tidak berdaya, putus asa, dan tidak berharga berlangsung cukup lama.38

Depresi adalah gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan depresi, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang kosentrasi. Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang, dan secara subtansial dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalanka tanggung jawab sehari-hari. Ditingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri (WHO 2012).39

b. Ciri-Ciri Gejala Depresi

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-V), seseorang dikatakan depresi jika setidaknya selama dua minggu mengalami minimal lima dari sembilan kriteria yaitu (1) Adanya perasaan depresi yang muncul di sebagian besar waktu, bahkan setiap hari.

(2) Adanya penurunan minat dan kesenangan di hampir sebagian besar kegiatan dan hampir setiap hari. (3) Adanya perubahan berat badan atau nafsu makan yang signifikan. (4) Adanya perubahan tidur, menjadi insomnia atau hipersomnia. (5) Adanya

38Ni Nyoman Wistya Tri Mayasari, Depresi Umum Depresi, Hlmn 3.

39Ktut Dianovinina, Depresi Pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya, Vol 6 No 1 Thn 2017 Hlmn 70.

27

perubahan aktivitas. (6) Merasa kelelahan dan kehilangan energi. (7) Munculnya perasaan bersalah atau tidak berharga yang berlebihan dan sebenarnya tidak pantas muncul. (8) Mengalami penurunan kosentrasi. (9) Memiliki pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut mati). Adanya keinginan bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, usaha bunuh diri, atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri.40

Secara lebih rinci gejala dan ciri-ciri depresi dapat dikategorikan, adapun penjabaran gejalanya terkait dengan gejala dan ciri depresi. Diantaranya :

1) Gejala Fisik

Berikut beberapa pembagian gejala fisik sebagai berikut :

Sakit kepala, insomnia, merasa lemah secara umum, mual, sesak nafas, masalah pencernaan, kelelahan dan kekurangan energi, sering mimpi dan merasa seperti anda tidak tidur sepanjang malam, rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan.41 2) Gejala Psikis

Berikut diantaranya gejala psikis sebagai berikut : Lekas marah, merasa gugup, suasana hati yang buruk dan kurang motivasi, hilangnya ketertarikan pada suatu hal, pikiran tentang pengalaman yang tidak menyenangkan secara berulang-ulang, kesulitan berkosentrasi, merasa putus asa, ingin mati atau bunuh diri.42

40Ktut Dianovinina, Depresi Pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya, Vol 6 No 1 Thn 2017 Hlmn 70-71

41Ibid. Hlmn 5

42Ibid. Hlmn 6

28 3) Gejala Sosial

Jangan heran jika masalah depresi berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau aktivitas lainnya.

Lingkungan tentu akan beraksi terhadap perilaku orang yang depresi seperti mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit. Masalah ini tidak hanya menyerupai fisik saja namun masalah lainnya seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal, tidak mampu untuk bersikap terbuka saat menjalin hubungan dengan lingkungan.43

c. Pembagian Depresi

Diagnosis dan derajat depresi cenderung berdasarkan kriteria, diagnosis menurut PPDGJ III.44 Yaitu sebagai berikut :

1) Gejala Utama a) Afek depresif.

b) Kehilangan minat dan kegembiraan.

c) Berkurang energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesusah kerja sedikit saja) dan aktivitas menurun.

2) Gejala Lainnya

a) Kosentrasi dan perhatian kurang.

b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.

c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.

43Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana, 2009) Hlmn 24-25

44Ni Nyoman Wistya Tri Mayasari, Gambaran Umum Depresi,Hlmn 7-8.

29

d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.

e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri.

f) Gangguan tidur.

g) Nafsu makan berkurang.

Untuk episode dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang- kurangnya dua minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Kategori diagnosis episode depresi ringan, sedang, dan berat hanya digunakan untuk depresi tunggal (yang pertama).Berikut kategori yang digunakan untuk episode depresi tunggal.45 sebagai berikut : 1) Episode Depresi Ringan

a) Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi seperti tersebut.

b) Ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya.

c) Tidak boleh ada gejala berat.

d) Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua minggu.

e) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

f) Dapat dengan gejala somatik atau tanpa gejala somatik.

2) Episode Depresi Sedang

a) Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama episode ringan.

45Ni Nyoman Wistya Tri Mayasari, Gambaran Umum Depresi,Hlmn 8-10.

30

b) Ditambah sekurang-kurangnya ada tiga (dan sebaiknya empat) dari gejala lainnya.

c) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar dua minggu.

d) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.

e) Dapat dengan gejala somatik atau tanpa gejala somatik.

3) Episode Depresi Berat a) Semua gejala harus ada.

b) Ditambah sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.

c) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci.

d) Harus berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari dua minggu.

e) Sangat tidak mungkin akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Adapun kriteria episode Minor Depressi (Depresi Ringan) menurut DSM-IV TR.46 yakni : 1) Setidaknya dua (tapi tidak lebih dari lima) dari

gejala berlangsung selama dua minggu dan

46Ni Nyoman Wistya Tri Mayasari, Gambaran Umum Depresi,Hlmn 14-16.

31

menggambarkan perubahan fungsi dari yang sebelumnya, paling sedikit dari gejala yang ada : a) Depresi hampi sepanjang hari dan hampir

setiap hari misalnya merasa sedih, kosong atau tampak berurai air mata.

b) Minat atau kesenangan dalam semua hal sangat berkurang pada kegiatan hampir sepanjang hari.

c) Penurunan berat badan yang signifikan atau peningkatan berat badan misalnya perubahan lebih dari 5% dari berat badan dalam sebulan atau penurunan nafsu makan hampir setiap hari.

d) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

e) Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (diamati oleh orang lain bukan hanya perasaan subjektif kegelisahan atau menjadi melambat).

f) Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.

g) Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak tepat yang mungkin khayalan hampir setiap hari, bukan hanya menyalahkan diri sendiri atau merasa bersalah sehingga menjadi sakit.

h) Kemampuan untuk berfikir atau berkosentrasi menurun, atau ragu-ragu hampir setiap hari.

i) Memikirkan tentang kematian secara berulang- ulang tidak hanya takut mati, ide bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri.

32

2) Gejala-gejala klinis yang signifikan menyebabkan stres atau tekanan sosial, pekerjaan, atau fungsi bidang-bidang penting lainnya.

3) Gejala yang tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat misalnya penyalahgunaan obat atau kondisi medis umum seperti hipotiroidisme.

4) Gejala lain yang terdapat pada rasa kehilangan misalnya reaksi normal karena kehilangan orang yang dicintai.

d. Penyebab Depresi

Gangguan depresi berhubungan dengan mood dan emosi. Mood adalah emosi subjektif yang ditampilkan oleh individu dan dapat diamati oleh orang sekitarnya. Sementara emosi adalah kondisi perasaan yang sangat kompleks dan mencakup situasi psikis, siomatis, serta perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood. Emosi yang menetap dapat berupa perasaan positif seperti senang, bangga, cinta, kagum dan perasaan negatif seperti curiga, sedih, marah, kecewa, bersalah.

Emosi merupakan perasaan yang dihayati dalam kesadaran, sedangkan afek ditujukan untuk dorongan-dorongan yang lebih mendalam, baik disadari maupun tidak disadari. Sementara mood merupakan subjektifitas emosi yang dapat disampaikan oleh individu dan terobservasi oleh orang lain, misalnya perilaku marah.47

47 Yudi Kurniawan, Indahria Sulistyarini, Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengurangi Episod Deppresi Berat Dengan Gejala Psikotik. Vol 1 No. 1 Thn 2017 Hlmn 66.

33

Depresi juga disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor.48 Adapun faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab yaitu :

1) Faktor Biologi

Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patalogik dan system limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinrefrin dan serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang paling berperan dalam patofisiologi dalam gangguan mood.

2) Faktor Psikologis atau Kepribadian

Ketika seseorang merasa tertekan akan cenderung fokus pada tekanan yang mereka rasa dan secara pasif merenung daripada mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi.

Pemikiran yang irasional yaitu pemikiran yang salah dalam berfikir seperti menyalahkan diri sendir atas ketidakberuntungan. Sehingga individu yang mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan dan kondisi dirinya.

3) Faktor Sosial

Kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau kehilangan dan kegagalan pekerjaan, pasca bencana, melahirkan, masalah keuangan, ketergantungan terhadap narkoba atau alkohol, trauma masa kecil, terisolasi secara sosial, faktor usia dan gender, tuntutan dan peran sosial misalnya untuk tampil baik, menjadi juara di

48Aries Dirgayunita, Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Hlmn 6-7.

34

sekolah ataupun tempat kerja dan maupun dampak situasi kehidupan sehari-harinya.

e. Resiko Yang Ditimbulkan Akibat Depresi.49 Sebagai Berikut :

a) Bunuh Diri

Orang yang menderita depresi memiliki perasaan kesepian, ketidakberdayaan dan putus asa. Sehingga mereka mempertimbangkan membunuh dirinya sendiri.

b) Gangguan Tidur

Gangguan tidur dan depresi biasanya cenderung muncul bersamaan. Setidaknya 80% dari orang yang menderita depresi mengalami depresi dengan tidur yang berlebihan.

c) Gangguan Interpersonal

Individu yang mengalami depresi cenderung mudah tersinggung, sedih yang berkepanjangan sehingga cenderung menarik diri dan menjauhkan diri dari orang lain.

d) Gangguan Dalam Pekerjaan

Orang yang menderita depresi cenderung memiliki motivasi yang menurun untuk melakukan aktivitas ataupun minat pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.

e) Gangguan Pola Makan

Pada penderita depresi terdapat dua kecendrungan umum mengenai pola makan yang secara nyata dipengaruhi berat tubuh yaitu, tidak selera makan dan keinginan makan-makanan yang manis bertambah.

49Aries Dirgayunita, Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Hlmn 7-8.

35

f) Perilaku-Perilaku Merusak

Beberapa orang yang menderita depresi memiliki perilaku yang merusak seperti agresivitas dan kekerasan, menggunakan obat- obatan terlarang dan alkohol, serta perilaku merokok yang berlebihan.

Dalam dokumen MAYA KURNIA PUT - etheses UIN Mataram (Halaman 35-51)

Dokumen terkait