REGIONAL MODEL GRAVITASI
4.1.3. StandarKompetensi
Mata kuliah ini akan
mendukung pencapaian kompetensi dalam sikapdan
perilaku berkarya dalam struktur kurikulum Teknik perencanaan Wlayah dan Kota FT Unissula Semarang. Diharapkan mahasiswa yang telah menempuh kuliah ini akan mampu berpikir kritis mandiri, kreatif, inovati, dan tanggap terhadap lingkungan.4.1.4.
KompetensiOasarSetelah mengikuti perkuliahan mahasisl^/a dapat;
1.
Mengetahui dan memahami pengertian model grafitasi2.
Mampu menielaskan asal mula dan alur pikir modelgrafitasi3.
Memahami cara menghitung b (parameter koefisien)4.
Mampu menggunakan model grafitasi dalam kegiatan perencanaan4.2. Peny.iian
t1.2.1. llodel
danAnalisa
KeruanganPada
hakekatnyaanalisa
keruanganadalah analisa lokasi
yang menitikberatkan kepadatiga
unsur geografi yaitujarak
(d,Stance), kaitan (interacton, dan getakan (movemenO.4.2.1.1. Model dan
Analisis
Tetangga TerdekatKetidakpuasan orang membicangkan pola pemukiman
(set
ements) secara deskriptif menimbulkan gagasan untuk membincangkannya secara kuantitatif.Pola
pemukimanyang
dikatakan sefagam(unfom),
random, mengelompokkan (clustered) dan lain sebagainya dapat diberi ukuran yang bersifatkuantitatil
Dengan cara sedemikianini
pembandingan antara pola pemukiman dapat dilakukan dengan lebih baik, bukan saja dari segi waktu tetapijuga
dalamsegi
ruang (space). pendekatan sedemikianini
disebut analisa tetangga terdekat (rearest_neMbour
anatyzis). Analisa seperti inr62 | &./ku Ajar'Meloda A^atisis perencanaan l,
meruDakan data tentang jarak antara satu pemukiman
densan^p:m:ktl:an
;:";ffi ;; ;;;;'iu'peiur<iman
tetanssanva vane"'9:1:t ::l:o:1?*
l""ir" nr'
inr tiap pemukiman dianggap sebagai sebuahlitik
dalam-ruangill."r,pun o"ririrn
analisa tetangga terdekat inr dapat pula digunakan Dagrmenilai pola
penyebaran tenomenaIain seperti pola
penyebaran tanah longsor, pola penyebaran Puskesmas' pola penyebaran sumber-sumber air dan lainsebagainya
rtuk Pada hakikatnya anallsa tetangga terdekat
ini
adalah sesu^al u.n daerah dimana antara satupemukima;;engan
pemukiman yang lain tidak ada hambatan-hambatan alamiah yang oetum dapat teratasi.'"1': i:**
ffirf,;;;;;;;n
vans relatif dekat tetapi dipisahkan oleh suatu Jurans6*iir*"i n, ,*,t
daerah-daeran yang merupakan suatu datarandimana hubungan antara satu pemukiman oengan pemut<iman yang lain tidak ada;;;;;
alamiahvang berarti'
maka analisa tetangga terdekatini
akan""aOr* ",,",
praktisnya misalnya untuk perancangan letak dari pusat-pusat'o"i"l*r^ 1".,", seierti
rumahsakit'
sekolah'kantor pos' pasar'
pusatrekreasi dan lain sebagainya'
Mengelompok
Random
SeragamGambar 4.1. Jenis Pola Penyebaran
Menggunakan analisa telangga terdekat harus
diperhatikan beberapa langkah sebagai berikut:
(a) tentukan batas Wlayah yang akan diteliti: (b) ubahlah pola penyebaran pemukiman seperti yang terdapat dalam peta topografi meniadi pola penyebaran titik; (c) berikan nomor urut bagi tiaptitik
untuk mempermudahcara
menganalisanya;(d)
ukurlahjarak
terdekat yaitujarak
padagaris
lurus antara satutitik
dengantitik yang lain
yangBuku Aiar'Metoda Analisis Perencanaan l" | 63
(4.1) T lndeks penyebaran tetangga terdekat
=
Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yan9 terdekatjn =
Jarak rata-ratayang
diperoleh andaikata semuatitik
mempunya, pola random.Parameter
tetangga terdekat atau
andeks penyebaran tetangga terdekat mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola ranOom. Untutmemperoleh l, digunakan cara dengan
menjumlahkansemua
jarak tetangga terdekat dan kemudian dibagi dengan.,umlah titik yang ada.Parameter
tetangga terdekat T (nearest
neighbourstaflstic f)
tersebut dapat ditunjukkanpula
dengan rangkaian kesatuan (continuum)untuk
mempermudah pembandinganantar pola titik. Nilai T untuk
pola mengelompok adalah 0,T
untuk pola random adalah .1, sedangkan nilai T untuk pola seragam adalah 2.15Untuk menjelaskan analisa tetangga terdekat akan diberikan sebuah contoh yaitu mengenai analisa pola pemukiman
di
suatu kecamatan yaitu kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman,propinsi Daerah
lstimewa Yogyakarta. Kecamatanini
mempunyai luas 39.47 km persegi, terletak di lereng selatan gunungapi
Merapi, memanjang arah utara-selatan dengan variasi ketinggian antara375
hingga 1.100meter
diatas permukaan laut.Pada akhir tahun sebesar 597 orang tiap km2. Pertambahan penduduk tiap tahun hampir mencapai 2 %. Kecamatan ini terdiri dari lima kelurahan yaitu:
6. I Auku 4,2,'M.r6da
^
me-fupakan tetangga terdekatnya dan cataflah ukuran jarak ini; (e) hitunglah besarnya parameter tetangga terdekat (n eareslneighbour stat,"fO
f
Oun"g*men9gunakan formula.
Argomulyo (6.88
km
persegi), Wukirsari (12.08km
persegi), Umbulhardjo (7,00 km persegi), Kepuhardjo (6.93 km persegi) dan Glagahardjo (6.49 km persegi). Lebih kurang 85 % penduduknya hidup dari hasilpertanian.Wlayah ini
terdiri daritiga
unit geomorfologi yaitu(a)
unit kerucut gunungapi
dengan kemiringan.ala.{ata
250/0,(b) unit kaki
gunung apidengan
kemiringanlereng
rata-rata10y., dao (c) unit kaki gunung
api dengan kemiringan lereng rata-rata 5%. Daerah pertaniandi
bagian utara wilayahini
tidak mendapatkanair
pengairan sedangkandi
bagian selatan mendapatkanair
pengairanyaitu dari
mataair yang
terdapat diperalihan antara unit lereng gunung api dengan unit kaki gunung api yang melintang wilayah ini dan dari air sungai yang mengalir di wilayah ini sehingga sawah di bagian selatan ini dapat menuai padi 2 -3 kali setahun. Jalur ialan di wilayah ini dapat dilalua kendaraan bermolor meskipun kondisinya tidak baik.Setelah diberikan gambaran secara umum mengenai
keadaan lingkungan wilayah Kecamatan Cangkringan,di
bawah ini akan dituniukkan mengenai analisa pola pemukiman dengan menggunakan analisa tetangga terdekat. Untuk keperluan ini digunakan peta topografi skala 1:50.000 yang antara lain menunjukkan pola penyebaran pemukiman dan iaring-jaring jalan.Sesuai dengan langkah-langkah untuk mengadakan analisa tetangga terdekat seperti yang telah dijelaskan
di
muka,di
bawah ini akan diuraikan kembali langkah-langkah tersebut yaitu sebagai berikut: (a) tentukan bataswilayah
Kecamatan Cangkringanpada peta
topografiskalal:50.000;
(b) ubahlahpola
penyebaran pemukiman menjadipola
penyebarantitik.
lni berarti bahwa taap pemukiman diwakili oleh sebuah titik, (c) berikan nomor urut untuk tiap pemukiman bagi 79 pemukiman; (d) ukudah jarak garis lurusyang
menghubungkan antarasatu titik
dengantitik
tetangganya terdekat.Seperti disebutkan
di
atasdi
seluruh Kecamatan Cangkringan terdapat 79 pemukiman;36
pemukiman terletakdi
bagian utara yaitudi
daerah yang tidak diairi oleh air [pengairan dan 43 pemukiman tedetak di bagian selatan yang daerah pertaniannya diairi oleh air pengairan. Jumlah .iarak0
tersbeutada 25.35
km,
sedangkan lumlah pemukiman atau jumlahtitik
(N)ada
79 buah. Oleh karena itu jarak rata-rataBuku Ajar'Metoda Analisis Perencanaan l' | 65
T = 2- =2s3s = o.y a, -" ,il
79Sepedi
yang telah
dijelaskandi
mukaluas
wilayah tersebut ada 39,47km
persegi(L). oteh
karena ,tup ' = 4 =::= L
39,47= 1,99
sehinggait = U^=0,35'
I(e)
hitunglah parameter tetangga terdekat dengan menggunakan formula (4.1) dan diperoleh nilai0,91.Dari perhitungan diatas dapat
diketrahuibahwa nilai T
yaituparameter teiangga terdekat
untuk
Kecamatan cangkringan adalah 0,91.Dengan memperhatikan continuum tentang nilai nearest ne,ghDour statistik T dapat diambil kesimpulan bahwa pola penyebaran pemukiman di Kecamatan Cangkringan adalah random
atau
mendekati random. Dengancara
yang sama dapat pula dicari nilai t bagi Kecamatan Cangkringan bagian utara dan bagian selatanyang
masing-masing menunjukkan angka0,82 dan
1,03.Angka ini menunjukkan pula bahwa pola penyebaran pemukimannya adalah mendekati random.
4.2.1.2, Jarak dan lnteraksi dalam ruang
Sejak tahun
1850ahli-ahli interaksi sosial
berpendapat bahwagerakan orang yang mengadakan migrasi berbanding lurus
dengan banyaknya orang yang mengadakan migrasi dan berbanding terbalik dengan jarak yang memisahkannya. Pada tahun 1885 E.G. Raverstein seorang ahli demografi Britania Raya mempunyai pemikiran yang sama tentang hukummigrasi dengan pendapat tersebut diatas. Raverstein
membincangkan tentang kaitan antarajarak
dengan banyaknya orangyang
mengadakanmigrasi dan
menielaskanhal ini dengan
menggunakan rumus-rumus matematika. Pendapat Raverstein itu dikembangkan oleh Hagerstrand (1957) dan lsrad et. al. (1960).ffi | Buku Ajar'Meloda Analrsls Perencanaan I'