BAB III PEMBAHASAN
B. Strategi Kepala Sekolah Dalam Implementasi
Penerapan sekolah ramah anak (SRA) dilaksanakan dengan merujuk pada 6 (enam) komponen penting yaitu kebijakan SRA, pelaksanaan proses pembelajaran yang ramah anak, pendidik dan tenaga kependidikan terlatih hak-hak anak dan SRA, sarana dan prasarana SRA, partisipasi anak, partisipasi orang tua, lembaga masyarakat, dunia usaha, pemangku kepentingan lainnya dan alumni.106
Berikut strategi kepala sekolah dalam implementasi program sekolah ramah anak di SDN Gerung Utara dan SDN 1 Gelogor :
1. Strategi Kepala Sekolah Dalam Implementasi Program Sekolah Ramah Anak
Kepala sekolah membuat kebijakan SRA secara tertulis dalam bentuk surat keputusan tentang pelaksanaan program sekolah ramah anak. dan semua warga sekolah menandatangani pakta integritas pelaksanaan sekolah ramah anak. Kepala sekolah membuat kebijakan anti kekerasan ,tindakan diskriminatif baik oleh guru maupun siswa, manajemen sekolah ramah anak dituangkan dalam RKAS setiap tahun.
Selain itu, kepala sekolah juga membentuk atau menguatkan forum koordinasi antar sekolah dalam melaksanakan program Sekolah Ramah Anak (SRA) yang terpadu dalam implementasi Sekolah Dasar
106 Deputi Tumbuh Kembang Anak & Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Panduan Sekolah Ramah Anak.( Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2015), 15
Bersih dan Sehat (SDBS), membentuk dan menguatkan Tim Pelaksana Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS) yang bernuansa Sekolah Ramah Anak (SRA) yang terdiri atas kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, orang tua, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan warga.
Dalam melaksanakan program sekolah ramah anak, sekolah memiliki berbagai cara agar anak-anak paham dan mengetahui program sekolah ramah anak. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pengertian program sekolah ramah anak pada saat upacara bendera, mengimplementasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah dan mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti lembaga perlindungan perempuan dan anak, polisi, dan sebagainya.
Sekolah melakukan di awal program SRA upaya peningkatan kesadaran dan kampanye pendidikan kepada seluruh warga satuan pendidikan untuk mencegah dan menghilangkan diskriminasi terhadap anak penyandang disabilitas, anak dengan HIV/A1DS, anak korban Napza.
Sekolah juga melakukan langkah langkah untuk memerangi bullying dan memberikan pelatihan khusus bagi anak penyandang disabilitas dalam memberikan perlindungan. Dalam rangka memerangi bullying ini, kepala sekolah dan guru setiap apel upacara bendera selalu mengingatkan siswa tentang hal tesebut dan perna melakukan pelatihan
khusus bagi anak penyandang disabilitas dan dibangun sarana toilet ( WC) untuk penyandang disabilitas.
2. Strategi Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang Ramah Anak
Terkait strategi dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dalam penyusunan silabus dan Rencana Pembelajaran Kepala sekolah memberikan petunjuk agar memperhatikan hak-hak anak, inklusif tidak diskriminatif, proses pembelajaran PAKEM, mengembangkan bakat,minat serta kreativitas peserta didik.
Proses pembelajaran di sekolah, dilakukan dengan cara yang menyenangkan, penuh kasih sayang dan bebas dari perlakuan diskriminasi terhadap peserta didik di dalam dan di luar kelas. Proses pembelajaran di sekolah setiap jenjang kelas dilaksanakan dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif, kreatif dan Menyenangkan) serta bebas dari perlakuan diskriminatif atau guru tidak membeda-bedakan siswa.
Sekolah juga melaksanakan proses pembelajaran yang inklusif dan nondiskriminatif. Hal ini terlihat karena sekolah merangkul semua kebutuhan siswa, memberikan pelayanan yang sama dan tidak pilih kasih.
3. Strategi Kepala Sekolah Dalam Membekali Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Agar Terlatih Hak-Hak Anak
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengikuti pelatihan tentang sekolah ramah anak atau peduli anak
4. Strategi Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan Sarana Dan Prasarana Yang Ramah Anak
Kepala sekolah berupaya memperhatikan keamanan dan keselamatan siswa dari bencana. Oleh karena itu, sarana dan prasarana yang ada di sekolah baik itu struktur bangunan maupun jalur evakuasi bencana benar-benar diperhatikan demi keselamatan anak. Bangunan sekolah harus memiliki syarat kesehatan yang memadai. Kebersihan ruangan,ventilasi udara dan kelengkapan fasilitas lainnya.rasio luas ruangan sesuai standar yang ditetapkan, toilet guru dan siswa tercukupi termasuk sarana toilet untuk disabilitas.
Sekolah juga berusaha maksimal untuk menjamin tersedianya akses warga sekolah terhadap sarana penunjang pelaksanaan perilaku hidup ramah anak karena sarana Sekolah Ramah Anak (SRA) yang layak dan terjangkau secara ekonomis adalah menyediakan sarana sekolah yang memenuhi standar Sekolah Ramah Anak (SRA), mengalokasikan dana perawatan dan operasionalisasi fasilitas dalam RKAS, memfasilitasi warga sekolah dalam penentuan pilihan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat,
meningkatkan kontribusi warga sekolah dan pihak luar (termasuk orang tua murid) dalam pembangunan sarana/teknologi terpilih.
5. Strategi Kepala Sekolah Dalam Melibatkan Partisipasi Anak Untuk Mewujudkan Sekolah Yang Ramah Anak
Siswa diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baik secara kelompok maupun individu, siswa tidak takut memberikan pengaduan kepada sekolah, mengikut sertakan perwakilan siswa sebagai tim pelaksana program sekolah ramah Anak.
Sekolah juga memfasilitasi pengembangan kebijakan atau peraturan yang dapat mendukung pelaksanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di sekolah yaitu dengan cara memberikan kebijakan terkait pelaksanaan kebersihan di sekolah dengan memberikan sanksi bagi warga sekolah yang membuang sampah sembarangan, mencanangkan hari jumat bersih. Setiap hari Jumat dilaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku gotong-royong dan menjaga kebersihan serta keindahan sekolah dan mengadakan lomba ruang bersih antarkelas.
Selain itu, sekolah juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelenggarakan, mengikuti, mengapresiasi kegiatan seni budaya yang dapat membangkitkan wawasan dan rasa kebangsaan pada peserta didik. Masing-masing siswa diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan ektrakurikuler sesuai kemampuan bakat dan minat mereka dan
dibina secara khusus berdasarkan program kegiatan masing-masing Pembina,termasuk program kegiatan dalam rangka membangkitkan wawasan dan rasa kebangsaan.
6. Strategi Kepala Sekolah dalam melibatkan Partisipasi Orang Tua/Wali, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, Pemangku Kepentingan Lainnya, dan Alumni
Orang tua siswa meluangkan waktunya buat putra-putrinya disekolah, Mengawasi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan peserta didik termasuk memastikan penggunaan internet sehat dan media sosial yang ramah anak, terjalin komunikasi antara siswa dan guru baik secara online maupun offline tentang perkembangan belajar siswa dan kondisi kesehatan siswa.lembaga masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya memberikan dukungan serta memfasilitasi sekolah dalam kaitan penyelenggara sekolah ramah anak.membangun sarana dan prasarana dalam menunjang program SRA dan tidak mengikat.
Dalam hal ini, sekolah bekerjasama dengan pihak lain dalam mendukung pelaksanaan Sekolah Ramah Anak (SRA), sekolah juga berkoordinasi dengan UPTD atau dinas terkait untuk mendapatkan fasilitas dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak (SRA) serta mendorong terciptanya ruang publik atau jejaring sosial sebagai forum diskusi dan koordinasi pemangku kepentingan baik individu maupun lembaga yang memiliki komitmen terkait pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak (SRA). Contohnya, sekolah membuka peluang untuk memfasilitasi proses pembelajaran
pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak (SRA) dengan berbagai pihak terkait (sekolah lain, warga sekitar, pihak lainnya).
Di antara wewenang yang diberikan kepada pihak-pihak yang dilibatkan adalah mengawasi keamanan, keselamatan dan kenyamanan peserta didik, memberikan dukungan sarana dan prasarana serta memberikan wewenang pengawasan terhadap siswa dalam menggunakan media social dan atau internet.
7. Strategi Kepala Sekolah Dalam Membuat Kebijakan Sekolah Ramah Anak
Kebijakan sekolah ramah anak disusun dalam bentuk penetapan surat keputusan secara internal sekolah melalui tim pelaksana dan tim pengembang sekolah ramah anak yang disusun secara bersama-sama dalam bentuk musyawarah dengan melibatkan pendidik, perwakilan peserta didik dan tenaga kependidikan.
Salah satu dari sekian kebijakan yang dibuat oleh sekolah untuk mewujudkan sekolah ramah anak adalah dengan menentukan kebijakan terhadap dukungan pendanaan pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak (SRA) yaitu mengeluarkan kebijakan penggunaan dana BOS untuk membiayai pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak (SRA), sesuai aturan penggunaan dana BOS yang ada dan sekolah menyediakan rencana pembangunan dan pengembangan media informasi yang dapat diketahui oleh warga sekolah dan umum.
Kepala Sekolah telah membuat kebijakan sekolah ramah anak yaitu SK tim Pelaksanaan SRA, SK tentang larangan terhadap tindakan kekerasan terhadap siswa,guru dan tenaga kependidikan,memiliki mekanisme pengaduan kekerasan disekolah,memiliki penegakan disiplin dengan non kekerasan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya seperti penelitian oleh Ratnasari Diah Utami dkk yang berjudul
“Implementasi Sekolah Ramah Anak Pada Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar.” Hasil penelitiannya adalah implementasi Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Muhammadiyah 16 Surakarta telah diterapkan pada siswa kelas 3-5. Pelaksanaannya sudah baik dan telah memenuhi indikator SRA walaupun masih ada beberapa hambatan.
Implementasi Sekolah Ramah Anak di SD Muhammadiyah 16 Surakarta telah dilaksanakan secara humanis, tanpa diskriminasi, guru inovatif dan lingkungan yang nyaman untuk belajar serta melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Sementara penelitian sekarang ini mewujudkan dan menerapkan sekolah ramah anak pada semua kelas, bukan pada kelas tertentu saja.
Kepala sekolah berupaya mewujudkan sekolah ramah anak dengan berbagai kebijakan dan strategi. Dalam melaksanakan kebijakan dan strategi tersebut, kepala sekolah melibatkan semua warga sekolah untuk bersama-sama mewujudkan sekolah ramah anak.
Berikut ini beberapa teori tentang sekolah ramah anak :
a. UNICEF dalam Innocenty Research dalam kata ramah anak (CFC), ramah anak berarti menjamin hak anak sebagai warga kota. Sedangkan anak Indonesia dalam masyarakat ramah anak mendefinisikan ramah anak sebagai masyarakat yang terbuka, memperlihatkan anak remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.107
b. Kristanto berpendapat bahwa sekolah ramah anak merupakan tema sekolah terbuka yang mengkombinasikan pembelajaran dengan memperhatikan kejiwaan peserta didik serta meningkatkan belajar anak yang diselaraskan dengan kondisi psikologi anak. 108
c. Ngadiyo berpendapat bahwa lembaga yang ramah bagi anak merupakan lembaga dengan meniadakan diskriminasi, memberikan perhatian dan perlindungan terhadap anak, menerapkan PAIKEM dalam belajar, menyediakan lingkungan sehat serta adanya keikutsertaan orang tua dan masyarakat.109
d. Aqib berpendapat bahwa sekolah yang ramah bagi peserta didik mengutamakan persangkaan yang baik kepada peserta didik dan pendidiksehingga saling menyadari perbedaan kemampuan yang dimiliki masing- masing anak sehingga anak diberikan kesempatan memilih
107 Asrorun Ni’am Sholeh, Panduan Sekolah Ramah Anak, ( Jakarta: Erlangga, 2016), 203
108Kristanto, dkk,. 2011. Identifikasi Model Sekolah Ramah Anak (SRA) Jenjang Satuan Pendidikan Anak Usia Dini se-Kecamatan Semarang Selatan tahun 2011. (Semarang : Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No 1). Hal. 41
109 Ngadiyo, Homeschooling, Melejitkan PotensiAnak.( Majalah Embun. Edisi49- V-Rajab 1434 H/Mei 2013) ,18
aktifitas bermain sesuai keinginannya.110
e. Menurut KPAI, sekolah ramah anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya kuat untuk menjamin dan memenuhi hak-hak dan perlindungan anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.111
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang sekolah ramah anak, kepala sekolah sudah sesuai dengan teori karena kepala sekolah telah melakukan kebijakan, aturan, tata tertib maupun strategi untuk mewujudkan sekolah yang aman, nyaman, non diskriminasi, anti kekerasan dan beberapa kebijakan lainnya mulai dari dalam kelas dengan pembelajaran yang menyenangkan juga di luar kelas dengan lingkungan yang aman, bersih, nyaman dan sehat.
110 Kristanto, Ismatul Khasanah, Mila Karmila. 2011. Identifikasi Model Sekolah Ramah Anak (SRA) Jenjang Satuan Pendidikan Anak Usia Dini se-Kecamatan Semarang Selatan tahun 2011. (Semarang : Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No 1)
111 Nurlaila, Ilmu Pendidikan, (Palembang :Noerfikri, 2015), 4
BAB IV PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan menjadi dua simpulan utama sebagai jawaban dari rumusan masalah :
1. Program sekolah ramah anak yang diterapkan di SDN 1 Gerung Utara dan SDN 1 Gelogor telah tertuang dalam program sekolah yaitu program pembelajaran ramah anak berupa tersedianya ruang konsultasi orang tua dan siswa, guru melakukan home visit, dalam mengajar guru memadukan antara penggunaan media digital dengan manual, adanya kebijakan anti kekerasan dan anti diskriminasi, mewujudkan kawasan tanpa rokok dan tanpa napza, adanya pemantauan rutin perlindungan anak, proses pembelajaran yang menyenangkan, adanya pelatihan untuk pendidik dan tenaga kependidikan tentang hak dan perlindungan anak, menyediakan sarana prasarana yang memenuhi syarat keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan keamanan, melibatkan siswa, orang tua, komite, lembaga masyarakat, dunia usaha, pemangku kepentingan dan alumni dalam mewujudkan sekolah ramah anak.
2. Strategi yang diterapkan kepala SDN 1 Gerung Utara dan SDN 1 Gelogor mewujudkan sekolah ramah anak adalah memberikan pengertian tentang sekolah ramah anak kepada seluruh warga sekolah, menjalin kerjasama dengan lembaga perlindungan perempuan dan anak, polisi,
orang tua siswa, alumni, stake holder, lembaga masyarakat dan dunia usaha, mencegah dan menghilangkan diskriminasi, memerangi bullying, silabus dan RPP harus memuat perhatian tentang hak anak, inklusif tidak diskriminatif, proses pembelajaran PAKEM, mengembangkan bakat, minat serta kreativitas siswa, memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga kependidikan mengikuti pelatihan tentang sekolah ramah anak atau peduli anak, berusaha menyediakan sarana penunjang pelaksanaan perilaku hidup ramah anak, memberikan kesempatan kepada siswa mengikuti kegiatan sekolah dan mengikutsertakan perwakilan siswa sebagai tim pelaksana program sekolah ramah anak.
B. Implikasi Teori
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan tentang program dan strategi yang digunakan dalam melaksanakan program “sekolah ramah anak” di SDN 1 Gerung Utara dan SDN 1 Gelogor memiliki implikasi sebagai berikut :
1. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru telah bersama-sama melakukan upaya-upaya pelaksanaan program sekolah ramah anak antara lain dengan dibentuknya tim pencegahan kekerasan yang melakukan diskusi tentang pencegahan kekerasan dan penanganannya.
2. Pelaksanaan pembelajaran sudah melaksanakan pembelajaran berbasis ramah anak yaitu dengan pendekatan saintifik menggunakan metode pembelajaran yang beragam dan melakukan penilaian yang autentik dengan menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
3. Sarana-prasarana yang dimiliki sekolah ramah anak cukup memadai dan termasuk lingkungan yang ramah anak karena memiliki lapangan yang luas, lokasi sekolah tidak dekat jalan raya dan pabrik, memiliki wastafel dengan air yang bersih dan memiliki toilet dan kelas yang bersih
4. Siswa-siswi selalu ikut berpartisipasi pada acara-acara di sekolah, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tanpa ada paksaan dari pihak sekolah dan selalu melapor kepada guru jika ada kerusakan dan kekerasan yang terjadi di sekolah.
Implikasi pelaksanaan program sekolah ramah anak di SDN 1 Gerung Utara dan SDN 1 Gelogor diharapkan akan menjadi contoh atau bahan rujukan untuk sekolah lain yang akan melaksanakan program sekolah ramah anak.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian terkait strategi kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah ramah anak di SDN 1 Gerung Utara dan SDN 1 Gelogor, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Siswa diharapkan terus belajar dengan semangat karena hak dan kewajibannya dalam memperoleh pendidikan sudah terjamin. Selain itu, siswa diharapkan untuk memberikan pendapatnya dan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program SRA agar lebih baik kedepannya.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk memahami dan menerapkan proses pembelajaran tanpa diskriminasi dan tanpa kekerasan pada anak. Guru juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan mengajarnya melalui program SRA.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembentukan program sekolah ramah anak dan penilaian terhadap sekolah untuk menjadi lebih baik dalam melaksanakan program sekolah ramah anak.
4. Bagi peneliti berikutnya
Peneliti berharap dalam penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian berikutnya mengenai strategi kepala sekolah dalam melaksanakan sekolah ramah anak, karena masih banyak sekali indikator-indikator SRA yang belum terpapar dengan jelas dalam penelitian tesis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anak, Deputi Tumbuh Kembang and Kementerian Peberdayaan Perempuan.
"Panduan Sekolah Ramah Anak." Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,2015.
Anak, D. T. K., & DAN, K. P. P. (2015). Panduan Sekolah Ramah Anak. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Aspizain,chaniago. 2017. Pemimpin dan Kepemimpinan.Jakarta:lentera Ilmu Cendikia
Atmodiwirio, Soebagio. 2000. "Manajemen pendidikan indonesia."
Azhar Arsyat. Pokok Managemen: Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan Dan Eksekutif. (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2002), hal. 51
Bank Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),Data Kasus Pengaduan Anak,update data KPAI tahun 2020,ditayangkan oleh KPAI .tanggal 18 Mei 2021.
Bayu Purbha Sakti, “ Indikator Sekolah Dasar Ramah Anak, ” OJS Vol.36.No.1. Agustus 2016 : 12-13. http://ejournal. utp. ac. id/index.
php/PROPKO/article/view/596
Creswell,John. 2015. Riset Pendidikan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Creswell, J. W., Researc Design, and J. Danandjaja.Arifin, Z.2012.
Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. PT Remaha Rosdakarya." Center for Population and Policy Studies Gadjah Mada University 4: 1-10.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Data danInformasi Pendidikan.
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum BerbasisKompetensi, Konsep Karakteristik, dan Implementasinya. Bandung: Remaja Rosdakarya
Faustino, Manajemen Sumber daya Manusia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),hal.25
Firda Ulfia, Kepemimpinan Pesantren dalam Upaya Peningkatan Mutu Santri (Studi di Pesantren Darul Ihsan Siem Aceh Besar) , (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh),2019 : 27-31
Fitriani, Mohamad Iwan, and Mohammad Viktor Farid Hakim. "Principal Leadership Patterns in Collaborating With School Committee."
Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 6.1,2021.
Hajroh, M. 2017. Kebijakan Sekolah Ramah Anak, Yogyakarta: CV Andi Offset
Kompri. 2015. Manajemen Sekolah (Orientasi Kemandirian kepala Sekolah).Yogyakarta: PustakaPelajar.
Nazarudin. 2020. "Manajemen Strategik."
Ngalim Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya). Hal.54
Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Grasindo.
Nurlaila. 2015. Ilmu Pendidikan, Palembang : Noerfikri
Pearce. 2006. Manajemen Strategis, Jakarta: Kencana Prenada Media Rahmat,Abdul dan syaiful Kadir. 2017. kepemimpinan Pendidikan dan
Budaya Mutu.Yogyakarta:Zahir Publishing
Rangkuti. 2019. Safitri Ridwan and Irfan Ridwan Maksum. "Analisis Implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak Di Smp Negeri 6 Depok." JPSI (Journal of Public Sector Innovations) 4.1
Rangkuti, Safitri Ridwan, and Irfan Ridwan Maksum. 2019. "Implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak Dalam Mewujudkan Kota Layak Anak di Kota Depok." Publik 8.1
Rusmana, Ajang. 2017. Model Pengembangan Sekolah Ramah Anak Melalui Penguatan Budaya Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Diss. Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : CV. Alfabeta
Suharsimi,Arikunto. 2006. "Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik." Jakarta: Rineka Cipta
Sulistiyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan
Aplikasi. Yogyakarta: Teras.
Supriyatno dan Heli. 2021. Tafiati, .Stop perundungan/bullying Yuk.
Jakarta: Kemdikbudristek
Suryadi. 2017. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Jawa Barat:Pt sarana Panca Karya Nusa
Sutami, Beny, Dody Setyawan and Noora Fithriana. 2020. "Implementasi Program Sekolah Ramah Anak dalam Mewujudkan Kota Layak Anak di Kota Batu." Reformasi 10.1
Turney, dkk. 1992. The School Manager. Australia: Allen and Unwin.
Umami, Yuniarta Syarifatul. "“Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala Tk Dalam Mengimplementasikan Program Sekolah Ramah Anak”(Studi Kasus Di Tk Aisyiyah Besuki Kabupaten Situbondo)."
Utami, Ratnasari Diah. 2017.Mulat Kurnianingsih Dwi Saputri and Farida Nur Kartikasari. "Implementasi Penerapan Sekolah Ramah Anak Pada Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar." The 5th URECOL Proceeding
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Wening, Muslimah Hikmah, and Achadi Budi Santosa.2020. "Strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam menghadapi era digital 4.0." JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan) 5.1
Lembar Observasi SDN 1 GERUNG UTARA Program “Sekolah Ramah Anak”
No Indikator
Jawaban
Deskripsi ADA TIDAK
Kebijakan SRA
1 Adanya SK internal sekolah mengenai
larangan kekerasan
2 Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dilarang
melakukan tindak kekerasan
3 Memiliki mekanisme pengaduan
kekerasan di sekolah
4 Mempunyai penegakan disiplin
dengan nonkekerasan
5 Sekolah memiliki kampanye khusus
untuk mencegah kekerasan di sekolah
Kebijakan SRA 6 Bahan Ajar yang aman dan bebas dari
unsur pornografi, kekerasan dan radikalisme serta SARA
7 Model pembelajaran berbasis ramah
anak ada di RPP
8 Penilaian pembelajaran dilaksanakan berbasis proses dan mengedepankan penilaian autentik terlampir di RPP
Lembar Observasi
Survei Pelaksanaan Program “Sekolah Ramah Anak”
No Indikator
Jawaban
Deskripsi YA TIDAK
Pembelajaran Ramah anak
1 Guru dalam mengajar menggunakan model Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan ramah anak dan metode pembelajaran yang beragam
Selama proses pembelajaran guru menggunakan metode yang bervariasi yang berpusat siswa.
2 Guru dalam mengajar menggunakan
media pembelajaran
Selama proses pembelajaran guru
menggunakan media
pembelajaran 3 Diawal pembelajaran terlebih dahulu
berdoa dan menyanyikan lagu
nasional Indonesia
Sebelum memulai pembelajaran guru bersama siswa selalu berdoa dan sebelum jam pulang menyanyikan lagu Nasional.(
Pembiasaan ) 4 Guru tidak diskriminasi antar siswa
Guru sangat perhatian pada siswa dan tidak pilih kasih
5 Guru tidak pernah memberi ancaman dan kekerasan berupa hukuman fisik
atau non fisik
Tidak pernah
6 Guru mengajarkan siswa untuk bersikap peduli terhadap orang lain
Lewat nada dan lagu guru mengajarkan sikap peduli pada orang lain.
7 Guru mengajarkan siswa untuk
berbicara sopan kepada orang lain
Guru membiasakan siswa untuk berbicara sopan kepada temannya 8 Guru memiliki kedekatan dengan
siswa dan bisa menjadi teman untuk
siswa
Guru terbiasa berdialog dengan siswa.
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan bertanya
Dalam proses pembelajaran dan diluar kelas guru tidak melarang siswa untuk berpendapat dan bertanya.